You are on page 1of 7

MACAM MACAM SISTEM GOLONGAN DARAH

MANUSIA
A. Sistem golongan darah yang dikenal pada abad ini untuk
pertama kalinya Dr. Karl Lansteiner pada tahun 1900
mengumumkana bahwa darah manusia dapat dibagi menjadi 4
macam golongan yakni A,B,O, dan AB. Golongan darah ini
merupakan dasar pokok terlaksananya transfusi darah.
Penemuan golongan darah diatas dilandasi oleh 2 macam
faktor yang ditemukan oleh karl lansteiner :
1. Faktor yang ditemukan pada permukaan luar sel darah
merah manusia yang disebut dengan ANTIGEN, yakni
merupakan faktor yang menentukan golongan darah
manusia.
2. Faktor zat anti (antibody) yang terdapat dalam
plasma/serum, faktor ini merupakan zat yang dapat
menghancurkan antigen, bilamana dicampurkan dengan
antigen yang merupakan lawannya antibody golongan darah
ini bersifat alamiah (natural) yang berada dalam tubuh tanpa
mengalamai rangsangan dari luar.
B. Sistem pemeriksaan golongan darah dapat dibagi menjadi 2
metode yaitu :
1. Metode Slide Test
- Siapkan slide test yang akan digunakan
- Teteskan sel darah merah yang akan diperiksa pada slide
test di tiga bagian kemudian tambahkan reagen antisera
pada masing-masing tetesan darah dengan
1 tetes Anti A pada tetesan darah pertama
1 tetes Anti B pada tetesan darah kedua
1 tetes Anti D pada tetesan darah ketiga untuk
mengetahui rhesusnya
- Aduk perlahan dengan menggunakan spatula agar darah
tercampur dengan reagen antiseranya
- Goyangkan slide test secara perlahan dan lihat reaksinya

Contoh Interpretasi Hasil


N

Anti

Anti B

Anti D

Gol.

Rhesus

O
1
2
3
4

A
+
+

+
+

+
+
-

Darah
A
B
O
AB

Positif
Positif
Negatif
Negatif

2. Metode Tuba Fast / Metode Tabung


Dengan pemeriksaan cell typing dan serum typing
Cara kerja
- alat dan bahan
- centrifuge
- labu semprot
- pipet pasteur
- tabung reaksi
- sel darah merah
- Nacl 0.9 %
- reagen anti sera
- reagen Ery. A, B, O
Cara kerja :
a. Pisahkan sel darah merah dengan serumnya dengan
menggunakan centrifuge 2 mnt 3000 rpm
b. Cuci sel darah merah yang sudah dipisahkan serumnya
dengan Nacl sebanyak 3x dengan cara masukkan sel
darah merah secukupnya ke dalam tabung reaksi
kemudian tambahkan Nacl 0.9% ke dalam tabung sampai
volume tabung hampir penuh, putar 3000 rpm + 2 mnt.
Pada centrifuge, setelah pemutaran buang supernatanya,
ulangi pencucian sampai 3x
c. Buat suspensi cell
10 % = 1 tetes sel darah merah yang sudah dicuci
ditambah 9 tetes Nacl
40 % = 2 tetes sel darah merah ditambah 3 tetes Nacl
d. Siapkan 6 buah tabung reaksi
e. Teteskan masing-masing 1 tetes suspensi sell 10% pada
tabung 1 dan 2 kemudian tambahkan 1 tetes anti A pada
tabung 1 dan anti B
f. Teteskan 1 tetes suspensi sell 40% pada tabung 3 untuk
pemeriksaan rhesusnya dengan penambahan 1 tetes anti
D
g. Untuk tabung 4,5, dan 6 masukkan masing-masing 1 tetes
serum yang akan di periksa kemudian ditambahkan Ery B,
Ery A dan Ery O pada masing-masing tabung
h. Kocok tabung secara perlahan agar homogen
i. Putar dengan menggunakan centrifuge 3000 Rpm
j. Selama 15 detik

k. Baca hasilnya
INTERPRETASI SYSTEM GOLONGAN DARAH A, B, O
RHESUS
N

Gol.

Darah

1
2
3
4

A
B
O
AB

Back Typing
Anti Anti Rh/An
A
+
+

B
+
+

ti D
+
+
-

Serum Typing
Ery
Ery
Ery
B
+
+
-

A
+
+
-

O
-

C. Prinsip Pembuatan Ery A, B dan O


Pembuatan Ery A, B, O
Alat dan bahan
1. Centrifuge
2. Labu semprot
3. Pipet Pasteur
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung
6. Sel darah merah dan salive 0.9%

Cara kerja
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi, masing-masing di isi
dengan sel darah merak pekat. Golongan A, B, dan O.
2. Tambahkan saline 0.9% sampai tabung
3. Kocok-kocok dengan pipet Pasteur hingga tercampur
4. Putar ketiga tabung ke dalam centrifuge dengan
kecepatan 3000 Rpm 2 menit
5. Buang supernatan dengan menggunakan pipet Pasteur
6. Ulangi point 2 4 sampai 3x
7. Buat suspensi 10% = 1 tetes cell darah merah yang sudah
di cuci ditambah dengan 9 tetes Nacl 0.9%
8. Ery siap pakai untuk pemeriksaan serum typing

UJI COCOK SERASI ( CROSS MATCH )


1. Tujuan
- Untuk mengetahui ada tidak adanya anti bodyyang melawan
darah pasien terhadap darah donor
- Untuk mencegah reaksi transfusi
- Untuk mengetahui apakah plasma donor beraksi dengan sel
darah merah pasien
2. Prinsip
- Mayor cross matching
Isinya yaitu 2 tetes serum Os ditambah dengan 1 tetes
suspensi sel donor 5%
- Minor cross matching
Isinya yaitu 2 tetes serum donor ditambah dengan 1 tetes
suspensi sel Os 5%
3. Alat Dan Bahan
Alat-alat :
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Water bath/incubator
d. Pipet Pasteur
e. Labu semprot
f. Centrifuge
g. Mikroskop
h. Etiket/label
i. Tissue
j. slide
Bahan :
a. Antisera (Anti A, Anti B, dan Anti D)
b. NaCl 0.9 %
c. Bovine albumine 22 %

d. Coombs serum
e. Coombs control cell (ccc)
4. Cara Kerja
1) Periksa golongan darah pasien
2) Cari darah yang sesuai dengan darah pasien dan donornya,
baik golongan darah A,B,O dan RH nya
3) Pisahkan antara sel dengan serumnya baik darah pasien
maupun donornya dengan cara diputar dengan centrifuge
pada kecepatan 300rpm selama 1 menit
4) Cuci sel darah merah pasien menggunakan NaCl 0.9%
sebanyak 3 kali dengan centrifuge pada kecepatan 3000rpm
selama 1 menit
5) Buat suspensi sel 5% baik donor ataupun pasien dengan
cara 1 tetes sel darah merah pekat ditambahkan dengan 19
tetes NaCl 0.9%
Ada beberapa macam suspensi :
- 5% (untuk teknik crossmatching) : 11 tetes sel darah
merah pekat ditambahkan dengan 19 tetes NaCl 0.9%
- 10% (untuk teknik pemeriksaaan golongan darah) : 1
tetes sel darah merah pekat ditambahkan dengan 9 tetes
NaCl 0.9%
- 40% (untuk pemeriksaan golongan darah rhesus) : 2 tetes
sel darah merah pekat ditambahkan dengan 3 tetes NaCl
0.9%
Fase I : (Fase Medium Saline)
Fase I tujuannya untuk mendeteksi AB yang bersifat Igm (Natural)
a. Siapkan 2 tabung yaitu tabung 1 (mayor) dan tabung 2 (minor)
b. Masukkan ke dalam tabung yaitu :
Tabung 1 : 2 tetes serum OS ditambahkan dengan 1 tetes
suspensi sel donor
Tabung 2 : 2 tetes serum donor ditambahkandengan 1 tetes
suspensi sel OS 5%
c. Kedua tabung dikocok-kocok supaya tercampur baik
d. Putar keduanya 3000 rpm selama 15 detik
e. Baca : adakah reaksi hemolisis (Compatible)
adakah reaksi aglutinasi (Incopatible)

Fase II (Fase Inkubasi 370C)


Fase II tujuannya untuk mendeteksi AB yang bersifat IgG pada
saat inkubasi 15 menit dengan penambahan bovine albumin.
Bila pada fase I kedua tabung negative (hemolisa) maka
dilanjutkan langkah sebagai berikut :
a. Tambahkan masing-masing tabung 2 tetes vouvine albumin
22% dimana fungsi albumin yaitu untuk menekan zat potensial
dengan menguraikan ion-ion positif dan negatif sehingga AG
dan AB lebih cepat meningkat untuk memudahkan proses
b.
c.
d.
e.

sensititasi (aglutinasi)
Kocok kocok
Inkubasi pada suhu 370c selama 15 menit
Putar 3000 rpm 15 detik
Baca : adakah reaksi hemolisis (Compatible)
adakah reaksi aglutinasi (Incopatible)

Fase III (Fase Antiglobulin)


Fase III tujuannya untuk mendeteksi AB yang bersifat IgG pada
Fase II yang disensitisasi oleh antibody yang bersifat irregular.
Bila kedua tabung pada fase II negatif, dilanjutkan langkah
sebagai berikut :
a. Cuci sel darah merah pada kedua tabung sebanyak 3 kali
dengan saline (pada centrifuge selama 2 menit 3000 rpm)
b. Pada saat pencucian terakhir buanglah supernatan dengan
cara cepat agar semua supernatan terbuang dan yang tersisa
hanya sel yang menempel di dinding.
c. Tambahlah tabung 1 dan 2 dengan 2 tetes commb serum
(antiglobulin) yang berfungsi sebagai jembatan coatednya AB
yang satu dengan yang lainnya.
d. Kocok perlahan hingga homogeny
e. Putar 300 rpm 15 detik
f. Baca : adakah reaksi hemolisis (Compatible)
adakah reaksi aglutinasi (Incopatible)
hasil :
Compatible : bila semua tabung dari fase I sampai 3 hasilnya
negatif (hemolisa)
Incompatible : bila salah satu dari fase tersebut positif
(aglutinasi)

INTERPRETASI HASIL CROSS MATCHING


N
o
1
2
3
4

Mayor

Minor

AC

+
-

Darah keluar
Ganti darah donor
Ganti darah donor atau

sesuaikan
Lakukan direct comb test

Kesimpulan

pada OS
Untuk mengetahui pemeriksaan yang dilakukan valid atau tidak
maka dilakukan uji menggunakan coombs control cell yaitu :
- Teteskan 1 tetes CCC pada kedua tabung
- Putar 3000 rpm 15 detik
- Baca hasilnya :
Bila terjadi aglutinasi berarti pemeriksaan yang dilakukan
benar/valid
Hasilnya juga dapat dilihat secara mikroskopis
Bila hasilnya terjadi aglutinasi berarti pemeriksaan yang
dilakukan tidak benar / invalid.
- Jika direct coombs test OS positif
Hasil positif pada cross match minor berasal dari auto
antibodi
- Jika derajat postif pada minor = derajat positif pada DTC
darah boleh diambil
Keterangan :
1. Hasil positif pada cross match mayor
- periksa sekali lagi golongan darah Os apakah sudah sama
dengan donor
- artinya ada irregular anti bodi pada serum Os
- harus dilakukan screening dan identifikasi anti body pada
sserum OS
2. Hasil positif pada cross match minor Ac = Negatif
- artinya ada irregular anti body pada serum donor
- solusi : ganti dengan darah donor yang lain
3. Hasil positif pada cross minor Ac = positif
- artinya pada Auto anti body pada serum Os
- bandingkan : positif pada minor dan AC jika sama ----darah keluar . jika positif minor lebih besar dari AC
Ganti donor.

You might also like