You are on page 1of 18
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI KEGIATAN DALAMIT DAN IT FORENSIC Nama + Eko Sulistio Nem : 1211390 Jorusn : Sistem Informasi Jakarta 2015 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATAPENGANTAR DAFTAR ISI AUDIT IT 11 Pengertian Audit IT 1.2. Sejarah Singkat IT 13. Jenis Audit IT 14, Metodologi Audit IT 15 Manfaat Audit IT 1.6 Terminologi Audit IT IT FORENSIC 2.1 Pengertian IT Forensic 2.2 Tujuam dan Fokus Forensic Komputer 2.3. Manfaat Forensic Komputer KEJAHATAN KOMPUTER 3.1 Cyberlaw 3.2 Intemal Crime 3.3 Extemal Crime CONTOH KASUS KESMPULAN Halaman it iit 14 15 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas bericah rahmat petunjuk dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini Adapun Makalah ini disusun untuk dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedomen bagi pembaca Dengan segala kerendahan hati, saya sanget menyadari bahwa masih banyak kkekurangen dalam penyusunan Makalah ini, Oleh karena itu saya mohon maaf atas kekurangan tersebut, Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempumaan Makalah ini Akhir harapan saya adalah semoga Makalah ini dapat bermanfaat, bagi saya pribadi dan juga para pembaca Akhir kata Wassallammualaikum Ws. Wb Bekasi, April 2015 1. AUDIT IT 1. Pengertian Audit IT Secara umum Audit IT adaeh suatu proses Kontrol pengujian terhadap infrastruktur teknologi informasi dimane berhubungan dengan masalah audit finansial dan audit intemal. Audit IT lebih dikenal dengan istilah EDP Auditing (Electronic Data Processing), biasanya digunakan untuk menguraikan dua jenis aktifitas yang berkeitan dengan komputer. Penggunaan istilah lainnya adalah untuk menjelaskan pemanfaatan Komputer oleh auditor untuk melaksanakan beberapa pekerjaan audit yang tidak dapat dilakukan secara manual Audit IT sendiri merupaian gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain Traditional Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, mu Komputer, dan Behavioral Science Audit IT bertujuan untuk meninjau dan mengevaluasi faktor-faktor ketersediaan (availability), kerahasiaan (confidentiality), dan keutuhan (integrity) dari sistem informasi organisasi 12. Sejarah Singkat Audit IT Audit IT yang pada awalnya lebih dikenal sebagai EDP Audit (Electronic Data Processing) telah mengelami perkembangan yang pesat. Perkembangan Audit IT ini didorong oleh kemajuan teknologi dalam sistem keuangan, meningkatnya kebutuhan akan kontrol IT, dan pengaruh dari komputer itu sendiri untuk menyelesaikan tugas-tugas penting Pemanfaatan teknologi komputer ke dalam sistem keuangen telah mengubah cara kerja sistem keuangan, yaitu dalam penyimpanan data, pengambilan Kembali data dan pengendalian Sistem keuangan pertama yang menggunakan teknologi komputer muncul pertama kali tahun 1954. Selama periode 1954 sampai dengan 1960-an profesi audit masih menggunakan komputer. Pada pertengehan 1960-an terjadi perubahan pada mesin komputer, dari mainframe menjadi komputer yang lebih kecil dan murah, Pada tahun 1968, American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) ikut mendukung pengembangan EDP auditing. Sckitar periode ini pula para auditor bersama-sama mendirikan Electronic Data Processing Auditors Association (EDPAA), Tujuan lembaga ini adalah untuk membuat suatu tuntunan, prosedur, dan standar bagi audit EDP. Pada tahun 1977, edisi pertama Control Objectives diluncurkan. Publikasi ini kemudian dikenal sebagai Control Objectives for Information and Related Technology (CobiT). Tahun 1994, EDPAA mengubah namanya menjadi Information System Audit (ISACA). Selama periode ahir 1960-an sampai saat ini teknologi TI telah berubah dengan cepat dari mikrokomputer dan jaringan ke intemet, Pada akhimya perubahan-perubahan tersebut ikut pula menentukan perubahan pada audit IT. 13. 1 14. Jenis Andit IT Sistem dan Aplikasi Audit yang berfungsi untuk memerikea apakah sistem dan aplikasi sesuai dengan kebutuhan orgenisasi, berdayaguna, dan memiliki kontrol yang cukup baik untuk menjamin keabsahan, kehandalan, tepat waktu, dan keamanan pada input, proses, output pada semua tingkat kegiatan sistem Fasilitas Pemrosesan Informasi Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah fasilitas pemrosesan terkendali untuk menjamin ketepatan wektu, ketelitian, dan pemrosesan aplikasi yang efisien dalam keadaan normal dan buruk, Pengembangan Sistem Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakeh sistem yang dikembangkan mencakup kebutuhan obyektif orgenisasi Arsitektur Perusahaan dan Mangjemen TI Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah mangjemen TI dapat mengembangkan struktur organisasi dan prosedur yang menjamin kontrol dan lingicungan yang berdaya guna untuk pemrosesan informasi. Client/Server, Telekomunikasi, Intranet, dan Ekstranet Suatu audit yang berfungsi untuk memeriksa apakeh kontrol-kontrol berfungsi pada client, server, dan jaringan yang menghubungkan client dan server. Metodologi Audit IT Dalam praktiknya, tahapan-tahapan dalam audit IT tidak berbeda dengan audit pada umumnya, sebagai berikut 1. Tahapan Perencanaan, Sebagai suatu pendahuluan mutlak perlu dilakuken agar auditor mengenal benar obyek yang akan diperiksa sehingga menghasilkan suatu program audit yang didesain sedemikian rupa ager pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien. 2. Mengidentifikasikan reiko dan kendali Untuk memastikan bahwa qualified resource sudah dimilili, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik 3. Mengevaluasi kendali dan mengumpulkan bukti-bukti Melalui berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi, dan review dokumentasi 4, Mendokumentasikan. Mengumpullcan temuan-temuan dan mengidentifikasikan dengan audit 5. Menyusun laporan. Mencakup tujuan pemeriksaan, sifat, dan kedalaman pemeriksaan yang dilalcukan Beberapa Alasan Dilakukannya Audit IT 1, Kerugian akibat kehilangan data 2. Kesalahan dalam pengambilan keputusan 3. Resiko kebocoran data 4. Penyalahgunaan komputer 5. Kerugian akibat kesalahan proses perhitungan 6. Tingginya nilai investasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer. 15. Manfaat Audit IT A Manfaat pada saat Implementasi (Pre-Implementation Review) I Institusi dapat mengetahui apaicah sistem yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan ataupun memenuhi acceptance criteria 2. Mengetahui apakeh pemalcai telah siap menggunakan sistem tersebut 3. Mengetahui apakeh outcome sesuai dengan harapan mangjemen B. Manfaat setelah sistem live (Post-Implementation Review) 1 Institusi mendapat masukan atas risiko-risiko yang masih yang masih ada dan saran untuk penanganannya 2. Masukan-masukan tersebut dimasulkan dalam agenda penyempumaan sistem, perencanaan strategis, dan anggaran pada periode berikutnya 3. Bahan untuk perencanaan strategis dan rencana anggaran di masa mendatang 4, Memberikan reasonable assurance bahwa sistem informasi telah sesuai dengan kkebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan 5. Membantu memastiken bahwa jejale pemeriksaan (audit trail) telah diaktifican dan dapat digunakan oleh manajemen, auditor maupun pihak lain yang berwewenang melakcukan pemeriksaan 6. Membantu dalam penilaian apakeh initial proposed values telah terealisasi dan saran tindale lanjutnya 16. Terminologi Audit IT A.Bukti digital (digital evidence) adalah informasi yang didapat dalam bentuk atau format digital, contohnya e-mail. B Empat elemen kunci forensik dalam teknologi informasi, antara lain 1, Identifikasi dari bukti digital. Merupakan tahapan paling awal forensik dalam teknologi informasi. Pada tehapan ini dilakukan identifikasi dimana bubti itu berada, dimana bukti itu disimpan dan bagaimana penyimpanannya untuk mempemudah tehapan selanjutnya 2. Penyimpanan bukti digital. Termasuk tahapan yang paling kritis dalam forensik. Bukti digital dapat saja hilang Karena penyimpanannya yang kurang baik 3. Analisa bukti digital Pengambilan, pemrosesan, dan interpretasi dari bukti digital merupakan bagian penting dalam analisa bukti digital 4. Presentasi bukti digital Proses persidangan dimana bukti digital alan diuji dengan kasus yang ada Presentasi disini berupa penunjukkan bubti digital yang berhubungan dengan kkasus yang disidangkan 2. 1T FORENSIC 2.1. Pengertian IT Forensic IT Forensic adalah penggunaan sekumpulan prosedur untuk melakukean pengujian secara menyeluruh suatu sistem komputer dengan mempergunakan software atau tools untuk memelihara mengamanken dan menganalisa barang bukti digital dari suatu tindaken Ksiminal yang telah diproses secara elektronik dan disimpan di media komputer. Dimana pada intinya forensik komputer adalah "suatu rangkaian metodologi yang terdiri dari teknik dan prosedur untuk mengumpulkan bukti-bukti berbasis entitas maupun piranti digital agar dapat dipergunakan secara sah sebagai alat bukti di pengadilan" Beberapa definisi IT Forensics 1, Definisi sederhana yaitu penggunaan sekumpulan prosedur untuk melaiukan pengujian secara menyeluruh suatu sistem komputer dengan mempergunakan software dan tool untuk memelihara barang bukti tindakan kriminal. 2. Menurut Noblett, yaitu berperan untuk mengambil, menjaga, mengembalikan, dan menyajikan data yang telah diproses secara elektronik dan disimpan di media komputer. 3. Menurut Judd Robin, yaitu penerapan secara sedethana dari penyidiken komputer dan teknik analisisnya untuk menentukan bukti-bukti hulum yang mungkin. 2.2, Tajuan dan Fokus Forensic Komputer Selaras dengan definisinya, secara prinsip ada tujuan utama dari aktivitas forensik Komputer, yaitw 1, Untuk membantu memulihkan .menganalisa dan mempresentasikan materi/entitas berbasis digital atau clektronik sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan sebagai alat bukti yang sah dipengadilan. 2. Untuk mendukung proses identifikasi alat bukti dalam waktu yang relatif cepat, agar dapat diperhitungkan perliraan potensi dampak yang ditimbulkan akibat perilaleu jehat yang dilalcukan oleh kriminal tethadap korbannya, sekaligus mengungkapkan alasan dan motivitasi tindakan tersebut sambil menceri pihak-pihak terkait yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan perbuatan tidak menyenangkan dimaksud. Adapun acivitas forensic komputer biasanya dilakcuken dalam dua konteks utama 1, Pertama adalah konteks terkait dengan pengumpulan dan penyimpanan data berisi seluruh rekaman detail mengenai aktivitas rutin yang dilaksanakan oleh organisasi atau perusahaan tertentu yang melibatkan teknologi informasi dan komunilkasi. 2. Kedua adalah pengumpulan data yang ditujukan kdhusus dalam konteks adanya suatu tindakan kejahatan berbasis tekmologi. Sementara itu fokus data yang dikumpulkan dapat diketegoriken menjadi 3 domain utama, yaitu 1, Active Data yaitu, informasi terbuka yang dapat dilihat oleh siapa saja, terutama data, program, maupun fle yang dikendalilcan oleh sistem operasi 2. Archival Data yaitu, informasi yang telah menjadi arsip schingga telah disimpan sebagai backup dalam berbagai bentuk alat penyimpan seperti hardisk ekstemal, CD ROM, backup tape, DVD, dan lain-lain 3. Latent Data yaitu, informasi yang membutuhkkan alat khusus untuk mendapatkannya kkarena sifainya yang Kkhusus Contoh - telah dihapus, ditimpa data lain, rusak (corrupted file), dan lain-lain 2.3. Manfaat Forensic Komputer Manfaat dari forensic komputer adalah 1, Organisasi atau perusahaan dapat selalu siap dan tanggap seandainya ada tuntutan bukum yang melanda dirinya, terutama dalam mempersiapkan bukti-bukti pendulung yang dibutubkan. 2. Seandainya terjadi peristiwa kejahatan yang membutuhkan investigasi lebih lanjut, dampak gangguan terhadap operasional organisasi atau perusahaan dapat diminimalisir 3. Membantu orgenisasi atau perusahaan dalam melakukan mitigasi resiko teknologi informasi yang dimilikinya 4, Para ksiminal atau pelaku kejahatan akan berpikir dua kali sebelum menjalankan aksi kejehatannya terhadap organisasi atau perusahaan tertentu yang memiliki kkapabilitas forensik komputer. 3. KEJAHATAN KOMPUTER Berbeda dengan di dunia nyata, kejahatan di dunia komputer dan intemet variasinya begitu banyak, dan cenderung dipandang dari segi jenis dan kompleksitasnya meningkat secara eksponensial. Secara prinsip, kejahatan di dunia komputer dibagi menjadi tiga, vyaitu: 1 Aktivitas dimana komputer atau piranti digital dipergunakan sebagai alat bantu untuk melakcukan tindakan kriminal Aktivitas dimana komputer atau piranti digital dijadiken target dari kejahatan itu sendini. Aktivitas dimana pada saat yang bersamaan komputer atau piranti digital dijadikan alat untuk melakuken kejahatan terhadap target yang merupakan komputer atau piranti digital juga ‘Agar tidak salah pengertian, perlu diperhatikan behwa istilah "komputer" yang dipergunaken dalam konteks forensik komputer mengandung makna yang luas, yaitu piranti digital yang dapat dipergunakan untuk mengolah data dan melakukan perhitungan secara elektronil, yang merupakan suatu sistem yang terdisi dari piranti keras (hardware), piranti lunak (software), piranti datalinformasi (infoware), dan piranti sumber daya manusia (brainwere) Beberapa contoh kejahatan yang dimeksud dan erat kaitannya dengan kegiatan forensic komputer: 1 Pencurian kata kunci atau "password" untuk mendapatkan hak akses. 10 2. Penyadapan jalur komunikasi digital yang berisi percakapan antara dua atau beberapa pihale terkait 3. Penyelundupan file-file berisi virus ke dalam sistem korban dengan beraneka macam tujuan 4, Penyelenggaraan transaksi pomografi anak maupun hel-hal terlarang lainnya seperti perjudian, pemerasan, penyalahgunaan wewenang, pengancaman, dll. 5. Hacking, adalah melatuken akses terhadap sistem komputer tanpa izin atau dengan malwan hukum sehingga dapat menembus sistem pengamanan komputer yang dapat mengancam berbagai kepentingan. 6. Pembajakan yang berkaitan dengan hak mili intelektual, hak cipta, dan hak paten. 3.1, Cyberlaw Cyberlaw adalah hukum yang digunaken didunia maya (cyber space) yang umumnya diasosiasikan dengan intemet, Cyberlaw merupakan aspek hukum yang ruang lingupnya meliputi suatu aspek yang berhubungen dengan orang atau subyek hukum yang menggunaken dan memanfaatkan teknologi intemet yang dimulai pada saat online dan memasuki dunia cyber atau duni maya Cyberlaw sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law. Cyberlaw akan memainkan peranannya dalam dunia masa depan, karena nyaris tidale ada lagi segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh keajaiban teknologi Cyber law erat Iekatnya dengan dunia kejehaten Hal ini juga didukung oleh globalisasi. Zaman terus berubah-ubah dan manusia mengikuti perubahan zaman itu. Perubahan itu diikuti oleh dampak positif dan dampak negatif. 3.2. Internal Crime Kelompok kejzhatan komputer ini terjadi secara intemal dan dilakukan oleh orang dalam “Insider”. Contoh modus operandi yang dilalmukan oleh “Insider” adalah: 1, Manipulasi transaksi input dan mengubah data (baik mengurang atau menambeh) Mengubah transaksi (transaksi yang direkayasa). 3. Menghapus transaksi input (transaksi yang ada dikurangi dari yang sebenamnya) 4, Memasukkan transakcsi tambahan. n 5. Mengubeh transaksi penyesuaian (rekayasa laporan yang seolah-olah benat) 6. Memodifikasi software/termasuk pula hardware 3.3. External Crime Kelompok kejahatan komputer ini terjadi secara ekstemal dan dilalcukan oleh orang luar yang biasanya dibantu oleh orang dalam untuk melancarkan aksinya. Contoh kejahatan yang target utamanya adalah jaringan komputer atau divais yaitu 1, Malware (malicious software/code) Malware (berasal dari singkatan kata malicious dan software) adalah perangkat Iunake yang diciptakan untuk menyusup atau merusak sistem komputer, server atau jaringan Komputer tanpa izin (informed consent) dari pemilik. Istilah ini adalah istilah umum yang dipakai oleh pakar komputer untuk mengartikan berbagai macam perangkat lunak atau kode perangkat lunak yang menggenggu atau mengusik. 2. Denial-of-service (DOS) attacks Denial of service attack atau serangan DoS adalah jenis serangan terhadap sebuah Komputer atau server di dalam jaringan intemet dengan cara menghebiskan sumber (resource) yang dimiliki oleh komputer tersebut sampai komputer tersebut tidak dapat menjalanken fungsinya dengan benar sehingga secara tidal langsung mencegah pengguna lain untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang tersebut. 3. Computer viruses Virus komputer merupakan program komputer yang dapat menggandaken atau menyelin dirinya sendiri dan menyebar dengan cara menyisipkan salinan dirinya ke dalam program atan dokumen lain. Virus mumi hanya dapat menyebar dari sebuah komputer ke komputer lainnya (dalam sebuah bentuk kode yang bisa diekselusi) ketika inangnya diambil ke komputer target. 4. Cyber stalking (Pencurian dunia maya) Cyberstalking adalah penggunaan intemet atau alat elektronik lainnya untuk menghina atau melecehkcan seseorang, sekelompok orang, atau organisasi 5. Penipuan dan pencurian identitas Pencurian identitas adalah menggunaken identitas orang lain seperti KTP, SIM, atau paspor untuk kepentingan pribadinya, dan biasanya digunakan untuk tujuan penipuan Umumnya penipuan ini berhubungan dengan Intemet, namun sering huga terjadi di kkehidupan sehari-hari 6. Phishing Scam Dalam securiti komputer, phising (Indonesia pengelabuan) adalah suatu bentuk penipuan yang diciriken dengan percobaan untuk mendapatkan informasi peka, seperti kata sandi dan kartu kredit, dengan menyamar sebagai orang atau bisnis yang terpercaya dalam sebuah komunikasi clektronik resmi, seperti surat elektronike atau pesan instan Istilah phishing dalam bahasa Inggris berasal dai kata fishing (memancing), dalam hal ini berarti memancing informasi keuangan dan kata sandi pengguna 7. Perang informasi (Information warfare) Perang Informasi adalah penggunaan dan pengelolaan informasi dalam mengejar Keunggulan kompetitif atas lawan. perang Informasi dapat melibatkan pengumpulan informasi takdis, jaminan bahwa informasi sendiri adalah sah, penyebaran propaganda atau disinformasi untuk menurunken moral musuh dan masyarakat, merusak kualitas yang menentang kekuatan informasi dan penolakan peluang pengumpulan-informasi untuk menentang Keluatan Informasi perang berhubungan erat dengan perang psikologis Menurut Darrel Menthe, dalam hukum intemasional, dikenal tiga jenis yuridikasi, yeitu 1. Yurisdiksi untuk menetaplcan undang-undang (the jurisdiction to prescribe), 2. Yurisdiksi untuk penegakan hulcum (the jurisdiction to enforce), dan 3. Yurisdiksi untuk menuntut (the jurisdiction to adjudicate) a Subjective temitoriality. Menekankan bahwa keberlakuan fhukum ditentukan berdasakan tempat perbuatan dilakukan dan penyelesaian tindak pidananya dilalcukan di negaralain bb. Objective territoriality. Menyatakan bahwa hukum yang berlaku adalah hukum di mana akibat utama perbuatan itu terjadi dan memberikan dampak yang sangat merugiken bagi negara yang bersangkutan 1B ¢. Nationality) Menentukan bahwa negara mempunyai yurisdiksi untuk menentukan dbulcum berdasarkan kewarganegaraan pelaka 4, Passive nationality: Menekankan yurisdiksi berdasarkan kewarganegaraan korban ¢, Protective principle: Menyatakan berlakunya hulkum didasarkan atas keinginan negara untuk menlindungin kepentingan negara dari kejahatan yang dilakukan di luar wilayehaya, yang umumnya digunakan apabila korban adalah negara atau pemerintah. Perkembangan teknologi informasi pada umumnya dan tekmologi intemet pada Kbususnya telah mempengaruhi dan setidal-tidaknya memiliki keterkaitan yang signifiken dengan instrumen hukum positif nasional 1, Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut Keterkaitan UU Perlindungan Konsumen dengan Hukum Cyber adalah Batasan/ Pengertian (Pasal 1 Angka 1) Hak konsumen (pasal 4 Hurufh) Kewajiban konsumen (Pasal 5 Huruf b) Hak pelaku usaha (Pasal 6 hurufb) Kewajiban pelaku usaha (Pasal 7 huruf ab, d, ¢) Perbuatan pelaku usaha yang dilarang (Pasal 11) Pasal 17 Klausula baku (Pasal 1 Angka 10, Pasal 18) Tanggung Jawab pelaku usaha (Pasal 20) Beban pembuktian (Pasal 22) Penyelesaian sengketa (Pasal 45) Pasal 46 Y Sanksi (Pasal 63) C4 RRR RK KS 2. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkatian Hukum Perdata Materil dan Formil dengan Hukum Cyber adalah: Y — Syarat-syarat sahnya perjanjian (Pasal 1320) Y Perbuatan melawen hukum (Pasal 1365) Y Beban pembuktian (Pasal 1865) Y Tentang akibat suatu perjanjian (Pasal 1338) 4 v v v Alat-alat bukti (Pasal 1866) Alat bukti tulisan (Pasal 1867, Pasal 1868, Pasal 1869, Pasal 1870, Pasal 1871, Pasal 1872, Pasal 1873, Pasal 1874, Pasal 1874 a Pasal 1875, Pasall876, Pasal 1877, Pasal 1878, Pasal 1879, Pasal 1980, Pasal 1881, Pasal 1882, Pasel 1883, Pasal 1884, Pasal 1885, Pasal 1886, Pasal 1887, Pasal 1888, Pasal 1889, Pasal 1890, Pasal 1891, Pasal 1892, Pasal 1893, Pasal 1894), ‘Tentang pembuktian saksi-saksi (Pasal 1902, Pasal 1905, Pasal 1906) 3. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan Kitab Undang-Undang Hulum Pidana dengan Hukum Cyber adalah ro aS << KKK RK RRR KK Tentang Pencurian (Pasal 362) Tentang pemerasan dan pengancaman (Pasal 369, Pasal 372) Tentang perbuatan curang (Pasal 386, Pasal 392) ‘Tentang pelanggaran ketertiban umum (Pasal 506) Pasal 382 bis Pasal 383 Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan UU No. 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi dengan Hukum Cyber adalah: Batasan/ Pengertian telekomunikasi (Pasal 1 Angka 1, 4, 15) Larangan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat dalam bidang telekomunikasi (Pasal 10) Hak yang sama untuk menggunakan jaringan telekomunikasi (Pasal 14) Kewejiban penyelenggara telekomunikasi (Pasal 17) Pasal 18 Ayat (1) dan Ayat (2) Pasal 19 Pasal 21 Pasal 22 Penyelenggaraan telekomunikasi (Pasal 29) Perangkat telekomunikasi (Pasal 32 Ayat (1)) Pengamanan telekomunikasi (Pasal 38) Pasal 40 Pasal 41 15 Y Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat (2) Y Pasal 43 5. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan UU No. 10 Tahun 1998 Jo. UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan dengan Hukum Cyber adalah: Y Usaha Bank (Pasal 6 huruf e, £ g) Y Privacy (Pasal 40) 6. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran dengan Hukum Cyber adalah: Y Batasan/Pengertian (Pasal | Angka 1, Pasal 1 Angkca 2) Fungsi & Arah (Pasal 4, Pasal 5) Isi siaran (Pasal 36) Arsip Siaran (Pasal 45) Siaran Iklan (Pasal 46) Y Sensor Isi siaran (Pasal 47) v v v v 7. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merk dengan Hukum Cyber adalah Y Batasan Merek (Pasal 1) Ruang Lingkup Hak (Pasal 3) Indikasi Geografis (Pasal 56) Pemeriksaan Substantif (Pasal 18 Ayat (2), Pasal 52) Jangka Waktu Perlindungan (Pasal 28, Pasal 35 Ayat (1), Pasal 56 Ayat (7)) Y Administrasi Pendaftaran (Pasal 7 Ayat (1) v v v v 8. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan Undang-Undang Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dengan Hulum Cyber adalah Y Definisi Monopoli (Pasal 1 Ayat 1) Persaingan useha tidale sehat (Pasal 1 Angka 6) Posisi dominan (Pasal 25) Alat bukti (Pasal 42) v v v Y Perjanjian yang berkaitan dengan HAKI (Pasal 50 Huruf b) 16 9. Subjek, materi muatan, dan pasal yang menyangkut keterkaitan UU No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia dengan Hukum Cyber adalah Y Batasan/ Pengertian (Pasal 1 Angka 6) Y Tugas Bank Indonesia (Pasal 8) CONTOH KASUS Kasus Mustika Ratu adalah Kasus cybercrime pertama di Indonesia yang disidangken Belum usai perdebatan pakar mengenai perlu tidaknya cyberlaw di Indonesia, tibatiba di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mulai disidangkan kasus cybercrime. Pelakunya, menggungakan domain name mustikaratu.com untuk kepentingan PT. Mustika Berto, pemegang merek kosmetik Sai Ayu. Jaksa mendekwa pakcai undang-undang apa? Tjandra Sugiono yang tidak sempat mengenyam hotel prodeo karena tidak “diundang” penyidik dan jaksa penuntut umum, pada kamis (2/8) duduke di kursi pesakitan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Tjandra didakwa telak melatcukan perbuatan menipu atau mengelirukan orang banyak untuk kepentingan perusahaannya sendiri Kasus ini berawal dengan didaftarkennya nama domain name mustikaratucom di Amerika dengan menggunaken Network Solution Inc (NSI) pada Oktober 1999 oleh mantan general Manager International Marketing PT. Martina Berto ini Alamat yang dipakai untuk mendaftarkan domain name tersebut adalah Jalan Cisadane 3 Pav. Jakarta Pusat, JA. 10330. Alibat penggunaan domain name mustikaratu.com tersebut, PT. Mustika Ratu tidale dapat melakukcan sebagian transaksi dengan calon mitra usaha yang berada di luar negeri Pasalnya, mereka tidak dapat menemukan informasi mengenai Mustika Ratu di website tersebut, Mereka kebingungan ketika menemukan website mustikaratu.com yang isinya justru menampilkan produk-produk Belia dari Sari Ayu, yang notabene adaleh pesaing dari Mustika Ratu untuk produle kosmetik: ‘Tjandra Sugiono didakwa dengan Pasal 382 bis KUHP mengenai perbuatan curang (bedrog) dalam perdagangan, yang ancaman hukumannya 1 tahun 4 bulan. Selain itu, jaksa juga memakai Undang-undang No. 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Menurut jaksa, perbuatan terdakwa telah melanggar Pasal "7 19 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehet Pasal ini melarang pelaku usaha untuk menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melaicukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkuten atau menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku useha pesaingnya untuk tidak melakuukan ubungan useha dengan pelaku useha pesaingnya itu. “Dia (Tjandra, Red) memakeai nama mustikaratu.com. Jadi PT. Mustika Ratu merasa namanya dipakai orang lain dan dia melaporian ke penyidik, maka jadilah perkaranya di pengadilan,” komentar Suhardi yang ‘menjadi Jaksa Penuntut Umum untulk perkara ini KESIMPULAN: Sadar atau tidale apapun yang kita lakukan di dunia maya terkadang dapat menimbulkkan hhal-hal yang tidac kita inginkan, misalkan saja kita dikenakan pasal kejehatan komputer kkarena kita terlalu asyik dengan fantasi kita dengan media komputer tersebut. Maka dari itu scharusnya kita dapat memikirkan lagi lebih jauh dan dampake apa yang dapat kita peroleh nantinya. Apakah itu positif ataupun negatif yang dapa dihasilken. Dan kita harus bertindale menjadi manusia yang dewasa untuk bertindale agar lebih bijak menggunakan duniamaya Sumber http //juna-charlton blogspot. com/p/blog-page html 18

You might also like