Enam
Rehumanize
Aku berpikir maka aku ada
“Project Onncee... ke semuanya...”
“Pagject officer ke serouanya... copy”
“HES been a month of hard work, scat, panic, stres, rages.
ut. Hove you all. You've done such a rice job.”
“Thank you” 7
“Ane minta maafnih, kalo Ane sering maraf+marah, makasih
udah nyediain kuping buat gue. I love you all. So much...
‘muaasbhh.. Thank you. Abis beresberes kita semua makan
‘makaaaaan, Tolong diooking restorannya.”
“Projet Officer et...” Gentameletabkan HT (handy talkin.
Genta paling suka saat begin, duduk seniirian ditemani
rokoknya, melat ke sekeliingnya, memainkan name tag yang
dia putarputar, alu melempamya ke udara dan menangkapnya.
Melihat parti -partis mula dicopot, spandak mula iturunkan,
styrofoam mula diberesin, lat orangorang berseliweran di
depannys, klien yang menyalaminya dan tersenyur puas.
136
“Tove when all the plans come tegdhe.”Sepert bas, sabi
‘ersenyum sendiran Genta mengeluarkan Kalimat yang bisa
ipa Flanibal Smith, pentolan The A Team bit semua rencana
snembelak penjehat berakhir sukses.
Genta mash duduk sendsan di panggung lama pameran
homputer gedergedean yang dia dan Ent Organizer jalan
“Ta.. selamet yee.” tibatiba tepukan di punggungnya
takin Genta kaget
“Eh, elo man. Yo, Jek. Sama-sama, ini bukan kerjaan gue
dean, top Keraan iit bareng bareng, thank you man. Seka,
Tag kta ukses” Genta langsing memelaktemannya, mem-
terkan tepukan & pungagungya
Finan, salah satu dari empat pemlik EO ita duduk di
‘panggung tama bareng Genta
aa eae ean eee
“Yoi..nggak yng ya, Ta. Paha woraaya ie psi
Danget”
“Lokal yang pestis, Guerggak pernah.”
“You. Zo emang gla. Gue kira pertamanya nggak ada: yang
sau itt parmeran komputer pakai nuansa Jungle Adventre
el Gana fie nd le kaya gt”
“Yah, ide sh datang aj kalo fo lagi bengong,Intinya kan
sebenamya kalo orang paka! Komputer, dia tah lagi bertualang
ke mana aja, ena lagi ke Internet au lag neriainsesuati.
Dia tuh lagi bertualang, mencoba menciptakan sestata yang
baru, yang lain send.”
“Seria rit yang duly bertabsubidateng ke elo sekarang
‘dah nggok punya at lagi”
“Bnak aja Seruanya mash ada isin,” Gena menunjok
dadanya
“Senmsaya ngeak shan ang malah nambab kaya otkgur”
sambung Genta.
Ebook by : CLUSTER j;,“Jadi fo slain serius dong nanggapin kek, Ta?”
“Buikan soa! sertus atau nggak seri, Kalo kita bisa meng-
anggap ket itu bukan suatu serangan, tapi saran, kita past
akan tambah aki,
“Maksudnya?™
“Jangan pemah menganggap kik itu sualu proses kemundur-
‘an alan serangan, Kalo Jo dikritik, buat cetak birs di pikiran fo
Kalo kritk ita adalah pengorbanan dar seseorang yang mungkian
telah mengorbankan rasa nggok enakaya sama kia, entah sebagai
seorang teman atau rekan Kerja, sematamata untuk apa...
‘hanya untuk membuat dit kta lebth bak. It aa.”
Firman (erdiam sejenak, merenung, Firman melihat ke
sekelilingnya lag
“Tapi kenapa bisa hutan, Ta?”
“Biar unik aja, berani mikir nggak biasa.”
Bopikir out ofthe bx, Firman memati sends
“Wooy Tarzan gilaa, thank you, ya,” tbaiba Genta teak
ke salah satu teman yang selama pameran bergantungan ke ran
kemaribawa-bawa kibor komputer di antara pohion pobon buatan.
Sang Tarzan tefsenyum dan mengacungkan jempolnya ke
Genta dari kejauban,
“Loemang bodoh ya, Ta. Pakai Tarzan gelantungan segala.”
kata Firman tertawa geli
“Tarzan enggak makan aya. Ayam teman Tarzan,” Genta
rmenirukan dialognya Benyamin S dalam film Tarzan Kota,
“Hahaha,” mereka berdua tertawa bareng,
Beberapa orang lewat di depan mereks sambil membawa
kkandang besar bersi macan tutu. Firman gelengegeleng, mem-
ppethatikan teman di sebelahnya ini.
“Klien gimana, Ta?” suara Firman pelan dan serus, dengan
telap terus memandang Iurus ke depan.
‘Genta hanya mengacungkan jempolaya ke arah Firman.
138
Pas takjub semuanya ys, Ta?”
Genta mengsnguk
‘singing dean aa spa Mant”
Ada gathering i Puncak outing, arn dua kegilanleunch-
ing. Minggmingge depan kta hanya ada empatacra
Tambu lagi sat. tap air Agus”
“Hash? Zo dapat dart mana lagi” Firman berterak senang,
“Tad wal pentane ada yang naan aera
persis kayak gin tpi Bandung.
“Nggak ada yang nolak, Te
Genta menggeleng
“Sponsor?” Firman mash rag
“Nggak ada yang nolak!”
Haga?”
Ides, apt nant paling kita nambah sepuluh persen aja
at transpor. Mereka set.”
Orang ela.” Fiman menggeleng tetaa senang sab
smenonjok babu Genta
Ta. gimana bisa sh?”
“Apaan?”
“Fey sera La yakin banget bakal sukses. Kan wakta per
talent haa east Abin gel mak
Sal bangot kayakna, Kita pik, mana ada yang mau?
Yate aga mg , Tibtba deny datang ja wats
tion center yang masth sfbuk membereskan sesuata yang ajalb—
sesuatu yang baru aja mereka lakukan,
139“Berani keluar d
lari zona nyaman fo, hadapi semua
‘da di depan Jo" lanjut Genta, =
Firman diam lagi. Pikirannya ke mana-mana,
mana-mana, merenungkan
katakata sahabatnya yang udah dia kenal semenjakkulah, yang
‘da sendiri mengakut kalo Genta it enggak pemah nyerah, brant
mendobrak
semuanya, beran! dik, berani nggak mapan.
Genta masth bengong sendir, kangen sama Ian, Aral, Zafran,
spalagi Riani.
“Eh Ta, gerombolan Voltas gga ijk? Ke mana aa mereka?
Kangen gue sama tementemen aja Ja” Peranyaan Firman
‘yang nyambung sama bengongnya Genta bikin dla kaget.
‘Gu juga lag kangen sama mereks. Kan gue wdah pernah
-ngomong ke elo kalo kita lagi nggak keternuan. Sebentar lagi
juga Keer.”
‘Sekarangtangal 6 Agus ka? Gena bestnya ke rman
“Eh Man, mingguminggu depan gue mau pergi, jadi lo
fork Teg putt hocantopn aes
? 2 gue balik, bara kta sigpin yang di Bandung”
“Mau ke mana To, Ta?" cornu %
“Gue ada urusan penting. Gantian dong gue
gue pengen refiesh-
ing bentar. Kewajban gue bikin what todo amma check list ttep
{eselesain, Tap selanjutnya lo gantin gue bentar ya, please”
‘Oke Bos. Dari tanggal berapa fo pergi?” Firman meng-
angguk sambil mengacungkan jempolnya
“Dati tanggal 14 Agustus.”
Sckarang C Agustus, berart besok gue harus SMS mereka semua
‘iar siapsiap, Genta berkata senditi dalam hatinya.
“Hieh bengong, ayo beranghat! Udah beres nih, tinggal
rmakan-makan kita.” Ee
“Oh jya, mart Kita kemon,” Genta jadi 80's
140
ati Genta gembira sckali malam itu. Acaranyasukses berat
asian mulai melangkabkan kaknya.
‘Mereka melangkah mendaki jalan setapak
“ich, diiirn orangnya,jngan bengong”
“Oh iya lap.” lan mash bengong.
‘Mere ters manga samba erp keras, lan memie.
an Happy Selma hing keningnye berkert, Zafran melakukan
282
hal yang sama, siapa lagi yang dipihirin kalo bukan Dinda, Bet:
clusters mendaki dai mendali, barang bawaan tras semaki
Lertambah bert, kaki seperdigantungs pemberat. Setengah
bukit tingg! it telah mereka lalui, napas kembaliterengah-engah,
sarveatu dada mereka tampal ik tarun.
“Fi, fu fuk” Atar mapas sata
“Capek juga ya, le”
Iya makanya ongan cepetcepet, Santa ja”
“Gila. berat juga mencast cinta”
“Supe. Nau, Wooy!
yore?
Jan dan Zaranrefleks menengok ke baw, melihat Genta
yang memanggilmanggil mereka. Genta, Avil, Rint, dan
binda metambaikan tangas. Keempatnya baru mul mend
“Apa, Ta?”
Sampal eter datas but ya" Gentabertrak antag.
lis pax Zaffan menengok ke bawah, tersenyum dan meng:
seungkan jempol. “Haishat ya, Ta”
“Ha. a 1 a the Yay Ta” suara Tan dan Zafran
snelemah seperti waliman kehabisan bateral.
‘Di mala Zafraa, lukian indah Avinda tbetba Iumer cat
sirnya, bergant jadi waitaberbikini ngereng i stiker hadi
TTS berulskan "menan‘kejujuran”. Lau Arinda berubah jadi
faulis kalender pompa air yang biasanya pake bikin! arma
torak, berpose di depan motor dengan bulu ketek yang Iupa
sdeukwr.
Dalam bayangan Tan, Happy Salma tbatba berubah
wenjadi bencong taman lawang dengan betis gede, tras jad
Mpok Noi, tus jad paranormal wanita menor di tabloid hants,
tn jadi Kaunbing pake bedak, jadi bebek, jadi kucng, jadi
283mangga, jadi nanas, jadi Mpok Au... Ya Allah towlowng.
‘Keduanya terduduk lemas saat ta jugs, meliat iba ke bawab
“Uda jauh banget lag,” kata mereka sammbil beratapan.
‘Keempat teman lain yang masth ci bawab terbengo
bbengong melihat mereka berdua.
“Kenapa tuh berdua? Kecapekan?”
‘Arial, Ruan, dan Dinda sling berpandangan dan terseryum
“Tibet tawa ketiganya meledak keras skal... “Habaa...”
“Bodoh.”
“Bego, hakaha.”
“Bodoh, kagak sekolah
“Ancur”
“Kenapa sh?”
‘Genta yang mast bingung ikut tertawa kecil melhat tes
temannya teriawa gembira sekali. Air mata Arial dan
sampai keluar, babu Dinda berguncang,
“Woy kenapa?”
‘Asial mash tetawa, coba member tahu Genta.
“Hahaha... gara-gara lo panggil, mereka berdua nengok
‘bawah kan? Padabal kalo mau keinginanaya tereapai kan
boleh nengok ke bawah... hahaha...”
“HAHAHA...” tawa Genta meledak keras sekali
{a terduduk lemas dl pinggiran jalan setapal
“Gue.. gue. enggak sengaja. Sumpal! Hahaha... ancu.
(Gu emang man manggil mereka berdua, sumpah nggak sega
Tan dan Zafran ci ketnggian methatkeempa teman me
di bawah sedang terpingkal-pingkal. Tak kuasa, keduanya,
tersenyum dan tertawa keras, menestawai kebodohan me
sends
“Hahaha... mana udah jah lagi ya., le. Mau ngulang,
‘udah capek”
284 .
*Lo aja hahaha..gue mah nggak mau”
“Bego lo, Yan. hahaha.”
“Lo juga. hahaa”
“Wool bego, gue nggak sengaja. Pengen manggil aj.
hahaha...” Genta jadi geli sends
“Resell!” Ian dan Zafranteriakteriak dari tas,
‘Mereka meneruskan pendakian. Napas mereka membura
satusatu, melawan tanah tinggi dan beban berat di punggung,
lan dan Zafran sampai paling duluan di puncak bukit.
“Woo! semua! Cepet, cepet” Zafran dan Tan melambaikan
tangan dari pancak bukit
“Wook... cept!”
“"Kenapa sth mereka, Mas ial?” Arinda bestanya eran pada
abangnya.
“Naga tau, biasa... dua mahkluk ita emang kadang kadang,
suka. jab.”
“Teviakanteriakan it terdengar lag. Kal ii makin jelas
arena jarak mereka makin dekat.
“Cepet!! Cepet, keren ni!”
‘Rian mendongak ke alas. Bayangan lan dan Zafran tarmpak
rmeloncatloneat di atas bukit.
“Ada apa sh, Ta? Mereka kok excited banget”
“Keren, keren... sumpah keren banget.” Teriakan Jan dan
Zara makin jelas di telinga.
Genta tersenyum penuh arti, tau apa yang dimaksud oleh
eda temannya its,
“Iya sth emang ada sesuatu yang keren di ats sana,” ujar
Genta pela.
‘Arial, Dinda, dan Riani berhenti sebentar-menengok Ke
Genta, Genta menaikkan alisnya, tersenyum’ penuh arti
“Ada apa sih?™
285Genta lagiagi hanya tersenyuim.
Begitu keempat teman tiba, Zafran dan Ian langsung
mengulurkan tangan, membantu Dinda dan Riani yang sudah
ssampai di puncak bukit. Genta dan Arial menyust
“up... ayo sampe juga.”
‘Muka Riani dan Dinda tampak merah menahan lela.
“Fiuh,” Arial dan Genta menginjakkan kaki di puncak bukit
Serva langsung bengong melba pemandangan dl depan,
Keren kan?”
“Svan ya"
“Bolan! Stepa”
“Savanna!”
Stepa! Ya udah savanna dan stepa deh”
Debate dhentikan Dibawah trhampar padang atang
tus sekal, dengan beberapa bult kell meragarnya.
SGilee. gue kayak di Aika” =
“Fuh. Mahamera, Mahammeu.. banyak bangetkeutanny.
[Negak ada yang biasa lag.” Dinda menggeleng gelengkan
kepalanya
“Angin padang yang kencang tbatiba bertiup, membuat
{lang dipedang mclamb lamba bagaikanjtaanrjutan yang,
smenyatuindah. Wakmaseakan berslan pean, sepelan lamba.
Aalang di bawab mereka.
Tinggal ada Tex ja nih sama Raptor... engkap deh”
Padang lang has dan bulstbukit to membuat Ian Jed
ingatfmaya Steven Spielberg, Jurassic Prk, Arial memandang,
te belalany, Rana Kubolo mast eat dart ketingaian, Atal
meliat ke depannya, padang ilalang yang uas masth melamba
lamba tertup angin padang Arial merasa sedang berada dl
dua alam yang berbeda.
286
Riani mengeluarkan hendjeam dan mulai merekam. Avil
mencolek pundak Rian! dan memberkkan tanda ke Riani dengan
Jempolnya, yang artinya “lhat ke belakang”, Ranu Kumbolo
pun terekam dalam ketinggian, Arial mengarahkan babu Riant
‘ke depan, padang ilalang itu pun terekam juga. Rianitersenyum_
ke Arial penuh kagum.
“Yuik...jangan kelamaan isn, kita har ters alan,” Genta
mengomando temantemannya.
“Ok Bos!” ;
“Nab kita lewat mana?”
“Ya turn.”
“Ke mana?”
“tu jalannya...”
“Kita ngelewatin padang?® mata Zafran berbinarbinat.
“Atau, kita bisa Jewat sana...” Genta menunjuk ke sebelah
‘i jalan setapak, Pinggiran bukit terlinat memuta Di pinggiran
puadang, beberapa pendaki terlhat sedang melewat jalan ita,
“Apa bedanya lewat pinggir bukit sama lewat padang?”
“Sama aje sh.”
“Levat padang!” semuanya tibatiba teak.
“api mana jolan setapaknya?™
“es, elas.”
Jalan setapak ec erat jlas dari ketinggan, sepert sebuah
sarismembelah padang huas dan bermuara ke hutandiseberang-
nya yang menyerupai tembok hidup, menyambut jalan it.
‘Gila, Indonesia punya Abtka kecil”
“Ada Trex nggak, Ta?”
“Ada Raptor.” kata Genta tersenyum,
“Ada Trex tapi doyannya Teletubbies ditecain, Krupuknya
banyak, Karetnya dus, nggok pedes.”
‘Arial membuat gerakan seperti mau memakan lan,
287“Viahaha..”
“Yok.”
Rombongan ita menuruni joan setapak yang mengukit
Dulititu. Mereka seperti memasuki dunia ain Kala uba cl swal
{jan setapale yang membelah padang lalang,
“Gilee...gue di slam lan.”
Zatran melhatsekelingaya, merasa sepers berada di antara
benangbenang ilalang raksasa setingg: pingzang. Mereka
smenehisurjolansetapak yang membelah padang, Leher mereka
torus berputar menikmati penandangan sitar. Dari alas mereka
nip enam tik kal berjalan bersingan di antara keindahan
lam Mahameru, membelah semesta dengan segalakeindshan
“Mahameru kembali terlihat megah.
“Naw this is something that you didn't see everyday...” Zafran,
berkata ke temantemannya,
Riani, langsung melempar senyum ke arah Zafran.
“Bukan don! Itu berart Serendipity,” Zafran keukeuhsekaligus
ngasal.
“Lagian kan yang nulis ta ya penulisnya, bukan sutradara,
Me"
““Tapi yang paling terkenal di manamana kan sutradarany,
‘gue kan ada bakat terkenal”
“Gile, Keren juga yaa... vokalis sekaligus sutradara, jarang:
jarang ada kayak gita tuh, Wab Keren... ya ah gue mau jadi
sutradara.”
Zafran meneruskan, “Film pertama yang mau gue buat...”
“Film iklan kasur air...” Genta nggak kuat lagi mau nye,
Jan menambabkan, “Film iklan barangbarang fitness yang
bo'ong mula.”
‘Bukan.. film iklan yang buat geden iba tuh...” Genta melirik
se perut Ian
"Arial tersenyuum geli, lala menepuk perut Ian. “ya, yang
produlmya Tan salah pake, harusnya dipake di dada tapi dia
pake di perut, jadi perutnya deh yang tambah gede.”
“FHahaba...”
“Rese...” Tan tersenyum bego.
‘Zafran menatap seri tementemennys, dan berkata agak
eras, “Sialan a... nggak! Gue mau bikin film judulnya.
“Achilles di Mahamer.”
“Jangan ada yang muntah semuanya!”
‘Mereka tertawa. Tawa mercka terdengar sayup-sayup ter-
bbawa angin padang. Dati atas, canda mereka seolah mengisi
‘eluasan hati padang dalang, mengis keluasan hall mereka yang,
pastinya jaub Tebih luas dari padang dlalang atau tempat apa
pun @i dunia ini, Tanpa terasa, di ujung jalan setapek, hutan
lebat terbentang di depan.
“Fiuh... ada apa lagi di dalam sana? Break!”“Fiub,” Jan berdisi di ahr alan setapsk yang membelah
padang. Lehernya agak mendongak, pohompohon besar bak
sebuah benteng hijau megah. Darl kejauhan, kedalaman hota
seperti menolak sinar matahar! untuk masuk. Dua pohon besar
‘mengapit jalan setapak Sebush gapura ke alam lain, Dinda
‘menengok ke belakang, ke alan setapak yang membelah gurun,
“Kita masuk ke hutan Bang Genta?”
Genta mengangguk petan.
“Ada apa disana, Ta?” Zafran mengeluarkan air mineralnya.
Genta terdiar dan menggeleng, matanya menatsp kosong
‘ke kedalaman hutan, Menyakstkan sikap Genta, semua jadi
rmerasa getir di hat
“Fuh”
Genta mencoba melihat ke jalan setapak padang ilalang,
rmatanya mengarah ke jalur datas bukit. Di kejauhan tampek
bbeberapa pendaki. Mata Genta kembali mengarah ke dalam
Ihutan di depannya... atapannya kosong, Sesaat pandangannya
‘beradu dengan pandangan Arial yang sejak tadi nggak perch
lepas memperhatikan Genta. Arial memberikan pandangen
‘yang seperti pertanyaan.
“Waktu itu di hutan ini, Ta
Genta yang sepertiaya bisa membaca pikiran Arial meng-
angguk pelan, Memang cuma Arial yang baru dicertain Genta.
Sewaktu pertama Kali ke Mahameru, Genta pernah tersesat
sendlirian hampir satu hari penuh i hutan ini karena salah jalur.
‘Di hutan ini sernua jal seperti sama sehingga membuat Genta
bingung hanis melangkah ke mana. Kejadian tadi membuat
ia sedit trauma, ingatannya kembali ke tiga tahun yang lah
Hutan yang mash persis sama Wakm itu, entah kenapa ia
tibatiba merasa sendirian dan teman sependakiannya yang
hhanya berjarak lima meter di depannya, tbatiba menghilang
290
seperti di telan bum. Ia sudah coba berterlak, tapi tak ada
Jjwaban, Hanya desir angin dan gelapnya hutan yang men
Javab teiakannya. Ta coba mengiku! arch matahar, tapi tetap
sa berputanputar karena semuanya hampir sama. Genta ngeak
hubie pki, Reanchan-keanehan yang sering dialamt sesama
pendaki gunang temyataterjadi juga pada dirinya Ia terus men-
ba menglkut jalan selapek dan member tanda kecll pada
{op persimpangan-tetapsaaf berputar dan kembll ke tempat
semula,
Genta mencoba tidak panik, terus berteriak memanggl,
lan wtap berdoa hingge malam datang. Malam it dingin dan
sept selall, suarasuara makhluk malam dan desir angin mem-
‘buat tengkulnyaterus merinidng. Untuk satu malam Genta men-
coba bertahan di hutan yang dingin dan gelap, hanya dengan
sleping bag. Makanan dan airnya yang sudah menipisakhienya
‘bis sehingga ia terpaksa menelan pasta get dan daun-daunan
spina menghilangkan rsa lapar yang mencengkeram perutnya.
DDimalam itu Genta merasakan takut yang amat sangzt, hingga
akhimya di antara gelaprya hutan dan pohonpohon raksasa
Genta ters. Belum perma ia merasakan takut yang amt
sangat sepert alam i.
Genta melhat ke kedalaman hutan. Tenglakayamerinding,
rmengingat kejadian yang pemah dia alami. Hanya Aral yang
sudah tabu, temantemannya-bahkan kedua orang tuanya—
tidak ada yang tahu.
“Ta, ch bengong. Lanjut nggak?” Zafran bertriak, mem-
buyarkan lamunan Genta.
“Oh iya, sor,”
“Kenapa, Ta?” tanya Rian lembut.
“Enggak.” Genta mencoba menepis keraguan teman-
temannya.
291Matanya Kembali beradu dengan pandangan Arial yang
langsung menggeleng, yang arinya Genta tangkap sebagai
“jangan diceritain sekarang, Ta”.
Oh yakitalanjut.” Matanya mash tak lepas menatap Arial
‘Avia! tersenyam, senyum yang membuat Genta sepert
tersadar
“Yu ita lant.
“Lo i depan ya, Ta”
‘Avial menepuk babu Genta, sembil erbis li, sangat
lsh, “Di antara kita sermua,nggok ada yang udah ngabsn 24
jam ei utan ini sendrian kecual la”
Genta tersenyum bec
Okita masuk hutan, Interval jarak kta masingsmasing
Jangan sampal eb dart dua mater ya, jangan ada yang bengongs
jangan ada yang sombong, sgt. eka lag angan ada yang
‘bengong. Pokoknya ngobrol aja tentang apa aja.”
“Nyanyi batch?”
Genta tersenyum mendengar pertanyaan Zalran. “Bole,
tapi jangan keras eras”
‘Iya kan di hutaa lindung ada nenck shi yang ters ben
tanya ‘i mana anak, dé mana ana.”
Tan menirdkan nenek shir yang ska ada luton lind
dalam flim Boneka Si Unyi
“Eh, jangan bercanda yang enggskenggak dl gunung”
Rani menepok pundak fan, “Ta, Yan.
“Tampang Genta tampa serius melkat Tan. Tan lang
chem, Ichemya mendongak ke lang, batinnya berucap
Maap ya.
‘Sebelum berjalan, Genta melihat lagi ke Arial yang
rmenanggapinya dengan mengangkat aya, Teun
rmenyentih Keningnya berslang ung.
292 -
‘ha, ape yang gu tautin kalo gue bilang bisa, gue past isa,
Genta berkata dalam hati
“Yuk. mart ita kemon, ue di depan, abisitu Rian, Dinda,
Jan, Zan, dan teraldir Rambo. oke?”
“Sip! Aval memberikan senyum mantapnya ke Genta
yang seit membuat semangat dalam dit Genta,
“Yuk berangat™
“Tnget..jangen bengong,jangan sombong interval masing.
srasing dua meter, jangan lebih,” Genta kemball mengingatkan,
«hlanutkan dengan mengayun melangkah tanpa menengok ke
belakang lag
‘ian seit eritapan dengan Zatfan. Mata Rin mem-
berikan lirikan dan tolehan yang menunjuk ke Genta, yang
cttangkap sebagai "kenapa dia?”
“Iya, nggak basanyn.”javab Zafran pend dan pean.
Rombongan itt memasuki hulan yang mulsi menggeap,
sinar mataari seeps slang sepertt enggan menembus dedaunan
lebat. Genta terus berjalan di depan, terus mencoba fokus ke
jalan setapak dan kompas yang di pegangnya. Sesekali ia me-
nengok ke belakang, melihatapakah temantemangya mash
lengkap. Rian, Dinda, lan, Zafran, Aa. Dicermatinya mereka
herutang lang.
‘Genta torus melangkah melewatl jalan stapak yang semakin
dalam ke butan, semakin dalam, semakin dalam, Genta tercekat
dalam hati, sepertinya ini jalan udah kita levatin tadi? Genta
velat ke belakang lag, era dian ta tarpak sama. Genta
meacobatetapfolauskekompasnya, op uncak arah sana bener
ok, jalan aja ters, jalan terus fokus... fokus.. fokus.
Sama lat jlanny..
Pohonnya sama.
293‘Sama lagi jalannya, Genta merasakan hal yang nggak enak
i hatinya. Ia nggak pedull pada keadaan, mata dan hatinya
hanya percaya ke kompas, sesekali dia menengok ke belakang,
‘menghitung temantemannya.
*Lengkap! Fuh.”
Dia nggak mau sesuatu yang enggak ena, yang periah
dlislaminya menimpa ke temantemannya. Sudab hampir sata
jam Iebih mereka berjaan, Genta menengok ke belakang,
tampak lan dan Zafran bercanda. Muka lelah Riani dan Dinda
tersenyum. Genta menghitung lagi. Rial, Dinda, Ian, Zafran,
‘tial. Rint, Dinda, Tan, Zafran, Arial. Tapi, tiba-tiba ia mem
Dbatin heran, kok Tletubbis bisa ada di belakangnya? Tersenyu
rmanis dengan pipinya yang tembem.
“Alo Boss... asem amat muke f," Ian berujar ke Genta.
Genta tersenyum ke Tan. “Ngopain lo. pindah pindah?
Dilan jangan pindah.”
“Lobilang jangan bengong lo bengong mult das tad, Diem
aja, makanya Ian datang menghibur... hehehe...”
‘Genta menoleh ke belakang, temantemannya tampak ter
senyurm'melihat keduanya. Genta membalas senyum iu
“Iya yah guenya malak bengong,” kata Genta dalam hat.
“Alo... saya lan, marketing Dufan... sekallgus sebuah branded
baru dari Dufan, yaitu gajeh bledug wama ungu yang bisa
‘ngomong, tap bukan Teletubbies. Untuk diketahu,gajah bledug,
‘merupakan salah satu wahana favorit di Duan. Membuat gajah,
Dledug juga gampang, semenjak anak-anak gajah bledug harus
dlirendem dalam minyak tanah supaya melar dan menjadi besar
seperti saya. Lalu, ulaskan sedikit krim pembesar anu pada
‘perutnya dan jadiah gah bled, ‘Tus kenapa waranya ungu?
“Maudah saa, kath jus terong ap pag. Tertark menikmati wahana
‘gah bledug? Datanglah ke Dunia Fantas saya ada penawaran
baru bulan ink... masuk dua bayar satu dengan syarat..”
294
“Apa?” Genta tersenyum nggok bisa menahan tawanya
‘melthattngkah Tan.
“Semuanyaasa.” an melihat ke belakang sebentar. “Hans
nyanyl soundtrack-nya Dufan, tapi pelan-pelan.. kan lagi di
hutan, Oke?"
Tan menatap ke ats, lang cuma terlhat sedikt Karena
‘ertutup dedaunan hutan. Tan berkata dalam hati menatap Ke
‘as sambil memelas, Blek ya? Tan lau tersenyum,
“Mula!” Soundirack Dufan pun terdengat pelan dt antara
kerimbunan hutan.
Nene ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne
Masui dunia fantasi..
ctunia ajaib peru fesona..
dunia sensasi penuh atrakst.
rehreasi untuk beluarga...
‘marilah kita pergi sekeluarga
se dunia fantasi ita... Dunia fantasi kita
Nene ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne ne
Sermua tertawa keci,rombongan ini emang sukamengeksekust
habbal yang nggak mmungkin, Genta mula agak santa sekarang,
hhatinya sedikit bertedub di antara panas otaknya, Mereka terus
mmelangkah. Genta mulai mantap dengan kompasnya, hanya
bbenda ini yang dia percaya, bukan penglihataznya, Soundtrack
‘Dufan terdengar sayup-sayup di antara lebat hutan Mahameru.
295“Bunga Abad...”
eae
“Mana?” Genta berterak girang, btinya berteriak, bunga
edelweiss adalah tanda baba jalan mereka tidak salah dan.
‘mereka sua keliar dact hut.
“Iya... Edelwels.. bener...”
‘Mercka seperti keluar dar sebuah hangar aks, matahar
sore kembal bersinarterang menerangjelansetapak yang ekarang
penuh dengan lalang kei stings haut dan bunga edelwes
(i mana mana.
“Worn.”
“Ede” -
“Jangaa dpets ya." suara erat Arial seperti mengingatian
Siya, naga nggak eipet”
“Satu boleh?”
Semunnya menggeleng walaypun gelengan it nggok nit
‘ena mereka udah ni nggok mau meth.
“Dipersa nani di bawah ya, Ta? tanya Zafran.
Genta mengangguk. ya dipertisa, Tap biasanya di Ram
Kumbolo udah diperisa”
“Tru kalo ethan?”
Ya kayak di manamana, barus bakin lagt ke tempat
metiaya”
“Kalo di sini, diceburin ke Ras Kumbolo.”
oni
Genin dan Avil mengangguk
“Biarpun sudah sampe baw... harus Balkin?”
“Yup”
“Tap banyak juga yang banded. yang katanya pencinta
alam malah pamer panya edebveis, pamer bangga ke semua
orang bisa lewat pemeriksaan edelweis”
296
Genta tersenyum gets. Matanya menatap edelwels yang,
pth bersth bergerombol diterpa hangatnya matahari sore,
“Yuk jalan lagi”
Nar dulu ek” Jan masih sibuk motret edelweis, Rian
sibuk merekam.
“Lo mati kemaleman di sini?”
“Negak”
“Ya udah jalan. Di sepanjang jalan ini semuanya pench
‘bunga edelweis.. percaya deh.”
“Mereka bern lagi antaraalansetapak yang penuh dengan.
dalang dan edelweis. Tak hentrhentinya mereka mengagum!
sekeliing yang penuh bunga edelweis... membuat suasana
taming hangat malahar sore dan puthnya edelweis berpaduindab,
‘Keindaban taman burigt ini membuat Zafran pengen nyany
lagh.
Keulangkahkan kakiku melewati waktn.
Bersama dengan bunga taman hatike..
Yang selalu menemani.. mimpi-mimpi ini.
(Di dalam hati dan dalam jak.
Bagaikan bunga bunga ditaman yang sangatindah..
‘Semverbakwangitercium dalam cinta, kan Rubawa ka terbang ke
‘tas sana berdua Kita raih bulan dam Bintang.
(Rindu, Planet Bun)
‘Zafran tak lepas melihat sosok Dinda di depannya. Ents
enapa sesuatu tibatiba muncul di kepalanya. Sesuatu yang
sangat indah, yang konsekuensinya harus membuat seorang
lakilaki pada achimya harus memutuskan,harus bertanys,harus
‘ilang, apa pun yang terjediharus bilan, seiapIaktaKt ryerang
297‘puny saat saat sepert in..selanjutnya? Belum ada yang tahu
aan ersenyum mantap melial Arnda di depannys tersenyum
rmanissekali mengaggumi bunga edelweis
Béelwsish., atin Zara dalam bass. Zafran jad penyair
Jag)
“Tak terasalangkah mercka semakin berat kelelahan,pelan-
pelan Kembali memasuki rangka dan sendisendi mereka.
‘Keindahan di sektar membuat mereka upa akan kektuatan fis
‘yang semakin menurun, Keindakan memang salah satu yang
dltzwarkan oleh alam pegunungan, tapi bisa juga membunh
pelanpelan Karena manus yang terlalu terpesone akhiraya
‘isa melupakan batasbatas kelemaban tububnys.
‘Mereka terus berjalan dan berjlan, pohon pobon di sekitar
‘mereka tampak berdebu tebal dan menghitam, Jalan setapak
‘mpan hampir berakhir. Di depan mereka telat alan setapak
slat mers,
“Kita rea sin.”
Mereka kini berada di ujung pinggiran bulat, di depan
tampak lembah keeil menganga seperti bekas sung yang tak
berair. Pasir dimanasmana, potongan pohon besa seal dengan
‘akamya yang mash terllbt tercabut paksa dar tana, pohon-
ppohion mati tampak melintang di jurang dalam seperti bekas |
sungaitersebut. Di sebelah ki, agak jauh tampak aliran sungal
{tu berbelok memasuki hutan gelap, dan di atasnya Mahamera
torlihat semakin jlas dengan galiegairpasiraya. Pohonpohon
‘besar tampak bergelayut hampir jah, membuat suasana di
‘bekas ara sungal itu terthat menyeramkan, daun-daun pohon
tampak menghitam dan berdebu. Sepilas semua di situ terlhat
‘anya hitam puth menambah kesan mists dan menyeramkan,
‘Semuanya menark napas panjang, bulu kuduk mereka berdi
“Pempat ini menyeramkan.”
298
dan ngeluarin.
“Th, tempat apa ink?”
*Serem banget..”
“Sumpeh gue minding”
“Kita di. Kalimati”
“DiKalimati, dari sini ita bisa ngerasain Mahameru bergetar
Bolum habis Genta berbicara... Br. hreteek...kreteek.
Avccctek. Brr...hvecteek. Partikel abu keeil bitam tampak meng
‘itam jatu dari Iangit
“Tit. aa_-Tata.” kelima temannya berteriak panik, wajsh
‘mereka tampak memendam ketakutan.
Daun-daun tampak bergoyang, sebagian jatuh.
“Subhanallah...”
Semua merasa sesuatu seperti abu dan batu kecil menimpa
‘wajah dan kepala mereka, Pathe! partel abukeall beradudengan
badan mereka.
“Hiujan... hujan abu?
Genta memefamkan matanya... mengambil kacamata,
“Gentleman wear you glass.
“Hiu.. bu. jan de. de. Bu. Ta?”
“Nga apa apa nih, Ta?”
“In salah satu petualangan di Mahamera kita bisa ngeasain
‘hujan abu, Mahamera mast aktif sampai sekarang, Kita nggak
perah tat.”
‘Semuanya merinding merasakan hujan abu, Sejenak éermua
\erdiam menatap Mahameru yang gagah dengan pasir di mana-
‘mana... sampat sesak memenuhi Kalimat.
“Pantes namanya Kalimati.”
“Kenapa?”
“ya, Kalinya kan udah mati”
299“Nggak ada aims... cama pas”
Genta mencoba menjelaskan pemyataan temantemannya.
“Beful, tapi sebenamya ini bukan kali untuk air, Kalimat
{nj terbentuk Karena alan lahar Mahameru yang duu mele
dan terusturun ke bawah hinge membentuk sepert aliran
surged atau kal”
"Dan sekarang kali mat karena ahamyatelah mengendap
atau menjadi asi." Zafan eoba menyimpulkan.
“Beta”
“Jadi, waktu meletus lahar yang lewat se..se. sebesaraliran
kal ini?”
Genta menganggub "I yang gu ta.”
Semanya melhat dari pings ebing Kalimatl yang tings
sya ekitar lima meter dar dasar Lebar Kalimat i depan mereka
hhampir delapan meter lebih dengan banyak pase di bawahnya,
“Tr kta nyebrang ke sana?” Zafan menunjuk ke tebing
secberang sungai dengan hulan ceriara dan pins yang meng:
hitam berdebu.
Genta mengangguk.
“Levat mana, Ta?”
“Turun ke bawah, ke Kalimati.”
“Uda tempatnya seserem ii, namanya Kalimat lag.”
Semunaya erg methat ke bawah Kal yang penuh dengan
pasir dan ssessa pohon yang mlintang
“Inu. Kalimas..” Sema merineng.
‘Jamlimalei.. amp setengah ena” Geta bere ale.
‘Keadaan di Kalinat mulaimenggelap Sore yangiss dengan
angin gunung yang keras dan hujan abu yang menimpa mereka.
“Jalan ag yuk jangan sepa kemalemsan, Sebelum mala.
fata haus udah & comp”
300
sree
Gu juga nggok mau lama-lama di sini, jangan sampal
emaleman di Kamat.”
Tan merinding lagi melhatsektarnya, snar matahari mull
‘nclomah, langit tampak membirukehitaman menunggu mala,
Ujung Kalimati yang membelok menggelap menembus ke-
dalaman hutan.
‘Sumpah, serem banget, bat Tan.
‘Mereka mulal mentrunitebing Kalimat yang curam hanya
dengan berpegangan pada akar pohon hingga sampai di dasar
Kalimat
*Gile banyak amat merindingnya di sink.”
Zafran melihat ke sekitar, ia seperti berada di alam mists
ci dasar kali dengan tebing a depan dan belakangnya. Fchon-
ppohon besar yang tergeletak mati dengan akar yang masth
beriapan. [a melihat Iebsh lama ke belokan alur sungal yang
mente ke hutan gelap di samping Kriya, Dibuyangkannya
apabila Iahar seperti air bah datang begity saa dan memenuhi
Kalimati, Zafran jadi malas meneruskan imajinasinya,
Semua melihatsekeliing. Dari ketinggian mereka berenam
teaihat keel sekalt seperti berada di dalam pipa alam besar
terbuka. Hitam putih penuh dengan aroma mists. Angin sore
perlahan bertiy
“Kaki gue!” Riani betiba trjtuh. Berat cariemya me-
‘nahan punggungnya atu langstng menghantam dasar Kalimat.
“Rian.
Rani tergeletak di dasar Kalimat
eerie
Rombongan ity pun mengerubungi Rlani
“Kenapa?”
Kali gue ubatiba sakit banget, surapeh. Ya ampun sakit
banget.. Saki”
301“Tenang,buka sepstunya.." Zara cepatmemibuka sepat
“Riani, membuka Kaos kakinys.
‘h.” Semuanya berg. Rian’ sku berg
‘Kal puta tampak membinitam di mana mana, Ura
wat bir tampak menonjol jes, bekarbekas kapalan sepert,
menghitarn.
“Kaki gue kenapa?” Wajabnya mash meringis menahan
salt,
‘Ran nggak:percaya melihatkakinya yang penuh wama
sclep.
“Kebanyakan jalan.”
“Negak apa tok”
“Sali” teriakan Ria terngang pelan di Kalimat
‘Aral mencenghram tlapak Rian dan membengkokkansy
‘ke arah dalam.
*Lursn, Ni. jangan bengkok.”
Ah. ah. ant banget™
“Shih. tenang. Ni.” Arial terus membengkokkan
telapak Riant.
stra dara ml berjalan Inca, tethat dai ska Rani
‘anya membuat badannya sedikit lega.
“Fuh...”
“Tarkan napas panjang lega mereka berenam terdengarjelas
«di dasar Kalimat.
“[stirahat sebentar aja dul.”
“Di sini?” tanya Tan segan.
302
Genta menengg ke kitkanannya. Hatnya ga malas isiraat
«ti dasar Kolimati dengan pemandangan yang mis
itu. Genta menganghat bahunya sedetk.
“Tespaksa.”
FHujan abu turun lal. Rank mast terdudukJemas. Dind
smemajtemijitkakiny.
“Kalki gue jelek banget.. Sumpah!”
‘Rint tersenytm enggan melihat kakinya yang dias bekas
titam dan bira di mana mana, Semua tersenyum melihat Rian!
gata ngatain kakinya send.
“Kita kebanyakan jalan, kurang break”
styayah.. kemarn at Break mu, sekarang gga beret
aya mggod mau ag de ue Tad boenyakram,” war Rin
“Iya, loam Karena eapek banget..nggak bias.”
‘Janganjangan..” Zafrn expat melepas sepatunys
Sin ya ampun.” Knos kaki path Zafan penuh dara,
“th. Juple,lepas.”
sLecet gue”
{Uda dingin yang datang dan menerpa lecetnya membuat
“af mung Ta membuka kaos kakinya plan skal. Zafran
‘nerings menahan saitkala kaos kakinya melewati bekaslecetnya.
“Ya ampun...” Dinda meting.
Lecet Zafrantampak melebar dan mengeluazkan sedikt
sunah dan banyak dara.
“Kok naga terasa ya? Gawat.” Zafran bengong melhat
leoetnya,
303“Betadine, perban, cepet.. cepet.” Genta berteriak agak panik.
Untung fot, Pe.”
“Bisa nggak herasa banjr darah in di kaki gu,” Zafian
ering
Genta bergidik dan mempeshaikan temanemannya sah-
satu, melihat kal Zafran yang berdarah,hatnya merasa benalah.
“Yang nin negok ada yang ane kandi kakinya?”
“uae
“Tapi nanti aja diiat.”
‘Angin sore bertup keneang sek
“Su. wu... mpal di... dingin banget, badan gue kayak
ddmusuktusuk> J
dara menjlang magnb menyapu mereka
“Pe. onggnk papa kan? Malsud gue ngeak pusiog ping?
‘Darah lo banyak yang keluar tub.” Arial memegang bah Zafran,
“Nggak.! nggok papa. bener. Gue cums perl istirshat™
“Kita sens, haus istrahat.”
“Rita nggak langsung ke puncak malam ini kan, Ta?”
“Enggak lab, nggok mungkin. dart pertama rencananya
emang ita ngeconp duke malam ini. agampulin tenaga.?
“Ding ap ih" Ang sgt gn enbal elwa
“Yuk berangkat” Zafian memakal sandalnys, sepatunya
fa gantung di caren,
“Mbak Rian! gimana?” Dinda mash meta ba ke Rian
Udah ok... yuk berangkat..gu juga enggok mau lama:
Jama di sink Tambah lama ambah serem...” jar Rant sabi
relat sells, kedalaman hutan di kejauban makin tidak ter
bat, tersapu gelep
“Oh iya.. Semuanya pegang senter du.”
sated
304
ee
Romongan tu meangkah lag nal ke teblng
smemasu tan cemara yang sudah malas
torus berjalan melewati dalam hutan, keluar melewall
padang ilalang kecil. Malam pun segera datang mi
Mereka teres mendaki masuk ke kedalaman butsa
Treg, Genta menyalakan eenternya... diikuti yang ai
“Fh dah malar”
Gap skal: Poon pohion besar dan cemara
ita, sesekalhujan abu turn, sibuan stat babkan
ribu partkelnya tampa jelas berjatuban terkena lamp
Kegelapan hutan dan mala yang dingin membuat bl
Inxdi.
“Deketdeket aa ya jalannya dan janganada yang beng?
Genta menatap temanrtemannya sates.
“Mereka melewat padang alangyang ecg, pemanda
ani seit mereka sangatgelap membuatsemuanys tela
‘Genta fads ingatkemball kesendirannye di tan.
“Talat Ts.” Tan berkata pelansambil menunjuk ke bt
snare dengan beberapa cahaya keel di depan mereka.
“Arcopod.!" Genta menunjok daera tempt cahaya cay
tea tad muneul
“Kita nge-camp di sana, diantara pohon, nggak terlalu dingin.”
Wajah Genta tampak pucat, ap dingin keluar dari mulutnya,
“Lo cape, Ta?" Arial menstap Genta tajam.
Genta diam aaj. Dia memang mulai merasa Ila skal
tapi dia tahu kei temannya int mengandalkan diaya, da
sggak boleh ménurinkan mental mereka, Untuk sekarang Genta,
adalah pensimpin di rombongan kec! ini dan pada saat ini ia
negak boleh ngelub, nggak boleh ngomong ‘nak ta’, dan -
nggak boleh nggok bisa ngambil keputsan.
305‘Seenggaknya tidak sendirianlah, Zafran berkata dalam
‘Mere terus mendaki dan akhiaya bemapas lege,
lewaii beberapa tenda kecl dengan para pendalt yang b
‘cengkerama mengitar apt unggun, menyambut mereka
anggukan dan senyur.
“Fuh...” semuanya menarik napas lega.
Ketema manusia juga”
Entah Kenapa, birpun nggak ada satu pun yang mes
nal i sit, semmanye seperé kawan yang lama hang
bar ket lag. Ada kebersamaan di su. Salah sta pen
tersenyum menegur Genta
“Baru sampei, Mas?"
“Oh tye, Mas,” jwab Genta
‘Rombongan nalewat dtantaratendatenda dengan be
pendali, kebanyakan bersia muda—memperhatkan
fata per sata, Wajh mereka aga kaget campr slut
rethat Riani dan Dinds—sesuatu yang membuat Rlani
Dinda merasasenang sekalt mala it.
Seorang pendali wala yang sedang merebus ai
ber dan tersenyum ramah sealt ke Rian dan Dinda.
“Baru sampai, Kak?”
“ya? jawab Riani dan Dinda pendek. .
Genta menark napas lega. Matanya menangkap
tanah kosong cukup Iuas yang dari tadi ia cari. Tanah ita
dari cukup untuk ukuran tendanya yang besar.
306
“Fiuh... eter juga tempat buat nge-camp!”
Buk! Genta menurunkan carier-nya, terduduk lemas ke-
Iklahan, entah kenapa epalanya sedis pusing malam it
Malam itu Arcopodo seperti perkampungan kecll para
pendak. Malam yang dingin pun menjadi hangat karena banyak
pendaki yang bereengkerama mondarmandir di antara nyala
‘pi unggun dan pohon cemara. Kekangatan yang tidak biasa
mereka temukan di Ketinggian seperti in. Sesekall mereka
‘mendengar tawa renyzh para penda, Setelah mendistkan tenda
lan membuat api unggun kecil mereka pun makan malar,
*Semua harus makan banyak malam ij kita peri tonage
cdstra. Yang nggak doyan makan tetap harus makan,” perintah
Genta.
Dengan baju Yang berlapis laps, malam itu mereka men-
coba melawan hawa dingin yang Iuar biasa. Untungnya, ke
hangatan tawa dan banyaknya pend di sekitar mereka sedikit
smengurangiterpaan angin dingin.
Ki. W.. tau... dah ting... gba.
“Udah dl bawab lima deat kali ya?"
“Uda di tga bu meter”
Genta mengangauk.
“Makanya udah tipi udaranya, mula susah napas” Zafran
tmenyalakan api unggun dan mengamati sektarnya—hutan
comara di ketinggan ita yang tanpak menbertkan aroma alam
yang lain,
“Kenapa daerah ini namanya Arcopodo, Ta?” tanya Zafan
“Asal Katanya dart bahasa Jawa Arco atau Arca yang artinya
trating, dan podo yang atinya sama ata kembar.
“Maksudnya?”
Sebelum Genta menjavab, lan langsung meayimpuikan,
“Rerarti di sint ada patung atau arca yang kembar atau same.
ener nggak, Ta?”
age Yan”
307Genta tersenyum dan mengangguk.
“Ooo.”
Genta terus menjeaskan, “Di sini, dl Arcopodo, memang
ada dua buah patung stau area Kembar peninggalan kerajaan
Jawa tempo dul”
“Asik. kta bisa ngeliat dong patungaya.” Mata Zafran
berbinarbinar
“Patungnya ada di mana? Mau dong neta.” Kecuali Genta,
yang lain mengedarkan pandangan ke sekitar
Genta tersenyum sedikit.
“Kita naga bakal bisa ngeliat patung i.”
“Yaa... enapa? Udah hilang atau rusak ya?” Kelima teman-
nya tampak kecewa.
“Enggak, mas ada, masih utuh, masth bagus malah,” awa
Genta.
“Trus kenapa nggak bisa dia?” Riani makin penasaran.
“Patung arca it memang ada di sini dari dul, ‘Tap sejale
‘buat, patung itu: memang hanya diperuntukkan bagi mereka,
yang memiliki elebihan: bisa ‘melhat yang orang bisa tidak
Iihat.”Jartfaritangan Genta membentuk tanda kutip pada kata
rmelihat.
“Ob.”
“Tapi beneran kan, kalo ada yang bisa ‘mebbat area embar
itu bisa tampak?” Riani penasaran dan terus bertanya ke Genta.
“Dari yang pernah gue baca tentang Mahameru, memang
‘ada beberapa orang yang pernah melihat patung arca kembar
stu di sin, Tapi dari kesaksian mereka, kadangkadang orang
yang tadinya biasabiasa aja juga bisa melhat kalo mendadak
‘saat itu diber! anugerah untuk it.”
“Ob?
“Menurut mereka yang bisa melihat, sebesar apa patung
area kembar itu?” tanya Zatran.
308
Genta tersenyum, matanya berputar melihat ke sekitar
‘Arcopodo. Daundaun cemara tampak menghitam terbungkus
alam.
“Macammacam. Ada yang bilang sebesar anak kecil, ada
yang bilang segede manusia dewasa, tapi ada juga yang bilang
‘besa sckalisampa telat dari Kalimat. Dan, saking besarya
sla yang perah melinat dari tempat ka ngecamp sekarang
fri, Kita sedang berada di pangluannya”
Port ori keenam anak manusia di rombongan kecil itu
membest, tran napas panjangjelasterdengar.
“Merinding gu” Zaian mengangkat babunya sedetk dan
smengedarkan pandangan ke separ Arcopodo.
“Samal”
‘Rombongan ect in sling memandang stu saa lain, juga
te sitar hut cemara dan langtmalam yang penuh dengan
hhntang. Udara dingin menerpa wajah mereka. Rambutrambut
hel selit beriapan teiup angin malam Arcopodo. Genta
secepatnya mencoba mengalthi cbrolan yang bernuansa miss
tu.
“Rebus ajairyang banyak bantehmanis untuk nara,”
‘Nant malamn memang ada spa?
“Nant malam kta mak. ke Mahamera.”
“Jam berapa”
“Sekarang jam berspa2™
“Jam delapan kurang sepuluh.”
Berar kita harus wah ar sebelua jar serbian. gga
ada yang ngobrolngobrol lagi, semmuanya tidur.”
Xa puny walt istrahat ima jam lebih Kita nan! bangin
Jam sctengah ga dan langwung nai. Kita harus strat supaya
bisa sampai ke puncak.”
309Genta diam sejenak lu meneruskan, “Tinga dalam hing:
an jam kita sampai puncak”
“Nant kta ke puncak bawa back-packKecll aj kan, Ta
tanya Arial
pats
“Tia?” Rian bengong.
“adi take ats cuma baw back pack aja, Ta?”
“Tya, isi aja sama makanan, air, dan PaK, kamera atau |
“handycam.”
“Semua yang lan nggal di tend.”
“Kenapa, Ta?” tanya lan.
“Semuanya begitu, Tinggal di tenda. Dart dulu semua
pena begitu,Terlalu berat ke alas bawa carer, medannya
juga nggak mungkin. Beratnya carr bisa bikin celaka, kecual
ata udah bisa”
“Segitunya, ya”
“Jad semua diinggl dl sini? Di tends, sama tendatenda-
ay
“ya?
“Kalo ada yang ngambil barangbarang kita?” ‘
“Siapa yang berani? Di tempat ini, Mahamers: membuat
repo ada crag aga ern eating”
“Fadi, tracknya nggak seperti sebelumaya?”
“NgaH! Beda banget, nanti malam kita bara bener-bener
smendaki” ‘
“Benerbener mendaki?” lan bengong sendiri sambil me-
natap Kosong, api unggun.
“Yup. Malam ini.” Genta memejamkan mata, sesuati di
hhatinya memberkan suat kemungkinan terburuk yang se
‘menjak awal ngak mau Genta bayangkan. Tap sekarang, ste
310
Ai sin mau nggok mau kemngkinan terburuk it pas ada,
ddan nggak ada yang pereah tau apakah kemungkinan buruk
‘tv akan menimpa mereka, Datapnya langit malam,dikirmnya
lon dari dalam hatinya, “Tonight i the might”
‘Jam sembitan hans dur semua. sty” Genta erkata
tegassambil melihattemanemanny’ satu per sa
an
“Oke Bos!”
“Setlah oa, cum dspin yang bisa bikin Kita selamat di
sink”
Setelah menghabiskan, makasi malam satu per satu, mereka
mull masuk Ke tenda yang hangal. Di dalam tna mercka
tnelepaskan lla, biarpan udarasangat dingin mast terasa
tnenerpanerpa di selasela kehangatan iu. Dari dalam tends,
bayangan apt unggun burem,bunybatang kayu yangterbakar
clan cengkerama para pendak terdengar fas dl soara suara
fngin malam yang berembus kencang.
“Flu, humayan juga bisa slonjoan.”
Zafran merebabln bana, matanyamenghadap ke nding,
parasittenda yang sedis bergoyang tertup angi, bayangan
‘pt unggun kuning Kemerahan hinggap tidak elas ci matey
“Tibatba Zalran mendesis pelan, “Potongenpotongan
Kejalban ha! sua tetinggal dk antaraKelndaban yang tlh
telewati dan menyentu hat ini Piongam ptongen iu ada dt
anu Pane i anu Kumboo, ai idabny padang lang, di
dahnya padang edewes, ds Kalimat, dan sekarang di sink
«ti Arcopodo, Eniah nantinya kan di mana lagi, di setiap
potongan iu trtnggal, di setiap bagian dar hat int akan
aul