You are on page 1of 24

PRESENTASI KASUS

ISCHIALGIA

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti


Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Penyakit Saraf
Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga

Pembimbing:
dr. Ardiansyah, Sp.S
Disusun oleh:
Estianna Khoirunnisa
20090310108
SMF ILMU PENYAKIT SARAF RSUD SALATIGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014

HALAMAN PENGESAHAN
ISCHIALGIA

Disusun oleh:
Estianna Khoirunnisa
20090310108

Disetujui dan disyahkan pada tanggal:


Dosen Pembimbing

(dr. Ardiansyah, Sp.S)

November 2014

BAB I
LAPORAN KASUS

I.

II.

IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. J

Umur

: 51 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Krandon 1/1 Susukan Kab Semarang

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Wiraswasta

Status

: Menikah

No RM

: 14-15-285386

Tanggal Periksa

: 27 Oktober 2014

RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama

: Nyeri pinggang bawah

Keluhan tambahan

: Nyeri pada paha sebelah kanan

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien mengeluh nyeri pada pinggang bawah yang menjalar hingga paha sebelah
kanan sejak 1,5 bulan yang lalu. Nyeri terasa tajam dan berlangsung terus
menerus, semakin lama semakin berat. Skala nyeri 5 dari 10. Nyeri dirasakan
memberat jika pasien melakukan gerakan tertentu pada bagian pinggul seperti
berjalan naik turun tangga. Nyeri berkurang jika dalam posisi istirahat telentang.
Nyeri pada pinggang tidak diikuti rasa kesemutan atau rasa baal. Nyeri tidak
menjalar hingga ujung kaki. Kaki kiri tidak nyeri. Rasa lemah pada tungkai (-).
Riwayat demam sebelumnya (-), riwayat penurunan berat badan (-), riwayat batuk
lama (-), riwayat jatuh terduduk (-), riwayat trauma (-), riwayat jatuh terpeleset
(-). BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Hipertensi (-), DM (-), jantung (-), asma (-). Alergi obat (-), keluhan serupa (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang serupa dengan
pasien.
III.

PEMERIKSAAN FISIK 04 November 2014


Status present :
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

GCS

: E4M6V5 = 15

Tanda vital:
TD

= 140/90 mmHg

= 88 x/menit, isi dan tegangan cukup

RR

= 20 x/menit

Suhu = 36,5 C, aksila


Gizi

: baik

Status generalis :
Kepala
- rambut

: hitam beruban sedikit, lurus, tidak mudah dicabut

- mata

: konjungtiva ananemis , sklera anikterik

- telinga

: liang lapang , serumen -/-

- hidung

: deviasi septum (-), sekret -/-

- mulut

: bibir tidak kering, lidah tidak kotor

Leher
- pembesaran KGB

: tidak membesar

- simetris/tidak

: simetris

- pembesaran tiroid

: tidak membesar

- JVP

: tidak meningkat

Thoraks

Jantung

: I : ictus cordis tidak terlihat


P: ictus cordis tidak teraba
P: batas kanan : Sela iga V garis midclavicula dextra
batas kiri

: Sela iga V garis midclavicula sinistra

batas atas

: Sela iga II garis sternal sinistra

A: Bunyi jantung I II reguler, murmur (-), gallop (-)


Paru

: I : hemithoraks kanan sama dengan kiri


P: fremitus taktil kanan sama dengan kiri
P: sonor
A: vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen
I : datar dan simetris
A : BU (+) normal
P : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
P : tympani
Ekstremitas

IV.

Superior

: akral hangat, oedem -/-, sianosis -/-

Inferior

: akral hangat, oedem -/-, sianosis -/-

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Saraf kranialis

(kanan/kiri)

1. N. olfactorius (N.I)
Daya penciuman hidung

: normosmia/normosmia

2. N.opticus (N.II)
Tajam penglihatan

: 6/6

6/6

Lapang penglihatan

: sama dengan pemeriksa

Tes warna

: tidak buta warna

Fundus oculi

: tidak dilakukan

3. N. Occulomotorius, N.Throchlearis, N.Abducens (N.III-N.IV-N. VI)


Kelopak mata
Ptosis

: -/-

Endophtalmus :

: -/-

Exophtalmus

: -/-

Diameter

: 3mm / 3mm

Bentuk

: bulat / bulat

Isokor/anisokor

: isokor

Posisi

: sentral/ sentral

Pupil

Reflek cahaya langsung

: +/+

Reflek cahaya tak langsung : +/+


Gerakan bola mata
Medial

:+/+

Lateral

:+/+

Superior

:+/+

Inferior

:+/+

Obliqus superior

:+/+

Obliqus inferior

:+/+

Reflek pupil akomodasi

: +/+

Reflek pupil konvergensi

: +/+

4. N. trigeminus (N.V)
Sensibilitas

Raba

Nyeri

Suhu

Ramus oftalmikus

N/N

N/N

N/N

Ramus maksilaris

N/N

N/N

N/N

Ramus mandibularis

N/N

N/N

N/N

Motorik
M.masseter

: baik/baik

M.temporalis

: baik/baik

M.pterigoideus

: baik/baik

Reflek kornea

: +/+

Reflek bersin

: tidak dilakukan

Reflek

5. N. facialis (N.VII)
Inspeksi wajah sewaktu
Diam

: nasolabial fold simetris

Tertawa

: simetris

Meringis

: simetris

Bersiul

: simetris

Menutup mata : simetris


Pasien disuruh untuk
Mengerutkan dahi

: simetris

Menutup mata kuat-kuat

: simetris

Menggembungkan pipi

: simetris

Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah : +/+
6. N. Vestibulo-Cochlearis (N.VIII)
N. Cochlear
Ketajaman pendengaran

: +/+

Tinnitus

: -/-

N. Vestibularis
Test vertigo

: Romberg test -

Nistagmus

: -/-

7. N. Glossopharingeus, N. Vagus (N.IX, N.X)

Suara bindeng / nasal

: (-)

Posisi uvula

: di tengah

Palatum mole

: istirahat
Bersuara

Arcus palatoglossus

: istirahat
Bersuara

Arcus Pharingeus

: istirahat
Bersuara

Reflek batuk

:+

Reflek muntah

:+

Peristaltic usus

: BU (+)

Bradikardi

:-

Takikardi

:-

: simetris
: terangkat
: simetris
: terangkat
: simetris
: terangkat

8. N. accesorius (N.XI)
M. sternocleidomastoideus

: normal/normal

M. trapezius

: normal/normal

9. N. Hypoglossus (N.XII)
Atropi

:-

Fasikulasi

:-

Deviasi

:-

Sistem motorik
Gerak

superior ka / ki

Kekuatan otot

normooaktif / normoaktif
:

fleksor: 5 ekstensor: 5/
fleksor : 5 ekstensor: 5

Tonus :

normotonus / normotonus

Klonus

-/-

Reflek fisiologis

biceps (+/+)
Triceps (+/+)

inferior ka / ki
normoaktif/normoaktif
fleksor:5 ekstensor: 5/
fleksor: 5 ekstensor: 5
normotonus /normotonus
-/Patellla (+/+)
Achiles (+/+)

Reflek patologis

:-Hoffman-tromer -/-

-Babinsky

-/-

-Chaddock

-/-

- Oppenheim

-/-

-Schaefer

-/-

- Gordon

-/-

-Gonda

-/-

- Kaku kuduk

: (-)

- Kernig test

: (-)

- Lasseque test

: (+/-)

- Brudzinsky I

: (-)

- Brudzinsky II

: (-)

- Patrick

: (-)

- Kontrapatrick

: (-)

- Valsava

: (-)

- Nafziger

: (-)

Sensibilitas
Eksteroseptif / rasa permukaan (superior / inferior )
Rasa raba

+/+

Rasa nyeri

+/+

Rasa suhu panas

+/+

Rasa suhu dingin

+/+

Propioseptif / rasa dalam

(superior / inferior )

Rasa sikap

+/+

Rasa getar

tidak dilakukan

Rasa nyeri dalam

+/+

Koordinasi
Tes tunjuk hidung

:+/+

Tes pronasi/supinasi ;

+/+

Susunan saraf otonom


Miksi

: normal

Defekasi

: normal

Salivasi

: normal

Fungsi luhur

V.

Fungsi bahasa

baik

Fungsi orientasi

baik

Fungsi memori

baik

Fungsi emosi

baik

RESUME
Tn.J, berusia 51 thn datang ke RSUD Salatiga dengan keluhan nyeri pada
pinggang bawah yang menjalar hingga paha sebelah kanan sejak 1,5 bulan yang
lalu. Nyeri terasa tajam dan berlangsung terus menerus, semakin lama semakin
berat. Skala nyeri 5 dari 10. Nyeri dirasakan memberat jika pasien melakukan
gerakan tertentu pada bagian pinggul seperti berjalan naik turun tangga. Nyeri
berkurang jika dalam posisi istirahat telentang. Nyeri pada pinggang tidak diikuti
rasa kesemutan atau rasa baal. Nyeri tidak menjalar hingga ujung kaki. Kaki kiri
tidak nyeri. Rasa lemah pada tungkai (-). Riwayat demam sebelumnya (-), riwayat
penurunan berat badan (-), riwayat batuk lama (-), riwayat jatuh terduduk (-),
riwayat trauma (-), riwayat jatuh terpeleset (-). BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Pada pemeriksaan fisik didapati kesadaran Compos mentis,. GCS: E4M6V5 = 15,
keadaan umum tampak sakit sedang
Tanda vital:
TD

= 140/90 mmHg

= 88 x/menit

RR

= 20 x/menit

Suhu = 36,5 C
Gizi

: baik

Pemeriksaan fisik : pada pemeriksaan Laseque (+), Tes lain negatif.


VI.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ro vertebra lumbosacral AP lateral
Kesan: gambaran awal spondyloarthrosis lumbalis dengan penyempitan DIV
L5-S1 dan FIV L4-S1 curiga adanya HNP

10

Tak tampak gambaran spondylolisthesis lumbalis


VII.

PEMERIKSAAN ANJURAN
MRI lumbosacral

VIII. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Low Back Pain
Diagnosis Anatomis : Ischialgia dextra
Diagnosis Radiologis: Spondyloarthrosis lumbalis
IX.

DIAGNOSIS BANDING
-

X.

HNP

PENATALAKSANAAN
-

Omeprazole 1-0-1
Meloxicam 7,5 mg 1-0-1
Myonep 1-0-1
BSA 0-0-1

BAB II

11

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf
perifer yakni N. tibialis dan N. peroneus. N ischiadicus keluar dari foramen
ischiadicus mayor tuberositas anterior 1/3 bawah dan tengah dari SIPS ke bagian
dari tuberositas ischii.
Tengah-tengah antara tuberositas ischii dan trochanter yaitu pada saat n.
ischiadicus keluar dari gluteus maximus berjalan melalui collum femoris.
Sepanjang paha bagian belakang sampai fossa poplitea.
Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :

Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )

Lumbal ( Pinggang Atas )

Lumbal sacral ( Pinggang bawah )

Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )

Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha )

Adapun komponen komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot, ruas,
tulang sendi, bantalan sendi, facet joint. Dan apabila semuanya ini mengalami
gangguan maka sangat berpotensi untuk terkena NPB yang bisa berlanjut menjadi
ishialgia.
Perjalanan Nervus Ischiadicus di mulai dari L4-S3, dan saraf ini memiliki
percabangan antara lain:

N. lateral poplital yang terdapat pada caput fibula


N. Medial popliteal yang terdapat pada fossa polpliteal
N. Tibialis Posterior yang terdapat pada sebelah bawah
N. Suralis/Saphenus yang terdapat pada tendon ascilles
N. Plantaris Yang berada pada telapak kaki
Tulang belakang merupakan bangunan yang kompleks yang dapat dibagi

menjadi 2 bagian. Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra yang dibatasi satu
dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya oleh

12

ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan
terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan
lainnya oleh berbagai ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen
intertranversa dan ligamen flavum. Pada procesus spinosus dan tranversus
melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi kolum vertebra. Seluruh
bangunan kolum vertebra mendapat inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang
sebagian besar keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen intervertebra
dan sebagian dari ramus meningeal yang menginervasi duramater. Diskus
intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun
berbatasan langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut
sensorik.
Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai
kebebasan gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada
gerakan-gerakan antara bagian toraks dan panggul menyebabkan daerah ini dapat
mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain, biarpun tulang-tulang vertebra
dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara
tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan
menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan.
Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering
sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.
N. Ischiadicus mempersarafi:

M. Semitendinosus

M. Semimbranosus

M. Biceps Femoris

M. Adduktor Magnus
N. Peroneus Mempersarafi

M. tibialis anterior

M. ekstensor digitorum longus

M. ekstensor halluci longus

M. digitorum brevis

M. poroneus tertius

13

N. Tibialis mempersarafi

M. gastrocnemius

M. popliteus

M. soleus

M. plantaris

M. tibialis posterior

M. fleksor digitorum longus

M. fleksor hallucis longus

B. ISCHIALGIA
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4S2. Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan
menjalar menurut perjalanan nervus ischiadicus cum nervus peroneus dan nervus
tibialis harus dicurigai sebagai manifestasiischiadicus primer atau entrapment
neuritis dengan tempat jebakan di daerah sacroiliaka.
Ischialgia yang dirasakan bertolah dari vertebra lumbosacralis atau daerah
paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang
ikut menyusun nervus ischiadicus.Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului
dengan Low Back pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan
nyeri, pegal, linu atau terasa tidak enak di daerah pinggang, pantat yang factor
pencetusnya oleh berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas seperti salah posisi,
kuman sampai penyebab yang tidak jelas seperti stress. NPB dapat di
klasifikasikan menjadi Traumatik maupun Non traumatic dengan atau tanpa
kelainan neurologis primer atau sekunder, dengan atau tanpa kelainan neurologis
akut ataupun kronik.
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai
perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa
sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang
dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan
terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada saraf motorik
dan sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf tepi

14

dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebut Neuritis. Neuritis di
tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau terkena
patologic di sekitarnya.
Adapun penyebab-penyebab dari ischialgia adalah:
1.

Entrapment Radiculitis/ Radiculitis

2.

Entrapment Neuritis :

3.

a)

Neuritis primer

b)

Terjebak disekitar bursa m. Piriformis

Entrapment Neuritis yang terjebak di sekitar:


a)

Tuber Ischi

b)

Artikulatio koksae.

c)

Spondylosis

Diawali dengan proses degeneratif yang ditandai dengan menurunnya


sistem metabolik atau sirkulasi darah atau adanya faktor traumatik yang berulangulang . Akibatnya terjadi kerusakan (disorders) pada discus intervertebralis.
Elastisitasnya menurun diikuti berkurangnya cairan sendi dan penurunan sistem
difusi di Cartilago akan mengalami kerusakan yang pada akhirnya akan
berkurang. Inter space antar diskus semakin kecil yang berakibat mikro trauma
pada kedua fascies corpus vertebra . keadaan akan diikuti proliferasi jaringan
tulang baru yang akan berubah menjadi proses osifikasi dan calsifikasi tulang
yang pada akhirnya membentuk osteofit.
Dalam analisa klinis LBP yang berlanjut menjadi Ischialgia jika timbul
secara tiba- tiba ini akan dikaitkan dengan Neoplasma. Tapi apabila mempunyai
hubungan dengan trauma, maka secara simplisik data itu di asosiasikan dengan
HNP ( Hernia Nucleus Pulposus ). HNP merupakan keluarnya nukleus pulposus
ke korpus vertebrae di atas atau di bawahnya, dan bisa juga langsung keluar dari
nukleus pulposus ke dalam korpus vertebrae. Robekan circumferentia dan radial
pada anulus fibrosis discus intervertebralis yang kemudian disusul oleh nyeri
sepanjang tungkai yang dikenal sebagai ischialgia. Secara etiologi Ischialgia dapat
dibagi menjadi 3 perwujudan yaitu :
1.

Ischialgia sebagai perwujudan neuritis ischiadicus primer

15

Ischialgia ini dapat disembuhkan dengan menggunakan NSAID


(non-steroid anti inflammatory drugs). Gejala utama neuritis Ischiadikus
primer adalah adanya nyeri yang dirasakan berasal dari daerah antara
sacrum dan sendi panggul, tepatnya pada foramen infrapiriforme atau
incisura ishiadika dan menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadikus dan
lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis. Neuritis
ischiadikus primer timbul akut, sub akut dan tidak berhubungan dengan
nyeri punggung bawah kronik. Ischialgia ini sering berhubungan dengan
diabetes meilitus (DM), masuk angin, flu, sakit kerongkongan dan nyeri
pada persendian. Neuritis ischiadikus dapat diketahui dengan adanya nyeri
tekan positif pada n. Ischiadikus, m. tibialis anterior dan m. peroneus
longus.
2.

Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radiculitis


Ischialgia ini dapat terjadi karena nucleus pulposus yang jebol ke

dalam kanalis vertebralis (HNP), osteofit, herpes zoster (peradangan) atau


karena adanya tumor pada kanalis vertebralis. Pada kasus ini pasien akan
meraskan nyeri hebat, dimulai dari daerah lumbosakral menjalar menurut
perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n. peroneus communis dan
n. tibialis.
Data-data yang dapat diperoleh untuk mengetahui adanya Ischialgia
radikulopati, antara lain : (1) Nyeri punggung bawah (low back pain), (2)
Adanya peningkatan tekanan didalam ruang arachnoidal, seperti : batuk,
bersin dan mengejan, (3) Faktor trauma, (4) lordosis lumbosakral
mendatar, (5) Adanya

keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS)

lumbosakral, (6) Nyeri tekan pada lamina L4, L5 dan S1, (7) Tes laseque
selalu positif.
3.

Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis


Ini terjadi karena dalam perjalanan menuju tepi n. Ischiadikus

terperangkap dalam proses patologik di berbagai jaringan dan bangunan


yang dilewatinya. Jaringan dan bangunan itu yang membuat n. Ischiadikus
terperangkap, antara lain : (1) Pleksus lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh

16

sel-sel sarcoma reproperitonial, karsinoma uteri dan ovarii, (2) garis


persendian sakroilliaka dimana bagian-bagian dari pleksus lumbosakralis
sedang membentuk n. Ischiadikus mengalami proses radang (sakrolitis),
(3) Bursitis di sekitar trochantor mayor femoris, (4) Bursitis m. piriformis
(5) Adanya metatasis karsinoma prostat di tuber ischii.Tempat dari proses
patologi primer dari Ischialgia ini dapat diketahui dengan adanya nyeri
tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan dapat dilakukan dengan penekanan
langsung pada sendi panggul, trochantor mayor, tuber ischii dan spina
ischiadika. Sedangkan nyeri gerak dapat diprovokasi dengan cara
melakukan tes Patrick dan tes Gaenslen.

Nyeri yang dirasakan penderita secara tiba-tiba seperti rasa terbakar atau
bersifat tajam dan sakit pada malam hari. Sehingga penderita tidak dapat tidur.
Nyeri bertambah apabila saraf tersebut mengalami penekanan saraf.
Penyebaran rasa sakitnya dimulai dari daerah lumbal, hip joint kemudian
menyebar kearah bawah. Cara berjalan penderita dengan ujung jari kaki plantar
flexi ankle, hip dan knee dalam keadaan flexi juga sehingga nampak penderita
jalan dalam keadaan

pincang. Pasien tidak bisa berdiri lama sehingga terjadi

kelainan sikap berdiri pada penderita (pelvic tilting) yang mengakibatkan


terjadinya kompensasi lumbal.
C. PATOLOGI

17

Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan


koksigis. Bagian vertebrae yang membentuk punggung bagian bawah adalah
lumbal 1-5 denagn discus intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus
sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus
iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus genitofemoralis,
dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis keluar dari lumbal4-sakral4
yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus gluteus inferior, nervus
ischiadicus, nervus kutaneus femoris superior, nervus pudendus, dan ramus
muskularis. Nervus ischiadicus adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus
lumbosakralis dan menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan
tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus
ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus
tibialis. Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang
berasal dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada
setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang
tungkai.
D. GEJALA
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti
ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki
tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan
dengan menekuk punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:
Nyeri punggung bawah
Nyeri daerah bokong
Rasa kaku/ terik pada punggung bawah
Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang dirasakan daerah
bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung
bagian saraf mana yang terjepit.

18

Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang


berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri
dan berjalan.
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang
berat.
Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan
anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya
otot-otot tungkai bawah tersebut.
Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks
tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).
Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan
defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan
neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah
kerusakan fungsi permanen.
Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat benda berat.
E. PEMERIKSAAN
Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato tidak biasanya ahli
fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya terapis mengagkat kaki yang
mengalami nyeri jika nyeri dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 70 derajat
orang tersebut dikatakan positif ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg Rising.
Adapun pemeriksaan penunjang nya berupa Foto roentgen, lumbosakral
Elektromielografi, Myelografi, CT scan, dan MRI.
F. PENGOBATAN
Seringkali, nyeri tersebut hilang dengan sendirinya. Istirahat, tidur di atas
kasur yang keras, menggunakan obat-obatan OTC anti peradangan nonsteroidal
(NSAIDs), dan mengompres panas dan dingin kemungkinan pengobatan yang
cukup. Untuk banyak orang, tidur pada sisi mereka dengan lutut ditekuk dan
sebuah bantal diantara lutut menghadirkan keringanan. Meluruskan otot yang

19

lumpuh secara pelan-pelan setelah pemanansan bisa membantu. Peran fisioterapi


pada kasus ischialgia ini dapat membantu meringankan nyeri yang dirasakan.
Modalitas yang digunakan bisa efektif dengan heating yakni SWD (short Wave
Diathermi), bisa juga ditambah TENS untuk membantu memblokir nyerinya.
Penatalaksanaan
1. Obat-obatan: analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
2. Program Rehabilitasi Medik.
3. Operasi: dilakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktifitas dimana
dengan obat-obatan dan program Rehabilitasi Medik tidak dapat membantu.
Program Rehabilitasi Medik bagi penderita Ischialgia adalah:
1. Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi,
Exercise, dsb.
2. Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.
3. Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.
4. Advis:
Tips untuk penderita Ischialgia:

Hindari banyak membungkukkan badan.

Hindari sering mengangkat barang-barang berat.

Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.

Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.

Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang
panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak
membungkuk.

Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus,


tapi tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.

Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot


punggung sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara baik dan
maksimal.

20

5. Operasi Disektomi: dilakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu


aktifitas dimana dengan obat-obatan dan program Rehabilitasi Medik tidak dapat
membantu.

BAB III
PEMBAHASAN

21

Dari anamnesis diperoleh data pasien mengeluh nyeri pada pinggang bawah yang
menjalar hingga paha sebelah kanan sejak 1,5 bulan yang lalu. Nyeri terasa tajam
dan berlangsung terus menerus, semakin lama semakin berat. Skala nyeri 5 dari
10. Nyeri dirasakan memberat jika pasien melakukan gerakan tertentu pada bagian
pinggul seperti berjalan naik turun tangga. Nyeri berkurang jika dalam posisi
istirahat telentang. Nyeri pada pinggang tidak diikuti rasa kesemutan atau rasa
baal. Nyeri tidak menjalar hingga ujung kaki. Kaki kiri tidak nyeri. Rasa lemah
pada tungkai (-). Riwayat demam sebelumnya (-), riwayat penurunan berat badan
(-), riwayat batuk lama (-), riwayat jatuh terduduk (-), riwayat trauma (-), riwayat
jatuh terpeleset (-). BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Pada pemeriksaan fisik didapati kesadaran Compos mentis,. GCS: E4M6V5 = 15,
keadaan umum tampak sakit sedang
Tanda vital:
TD

= 140/90 mmHg

= 88 x/menit

RR

= 20 x/menit

Suhu = 36,5 C
Gizi

: baik

Pemeriksaan fisik : pada pemeriksaan Laseque (+), Tes lain negatif.


Dari pemeriksaan penunjang Ro vertebra lumbosacral AP lateral didapatkan
kesan: gambaran awal spondyloarthrosis lumbalis dengan penyempitan DIV
L5-S1 dan FIV L4-S1 curiga adanya HNP. Tak tampak gambaran
spondylolisthesis lumbalis.
Dengan demikian
Diagnosis Klinis : Low Back Pain
Diagnosis Anatomis : Ischialgia dextra
Diagnosis Radiologis: Spondyloarthrosis lumbalis
Diagnosis banding pada kasus ini adalah HNP (Hernia nucleus pulposus) yang
dapat dievaluasi ada atau tidaknya melalui pemeriksaan MRI lumbosacral.
Penatalaksanaan pada kasus ini

22

Omeprazole 1-0-1, untuk mencegah kenaikan asam

lambung dan sebagai gastroprotektif


Meloxicam 7,5 mg 1-0-1, sebagai antinyeri
Myonep 1-0-1, mengandung esperison HCl 50 mg

sebagai muscle relaxant


BSA 0-0-1, mengandung B1 1/3, Stelazin , Amitriptilin
7,5 mg. B1 untuk mencegah kekurangan vitamin B1 dan indikasi pada
neuritis atau neuropati, stelazine mengandung trifluoperazine HCl
indikasi untuk gangguan mental dan emosi ringan, kondisi
neurotic/psikosomatis, ansietas, mual dan muntah. Amitriptilin untuk
gangguan depresif atau mood depresi.

DAFTAR PUSTAKA

Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta

: CV. Sagung Seto


Wagiu, Samuel A.. 2005. Pendekatan Diagnostik Low Back Pain.

Available at http://neurology.multiply.com/journal/item/24
Tim Penyusun, 2010. Profil Kesehatan Puskesmas Kediri Tahun 2010.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat


Anonim. 2007. Nyeri Pinggang. FK UNSRI
Ngoerah, I Gusti Nengah Gde. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf.

Surabaya : Airlangga University Press


WHO. 2003. The Burden of Muskuloskeletal Conditions At The Start of
The New Millenium. Geneva : WHO Library Cataloguing-in-Publication
Data

23

Kent & Keating. 2005. The Epidemiology of Low Back Pain

24

You might also like