1. Apa hubungan faktor usia dan jenis kelamin dengan
gejal-gejala dari kasus? Faktor usia pada kasus dipengaruhi oleh kekebalan yang di peroleh, serta tingkat alergi terhadap suatu pejanan (faktor penyebab), pada anak usia 1 tahun kekebalan tubuhnya di peroleh selain dari ibu ketika ia di dalam rahim, yaitu dalam asi serta imunisasi yang diterima. Semakin dini terpapar oleh suatu antigen semakin tubuh memiliki antibodi terhadap antigen tersebut. Adapun untuk alergi pembentukan terhadap kekebalan tubuh tidak terjadi sehingga apabila terpapar oleh suatu pejanan secara langsung timbul gejala khas (asma). 2. Penyakit-penyakit apa saja yang menimbulkan sesak? at slide 3. Bagaimana daya tahan tubuh dari anak 1tahun 1 bulan? Daya tahan tubuh seorang balita selain didapat dari ibu yakni imunoglobulim G IgG pada saat di dalam rahim, didapatkan pula imunoglobulin pada asi ibu yakni asi mengandung imunoglobulin IgA,IgD,IgE,IgGdan IgM.kekebalan ini pasif karena membantu bayi dari penyakit dan infeksi berulang,selama beberapa bulan berikutnya antibodi dari ibu ke bayi semakin menurun ketka bayi sehat sekitar umur 2-3 bulan sistem kekebalan tubuh akan mulai memproduksi antiubodi sendiri,daya tahan tubuh anak pada 1 tahun setelah di berikan imunisasi memiliki daya tahan terhadap beberapa penyakit tropis yang sering ada di indonesia, sesuai kasus terhadap alergi adalah IgA. 4. Epidemiologi dan etiologi dari sekenario? 5. Difinisi sesak? Jawab:
Sesak napas adalah merasakan gerakan pernapasan dan
merupakan gejala yang sering di jumpai dan menimbulkan kekhawatiran. 6. Patomekanisme sesak?slide UI 7. Klasifikasi sesak (berdasarkan lama dan gejala yang timbul)? Slide Ui 8. Organ-organ apa saja yang terlibat pada saat sesak? Pada saat serangan terjadi adalah menyempitnya jalan nafas kita akibat dari pengerutan bronkus yang menyebabakan udara sulit keluar masuk paru, pada penderita asma,penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang diperoduksi secara berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut. 9. Faktor resiko timbulnya sesak berdasarkan skenario? o Alergi : bisa memicu timbulnya sesak o Serbuk sari merupakan pemicu yang mudah dikenali, o bulu hewan seperti kucing dan kuda,berpotensi memicu sesak (asma) o Asap,debu dan bau menyengat, asap dan debu menyebabkan iritasi pada saluran nafas o emosi ,stress, serta cuaca 10. Penatalaksaan sesak ? (berdasarkan umum dan DD? 11. Pemeriksaan penunjang?? 12. Dif demam?? Demam atau dalam bahasa medis disebut dengan febris merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu tersebut melebihi dari suhu tubuh normal. 13. Patomekanisme demam?? Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh
dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh zat toksis
(racun) yang masuk kedalam tubuh. Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita. Contoh racun yang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit. Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuh antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2. Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih
banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal
karena memang hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris. Eksogen dari luar tubuh. ref : catatan kuliah & buku ajar fisiologi manusia_Laurelee Sherwood, EGC 14. Patomekanisme batuk berlendir? Infeksi bisa menyebabkan hipersekresi mukus lendir meningkat. Hal tersebut menyebabkan kelenjar submukosa hipertropi, karena hipertropi sekresi sel-sel goblet meningkat. Sel-sel goblet memproduksi mukus yang berlebihan juga. Kenapa ada rangsangan batuk aktif?? Karena rangsangan syaraf dari nervus-nervus yang di laring dan dari pergerakan silia itu merangsang untuk batuk terus menerus. 15. Hubungan sesak dengan batuk berlendir, jelaskan mekanisme?? penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang diperoduksi secara berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut 16. Hubungan demam dengan penyakitnya? Hubungan sesak nafas dengan demam bisa ditimbulkan karena penyakit infeksi. Bila seorang anak mengalami infeksi (ISPA)infeksi saluran pernafasan akut bagian atas harus di tangani dengan baik karena dalam beberapa minggu daya tahan tubuh anak menurun maka ispa ini akan merembet ke ISPA bawah sehingga anak mengalami bronkitis,radang paru-paru ataupun asma 17. DD secara keseluruhan! Jawab: Asma, Pneumotoraks, Emboli paru, Edema paru, Infeksi pernapasan, Psikogenik. Asma bronkial
Adalah suatu keadaan di mana saluran napas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan dan penyempitan yang bersifat sementara. epidemiologi asma adalah penyebab tunggal terpenting untuk morbiditas penyakit pernapasaan dan menyebabkan 2000 kematian/ tahun. Prevalensinya, sekarang sekitar 10-15%, semakin meningkat di masyarakat Barat. Isidensi mengi tertinggi pada anak-anak (satu dari tiga anak mengalami mengi dan satu dari tujuh anak sekolah mendiagnosis asma). Asma dikelompokan sebagai: a. Ekstrinsik: asma anak-anak, berhubungan dengan atopi (atopi= diatesis alergika familial, bermanifestasi sebagai eksema dan hay fever saat anak-anak). Sering sekali sembuh saat memasuki remaja, walaupun dapat timbul kembali saat dewasa. b. Intrinsik: berkembang dalam tahap kehidupan selanjutnya, lebih jarang disebabkan oleh alergi, bisa lebih progesif dan respons terhadap terapi tidak begitu baik. c. Berhubungan dengan perkerjaan: bila berhungan dengan alergen industri/ tempat kerja (misalnya bahan fotokopi, dan lain-lain). Etiologi Genetik: diturunkan dalam keluarga dan berhubungan dengan atropi. Penelitian genetik menunjukan adanya hubungan reseptor IgE afinitas tinggi dan gen sitokin T-helper (Th2) (kromosom 5) Faktor lingkungan: stimulus bron kial spesifik seperti debu rumah, serbuk sari, dan bulu kucing: 3% populasi sensitif terhadap aspirin. Paparan pekerjaan: paparan iritan atau sensitizer adalah penyebab penting dari asma yang berhubungan dengan pekerjaan Stimulus nonspesifik: infeksi virus, udara dingin, olahraga atau stress emosional juga bisa memicu timulnya mengi.
Faktor lingkungan lain: diantaranya faktor makanan
(tinggi Na+, rendah Mg+) , infeksi pada anak-anak (sebagian akibat imunisasi) dan peningkatan jumlah alergendi lingkungan (debu rumah) menyebabkan peningkatan prevalensinya Gambaran klinis Keluhan utam asma adalah batuk, mengi, dan sesak napas, yang bervariasi seiring berjalannya waktu. Pemicu bisa jelas, misalnya olahraga atau paparan alergen. Pemeriksaan fisis bisa normal atau menunjukan adanya mengi saat ekspirasi. Pemeriksaan penunjang Tes fungsi paru bisa menunjukan obstruksi saluran pernafasan atau bisa normal. Pengukuran aliran puncak serial bermanfaat dalam menegakan diagnosis, dan seringkali menunjukan pola klasik penurunan di pagi hari. Pada penderita asma yang telah diketahui, pengukuran aliran puncak bermanfaat dalam menentukan berat penyakit. Penatalaksanaan Tujuan terapi adalah menghilangkan gejala dan pemberian seminimal mungkin obat. Penyuluhan pasien penting untuk keberhasilan penatalaksanaan, khususnya penjelasan mengenai pemicu, penggunaan dan peran obat-obatan, dan bagaimana mendeteksi dan bereaksi terhadap perburukan Menghindari pemicu lingkungan atau alergen penting, terutama menghindari asap rokok. Asma kronis: dianjurkan menggunakan pendekatan bertahap. Antagonis leukotrien merupakan bronkodilator efektif pada sebagian penderita asma walaupun perannya secara tepat belum jelas. Asma akut: O2, kortikosteroid sistemik, inhalasiagonis, antikolinergik, dan teofilin bila perlu Prognosis Asma adalah penyakin kronis yang membutuhkan terapi pemeliharaan. Faktor resiko kematian akibat asma adalah
kepatuhan terhadap terapi yang buruk, perawatan di unit
terapi itensif (intensive traphy unit[ITU]) dan perawatan di rumak sakit walaupun diberi terapi steroid.