Professional Documents
Culture Documents
Oleh
1. Brilliana Suryani K
13308141056
2. Jaka Fitriyanta
13308141058
3. Tri Widayanti
13308141059
4. Nur Khotimah
13308141060
5. Ismi Nurhidayah
13308141061
BIOLOGI E 2013
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
A. Tujuan
1. Mengetahui siklus hidup lalat buah Drosophila sp
2. Dapat membedakan jenis kelamin Drosophila sp
3. Menguji apakah perbandingan
= 1 :1
Animalia
Phyllum
Arthropoda
Kelas
Insecta
Ordo
Diptera
Famili
Drosophilidae
Genus
Drosophila
Spesies
Drosophila melanogaster
3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan
tubuhnya.
4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.
6. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.
7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding
mata majemuk.
8. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima
dan bergaris hitam
9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax (Mutiara,2012).
Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain;
Jantan
Betina
hitam
(Zarzen, 2008)
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari
telur larva instar I larva instar II larva instar III pupa imago. Fase
perkembangan dari telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada
gambar di bawah ini.
Ciri-ciri
Umur
24
jam
instar 1
Larva
instar 2
hari
instar 3
hari
4
4
hari
hari
besegmen.
Imago
hari
Telur D.
melanogaster, Meigen berbentuk ovoid dengan adanya sayap air yang mencegah
telur agar tidak tenggelam dan terbenam dalam medium semicair. Namun pada
5
percobaan ini, praktikan tidak dapat mengamati fase telur dari lalat buah dikarenakan
ukuran telur yang sangat kecil berada di permukaan media sehingga sulit dilihat
langsung tanpa alat bantu. Pengondisian lingkungan media dengan intensitas cahaya
yang rendah, mempercepat proses bertelurnya lalat buah pada media.
Pengamatan dilanjutkan pada tahap larva. Menurut Borror, Triplehorn dan
Johnson, (1989) dalam Utami bahwa Larva D. melanogaster, Meigen berwarna putih,
bersegmen dan bertipe vermiform. Pada segmen kepala dalam prothoraks dan thorasik
tidak terdapat lengan. Tubuh berubah meruncing dan menajam pada ujungnya. Kepala
berbentuk globular dan mempunyai warna yang sama dengan dada dan perut, dengan
lebar lebih pendek daripada prothoraks dan perut. Antena dan ocelli menghilang.
Kulitnya pada permulaan stadium tidak begitu kuat tetapi larva kecil muda secara
periodik akan menambahkan kulit hingga mencapai ukuran dewasa. Pada beberapa
keadaan disebut dengan belatung. Selama tiap periode di antara belatung Selama tiap
periode di antara belatung, larva disebut dengan instar. Setiap instar ditunjukkan oleh
perbedaan ukuran larva dan jumlah gigi pada kait rahang yang berwarna hitam.
Sedangkan perkembangan larva hingga membentuk pupa meliputi reorganisasi seluler
dalam differensiasi pertama dari sel epidermal, mulai terjadi differensiasi progresif
dari sel somtik dan jaringan menuju kondisi dewasa, pembentukan organ-organ dalam
atau alat-alat tambahan untuk dewasa yaitu antena, bagian-bagian mulut, kaki, sayap
dan genitalia eksternal.
Menurut Ashburner (1985) dalam
cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tidak
berkepala dan bersayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan
pembentukan kepala, bantalan sayap dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa)
menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan
tidak aktif, dan dalam keadaan ini juga larva berganti menjadi lalat dewasa.
Menurut Shorrocks (1972) bahwa jika kekurangan makanan, jumlah telur yag
dikeluarkan Drosophila betina akan menurun. Drosophila yang kekurangan makanan
akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa
berukuran kecil, namun seringkali gagal berkembang menjadi individu dewasa.
Beberapa yang dapat menjadi dewasa dapat menghasilkan hnaya sedikit telur.
Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang
dimakan oleh larva betina.
Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat ferlisasi sampai pada saat
larva muda menetas dari telur. Hal tetsebut terjadi dalam waktu sekitar 24 jam. Pada
saat seperti itu, larva tidak dapat berhenti untuk makan. Periode kedua adalah periode
setelah menetas dari telur. Periode ini disebut dengan perkembangan postembrionik.
Postembrionik dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual
dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara
seksual terjadi pada saat dewasa. Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat
panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai
bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu
sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan dapat mencapai 400-500 buah
dalam 10 hari (Silvia, 2003).
Menurut Herskowitz (1965) dan Strickberger (1962) dalam Utami bahwa D.
melanogaster, Meigen mengalami metamorfosis sempurna selama siklus hidupnya.
Walapun fertilisasi biasanya dapat terjadi setelah 24 jam dalam stadium dewasa,
peletakan telur umumnya baru dilakukan setelah 2 hari dengan 50-75 telur setiap hari
(kemungkinan maksimum total 400-500 dalam 10 hari, yang merupakan waktu
generasi). Lalat dewasa dapat hidup selama 10 minggu.
C. Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Sorbit acid
3. Pengamatan jumlah lalat jantan dan betina dan enghitung perbandingan jenis
kelamian
-
Pisahkan lalat jantan dan betina pada botol biakan yang berbeda
E. Hasil
Lalat Betina
Lalat Jantan
Ujung
Memanjang dan
Membulat
abdomen
meruncing
Ukuran
Lebih besar
Lebih kecil
Tidak ada
Terdapat pada
tubuh
Sex comb
(sisir
permukaan distal
kelamin)
i 1
(oi ei ) 2
ei
d = penyimpangan = selisih dari data hasil yang diperoleh dengan yang diharapkan
Lalat betina
35
46
perhitungan
Ratio
Fenotip
yang
Diharapkan
Hasil
Hasil yang
Pengamatan
Diharapkan
= (o)
= (e)
() 35
1/2
x 81= 40,5
Penyimpangan
d2
(d)= (o-e)
-5,5 (-0,5)
36
d2 / e
36/40,5=
0,889
() 46
1/2
x 81= 40,5
+5,5 (-0,5)
25
25/40,5=
0,617
Total
81
X2
1,506
Derajat kebebasan = n-1, n yaitu jumlah fenotip yang dijumpai
Derajat kebebasan = 2-1 = 1
F. Pembahasan
Praktikum pada percobaan yang berjudul Mengenal Lalat Buah Drosophila
sp. yang dilakukan pada hari Rabu, 11 Maret 2014 di Laboratorium FMIPA UNY
mempunyai tujuan mengetahui siklus hidup lalat buah Drosophila sp., dapat
membedakan jenis kelamin Drosophila sp., menguji apakah perbandingan : =
1:1, dan dapat membuat media pemeliharaan Drosophila sp.
Drosophila sp. adalah jenis serangga yang umumnya tidak berbahaya dan
merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah (Neil A. Campbell, 2002: 281).
Klasifikasi Drosophila:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
10
Famili
: Drosophilidae
Genus
: Drosophila
aquadest, 150 gr gula merah, 1 bungkus agar-agar, 1 bungkus fermipan, sorbic acid
(anti serangga), dan methyl ester. Pertama, daging buah pisang dan aquadest
dihasulkan dengan menggunakan blender hingga menjadi bubur. Selanjutnya
memasak gula merah, agar-agar, dan bubur pisang sampai mendidih, lalu masukan
sorbic acid dan methyl ester. Media pemeliharaan diletakan sebanyak 1/6 dari botol
media.
Pengamatan dimulai pada tanggal 11 Maret 2015 dengan meletakkan lalat
buah parental sebanyak 3 pasang, yang terdiri dari 3 ekor betina dan 3 ekor jantan
pada media baru. Sebelum meletakkan lalat tersebut pada media, praktikan
memastikan perbandingan jumlah jantan dan betina yang akan dipelihara sama (1:1).
Dengan ciri perbedaan lalat buah yang mudah diamati secara yaitu ukuran tubuh lalat
betina lebih besar dari pada jantannya, dan ujung abdomennya yang meruncing.
Sedangkan yang jantan ujung abdomen membulat dengan warna gelap. Selama proses
pengamatan media diletakan pada suhu ruang (27-28oC) dengan intensitas cahaya
yang rendah, karena faktor klimat ini akan menentukan lama periode siklus hidup lalat
buah. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengamati fase perubahan telur, larva
instar 1,2,3, prepupa, pupa, pigmentasi pupa dan keluarnya lalat dewasa.
Fase perkembangan lalat buah pertama yang diamati adalah fase telur.
Menurut Bursell (1970) dan Strickberger (1962) dalam Utami bahwa
Telur D.
melanogaster, Meigen berbentuk ovoid dengan adanya sayap air yang mencegah
telur agar tidak tenggelam dan terbenam dalam medium semicair. Namun pada
percobaan ini, praktikan tidak dapat mengamati fase telur dari lalat buah dikarenakan
ukuran telur yang sangat kecil berada di permukaan media sehingga sulit dilihat
langsung tanpa alat bantu. Pengondisian lingkungan media dengan intensitas cahaya
yang rendah, mempercepat proses bertelurnya lalat buah pada media.
Pengamatan dilanjutkan pada tahap larva. Menurut Borror, Triplehorn dan
Johnson, (1989) dalam Utami bahwa Larva D. melanogaster, Meigen berwarna putih,
bersegmen dan bertipe vermiform. Pada segmen kepala dalam prothoraks dan thorasik
tidak terdapat lengan. Tubuh berubah meruncing dan menajam pada ujungnya. Kepala
berbentuk globular dan mempunyai warna yang sama dengan dada dan perut, dengan
lebar lebih pendek daripada prothoraks dan perut. Antena dan ocelli menghilang.
Kulitnya pada permulaan stadium tidak begitu kuat tetapi larva kecil muda secara
12
periodik akan menambahkan kulit hingga mencapai ukuran dewasa. Pada beberapa
keadaan disebut dengan belatung. Selama tiap periode di antara belatung Selama tiap
periode di antara belatung, larva disebut dengan instar. Setiap instar ditunjukkan oleh
perbedaan ukuran larva dan jumlah gigi pada kait rahang yang berwarna hitam.
Sedangkan perkembangan larva hingga membentuk pupa meliputi reorganisasi seluler
dalam differensiasi pertama dari sel epidermal, mulai terjadi differensiasi progresif
dari sel somtik dan jaringan menuju kondisi dewasa, pembentukan organ-organ dalam
atau alat-alat tambahan untuk dewasa yaitu antena, bagian-bagian mulut, kaki, sayap
dan genitalia eksternal.
Pada pengamatan munculnya tahap larva instar ini muncul sekitar sehari (24
jam) setelah peletakkan lalat buah parental pada media. Diduga pada percobaan ini,
lalat buah parental yang digunakan sudah mencapai usia lalat dewasa, sehingga
memasuki masa reproduktifnya atau sebelum lalat betina diletakkan pada media sudah
mengalami pembuahan (fertilisasi) dan bertelur pada media.
Pada tahap instar 1 yang diamati larva pada tahap ini berbentuk lonjong pipih
seperti cacing dengan ukuran 1 mm berwarna putih dan aktivitas bergeraknya
rendah. Menurut literature pada tahap instar 1 memiliki ciri-ciri berbentuk lonjong
pipih, bewarna putih bening, berukuran 1 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak
seperti cacing, belum memiliki spirakel anterior. Namun pada pengamatan, praktikan
tidak dapat mengamati segmentasi dan spirakel pada bagian anteriornya karena larva
instar 1 yang berukuran kecil.
Tahap pengamatan selanjutnya yaitu mengamati fase instar 2 dari larva lalat
buah. Berdasarkan pengamatan fase ini muncul setelah 48 jam (2 hari) kemudian dari
fase instar 1. Pada larva instar 2 ini tidak jauh beda dengan instar 1 namun ukuran dan
aktivitas bergerak larva yang bertambah, serta pada bagian ujung anterior (mulut)
bewarna hitam.
Memasuki tahap instar 3 setelah 24 jam kemudian setelah instar 2. Perbedaan
larva pada tahap ini ukurannya jauh lebih besar mencapai 3-5 mm dan aktivitas
bergeraknya lebih aktif pada permukaan maupun dinding botol media. Selain itu pada
tahap ini juga jelas teramati segmentasi pada bagian tubuh larva serta pada bagian
mulutnya yang bewarna hitam, yang menurut literature bagian itu merupakan gigi.
13
Pada fase larva ini, larva lalat buah aktif melakukan aktivitas makan untuk
pertumbuhan dan cadangan makanan ketika memasuki tahap pupa (tidak aktif).
Fase berikutnya yaitu fase pupa. Perubahan larva instar 3 menjadi pupa sekitar
48 jam. Pupa yang diamati menempel pada dinding botol media yang kering, tidak
jauh dari permukaan media. Pupa bewarna coklat dengan bentuk lonjong sedikit
membulat. Namun pada penelitian tidak teramati fase prepupa dan pigmentasi pupa.
Menurut Ashburner (1985) dalam saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa,
tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tidak berkepala dan
bersayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala,
bantalan sayap dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada
instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam
keadaan ini juga larva berganti menjadi lalat dewasa.
Fase yang terakhir yaitu fase imago, fase ini terjadi kurang lebih pada hari
kedelapan. Ciri dari imago hamper menyerupai ciri-ciri umum lalat buah dewasa
(parental). Perbedaan yang terdapat antara imago dengan lalat buah dewasa adalah
ukurannya yang lebih kecil dan warna imago yang masih keabu-abuan (pucat), serta
sayapnya yang belum terbentang.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan untuk mengamati perkembangan lalat
buah dari telur hingga imago pada suhu kamar akan memakan waktu selama 8 hari.
Siklus hidup lalat buah Drosophila sp. sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
seperti temperature, pemberian intensitas cahaya dan media.
Faktor-faktor yang
makanan
juga
akan
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
makanan,
jumlah
telur
yag
akan
menyukai
cahaya
remang-remang
dan
akan
mengalami
umumnya baru dilakukan setelah 2 hari dengan 50-75 telur setiap hari (kemungkinan
maksimum total 400-500 dalam 10 hari, yang merupakan waktu generasi). Lalat
dewasa dapat hidup selama 10 minggu.
Setelah lalat buah Drosophila dapat dibedakan antara jantan dan betina
kemudian dihitung jumlah lalat buah jantan dan betina untuk mengetahui apakah
perbandingan lalat buah : = 1:1. Dari hasil pengamatan diperoleh lalat jantan
sejumlah 35 dan lalat betina sejumlah 46. Berdasarkan uji X2 dengan derajat
kebebasan 1 diperoleh nilai X2= 1,506. Pada tabel X2, nilai itu terletak antara kolom
nilai kemungkinan 0,10 dan 0,30. Berarti data percobaan yang diperoleh baik, dan
dapat dianggap sesuai dengan perbandingan 1 : 1. Karena pada tabel X2, nilai X2 yang
diperoleh berada pada kolom di bawah nilai kemungkinan 0,05 ke kiri, yang
menunjukkan bahwa data yang diperoleh baik.
G. Diskusi
1.
Botol biakan yang telah berisi lalat ditutup dengan kain atau busa plastik
supaya lalat yang sudah ada di dalam botol tidak keluar atau adanya hewan dari luar
yang masuk.
2.
Lalat yang dipelihara pada temperatur lebih rendah mempunyai siklus yang
lebih panjang karena pada temperatur rendah metabolisme lalat berjalan lebih lambat
sehingga siklus hidup lebih panjang.
3.
Fungsi tegosept dalam media pemeliharaan adalah untuk anti jamur yaitu
Fungsi kertas saring yang diletakkan pada media adalah untuk menyerap
kelebihan air.
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan mengenali lalat buah
Drosophila sp. melalui pengamatan terhadap siklus hidupnya adalah lama waktu
siklus hidup Drosophila sp. yang diamati dari dewasa hingga menghasilkan imago
memerlukan waktu sekitar 7 10 hari. Drosophila sp. mengalami metamorphosis
sempurna dengan tahapan-tahapan; telur larva instar 1 larva instar 2 larva instar
3 prepupa pupa imago. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada
16
siklus
hidup Drosophila
melanogaster diantaranya
yaitu
suhu
lingkungan,
17