You are on page 1of 18
Bab IV Permintaan 4.1. LATAR BELAKANG Dalam bab ini akan dicoba beberapa analisis yang menyangkut kurva preferensi “ad ‘mengetahui reaksi konsumen seandainya ada perubahan pendapatan dan untuk mengetahut reaksi konsumen kalau ada perubahan harga relatip serta untuk analisis lainnya yang bersangkutan dengan perilaku konsumen. 4.2, PERUBAHAN PENDAPATAN. Sebagaimana pada akhir bab III disebutkan bahwa adanya perubahan pendapatan aka menyebabkan posisi keseimbangan Konsumen berubah, Adanya perubahan pendapat dengan anggapan ceteris paribus, akan menggeser kurva anggaran kekiri atau kekanan sejaj dengan kurva anggaran yang lama. Hal ini disebabkan Karena rasio (perbandingan) harg: 2(dua) barang yang dikonsumsi tetap. Kalau pendapatan berubah harga barang juga berul mungkin situasinya lain, Jadi selama rasio harga 2(dua)barang tetap, maka kurva bergeser ke kanan /ke kiri sejajar seandainya ada perubahan pendapatan. Ingat bahwa ara garis anggaran adalah rasio harga kedua barang yang dikonsumsi harga barang tetap, terhadap keseimbangan konsumen ? Lihat gambar berikut, posisi semul: adalah E sebagai titik keseimbangan konsumen dengan garis anggaran yang bersinggunga dengan kurva preferensi. ‘Adanya perubahan pendapatan, harga barang x dan y tetap akan menggeser kurv’ anggaran BB! ke CC". posisi keseimbangan berubah ke titik E, yang letaknya lebih tinggi ds pada E dan terletak pada kurva preferensi ,. Seandainya ada kenaikan pendapatan lagi, harg, tetap, maka keseimbangan yang baru adalah ttik B, yang terletak lebih tinggi dari pada E, Kalau titik-ttik keseimbangan tersebut dihubungkan akan menghasilkan svat wt Untuk itu perlu dibahas bagaimana pengaruh perubahan pendapatan, dengan =z] ing disebut sebagai “" KURVA PENDAPATAN-KONSUMSI” (income consumptioy curve) yang menunjukkan tempat kedudukan titik-titik keseimbangan konsumen kalau a perubatian pendapatan dengan anggapan harga kedua barang tetap. Dar kurv pendapatan konsus dapat dikasifikasi macam barang yang dikonsums§ artinya kalau ada kenaikan pendapatan jumlah barang yang dikonsumsi akan bertambs 58 KURVA PENDAPATAN KONSUMST Keterangan Titik E, E, dan E, adalah ttik singgung ‘masing-masing Kurva Preferensi dengan garis anggarannya Gambar 4-1 Kurva Pendapatan Konsumsi (dengan anggapan harga tetap) maka barang tersebut diklasifikasikan sebagai BARAN NORMAL. Dan scbaliknya kalau pendapatan berkurang konsumen akan mengurangi konsumsinya. Kalau adanya kenaikan pendapatan justru mengurangi konsumsi barang maka bbarang tersebut dikatakan sebagai BARANG ABNORMAL (INFERIOR). Dansebaliknya kalau pendapatan menurun, harga tetap, maka akan menambah konsumsinya, Secara grafis dapat ditunjukkan seperti gambar 4-2, Posisi semula adalah titik E sebagai titik keseimbangan konsumen. Dengan adanya kenaikan pendapatan, harga tetap, maka kurva anggaran bergeser ke kanan sejajar. Yang menjadi pertanyaan adalah dimana posisi keseimbangan konsumen yang baru yang ‘menunjukkan bahwa barang x atau barang y adalah inferior (abnormal), artinya semakin meningkat pendapatan semakin kecil jumlah barang yang dikonsumsi. Alternatifnya adalah bahwa barang apa yang akan dianggap sebagai barang inferior. MR, A Me, B ° x Mm MiP, x Keterangan ‘Titik E adalah titik singgung antara garis anggaran (M/Py - M/Px) dengan Kurva Preferensi I, Gambar 4-2 Hubungan Pendapatan dengan sifat barang (inferior atau superior) Kalau dianggap bahwa barang x yang inferior, maka jumlah barang x yang dikonsums harus lebih sedikit, sehingga posisi keseimbangan harus terletak di atas titik A.yans menunjukkan bahwa jumlah barang x semakin Kecil dengan meningkatnya pendapal Sedangkan kalau barang y yang dianggap inferior maka posisi keseimbangan konsumen yan} baruharusdi bawah tik B, karena barang y yang dikonsumsi berkurang dengan meningkatny: pendapatan, Dalam gambar nampak, bahwa dimungkinkan untuk menggambarkan kedua barang tersebut normal tetapi tidak dimungkinkan keduanya inferior. Kenapa ? 4.3, KURVA ENGEL Seorang ekonom Jerman pada abad 19 mencoba menghubungkan antara pengelwar untuk sesuatu barang dengan pendapatannya yang ditunjukkan dengan suatu kurva yan} 60 dibeli, Tetapi setelah pendapatan MA,, adanya kenaikan pendapatan justru diikuti oleh ‘menurunnya jumlah baring yang dibeli. Ini menunjukkan bahwa barang x yang tadinya diangeap barang normal, sekarang di anggap sebagai barang inferior. Sehingga dapat disimpulkan bahwa klasifikasi sesuatu barang menjadi normal atau inferior ita sangat relatif artinya ada batas-batas pendapatan tertentu dan juga subyektif artinya ada individu-individu yang mengganggap barang tersebut normal sedang kan individu yang lainnya menganggap sebagai barang inferior. Banyak contoh yang dapat ditentukan dalam, kehidupan sehari-hari terhadap jenis barang yang demikian misalnya gaplek bagi masyarakat Wonosari pada tahun 1960-an dianggap sebagai bahan makanan pokok mereka ( dan dianggap normal). Akan tetapi dengan meningkatnya pendapatan mereka (akibat hasil pembangunan) sekarang gaplek sebagai barang inferior bagi mereka. 4.4. ELASTISITAS PENDAPATAN. Dari bentuk dan macam kurva Engel diatas dapat diukur derajat kepekaan perubahan pendapatan berakibat pada derajat kepekean jumlah barang yang diminta (dengan anggapan ‘bahwa harga nominal dan harga relatif kontan). Ukuran untuk mengetabui derajat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta akibat perubalian pendapatan disebut ELASTISITAS PENDAPATAN, Elastisitas pendapatan di definisikan sebagai derajat kepekaan perubahan jumlah barang, ‘yang diminta dibagi dengan perubahan relatif dalam pendapatan, Tabel 4-1 Pendapatan dan Jumlah barang diminta Nery ero Oe On ‘Sumber : Iswardono SP. Dati tabel tersebut di atas besarnya elastisitas dapat dihitung sebagai berikut AQiQ “av dimana AQ = perubahan jumiah barang yang diminta Al = perubahan pendapatan AQIQ (8-66 18 = 0667 AV (300,000-200,000)/200.000 1/2 Kadangkala bermanfaat juga mendifinisikan clastisitas pendapatan sebagai derajat kepekaan perubahan jumlah pendapatan rill bukan pendapatan nominal. Hal ini berkaitan| dengan perubahan pengeluaran yang sedemikian besarnya terhadap perubahan harga yang] menyebabkan perubahan pendapatan ril Dari contoh diatas didapat bahwa besamnya elastisitas pendapatan adalah 0.667 yang berarti bahwa adanya perubahan pendapatan sebesar 1% akan mengakibatkan perubahan jjumlah barang yang dibeli sebesar 0,667 %. Perlu dicatat bahwa besarnya elastisitas pendapatan 0,667 hanya berlaku kalau ada| kenaikan pendapatan dari Rp 200,000,- ke Rp 300,000,-. Seandainya yang terjadi adalah penurunan pendapatan ‘maka besarnya pendapatan adalab: (6-8/8 “14 bs ___ 20,75 (200.000 - 300.000/300.000-1/3 Hal ini berarti bahwa kalau pendapatan konsumen turun sebesar 1% maka jumlah barang yang diminta akan turun sebesar 0,75%. ‘Rumus umum yang sering digunakan adalah Axl(x,4x,) *AMAM, + M) ddimana jt adalah elastisitas pendapatan. x, adalah jumlah x yang dibeli pada periode 1 x, adalah jumlah x yang dibeli pada periode 2. 1m, adalah pendapatan periode 1 m, adalah pendapatan periode 2. AX adalah perubahan x yang dibeli dapat nega-tif atau positip. ‘Am adalah perubahan pendapatan dapat negatif atau positip. Dengan menggunakan elastisitas pendapatan juga dapat diklasifikasikan barang tersebut termasuk barang inferior atau barang normal. Elastisitas pendapatan untuk barang inferior] adalah negatif yang berarti bahwa naiknya pendapatan diikuti oleh turunnya jumlah baran yang diminta, ceteris ps Dan sebaliknya turunnya pendapatan justru diikuti ole naiknya jumlah barang yang diminta, Kasus barang inferior ini sebenarnya sangat subyektip dan relatip. Ini berarti bahwa) sesuatu barang dikatakan inferior bagi seseorang mungkin tidak demikian bagi orang lain. Misalnya empe, apakah itu merupakan barang inferior. Demikian juga gaplek. Lebihekstremnya) 64 kalau dilihat kasus khusus barang inferior yang dikemukakan oleh Sir Robert Giffen di Irlandia Utara yang terkenal dengan nama barang Giffen, apakah kentang termasuk barang inferior untuk masyarakat kita, Disana, pada tahun 1846-1849, masyarakat menganggap barang tersebut merupakan barang inferior. Kembali pada masalah gaplek yang mungkin masih dapat dikategorikan sebagai barang inferior untuk masyarakat golongan bawah khususnya di daerah ‘Wonosari dan Wonogiri, Hal ini disebabkan karena terlalu miskinnya mereka sehingga gaplek ‘merupakan hal yang dipenuhi, Sechingga walau terjadi kenaikan harga mereka harus membeli untuk memenuhi konsumsinya, yang lain tidak mampu membeli 4.5. KURVA HARGA KONSUMS! Bagaimana sebenarnya konsumen bereaksi tehadap perubahan harga?. Pada umumnya kalau terjadi penurunan harga, konsumen akan menambah jumlah barang yang diminta dan sebaliknya kalau terjadi kenaikkan harga konsumen akan mengurangi jumlah barang yang diminta, Ceteris paribus. Hal ini dapat dianalisis dengan menggunakan analisis kurva preferensi Misalnya dianggap bahwa pendapatan (M) dan harga barang Y (Py) tetap, sedangkan harga barang X (Px), berubah dimana P.>P'>P. BARANG Y MR, KURVA HARGA-KOMSUMSI ‘Adanya penurunan harga barang X (Px) akan menyebabkan kurva anggaran bergese kekanan dengan poros pada sumber Y tetap yaitu M/P, - M/P,,; M/P...; M/P.... Dan tentuny: kkescimbangan konsumen berubah sebagaimana tercermin pada perubahan ”. Kala diperhatikan pada masing-masing titik keseimbangan, dan harga untuk barang X saja, ak nampak bahwa turunnya harga X, (Px - Px, - Px") akan diikuti oleh meningkatnya jumla barang X yang diminta ( X, X, -X,). Kalau titik-titik keseimbangan (E - E” - £") di hubungkan akan didapat ns HARGA - KONSUMEN (PRICE CONSUMPTION CURVE). Kurva tersebut didefinisika sebagai tempat kedudukan kombinasi optimum X dan Y sebagai akibat dari perubahan hargy ‘dengan anggapan pendapatan (uang) konstan. Dari kurva harga konsumsi dapat diturunkan kurva permintaan. Pada gambar 4. tersebut nampak bahwa harga barang Y dan pendapatan serta sclera konsumen dianggay konstan, maka didapat besarnya barang x yang dikonsumsi berubah sesuai dengan perubs harga, misalnya X1 pada harga Px! , X, pada harga Px, dan x, pada harga Px, dimana Px, Px, > Px, dan X, < X, 1.MR>0 } ema n<1,MR<0. Dengan diketahuinya hubungan MR dengan elastisitas, maka secara singkat dapat pul dilihat hubungan antara elastisitas dengan TR sebagai berikut PERMINTAAN — PERMINTAAN — PERMINTAAN ELASTIS, ANELASTIS HARGA TURUN TR J TR KONSTAN TR | HARGA NAIK ml TR KONSTAN TR 1 76 Dari hubungan ini perlu kiranya diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas yaitu : a. Adanya barang-barang substitusi b. Pentingnya barang tersebut dalam total anggaran konsumen. . Lamanya waktu untuk penyesuaian perubahan harga, 4.10. ELASTISITAS PENAWARAN. Elastisitas penawaran dapat didefinisikan sebagaimana elastisitas permintaan yaitu 20020 P APP AP Q. Akan tetapi karena kurva penawaran yang dibicarakan berarah positip, maka besamya akan bertanda positip juga. Kurva penawaran juga mempunyai clastsitas yang ELASTIS, (2 > 1), UNITARY (Z = 1) dan INELASTIS (© <1) Kurva penawaran yang tegak lurus mempunyai 3, =0,sedangkan yang horizontal ¥. = =, Sebagitnana dalam kurva permintsan Tinier, kita tidak dapat menentukan besarnya clastisitas berdasarkan slope kurva penawaran, Misalnya, ada 2 (dua) kurva penawaran sebagaimana pada. gambar berikut Kedua kurva mempunyai slope berbeda tetapi mungkin mempunyai elas sama besarnya sama dengan I (satu). Kenapa demikian ?, o a Oy o Gambar 4.16 Buktikan dengan rumus umumnya dan sebagai catatan bahwa “setiap kurva linier (Penawaran) yang melalui tik pusat (origin) akan mempunyai elastisitas sama dengan satu pada setiap harganya’ Duakurva penaweran dengan slope sama mempunyaielastisitas yang berbeda tergantung. pada tik potong masing-masing tethadap sumbu tegak atau sumbu datar sebagai catatan, setiap kurva penawaran yang mempunyai titik potong dengan sumbu datar akan mempunyai clastisitas harga penawaran kurang dari 1(satu) atau selalu inelasts. 7

You might also like