Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Deskripsi Singkat
Tujuan dari mempelajari klasifikasi jalan adalah untuk dapat membedakan
klasifikasi jalan dan peranan jalan, sehingga mahasiswa dapat menyesuaikan jalan
yang akan dirancang berdasarkan klasifikasi dan peranannya.
1.2.
Penyajian
Tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal, lalu lintas lokal, lalu lintas
ulang alik.
Jalan arteri primer tidak terputus walaupun memasuki kota.
Tingkat kenyaman dan keamanan yang dinyatakan dengan indeks
permukaan tidak kurang dari 2.
b. Jalan Arteri Sekunder
Jalan arteri sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan primer
dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu
dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan. kawasan sekunder kesatu
dengan kawasan sekunder kedua.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh jalan ini adalah :
Kecepatan rencana 30 km/jam
Lebar badan jalan 8,0 m
Kapasitas jalan lebih besar atau sama dari volume lalu lintas rata-rata
Tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.
Indeks permukaan tidak kurang dari 1,2.
dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota
jenjang ketiga
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh jalan ini adalah :
-
Kapasitas jalan lebih besar atau sama dengan volume lalu lintas rata-rata
dengan persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga,
kota jenjang ketiga dengan kota dibawahnya, atau kota jenjang ketiga dengan persil,
atau kota dibawah jenjang ketiga sampai persil.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh jalan ini adalah :
b.
KP
AP
AP
AP
II
KP
KP
KP
LP
III
LP
II
III
LP
IV
IV
Gambar 2.1. Klasifikasi jalan menurut fungsi
Keterangan :
I
Kota Jenjang I
II
Kota Jenjang II
III
1.3.2
menerima beban lalulintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST) dalam
satuan ton. Klasifikasi menurut kelas jalan dan ketentuannya serta kaitannya dengan
klasifikasi menurut fungsi jalan dapat dilihat pada tabel berikut :
Kelas
I
II
IIIA
IIIA
IIIB
IIIC
Muatan Sumbu
Terberat (ton)
> 10
10
8
8
8
Pembagian kelas jalan diatur oleh PP No.43 tahun 1993 tentang prasarana
dan lalulintas jalan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari UULLAJ No.
14/1992. Pembagian kelas tersebut adalah :
a. Jalan Kelas I
Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 10000 mm,
dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton.
b. Jalan kelas II
Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18000 mm,
dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton.
c. Jalan kelas IIIA
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18000 mm,
dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
d. Jalan kelas IIIB
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 12000 mm,
dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
e. Jalan kelas IIIC
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 9000 mm,
dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
1.3.3
medan yang diukur tegak lurus garis kontur. Klasifikasi menurut medan jalan untuk
perencanaan geometrik dapat dilihat pada tabel 2.2. Keseragaman kondisi medan
yang diproyeksikan harus mempertimbangkan keseragaman kondisi medan menurut
rencana trase jalan dengan mengabaikan perubahan-perubahan pada bagian kecil dari
segmen rencana jalan tersebut.
Tabel 2.2 Klasifikasi Menurut Medan Jalan
No
Jenis medan
Notasi
1
Datar
D
2
Perbukitan
B
3
Pegunungan
G
Sumber : TPGJAK No.038/T/BM/1997
1.3.4
Jalan propinsi
Jalan kabupaten/pemkot
Jalan desa
kolektor
primer,
yang
menghubungkan
ibukota
yang
memiliki
nilai
strategis
terhadap
kabupaten/kota.
Jaringan jalan sekunder didalam daerah pemerintahan kota.
N/P
N/P
II
II
Y
K
K
K
K
III
III
IV
IV
Gambar 2.2. Klasifikasi jalan menurut wewenang pembinaan
Keterangan :
I
Ibukota Propinsi
N = Nasional
II
Ibukota Kabupaten/kota
P = Propinsi
III
Ibukota Kecamatan
K = Kabupaten
IV
Kota lainnya
Strategis Nasional
Strategis Propinsi
kepentingan
1.3.5
Peran Jalan
Jalan menurut Undang-undang republik Indonesia No.38 tahun 2004 memiliki
b.
Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
c.
Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan menghubungkan dan
mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.
1.4.
Penutup
1.5.
Daftar Pustaka
1. Hanafiah, Materi Kuliah Konstruksi Jalan Raya I, Politeknik
Syiah Kuala, Lhokseumawe,1992.
Geometrik
Jalan, Nova,
1.6.
Senarai
a. Klasifikasi menurut fungsi jalan, yaitu : jalan arteri, jalan kolektor, dan
jalan lokal.
b. Klasifikasi menurut kelas jalan, yaitu : I, II, IIIA, IIIB, dan IIIC.
c. Jalan memiliki peranan penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya,
lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
d. Jalan merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara
yang merupakan prasarana distribusi barang dan jasa.
e. Jalan merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan yang menghubungkan
dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.