You are on page 1of 9

PENCAPAN KAIN KAPAS DENGAN ZW NAFTHOL

I.

MAKSUD DAN TUJUAN


MAKSUD
Mewarnai bahan tekstil dari kain kapas sesuai motif yang ditentukan secara permanen.
TUJUAN
Mendapatkan produk tekstil dari kain kapas sehingga bermotif sesuai yang ditentukan
secara permanen.

II.

TEORI DASAR
Zat warna naftol merupakan zat warna yang terbentuk dalam serat tekstil. Zat
warna naftol ini terdiri dari dua komponen yaitu naftol itu sendiri dan garam diazonium.
Naftol bersifat monogenetik dan ada pula poligenetik. Monogenetik berarti arah warna
yang dihasilkan dari reaksi kopling dengan garam diazonium memberikan arah warna
yang sama sesuai naftholnya, sedang poligenetik akan memberikan arah warna yang
lebih banyak sesuai garam diazoniumnya.
Zat warna naftol atau azoic adalah zat warna yang terbentuk

didalam serat

waktu pencelupan dan merupakan hasil reaksi komponen senyawa naftol dengan
senyawa garam diazonium. Zat warna tersebut atau sering disebut ingrain colours
karena terbentuk dalam serat dan tak larut dalam air. Atau azoic colours karena
senyawa yang terbentuk mempunyai gugus azo. Para-red merupakan zat warna naftol
yang pertama dikenal orang dan merupakan hasil reaksi kopling senyawa beta-naftol
yang telah dicelup pada

bahan tekstil kapas dengan base para-nitro anilin yang

diazotasikan. Dalam reaksi diazotasi kerapkali memerlukan es untuk memeperoleh


temperature yang rendah. Maka zat warna golongan ini sering disebut zat warna es
atau es colours. Proses pencelupan atau pembentukan zat warna tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
Pelarutan senyawa naftol dengan dengan kostik soda untuk memperoleh larutan
yang jernih dari senyawa narium naftolat yang terionisasi. Dalam pelarutan ini sering
diperlukan pemanasan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

CONH

NaCl

OH

ZW Nafthol mono azo

N=N
NO2
OH
R

Pencapan bahan tekstil dengan naftolat dapat dikerjakan dengan padding atau
penyerapan biasa dalam bejana karena penyerapan kecil maka perlu penambahan
garam dapur untuk mendorong penyerapan. Setelah bahan tercelup perlu direaksikan
dengan garam diazonium karena penaftolan mempuyai daya serap atau subtantifitas
yang kecil.
Reaksi diazotasi para nitro amina aromatik primer yang tidak larut dalam air
OH

N=
N Cl asam klorida atau asam sulfat.
dilakukan dala mbejana setelah dilarutkan
dengan

Untuk reaksi diazotasi temperatur rendah agar garam diazonium yang terbentuk tidak
mengurai. ONa
Larutan Natrium
nitrit yang
ditambahkan kedalam larutan basa amina dapat
O2N Garam
diazonium
sekali atau sedikit demi sedikit.
R
Naftholat

Reaksi kopling tidak lain merupakan reaksi antara beta-naftol dengan garam
diazonium yang memberikan suatu pigmen naftol yang terbentuk didalam serat.
Setelah reaksi kopling selesai bahan tekstil yang telah tercelup perlu dikerjakan proses
penyabunan dengan larutan sabun pada tempertur 60o C.
Pencapan dengan zat warna naftol ini terdiri dari dua metode yaitu:
Pencapan Naftol Pencelupan Garam diazonium
Pencapan Garam diazonium Pencelupan Naftol
Karena zat warna naftol harus diubah terlebih dulu menjadi naftolat yang larut
dalam air, maka pengental yang digunakan harus tahan terhadap alkali.
III.

ALAT DAN BAHAN


Alat

: Srcreen Printing
Meja printing
Rakel
Mesin Stenter
Alat bantu : pengaduk, neraca, gelar ukur

Bahan : Pengental tahan alkali (tapioka)


ZW naftol dan garam diazonium
IV.

RESEP
A. RESEP PEGENTAL INDUK
10% tapioka
40 g
Air
360 g
Jumlah
1000 g
B. METODE CAP NAFTHOL LALU PADDING GARAM DIAZONIUM
Pasta Cap Nafthol
Nafthol (g)
Spirtus (g)
NaOH 38 0Be (g)
Pengental tapioka 1:10 (g)
Air (g)
Jumlah (g)
Padding Garam Diazonium
Garam diazonium (g/L)
As. Asetat 30% (ml/L)
NaCl (g/L)
Waktu celup (menit)
WPU (%)
Volume larutan (ml)
RESEP PENCUCIAN

Resep 1

Resep 2

Resep 3

10
20
30
600
340
1000
Resep 1
7
2
50
5
100

10
20
30
600
340
1000
Resep 2
7
2
5
70
100

10
20
30
600
340
1000
Resep 3
7
2
50
5
70
100

Sabun 2 g/L dan Na2CO3 1 g/L dalam suhu 80 0C selama 10 menit dengan vlot
1:20
C. METODE PADDING NAFTHOL LALU CAP GARAM DIAZONIUM
Padding Nafthol
Nafthol (g/L)
Spirtus (g/L)
NaOH 38 0Be (g/L)
Waktu celup (menit)
WPU (%)
Volume larutan (ml)
Pasta Cap Garam Diazonium
Garam diazonium (g/L)
As. Asetat 30% (ml/L)
Air (g)
Pengental tapioka 1:10 (g)
Jumlah (g)

Resep 4

Resep 5

5
10
5
5
70
100
Resep 4
20
360
20
600
1000

5
10
15
5
70
100
Resep 5
20
360
20
600
1000

RESEP PENCUCIAN
Sabun 2 g/L, NaHCO3 2 g/L dan Na2CO3 1 g/L dalam suhu 80 0C selama 10
menit dengan vlot 1:20
V.

FUNGSI ZAT
Zat warna naftol

: Bereaksi dengan garam diazonium mewarnai kain

Garam diazonium

: membentuk reaksi kopling dengan zat warna dalam serat


sehingga berwarna

Spirtus

: Pelarut naftol, mempermudah pembuatan leuko

NaOH

: Membentuk naftol menjadi naftolat yang larut

Pengental tapioka

: meningkatkan viskositas pasta cap

NaCl

: Mencegah kejenuhan larutan

Asam asetat

: menetralkan sisa basa pada kain

Sabun

: membersihkan zat warna yang menempel pada permukaan


serat

Na2CO3

: membuat suasana basa pada proses cuci

NaHCO3

: mereduksi naftholat yang menempel pada kain di proses


pencucian metode padding naftholat lalu pencapan garam
diazonium

VI.

DIAGRAM ALIR PROSES

Metode Cap Nafthol Lalu Padding Garam


Metode
Diazonium
Padding Nafthol Lalu Cap Garam Diazonium

VII.

Persiapan bahan

Persiapan bahan

Buat pasta pengental

Celup dalam naftholat

Buat pasta cap nafthol

Padding 70%

Pencapan nafthol

Buat pasta pengental

Drying 40 0C

Buat pasta cap garam

Celup garam diazonum

Pencapan garam

PERHITUNGAN RESEP
A. Membuat
Pengental
Washing reduction
Padding
70% Induk
10% tapioka
40 g 40 g x 300/1000 = 12 g
Air
360 g 360 g x 300/1000 = 118 g
Jumlah
1000 g
300 g
Washing off
Washing off
B. Metode Cap Nafthol Lalu Padding Garam Diazonium
Pasta Cap Nafthol
Nafthol (g)
Spirtus (g)
NaOH 38 0Be (g)
Pengental tapioka 1:10 (g)
Air (g)
Jumlah (g)
Padding Garam Diazonium
Garam diazonium (g)
As. Asetat 30% (ml)
NaCl (g)
Volume larutan (ml)

Resep 1

Resep 2

Resep 3

0.5
1.0
1.5
30.0
17.0
50.0
Resep 1
0.7
0.2
5.0
100.0

0.5
1.0
1.5
30.0
17.0
50.0
Resep 2
0.7
0.2
100.0

0.5
1.0
1.5
30.0
17.0
50.0
Resep 3
0.7
0.2
5.0
100.0

RESEP PENCUCIAN (ketiga kain disatukan)


Berat bahan
= 8,5 g x 3
= 25,5 g
Volume larutan = 20 x 25,5 g setara 510 ml
Sabun
= 2 g/L x 510 ml
= 1,0 g
Na2CO3
= 1 g/L x 510 ml
= 0,5 g

C. Metode Padding Nafthol Lalu Cap Garam Diazonium


Padding Nafthol
Nafthol (g/L)
Spirtus (g/L)
NaOH 38 0Be (g/L)
Volume larutan (ml)
Pasta Cap Garam Diazonium
Garam diazonium (g/L)
As. Asetat 30% (ml/L)
Air (g)
Pengental tapioka 1:10 (g)
Jumlah (g)

Resep 4

Resep 5

0.5
1.0
0.5
100.0
Resep 4
1.0
18.0
1.0
30.0
50.0

0.5
1.0
1.5
100.0
Resep 5
1.0
18.0
1.0
30.0
50.0

RESEP PENCUCIAN (kedua kain disatukan)


Berat bahan
= 8,5 g x 2
= 17,0 g
Volume larutan = 20 x 17,0 g setara 340 ml
Sabun
= 2 g/L x 340 ml
= 0,6 g
NaHCO3
= 2 g/L x 340 ml
= 0,6 g
Na2CO3
= 1 g/L x 340 ml
= 0,3 g
VIII.

CARA KERJA
A. Metode Cap Nafthol Lalu Padding Garam Diazonium
1) Bersihkan semua peralatan yang akan digunakan
2) Lakukan persiapkan bahan, lalu pasang pada meja datar dan selotip ujungujungnya agar tidak bergeser
3) Buat pengental induk dengan dengan tapioka 10%, selebihnya air, lalu aduk
dengan mixer dan panaskan diatas api sampai menjadi bening keseluruhan
dan mengental
4) Buat pasta cap naftholnya sesuai resep masing-masing, serta untuk 2 warna
(motif dalam dan luar)
5) Lakukan proses pencapan (motif dalam dan luar)
6) Keringkan pada suhu 40 0C
7) Buat larutan celup garam diazonium
8) Rendam bahan yang telah dicap selama 5 menit
9) Padding dengan WPU 70%
10) Lakukan proses pencucian sabun pada 70 0C selama 10 menit
11) Lanjutkan dengan proses cuci panas tanpa sabun selama 10 menit
12) Keringkan
13) Evaluasi

B. Metode Padding Nafthol Lalu Cap Garam Diazonium


1) Bersihkan semua peralatan yang akan digunakan
2) Lakukan persiapkan bahan, lalu pasang pada meja datar dan selotip ujungujungnya agar tidak bergeser
3) Buat larutan celup naftholat

4) Rendam bahan selama 5 menit


5) Padding dengan WPU 70%
6) Buat pengental induk dengan dengan tapioka 10%, selebihnya air, lalu aduk
dengan mixer dan panaskan diatas api sampai menjadi bening keseluruhan
dan mengental
7) Buat pasta cap garam diazoniumnya sesuai resep masing-masing, serta
untuk 2 warna (motif dalam dan luar)
8) Lakukan proses pencapan (motif dalam dan luar)
9) Keringkan pada suhu 40 0C
10) Lakukan proses pencucian sabun ditambah reduktor pada 70 0C selama 10
menit
11) Lanjutkan dengan proses cuci panas tanpa sabun selama 10 menit
12) Keringkan
13) Evaluasi
IX.

DISKUSI
Zat warna nafthol adalah zat warna yang tak larut dalam air, sehingga dalam
proses pencapannya harus diubah menjadi naftholat yang larut dengan menambahkan
NaOH pekat. Oleh karena itu pada proses pemberian garam diazonium ditambahkan
sedikit asam untuk menetralkan sisa NaOH pada kain.
Karena penggunaan zat warna nafthol harus melalui 2 tahapan penting, yakni
pemberian naftholat dan pemberian garam diazonium, maka metode pencapan
dengan zat warna naftol ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama pencapan
pasta cap naftolat kemudian dilakukan pencelupan dalam garam diazonium. Cara
yang lainnnya dengan dilakukan pencelupan (padding) naftol terlebih dahulu kemudian
dicap dengan garam diazonium
Dalam praktikum ini dilakukan kedua metode pencapan. Metode cap nafholat lalu
padding garam ada 3 resep yang berbeda. Sedangkan metode padding naftholat lalu
cap garam dengan 2 resep berbeda. Hal ini guna mengetahui fungsi dan kadar yang
terbaik untuk masing-masing komposisi resep.
Metode cap naftholat lalu padding garam mempunyai kelemahan yaitu sulit untuk
mendapatkan arah warna yang berbeda karena yang mempengaruhi hasil warna yang
akan didapat adalah garam diazodiumnya. Dengan penggunaan nafthol yang berbeda
(poligenetik dan monogenetik) baru akan memberikan perbedaan warna yang jelas.
Sehingga perbedaan warna harus memperhatikan perpaduan warna dengan arah
warnanya. Tapi kelebihannya pada proses pencucian tidak memerlukan reduktor (lebih
hemat resep) karena pemberian naftholat pada bahan kemungkinan terpakai semua
atau dengan kata lain tiada naftholat yang diluar motif.
Metode padding naftholat lalu cap garam mempunyai kelemahan yaitu pada
proses pencucian memerlukan reduktor (lebih boros resep) karena pemberian

naftholat pada bahan kemungkinan tidak terpakai semua atau dengan kata lain banyak
naftholat yang diluar motif yang harus dihilangkan. Tapi kelebihannya mudah untuk
mendapatkan warna yang berbeda karena yang mempengaruhi hasil warna yang
didapat adalah pasta cap garamnya. Dengan penggunaan garam yang berbeda akan
memberikan perbedaan warna yang jelas.
Hasil cap yang diperoleh dalam praktikum ini belum menunjukkan hasil yang
maksimal karena adanya cacat-cacat printing seperti berikut :
1.

Banyaknya warna yang terbentuk di luar motif yang sulit dihilangkan. Disebabkan
karena meja print yang kotor oleh pasta cap.

2.

Motif kurang tajam, disebabkan karena bagian bawah screen yang masih basah
saat digunakan. Untuk menghindari hal ini maka pencapan dengan zat warna naftol harus
dilakukan lebih hati-hati.

3.

Pada resep 2 dan resep 3 (cap naftol dilanjutkan padding garam diazoniumdan
celup garam diazonium), cacat yang timbul diakibatkan oleh :

Pasta cap naftol tidak menembus belakang kain secara merata,sehingga


banyak titik-titik putih / white spot yang terdapat pada belakang kain. Hal ini
karena kain yang digunakan belum dilakukan proses pre treatmen sehingga
masih banyak kotoran yang mengganggu penyerapan pasta cap naftol

sampai ke belakang kain.


Terjadi overlap pada motif luar dan motif dalam. Hal ini terjadi karena warna
pasta cap naftol untuk motif luar dan motif dalam hampir sama, sehingga
diperlukan ketelitian yang lebih untuk praktikan dalam mencapkan pasta

naftol ke permukaan kain agar tidak terjadi overlap.


Setelah proses pencucian, warna dasar kain tidak putih kembali karena
praktikan melakukan kesalahan dalam menggunakan resep pencucian.
Seharusnya praktikan menggunakan resep cuci sabun tetapi saat pencucian
berlangsung praktikan menguanakan resep cuci reduksi yang seharusnya
dilakukan pada resep 4 dan resep 5. Akibat dari kesalahan resep pencucian
ini adalah dasar kain yang seharusnya berwarna putih tidak berwarna putih
tetapi berwarna agak orange.

4. Pada resep 4 (padding naftol dengan NaOH 5 g/l kemudian cap garam
diazonium) hasil pencapan banyak cacat antara lain disebabkan karena :

Pada saat drying, kain belum benar-benar kering sehingga saat pencucian

berlangsung warna pasta cap mbleber keluar dan menodai warna dasar kain.
Tidak sempurnanya fiksasi yang terjadi akibatnya saat pencucian warna motif
mudah keluar dan menodai warna dasar kain.

5. Pada resep 5 (padding naftol dengan NaOH 15 g/l kemudian cap garam
diazonium) hasil pencapan banyak cacat antara lain disebabkan oleh :

Pada saat pencapan motif luar dilakukan 3 kali perakelan, namun pasta cap
mbleber pada motif luar bagian bawah dan beberapa bagian lainnya. Hal ini
karena luas kain terlalu kecil (terlalu mepet dengan motif) sedangkan motif
terlalu meper kain, sehingga kain agak bergeser waktu perakelan terakhir
walaupun kain sudah diselotip bagian pinggirnya.

Tidak semua pasta cap garam diazonium menembus bagian belakang kain.
Hal ini karena kain yang dugunakan belum dilakukan proses pre treatmen
sehingga masih banyak kotoran yang menyebabkan zat warna tidak
menembus bagian belakang kain secara sempurna.

Pada pencapan motif dalam, motif luar ternyata belum kering benar namun
sudah dilakukan pencapan motif dalam. Hal ini mengakibatkan warna motif
luar mbleber dan terjadi overlap yang tidak dapat dihindarkan.

Sebab cacat lainnya adalah saat proses drying pada mesin stenter, ujung
bawah kain yang masih basah oleh pasta zat warna menempel pada pinggir
mesin, akibatnya warna motif luar dan motif dalam mbleber (bercampur).
Seharusnya ada praktikan lain yang membantu agar ujung bawah kain yang
masih basah tidak menempel pada pinggir mesin.

6. Perbandingan hasil cap resep 2 dan resep3 :.


7. Perbandingan hasil cap resep 4 dan resep 5 :

Resep 5 memberikan warna yang lebih tajamkarena penggunaan alkali kuat


yaitu NaOH pada larutan padding naftol lebih banyak disbanding yang

digunakan pada resep 4.


Karena lebih banyak NaOH yang digunakan pada resep 5 akibatnya pada
resep 5 lebih banyak naftolat yang terbentuk sehingga setelah dicap dengan
pasta cap garam diazonium warnanya tampak lebih tajam.

X.

KESIMPULAN
Hasil pencapan zat warna naftol metode cap naftol celup garam diazonium
mempunyai keterbatasan pada jumlah warna yang dihasilkan

You might also like