You are on page 1of 14

Berikut ini adab berhias sesuai sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, semoga Allah

Azza wa Jalla menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan


bermanfaat, Allahumma aamin.
Anjuran Berpenampilan Indah
:

: :
Dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi shallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, "Tidak
masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan meskipun sebesar debu," lalu
ada seorang yang berkata, "Sesungguhnya seseorang suka jika pakaiannya indah dan
sandalnya bagus," maka Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah indah dan menyukai
keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia." (HR. Muslim)
Kewajiban Menutup Aurat[i]
:
:

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, Akan ada di akhir umatku kaum wanita yang berpakaian namun
telanjang, di atas kepala mereka ada seperti punuk unta, laknatlah mereka, karena mereka
wanita yang dilaknat. (HR. Thabrani dalam Al Mujamush Shagir).
:

:

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
pernah melewati seorang laki-laki, lalu dilihat pahanya terbuka, maka Beliau bersabda,
"Tutuplah auratmu, karena paha seseorang itu aurat." (HR. Ahmad dan Hakim, dan
dishahihkan oleh Al Albani dalamShahihul Jami' no. 4158)
Mendahulukan Bagian Kanan Ketika Memakai dan Mendahulukan Bagian Kiri Ketika
Melepas

:
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam suka
mendahulukan yang kanan, baik ketika memakai sandal, menyisir, bersuci dan dalam semua
urusannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
, ,
:
,
Dari Ali radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Apabila salah seorang di antara kamu memakai sandal, maka mulailah dengan yang kanan.

Dan jika hendak melepas maka mulailah dengan yang kiri, hendaklah yang kanan pertama
dipakai dan yang terakhir dilepas. (HR. Bukhari dan Muslim)

Berdoa Ketika Memakai Pakaian


: :

: :

Dari Sahl bin Mu'adz bin Anas dari ayahnya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Barang siapa yang memakan makanan kemudian mengucapkan, "Al
Hamdulillahsampai, "Walaa quwwah." (Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah
memberiku makanan ini dan mengaruniakannya kepadaku tanpa susah payah dariku), maka
akan diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Dan barang siapa yang
memakai pakaian, lalu ia mengucapkan, "Al Hamdulillahsampai, "Walaa quwwah."
(Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memakaikan kepadaku pakaian ini dan
mengaruniakannya kepadaku tanpa susah payah dariku), maka akan diampuni dosanya yang
telah lalu dan yang akan datang." (HR. Abu Dawud, dan dinyatakan hasan oleh Al Albani
tanpa tambahan "wa maa ta'akhkhar,")
Berdoa Ketika Melepas Pakaian
: " :

: "
Dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Yang
menutupi antara mata jin dengan aurat anak cucu Adam apabila salah seorang di antara
mereka masuk ke jamban adalah mengucapkan, "Bismillah." (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan
Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al Albani)
Larangan Memakai Pakaian Sutera dan Memakai Emas Bagi Laki-Laki

" : - -

"
Dari Abu Musa Al Asy'ariy, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Diharamkan memakai pakaian sutera dan emas bagi laki-laki umatku dan dihalalkan bagi
kaum wanitanya." (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nasa'i, dan dishahihkan oleh Al Albani)



:

" " :
Dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
melihat di antara sahabatnya ada memakai cincin dari emas, lalu Beliau berpaling darinya.
Maka sahabat itu membuang cincin itu, lalu ia memakai cincin besi, maka Beliau bersabda,
"Ini buruk. Ini adalah perhiasan penghuni neraka." Maka sahabat itu membuang cincin itu,

kemudian ia memakai cincin perak, lalu Beliau mendiamkan." (HR. Ahmad, dan dinyatakan
shahih oleh Pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Risalah).
Larangan Memakai Cincin Pada Jari Telunjuk dan Jari Tengah
.



Dari Abu Burdah ia berkata: Ali berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
melarangku memakai cincin di jari ini atau ini." Ia berisyarat ke jari tengah dan jari
sebelahnya (jari telunjuk)." (HR. Muslim)
Larangan Memakai Satu sandal


Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Janganlah salah
seorang di antara kamu berjalan dengan satu sandal, pakailah keduanya atau lepaslah
keduanya. (HR. Bukhari-Muslim)
Larangan Mencukur Dengan Model Qaza' (mencukur sebagian rambut dan membiarkan
bagian yang lain)

:
Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam melarang qaza'." (HR.
Bukhari dan Muslim)

:


:

Dari Ibnu Umar, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat seorang anak yang
mencukur sebagian rambut dan membiarkan sebagian lagi, maka Beliau melarang hal itu,
Beliau bersabda, "Cukurlah semuanya atau biarkan semuanya." (HR. Nasa'i, dan dishahihkan
oleh Al Albani)[ii]
Larangan Menyambung Rambut Palsu dan Larangan Mentato


:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau
bersabda, "Allah melaknat wanita yang menyambung rambut dan meminta disambung,
wanita yang mentato dan yang minta ditato." (HR. Bukhari)
Dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata, Allah melaknat wanita yang menatato dan wanita yang
minta ditato, wanita yang mencabut bulu alis dan wanita yang meminta dicabut bulu alisnya
serta wanita yang membuat celah pada gigi untuk kecantikan sebagai wanita-wanita yang

merubah ciptaan Allah. Mengapa saya tidak melaknat wanita yang dilaknat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Bukhari)
Larangan Mewarnai Uban Dengan Warna Hitam
:


:
Dari Jabir bin Abdullah ia berkata: Abu Quhafah pernah dihadapkan pada saat Fathu Makkah,
sedangkan rambut dan janggutnya sudah sangat putih seperti kapas, maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Rubahlah uban ini dengan sesuatu, dan jauhilah
warna hitam." (HR. Muslim)
Perintah Membiarkan Janggut Tumbuh dan Meratakan Kumis
: " :
"
Dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, "Selisihilah orangorang musyrik; biarkanlah janggut dan potonglah kumis." (HR. Bukhari dan Muslim)[iii]
:
:
Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ratakan
kumis dan biarkanlah janggut. Selisihilah orang-orang Majusi." (HR. Muslim)
Perintah Memotong kumis, Memotong Kuku, Mencabut Bulu Ketiak, dan Tidak Membiarkan
Semua Itu Lebih dari 40 hari



:


Dari Anas bin Malik, ia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi waktu kepada
kami dalam memotong kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu
kemaluan agar tidak lebih dari 40 hari." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan lain-lain, dan
dishahihkan oleh Al Albani).
Larangan Isbal (Melabuhkan Kain Melewati Mata Kaki)




:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau
bersabda, "Kain yang melewati mata kaki adalah di neraka." (HR. Bukhari)
:

: :
:

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, Ada tiga
golongan yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak dilihat-Nya, tidak
dibersihkan-Nya (dari dosa) dan bagi mereka azab yang pedih. Rasulullah shallallahu 'alaihi

wa sallam mengucapkan berulang kali, Abu Dzar bertanya, Sungguh celaka dan rugi
mereka, siapakah mereka wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Orang yang isbal, orang
yang menyebut-nyebut pemberiannya dan orang yang melariskan barang dagangannya
dengan sumpah palsu. (HR. Muslim)
Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa
sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Al Qur'anul Karim, Maktabah Syamilah versi 3.45, Mausu'ah Haditsiyyah
Mushaghgharah (Nurul Islam Li Abhatsil Qur'ani was Sunnah),Jilbabul Mar'atil
Muslimah (M. Nashiruddin Al Albani), Fiqhus Sunnah (S. Sabiq), Untaian Mutiara
Hadits (Penulis), Modul Akhlak jilid 5 (penulis), dll.

[i] Aurat laki-laki adalah dari pusar sampai lutut. Sedangkan aurat wanita adalah seluruh
tubuhnya selain muka dan telapak tangan. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, Dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak
daripadanya. (Terj. QS. An Nuur: 31) Ibnu Abbas berkata, "Yaitu mukanya, kedua telapak
tangannya dan cincin. Jika ditutup mukanya (seperti memakai cadar) dan tangannya maka
lebih utama. Ibnu Khuwaiz Mandad berkata, Wanita itu jika cantik dan dikhawatirkan
timbul fitnah dari muka dan telapak tangannya hendaknya menutupnya, dan jika wanita itu
sudah tua atau jelek maka tidak mengapa membuka wajah dan telapak tangannya.
[ii] Termasuk qaza adalah mencukur secara acak, mencukur bagian tengah kepala dan
meninggalkan pinggir-pinggirnya, mencukur pinggir-pinggir kepala dan meninggalkan
bagian tengahnya, mencukur bagian depan kepala dan meninggalkan bagian belakang.
[iii] Dalam memelihara janggut, hendaknya seseorang bersikap tengah-tengah, yakni jika ia
memendekkannya, maka jangan terlalu pendek dan jangan juga membiarkan janggut hingga
panjang sekali tidak terurus. Imam Bukhari meriwayatkan, bahwa Ibnu Umar apabila naik
hajji atau umrah, ia menggenggam janggutnya, selebihnya ia cukur. Lihat
kitab Fiqhussunnah(1/38) karya Syaikh S. Sabiq.
Adab Berpakaian
Islam melarang umatnya berpakaian terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga membentuk
tubuhnya yang asli). Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup aurat) telah dipenuhi, namun
apabila pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit) maka hal itu dilarang oleh Islam.
Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis. Pakaian yang ketat akan menampilkan
bentuk tubuh pemakainya, sedangkan pakaian yang terlalu tipis akan menampakkan warna

kulit pemakainya. Kedua cara tersebut dilarang oleh Islam karena hanya akan menarik
perhatian dan menggugah nafsu syahwat bagi lawan jenisnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW
bersabda:
.


( )
Artinya: Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu 1)
kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang
(penguasa yang kejam, 2) perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang, yang
cenderung kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa
masuk surga dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh
perjalanan demikian dan demikian. (HR Muslim)
Ada dua maksud yang menjadi kesimpulan pada hadits ini, yaitu sebagai berikut:

Maksud kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi ialah perempuan-perempuan yang
suka menggunakan rambut sambungan (cemara dalam bahasa jawa), dengan maksud agar
rambutnya tampak banyak dan panjang sebagaimana wanita lainnya. Selanjutnya, yang
dimaksud rambutnya seperti atau sebesar punuk unta adalah sebutan bagi wanita yang suka
menyanggul rambutnya. Kedua macam cara tersebut (memakai cemara dan menyanggul)
termasuk perkara yang tecela dalam Islam
Mereka dikatakan berpakaian karena memang mereka menempelkan pakaian pada tubuhnya,
tetapi pakaian tersebut tidak berfungsi sebagai penutup aurat. Oleh karena itu, mereka
dikatakan telanjang. Pada zaman modern seperti sekarang ini, amat banyak manusia
(perempuan) mengenakan pakaian yang amat tipis sehingga warna kulitnya tampak jelas dari
luar. Sementara itu banyak pula perempuan yang memakai pakaian relatif tebal, namun
karena sangat ketat sehinga bentuk lekuk tubuhnya terlihat jelas. Kedua cara berpakaian
seperti itu (terlampau tipis dan ketat) termasuk perkara yang dilarang dalam Islam.
Ciri-ciri pakaian wanita Islam di luar rumah ialah:
Pakaian itu haruslah menutup aurat sebagaimana yang dikehendaki syariat.
Pakaian itu tidak terlalu tipis sehingga kelihatan bayang-bayang tubuh badan dari luar.
Pakaian itu tidak ketat atau sempit tapi longgar dan enak dipakai. la haruslah menutup
bagian-bagian bentuk badan yang menggiurkan nafsu laki-laki.
Warna pakaian tsb suram atau gelap seperti hitam, kelabu asap atau perang.
Pakaian itu tidak sekali-kali dipakai dengan bau-bauan yang harum
Pakaian itu tdak bertasyabbuh (bersamaan atau menyerupai)dengan pakaian laki-laki yaitu
tidak meniru-niru atau menyerupai pakaian laki-laki.

Pakaian itu tidak menyerupai pakaian perempuan-perempuan kafir dan musyrik.


Pakaian itu bukanlah pakaian untuk bermegah-megah atau untuk menunjuk-nunjuk atau
berhias-hias.
Aurat perempuan yang merdeka (demikian juga khunsa) dalam sholat adalah seluruh badan
kecuali muka dan telapak tangan yang lahir dan batin hingga pergelangan tangannya. Oleh
karena itu jika nampak rambut yang keluar ketika sholat atau nampak batin telapak kaki
ketika rukuk dan sujud, maka batallah sholatnya.
Aurat perempuan merdeka di luar sholat Di hadapan laki-laki ajnabi atau bukan muhram
Yaitu seluruh badan. Artinya, termasuklah muka, rambut, kedua telapak tangan (lahir dan
batin) dan kedua telapak kaki (lahir dan batin). Maka wajiblah ditutup atau dilindungi seluruh
badan dari pandangan laki-laki yang ajnabi untuk mengelakkan dari fitnah. Demikian
menurut mahzab Syafei.
Di hadapan perempuan yang kafir Auratnya adalah seperti aurat bekerja yaitu seluruh badan
kecuali kepala, muka, leher, dua telapak tangan sampai kedua siku dan kedua telapak
kakinya. Demikianlah juga aurat ketika di hadapan perempuan yang tidak jelas pribadi atau
wataknya atau perempuan yang rosak akhlaknya.
Ketika sendirian, sesama perempuan dan laki-laki yang menjadi muhramnya Auratnya adalah
di antara pusat dan lutut Walau bagaimanapun, untuk menjaga adab dan untuk memelihara
dan berlakunya hal yang tidak diingini, maka perlulah ditutup lebih dari itu agar tidak
menggiurkan nafsu. Ini adalah penting untuk menghindarkan fitnah.
Salah satu permasalahan yang kerap kali dialami oleh kebanyakan manusia dalam
kesehariannya adalah melepas dan memakai pakaian baik untuk tujuan pencucian pakaian,
tidur, atau yang selainnya. Sunnah-sunnah yang berkaitan dengan melepas dan memakai
pakaian adalah sebagai berikut : Mengucapkan Bismillah. Hal itu diucapkan baik ketika
melepas maupun memakai pakaian. Imam An-Nawawy berkata : Mengucapkan bismillah
adalah sangat dianjurkan dalam seluruh perbuatan. Memulai Dengan Yang Sebelah Kanan
Ketika Akan Memakai Pakaian. Berdasarkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Apabila
kalian memakai pakaian maka mulailah dengan yang sebelah kanan.
c. Kaum Lelaki Dilarang Memakai Cincin Emas dan Pakaian Sutra
Dalam hal ini, cincin emas dan pakaian sutra yang dipakai oleh kaum lelaki, Khalifah Ali r.a
pernah berkata:
( )

Artinya: Rasulullah SAW pernah melarang aku memakai cincin emas dan pakaian sutra
serta pakaian yang dicelup dengan ashfar. (HR Thabrani)
Yang dimaksud dengan ashfar ialah semacam wenter berwarna kuning yang kebanyakan
dipakai oleh wanita kafir pada zaman itu. Ibnu umar meriwayatkan sebagai berikut:

:


Artinya: Rasulullah SAW pernah melihat aku memakai dua pakaian yang dicelup dengn
ashfar maka sabda beliau: Ini adalah pakaian orang-orang kafir, oleh karena itu janganlah
engkau pakai.
Larangan bagi laki-laki memakai cincin emas dan pakaian dari sutra adalah suatu didikan
moral yang tinggi. Allah telah menciptakan kaum lelaki yang memiliki naluri berbeda dengan
perempuan, memiliki susunan tubuh yang berbeda dengan tubuh perempuan. Lelaki memiliki
naluri untuk melindungi kaum perempuan yang relatif lemah kondosi fisiknya. Oleh sebab
itu, sangat tidak layak kiranya apabila lelaki meniru tingkah laku perempuan yang suka
berhias dan berpakaian indaah serta suka dimanja. Dari sisi lain, larangan ini sekaligus
sebagai upaya pencegahan terhadap sikap hidup bermewah-mewahan, sementara masih
banyak rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan.
3. Tata Krama Berhias
Pada hakikatnya Islam mencintai keindahan selama keindahan tersebut masih berada dalam
batasan yang wajar dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama.
Beberapa ketentuan agama dalam masalah berhias ini antara lain sebagai berikut:
Laki-laki dilarang memakai cincin emas
Sebagaimana larangan yang ditujukan oleh Rasulullah SAW terhadap Ali r.a
Jangan bertato dan mengikir gigi
Pada zaman jahiliyah banyak wanita Arab yang menato sebagian besar tubuhnya, muka dan
tangannya dengan warna biru dalam bentuk ukiran. Pada zaman sekarang ini (khususnya di
lingkungan masyrakat kita) bertato banyak dilakukan oleh kaum lelaki. Dengan bertato ini,
mereka merasa mempunyai kelebihan dari orang lain.
Adapun yang dimaksud dengan mengikir gigi ialah memendekkan dan merapikan gigi.
Mengikir gigi banyak dilakukan oleh kaum perempuan dengan maksud agar tampak rapi dan
cantik. Rasulullah SAW bersabda;
( )
Artinya: Rasulullah SAW melaknat perempuan yang menato dan yang minta ditato, yang
mengikir gigi dan yang minta dikikir giginya. (HR At Thabrani)
Jangan menyambung rambut
Selain hadits yang tersebut didepan (dalam hal menyambung rambut) terdapat pula riwayat
sebagai berikut:
:



( )

Artinya: Seorang perempuan bertanya kepada nabi SAW: Ya Rasulullah, sesunguhnya anak
saya tertimpa suatu penyakit sehingga rontok rambutnya, dan saya ingin menikahkan dia.
Apakah boleh saya menyambung rambutnya?. Rasulullah menjawab: Allah melaknat
perempuan yang melaknat perempuan yang melaknat rambutnya. (HR Bukhari)
Jangan berlebih-lebihan dalam berhias
Berlebih lebihan ialah melewati datas yang wajar dalam menikmati yang halal. Berhias
secara berlebih-lebiha cenderung kepada sombong dan bermegah-megahan yang sangat
tercela dalam Islam. Setipa muslim dan muslimat harus dapat menjauhkan diri dari hal-hal
yang dapat menyebabkan kesombongan, baik dalam berpakaian maupun dalam berhias
bentuk yang lain. Memoles wajah dengan bahan make-up terlampau banyak serta
menggunakan perhiasan emas pada leher, kedua tangan dan kedua kaki secara mencolok
termasuk berlebih-lebihan. Perbuatan yang demikian itu tidak lain adalah bermaksud untuk
menarik perhatian pihak lain, terutama lawan jenisnya. Apabila yang dimaksudkan adalah
untuk menarik perhatian suaminya maka hal itu baik untuk dilakukan. Akan tetapi, apabila
yang dimaksud itu semua orang (selain suami) maka hal itu termasuk perbuatan yang
dialranga dalam Islam. Selain menjurus kepada sikap sombong, berlebih-lebihan termasuk
perbuatan tabzir, sedangkan tabzir dilarang oleh Allah SWT. (lihat al-quran onlines di
google)
Artinya: 26) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. 27) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al Isra : 26-27)
Bertatakrama Dalam Bertamu dan Menerima Tamu
4. Tata Krama Bertamu
Bertamu adalah salah satu cara untuk menyambung tali persahabatan yang dianjurkan oleh
Islam. Islam memberi kebebasan untuk umatnya dalam bertamu. Tata krama dalam bertamu
harus tetap dijaga agar tujuan bertamu itu dapat tercapai. Apabila tata krama ini dilanggar
maka tujuan bertamu itu justru akan menjadi rusak, yakni merenggangnya hubungan
persaudaran.. Islam telah memberi bimbingan dalam bertamu, yaitu jangan bertamu pada tiga
waktu aurat.
Yang dimaksud dengan tiga waktu aurat ialah sehabis zuhur, sesudah isya, dan sebelum
subuh. Allah SWT berfirman: (lihat al-quran onlines di google)
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang
kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu
tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan
pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya. (Itulah) tiga aurat bagi
kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu.
Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain).

Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (QS An Nur : 58)
Ketiga waktu tersebut dikatakan sebagai waktu aurat karena waktu-waktu itu biasanya
digunakan. Lazimnya, orang yang beristirahat hanya mengenakan pakaian yang sederhana
(karena panas misalnya) sehingga sebagian dari auratnya terbuka. Apabila budak dan anakanak kecil saja diharuskan meminta izin bila akan masuk ke kamar ayah dan ibunya, apalagi
orang lain yang bertamu. Bertamu pada waktu-waktu tersebut tidak mustahil justru akan
menyusahkan tuan rumah yang hendak istirahat, karena terpaksa harus berpakaian rapi lagi
untuk menerima kedatangan tamunya.
5. Cara Bertamu yang Baik
Cara bertamu yang baik menurut Islam antara lain sebagai berikut:
Berpakaian yang rapi dan pantas
Bertamu dengan memakai pakaian yang pantas berarti menghormati tuan rumah dan dirinya
sendiri. Tamu yang berpakaian rapi dan pantas akan lebih dihormati oleh tuan rumah,
demikian pula sebaliknya. Allah SWT berfirman: (lihat al-quran onlines di google)
Artinya: Jika kamu berbua baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. (QS Al Isra : 7)
Memberi isyarat dan salam ketika datang
Allah SWT berfirman: (lihat al-quran onlines di google)
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu
lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. (QS An Nur : 27)
Diriwayatkan bahwa:


: :

:
( )
Artinya: Bahwasanya seorang laki-laki meminta izin ke rumah Nabi Muhammad SAW
sedangkan beliau ada di dalam rumah. Katanya: Bolehkah aku masuk? Nabi SAW bersabda
kepada pembantunya: temuilah orang itu dan ajarkan kepadanya minta izin dan katakan
kepadanya agar ia mengucapkan Assalmu alikum, bolehkah aku masuk lelaki itu
mendengar apa yang diajarkan nabi, lalu ia berkata Assalmu alikum, bolehkah aku masuk?
nabi SAW memberi izin kepadanya maka masuklah ia. (HR Abu Daud)
Jangan mengintip ke dalam rumah
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Dari Sahal bin Saad ia berkata: Ada seorang lelaki
mengintip dari sebuh lubang pintu rumah Rasulullah SAW dan pada waktu itu beliau sedang
menyisir rambutnya. Maka Rasulullah SAW bersabda: Jika aku tahu engkau mengintip,

niscaya aku colok matamu. Sesungguhnya Allah memerintahkanuntuk meminta izin itu
adalah karena untuk menjaga pandangan mata. (HR Bukhari)
Minta izin masuk maksimal sebanyak tiga kali
Jika telah tiga namun belum ada jawaban dari tuan rumah, hendaknya pulang dahulu dan
datang pada lain kesempatan.
Memperkenalkan diri sebelum masuk
Apabila tuan rumah belum tahu/belum kenal, hendaknya tamu memperkenalkan diri secara
jelas, terutama jika bertamu pada malam hari. Diriwayatkan dalam sebuah hadits yang
artinya: dari Jabir ra Ia berkata: Aku pernah datang kepada Rasulullah SAW lalu aku
mengetuk pintu rumah beliau. Nabi SAW bertanya: Siapakah itu? Aku menjawab: Saya
Beliau bersabda: Saya, saya! seakan-akan beliau marah (HR Bukhari)
Kata Saya belum memberi kejelasan. Oleh sebab itu, tamu hendaknya menyebutkan nama
dirinya secara jelas sehingga tuan rumah tidak ragu lagi untuk menerima kedatangannya
Tamu lelaki dilarang masuk kedalam rumah apabila tuan rumah hanya seorang wanita
Dalam hal ini, perempuan yang berada di rumah sendirian hendaknya juga tidak memberi izin
masuk tamunya. Mempersilahkan tamu lelaki ke dalam rumah sedangkan ia hanya seorang
diri sama halnya mengundang bahay bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, tamu cukup ditemui
diluar saja.
Masuk dan duduk dengan sopan
Setelah tuan rumah mempersilahkan untuk masuk, hendajnya tamu masuk dan duduk dengan
sopan di tempat duduk yang telah disediakan. Tamu hendaknya membatasi diri, tidak
memandang kemana-mana secara bebas. Pandangan yang tidak dibatasi (terutama bagi tamu
asing) dapat menimbulkan kecurigaan bagi tuan rumah. Tamu dapat dinilai sebagai orang
yang tidak sopan, bahkan dapat pula dikira sebagai orang jahat yang mencari-cari
kesempatan. Apabila tamu tertarik kepada sesuatu (hiasan dinding misalnya), lebih ia berterus
terang kepada tuan rumah bahwa ia tertarik dan ingin memperhatikannya.
Menerima jamuan tuan rumah dengan senang hati
Apabila tuan rumah memberikan jamuan, hendaknya tamu menerima jamuan tersebut dengan
senang hati, tidak menampakkan sikap tidak senang terhadap jamuan itu. Jika sekiranya tidak
suka dengan jamuan tersebut, sebaiknya berterus terang bahwa dirinya tidak terbiasa
menikmati makanan atau minuman seperti itu. Jika tuan rumah telah mempersilahkan untuk
menikmati, tamu sebaiknya segera menikmatinya, tidak usah menunggu sampai berkali-kali
tuan rumah mempersilahkan dirinya.
Mulailah makan dengan membaca basmalah dan diakhiri dengan membaca hamdalah

Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang artinya: Jika seseorang diantara kamu hendak
makan maka sebutlah nama Allah, jika lupa menyebut nama Allah pada awalnya, hendaklah
membaca: Bismillahi awwaluhu waakhiruhu. ( HR Abu Daud dan Turmudzi)
Makanlah dengan tangan kanan, ambilah yang terdekat dan jangan memili
Islam telah memberi tuntunan bahwa makan dan minum hendaknya dilakukan dengan tangan
kanan, tidak sopan dengan tangan kiri (kecuali tangan kanan berhalangan). Cara seperti ini
tidak hanya dilakukan saat bertamu saja. Mkelainkan dalam berbagai suasana, baik di rumah
sendiri maupun di rumah orang lain
Bersihkan piring, jangan biarkan sisa makanan berceceran
Sementara ada orang yang merasa malu apabila piring yang habis digunakan untuk makan
tampak bersih, tidak ada makann yang tersisa padanya. Mereka khawatir dinilai terlalu lahap.
Islam memberi tuntunan yang lebih bagus, tidak sekedar mengikuti perasaan manusia yang
terkadang keliru. Tamu yang menggunakan piring untuk menikmati hidangan tuan rumah,
hendaknya piring tersebut bersih dari sisa makanan. Tidak perlu menyisakan makanan pada
pring yang bekas dipakainya yang terkadang menimbulkan rasa jijik bagi yang melihatnya.
Segeralah pulang setelah selesai urusan
Kesempatan bertamu dapat digunakan untuk membicarakan berbagai permasalahan hidup.
Namun demikian, pembicaraan harus dibatasi tentang permasalahan yang penting saja, sesuai
tujuan berkunjung. Hendaknya dihindari pembicraan yang tidak ada ujung pangkalnya,
terlebih membicarakan orang lain. Tamu yang bijaksana tidak suka memperpanjang waktu
kunjungannya, ia tanggap terhadap sikap tuan rumah. Apabila tuan rumah tekah
memperhatikan jam, hendaknya tamu segera pamit karena mungkin sekali tuan rumah akan
segera pergi atau mengurus masalah lain. Apabila tuan ruamh menghendaki tamunya untuk
tetap tinggal dahulu, hendaknya tamu pandai-pandai membaca situasi, apakah permintaan itu
sungguh-sungguh atau hanya sekadar pemanis suasana. Apabila permintaan itu sungguhsungguh maka tiada salah jika tamu memperpanjang masa kunjungannya sesuai batas
kewajaran.
6. Lama Waktu Bertamu Maksimal Tiga Hari Tiga Malam
Terhadap tamu yang jauh tempat tinggalnya, Islam memberi kelonggaran bertamu selama tiga
hari tiga malam. Waktu twersebut dikatakan sebagai hak bertamu. Setelah waktu itu berlalu
maka habislah hak untuk bertamu, kecuali jika tuan rumah menghendakinya. Dengan
pembatasan waktu tiga hari tiga malam itu, beban tuan rumah tidak telampau berat dalam
menjamu tamuhnya.
7. Tata Krama Menerima Tamu
a. Kewajiban Menerima Tamu
Sebagai agama yang sempurna, Islam juga memberi tuntunan bagi uamtnya dalam menerima
tamu. Demikian pentingnya masalah ini (menerima tamu) sehingga Rasulullah SAW

menjadikannya sebagai ukuran kesempurnaan iman. Artinya, salah satu tolak ukur
kesempurnaan iman seseorang ialah sikap dalam menerima tamu. Sabda Rasulullah SAW:

( )

Artinya: Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan
tamunya. (HR Bukhari)
b. Cara Menerima Tamu yang Baik
1) Berpakaian yang pantas
Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan pakaian yang pantas
pula dalam menerima kedatangan tamunya. Berpakaian pantas dalam menerima kedatangan
tamu berarti menghormati tamu dan dirinya sendiri. Islam menghargai kepada seorang yang
berpakaian rapih, bersih dan sopan. Rasululah SAW bersabda yang artinya: Makan dan
Minunmlah kamu, bersedekahlah kamu dan berpakaianlah kamu, tetapi tidak dengan
sombong dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah amat senang melihat bekas nikmatnya
pada hambanya. (HR Baihaqi)
2) Menerima tamu dengan sikap yang baik
Tuan rumah hendaknya menerima kedatangan tamu dengan sikap yang baik, misalnya
dengan wajah yang cerah, muka senyum dan sebagainya. Sekali-kali jangan acuh, apalagi
memalingkan muka dan tidak mau memandangnmya secara wajar. Memalingkan muka atau
tidak melihat kepada tamu berarti suatu sikap sombong yang harus dijauhi sejauh-jauhnya.
3) Menjamu tamu sesuai kemampuan
Termasuk salah satu cara menghormati tamu ialah memberi jamuan kepadanya.
4) Tidak perlu mengada-adakan
Kewajiban menjamu tamu yang ditentukan oleh Islam hanyalah sebatas kemampuan tuan
rumah. Oleh sebab itu, tuan rumah tidak perlu terlalu repot dalam menjamu tamunya. Bagi
tuan rumah yang mampu hendaknya menyediakan jamuan yang pantas, sedangkan bagi yang
kurang mampu henaknya menyesuaikan kesanggupannya. Jika hanya mampu memberikan air
putih maka air putih itulah yang disuguhkan. Apabila air putih tidak ada, cukuplah menjamu
tamunya dengan senyum dan sikap yang ramah
5) Lama waktu
Sesuai dengan hak tamu, kewajiban memuliakan tamu adalah tiga hari, termasuk hari
istimewanya. Selebihnya dari waktu itu adalah sedekah baginya. Sabda Rasulullah SAW:


( )

Artinya: Menghormati tamu itu sampai tiga hari. Adapun selebihnya adalah merupakan
sedekah baginya,. (HR Muttafaqu Alaihi)

6) Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang


Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila tuan rumah
mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan merasa lebih semangat karena
merasa dihormati tuan rumah dan kehadirannya diterima dengan baik.
c. Wanita yang sendirian di rumah dilarang menerima tamu laki-laki masuk ke dalam
rumahnya tanpa izin suaminya
Larangan ini bermaksud untuk menjaga fitnah dan bahaya yang mungkin terjadi atas diri
wanita tersebut. Allah berfirman: (lihat al-quran onlines di google)
Artinya: Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada SAW lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena SAW telah memelihara (mereka) (QS An Nisa : 34
Rasulullah SAW bersabda;
( )
Artinya: Wanita itu adalah (ibarat) pengembala di rumah suaminya. Dia akan ditanya
tentang pengembalaannya (dimintai pertanggung jawaban). (HR Ahmad, bukhari, Muslim,
Abu Daud, Turmudzi dan Ibnu Umar)
Oleh sebab itu, tamu lelaki cukup ditemui diluar rumah saja, atau diminta datang lagi (jika
perlu) saat suaminya telah pulang bekerja. Membiarkan tamu lelaki masuk ke dalam rumah
padahal dia (wanita tersebut) hany seorang diri, sama saja dengan membuka peluang besar
akan timbulnya bahaya bagi diri sendiri. Bahaya yang dimaksud dapat berupa hilangnya harta
dan mungkin sekali akan timbul fitnah yang mengancam kelestarian rumah tangganya.

You might also like