Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Untuk menghitung debit saluran air dapat digunakan ambang lebar,
sedangkan aplikasinya dilapangan ambang lebar banyak digunakan pada
saluran irigasi yang fungsinya menentukan debit dari air yang mengalir pada
saluran tersebut.
2. Maksud dan Tujuan
a. Menghitung debit, kecepatan, koefisien debit, dan koefisien kecepatan.
b. Menentukan jenis aliran dari perhitungan angka froud
B. ALAT YANG DIGUNAKAN
a) Multi purpose teaching flume
b) Model ambang lebar/ broad crester weir
Model ini merupakan tiruan ambang lebar di saluran irigasi. Model ini
terbuat dari glass reinforced plastic yang berbentuk prisma segi empat
dengan punggung dibuat streamline. Konstruksi ini pada umumnya banyak
digunakan di lapangan untuk mengukur debit di saluran terbuka, karena
akan memberikan akurasi dan keandalan pengukuran, disamping juga
c)
d)
e)
f)
g)
C. DASAR TEORI
Peluap disebut ambang lebar apabila B>0.4 hu, dengan B adalah lebar
peluap, dan hu adalah tinggi peluap.
14
15
Kelompok 13
Hidraulika2010
Keterangan:
Q = debit aliran (m3/dt)
2
v
H = tinggi tekanan total hulu ambang = Yo+ 2. g
P
Yo
Yc
Yt
hu
Q=CdCvbh u 2 . (2.2)
Keterangan:
Q = debit aliran (m3/dt)
hu = tinggi muka air hulu ambang (m)
Cd = koefisien debit
Cv = koefisien kecepatan
b = lebar ambang (m)
Dengan adanya ambang, akan terjadi efek pembendungan di sebelah
hulu ambang. Efek ini dapat dilihat dari naiknya permukaan air bila
dibandingkan dengan sebelum dipasang ambang. Dengan demikian, pada
penerapan di lapangan harus diantisipasi kemungkinan banjir di hulu
ambang.
16
Kelompok 13
Hidraulika2010
Secara teori naiknya permukaan air ini merupakan gejala alam dari
aliran dimana untuk memperoleh aliran air yang stabil, maka air akan
mengalir dengan kondisi aliran subkritik, karena aliran jenis ini tidak akan
menimbulkan gerusan (erosi) pada permukaan saluran.
Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sebagai
aliran kritik, selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi
tertentu misalkan dengan adanya terjunan atau kemiringan saluran yang
cukup besar , setelah melewati ambang aliran dapat pula berlaku sebagai
aliran super kritik.
Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritik ini terjadi
maka akan sangat membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan
tergerus. Strategi penanganan tersebut diantaranya dengan membuat
peredam energy aliran, misalnya dengan memasang lantai beton atau batubatu cukup besar di hilir ambang.
(2.3)
Keterangan:
F
= angka Froud (froud number)
D
= kedalaman aliran (m)
Dimana jika:
F<1
disebut aliran subkritik.
F=1
disebut aliran kritik.
F>1
disebut aliran super kritik.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pasanglah ambang lebar pada model saluran terbuka.
2. Alirkan air kedalam model saluran terbuka.
3. Ukurlah debit aliran sampai 3 kali untuk 1 bukaan.
4. Catat harga h, Yo, Yc, Q, Yt.
5. Amati aliran yang terjadi.
6. Gambar profil aliran yang terjadi.
7. Ulangi percobaan untuk debit yang lain.
8. Menghitung harga Cd &Cv berdasarkan formula (3.1) dan (3.2)
9. Membuat grafik :
Cd dan Q
Cv dan Q
17
Kelompok 13
Hidraulika2010
v dan Q
10. Titik-titik pada grafik tersebut dihubungkan dengan garis yang dibuat dari
suatu persamaan regresi.
11. Mencari bahasan dari hasil grafik, mengambil kesimpulan antara
hubungan variable tersebut.
12. Menentukan tingkat kekritikan aliran dengan menghitung angka froud
untuk setiap percobaan (sebelum, di atas & sesudah ambang).
V
(m3)
0.000
94
0.000
14
0.000
96
t
(dtk)
1.03
1.01
1.09
=
Q
(m3/dt
k)
0.0009
13
0.0001
39
0.0008
80
0.0019
23
Y0 (m)
Yc (m)
Yt (m)
0.129
0.017
0.034
0.129
0.017
0.034
0.129
0.017
0.034
Rumus:
Q1 =
V
t
0.00094
1.03
Cd
0.13711
2
0.13711
2
0.13711
2
Cv
9.666387
9.666387
9.666387
18
Kelompok 13
Hidraulika2010
= 0.000913 m3/dt
Q2
0.00014
1.01
= 0.000139 m3/dt
0.00096
Q3
=
1.09
= 0.000880 m3/dt
Qrata
Qrata =
Q1 +Q 2 +Q3
3
0.000913+ 0.000139+0.000880
3
0.001923
3
0.000883+ 0.00060+0.000714
=
3
0.000644 m3/dt
Rumus:
V 1 +V 2 +V 3
3
0.00094+0.00014+ 0.00096
3
= 0.00068m3
19
Kelompok 13
Hidraulika2010
= 0.0126936 m2
-Menghitung kecepatan
v0
Rumus:
Q
A0
0.000644
0.0126936
0.050734 m/dt
Y 0+
v0
29.81
0.129+
0.050734
29.81
= 0.131585 m
3
h2
= 0.047732 m3/2
hu
= Yo P
0.029 m
3
hu 2
= 0.004938 m3/2
-Menghitung Cd
Q
Rumus:
Cd
Bh
3
2
= 0.137112
-Menghitung Cv
20
Kelompok 13
Hidraulika2010
Q
Rumus:
Cv
Bhu 2Cd
= 9.666387
v0
vc
= 0.050734 m/dt
Q
BYc
= 0.384983 m/dt
Vvt t
Q
BYt
= 0.192492 m/dt
-Perhitungan angka Froud:
F ( Yo )
v0
gD
0.050734
9.810.129
= 0.045099
Jika F<1, maka aliran tersebut subkritik
F ( Yc )
vc
gD
0.384983
9.810.017
= 0.942719
Jika F<1 , maka aliran tersebut subkritik
21
Kelompok 13
Hidraulika2010
F ( Yt )
vt
gD
0.192492
9.810.034
= 0.333302
Jika F<1 , maka aliran tersebut subkritik
V
(m3)
0.001
89
0.001
75
0.001
48
t
(dtk)
1.10
1.25
1.00
=
Q
(m3/dt
k)
0.0017
2
0.0014
0
0.0014
8
0.0019
23
Y0 (m)
Yc (m)
Yt (m)
0.142
0.022
0.047
0.142
0.022
0.047
0.142
0.022
0.047
Rumus:
V
t
Cd
0.27476
1
0.27476
1
0.27476
1
Cv
7.654561
7.654561
7.654561
22
Kelompok 13
Hidraulika2010
Q1
0.00189
1.10
= 0.00172 m3/dt
Q2
0.00175
1.25
= 0.00140 m3/dt
Q3
0.00148
1.00
= 0.00148 m3/dt
Qrata
Qrata =
Q 1 +Q 2 +Q3
3
0.00172+ 0.00140+ 0.00148
3
0.000883+ 0.00060+0.000714
3
0.001533 m3/dt
Rumus:
V =
V 1 +V 2 +V 3
3
V =
0.00189+ 0.00175+0.00148
3
= 0.001707m3
-Menghitung tampang awal (Ao)
Rumus:
Ao = B.Yo
Ao
= 0.0984 m x 0.142 m
23
Kelompok 13
Hidraulika2010
= 0.013973 m2
Ao
-Menghitung kecepatan
v0
Rumus:
Q
A0
0.001533
= 0.013973
= 0.109711 m/dt
h
Y 0+
v0
29.81
0.109711
29.81
0.142+
= 0.147592 m
h
3
2
= 0.56701 m3/2
hu
= Yo P
= 0.038 m
hu
3
2
= 0.0074075 m3/2
-Menghitung Cd
Q
Rumus:
Cd
Bh 2
= 0.274761
-Menghitung Cv
24
Kelompok 13
Hidraulika2010
Rumus:
Cv
Bhu 2Cd
= 7.654561
v0
= 0.109711 m/dt
vc
Q
= BYc
= 0.708148 m/dt
vt
Q
BYt
= 0.331474 m/dt
-Perhitungan angka Froud:
F ( Yo )
v0
gD
0.109711
9. 810.142
= 0.092955
Jika F<1, maka aliran tersebut subkritik
F ( Yc )
vc
gD
0.708148
9.810.022
= 1.524327
25
Kelompok 13
Hidraulika2010
F ( Yt ) =
gD
0.331474
9.810.047
= 0.488164
Jika F<1 , maka aliran tersebut sub kritik
V
(m3)
0.003
21
0.002
99
0.002
86
t
(dtk)
Q
(m3/dt
k)
Y0 (m)
Yc (m)
Yt (m)
1.04
0.003086
0.154
0.029
0.065
1.13
0.002646
0.154
0.029
0.065
1.09
0.002624
0.154
0.029
0.065
0.0019
23
Rumus:
Q1 =
V
t
0.00321
1.04
= 0.003086 m3/dt
Cd
0.42862
9
0.42862
9
0.42862
9
Cv
5.119433
5.119433
5.119433
26
Kelompok 13
Hidraulika2010
Q2
0.00299
1.13
= 0.002646 m3/dt
Q3
0.00286
1.09
= 0.002624 m3/dt
Qrata
Qrata =
Q1 +Q 2 +Q3
3
0.003086+0.002646+0.002624
3
0.008356
=
3
0.000883+ 0.00060+0.000714
=
3
0.002785 m3/dt
Rumus:
V 1 +V 2 +V 3
3
= 0.00302 m3
27
Kelompok 13
Hidraulika2010
= 0.015154 m2
-Menghitung kecepatan
v0
Rumus:
Q
A0
0.000644
0.0126936
0.050734 m/dt
Y 0+
v0
29.81
0.183779
29.81
0.154+
= 0.163367 m
h
3
2
= 0.066031 m3/2
hu
= Yo P
0.055 m
3
hu 2
= 0.012899 m3/2
-Menghitung Cd
Q
Rumus:
Cd
Bh
3
2
= 0.428629
-Menghitung Cv
28
Kelompok 13
Hidraulika2010
Q
Rumus:
Cv
Bhu 2Cd
= 5.119433
v0
vc
Vvt t
= 0.183779 m/dt
Q
BYc
0.975960 m/dt
Q
BYt
= 0.435428 m/dt
-Perhitungan angka Froud:
F ( Yo )
v0
gD
0.183779
9.810.129
= 0.149520
Jika F<1, maka aliran tersebut subkritik
F ( Yc )
vc
gD
0.975960
9.810.017
= 1.829778
Jika F<1 , maka aliran tersebut superkritik
29
Kelompok 13
Hidraulika2010
F ( Yt )
vt
gD
0.435428
9.810.034
= 0.545287
Jika F<1 , maka aliran tersebut subkritik
30
Kelompok 13
Hidraulika2010
F. GRAFIK
Buka
an
I
II
III
Cd
Cv
0.0006
0.1371 9.66638
44
12
0.050734
7
0.0015
0.2747 7.65456
33
61
0.109711
1
0.0027
0.4286
85
29
0.183779
5.119433
Sumber: pengujian dan perhitungan
f(x) = 0.02x - 0
R = 1
0
0
0
0.040.060.08 0.1 0.120.140.160.18 0.2
Q (m3/dtk)
Linear (Q (m3/dtk))
31
Kelompok 13
Hidraulika2010
f(x) = 0x - 0
R = 0.99
Q (m3/dtk)
Linear (Q (m3/dtk))
0
0
0
0
0.5
1.5
2.5
3.5
f(x) = - 0x + 0.01
R = 1
Q (m3/dtk)
Linear (Q (m3/dtk))
0
0
0
0
4
G.
10
PEMBAHASAN GRAFIK
32
Kelompok 13
Hidraulika2010