Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
1.1. Identitas Pasien
Nama
Jenis kelamin
Usia
Suku
Agama
Alamat
Status
Pekerjaan
Tgl masuk
: Tn. Iwan
: Laki-laki
: 35 Tahun
: Sunda
: Islam
: Kawali, Kab. Ciamis
: Menikah
: Pedagang
: 16 Februari 2014
1.2 ANAMNESIS
Secara autoanamnesa oleh istrinya
Keluhan utama :
Penurunan kesadaran sejak 3 hari SMRS.
Riwayat penyakit sekarang :
Seorang pasien datang dibawa oleh keluarganya ke UGD RSUD Banjar dengan
penurunan kesadaran sejak 3 hari yang lalu SMRS. Penurunan kesadaran terjadi tiba-tiba,
terjadi pertama kali pada hari sabtu pagi sewaktu pasien bangun tidur, pasien terlihat
lemas dan ingin tidur terus-menerus, pasien di panggil oleh keluarganya tidak ada
berespon untuk menjawab, tetapi pada malam minggu pasien mulai ada respon jika
dipanggil, makan atau minum pasien masih bisa jika di suapi oleh istri pasien. Minggu
pagi pasien terlihat masih sama dengan sebelumnya, tetapi ia ketika ditanya nama anak
dan keluarga pasien masih ingat. Senin pagi pasien menggigil dan tiba-tiba kesadarannya
mulai turun kembali. Pasien juga disertai dengan demam sejak 3 hari, demam terjadi
pada malam hari dan menghilang jika pada pagi hari. Riwayat Kejang (-).
Sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan sakit pada kepalanya, sakit dirasakan
hilang timbul, sakit kepala terasa pada bagian tengkuk/kepala bagian belakang. Sakit
kepala terasa tertusuk-tusuk dan berat pada leher, pasien juga mengeluhkan adanya batukbatuk sejak > 3 minggu, batuk berdahak. Dahak berwarna keputihan, pada akhir bulan
januari pasien pernah batuk berdarah, darah berwarna merah segar, disertai sesak
disangkal oleh keluarga. Batuk-batuk juga disertai dengan napsu makan yang munurun
dan berat badan yang menurun juga.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien belum pernah mengeluhkan hal yang sama sebelumnya, riwayat demam tifoid
(+), riwayat tuberkulosis (-), darah tinggi (-), kencing manis (-).
Riwayat penyakit keluarga :
Dikeluarga pasien tidak ada yang pernah mengeluhkan seperti ini, riwayat
tuberkulosis, darah tinggi, kencing manis disangkal.
Riwayat pengobatan :
Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
Riwayat alergi:
Alergi obat-obatan, makanan, debu disangkal.
Riwayat psikososial :
Sehari-hari pasien merokok 1 bungkus rokok kretek/hari, alkohol disangkal.
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital
Tekanan Darah
Nadi
Frekuensi Nafas
Temperatur
Status generalis
Kepala
Leher
Mata
Hidung
: caries (+), lidah kotor (+), tonsil T1-T1, faring tidak hiperemis
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas atas : akar hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik
Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, edema -/-, RCT < 2 detik
1.4 Status Neurologis
Keadaaan umum
Kesadaran
: sopor
Rangsang meniengal
Kaku Kuduk
: (+)
Tanda Kerniq
: (+)
Tanda Laseque
: (-)
Tanda brudzinski I
: (-)
Tanda brudzinski II
: (-)
Peningkatan tekanan intrakranial
Muntah
: (-)
Sakit kepala
: (+)
Kejang
: (-)
Pemeriksaan Nervus Cranialis
N. Olfactorius (I)
Meatus Nasi Dextra
Normosmia
: Sulit dinilai
Anosmia
: Sulit dinilai
Parosmia
: Sulit dinilai
Hiposmia
: Sulit dinilai
N. Opticus (II)
Okuli Dextra (OD)
Visus
: Sulit dinilai
Lapangan Pandang
Normal
Menyempit
Hemianopsia
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Fundus Okuli
Warna
Batas
Ekskavasio
Arteri
Vena
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Nistagmus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Pupil
Lebar
:
Bentuk
:
Reflex cahaya langsung
Reflex cahaya tdk lsg :
Dolls eye
3 mm
Bulat
:
:
N. Trigeminus (V)
3 mm
Bulat
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Kanan
Kiri
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Mukosa basah
Sulit dinilai
Mukosa Basah
Motorik
Sensorik
Kulit
Selaput lendir
Reflex Kornea
Langsung
Tidak langsung
: (+)
: (+)
N. Fasialis (VII)
(+)
(+)
Kanan
Kiri
Motorik
Mimik
: Sulit dinilai
Sulit
dinilai
Kerut kening
: Sulit dinilai
Sulit
dinilai
Menutup mata
: Sulit dinilai
Sulit
dinilai
Meniup sekuatnya
: Sulit dinilai
Sulit
dinilai
Memperlihatkan gigi
: Sulit dinilai
Sulit
dinilai
Tertawa
: Sulit dinilai
Sulit
dinilai
Sensorik
: Sulit dinilai
: (+)
N.Vestibulocochlearis (VIII)
Auditorius
Kanan
Pendengaran
Test Rinne
Test Weber
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
Kiri
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Vestibularis
Nistagmus
Vertigo
Tinnitus
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Pallatum Mole
: Sulit dinilai
Uvula
: Sulit dinilai
Disfagia
: Sulit dinilai
Disartria
: Sulit dinilai
Disfonia
: Sulit dinilai
Reflex muntah
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
N. Asesorius (XI)
Kanan
Mengangkat bahu
Kiri
: Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
N. Hypoglossus (XII)
Lidah
Tremor
: (-)
Atropi
: (-)
Fasikulasi
: (-)
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
SISTEM MOTORIK
Tropi
: Eutrofi
Tonus Otot
: Normotonus
Kekuatan otot
: Sulit dinilai
Sikap
: Berbaring
TEST SENSIBILITAS
Eksteroseptif
: Sulit dinilai
Propioseptif
: Sulit dinilai
REFLEKS
Refleks Fisiologis
Kanan
Kiri
6
Biceps
Triceps
Radioperiost
APR
KPR
:
:
:
:
:
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
:
:
:
:
:
:
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Reflex Patologis
Babinski
Oppenheim
Chaddock
Gordon
Schaefer
Hoffman-Tromner
Klonus lutut
Klonus kaki
Refleks Primitif
KOORDINASI
Lenggang
: sulit dinilai
Bicara
: sulit dinilai
Menulis
: sulit dinilai
Percobaan apraksia
: sulit dinilai
Mimic
: sulit dinilai
Tes Telunjuk-telunjuk
: sulit dinilai
Tes Telunjuk-Hidung
: sulit dinilai
Tes Tumit-lutut
: sulit dinilai
Tes Romberg
: sulit dinilai
VEGETATIF
Vasomotorik
Sudomotorik
Pilo-Erektor
Miksi
Defekasi
: sulit dinilai
Cross Laseque
: sulit dinilai
FUNGSI LUHUR
Kesadaran Kualitatif
: Sulit Dinilai
Ingatan Baru
: Sulit Dinilai
Ingatan Lama
: Sulit Dinilai
Orientasi
Diri
: Sulit Dinilai
Tempat
Waktu
: Sulit Dinilai
: Sulit Dinilai
Status Neurologis
kesadaran : sopor
TD
: 140/80 mmHg
Pe TIK
: 88x/m
RR
: 28x/m
: 37,6C
: (+)
Kerniq (+)
N.Cranialis
N.I
: Sulit Dinilai
N.II.III
N.III.IV.VI
: Sulit dinilai
N.V
N.VII
: sulit dinilai
N.VIII
: sulit dinilai
N.IX.X
N.XI
: Sulit dinilai
N.XII
: sulit dinilai
Refleks Fisiologis
Ka
Ki
Refleks Patologis
Ka
Ki
Biseps/Triseps
+/+
+/+
Hofman/Tromner
-/-
-/-
KPR/APR
+/+
+/+
Babinski
-/-
-/-
: Infeksi
Diagnosa Anatomi
: Meningens
Diagnosa Kerja
1.6 PENATALAKSANAAN :
- rencana diagnostik :
Hasil
Satuan
Nilai normal
Hemoglobin
15
g/dL
11,7-15,5
Leukosit
16,9
/L
3,6-11,0
Hematokrit
40.7
35-47
Trombosit
327
ribu/L
130-440
Eritrosit
6.27
106/L
4.76-6.95
LED
22
mm/jam
<10
Kolesterol LDL
128
mg/dl
<130
Kolesterol HDL
37
mg/dl
30-70
Kolesterol total
185
mg/dl
< 200
Trigliserida
98
mg/dl
60-165
10
Asam urat
1.8
mg/dl
3.5-7.2
SGOT
30
U/L
10-31
SGPT
41
U/L
9-36
Ureum darah
18.2
mg/dL
10-50
Kreatinin darah
0.82
mg/dL
<1,4
Natrium
118.5
mEq/L
135-147
Kalium
3.84
mEq/L
3,5-5,0
Klorida
84.8
mEq/L
94-111
Widal
S. typhi H
1/320
S. paratyphi AH
1/40
S. paratyphi AO
S. typhi O
Foto thoraks PA
11
Meningitis TB
Dexametasone 3x1amp
Ceftriaxone 1x2gr
Tanggal
S
/jam
17/2/14
TB
Kesadaraan : sopor
Pukul.
TD : 138/78 mmHg
08.00 wib
Meningitis
Hiponatremia
O2 2-3L/ menit
IVFD Assering/8
jam
Citicholin
2x250mg
Ranitidin 2x1
Ceftriaxone
1x2gr
Dexamentasone
N : 80x/m
S : 37,3c
RR: 26x/m
Kaku kuduk (+)
3x1amp
Kerniq (+)
Ronki +/+
18/2/14
Pukul.
08.00 wib
TB
Kesadaraan : sopor
TD : 120/60 mmHg
Meningitis
Hiponatremia
O2 2-3L/menit
IVFD Assering/8
jam
Citicholin
2x250mg
Ranitidin 2x1
Ceftriaxone
N : 80x/m
S : 36,3c
12
RR: 28x/m
1x2gr
Dexamentasone
3x1amp
OAT
RHZE
Ronki +/+
19/2/14
TB
Kesadaraan : sopor
Pukul.
TD : 144/76 mmHg
08.00 wib
Meningitis
Hiponatremia
O2 2-3L/m
IVFD Assering/8
jam
Citicholin
2x250mg
Ranitidin 2x1
Ceftriaxone
1x2gr
Dexamentasone
3x1amp
OAT
N : 100x/m
S : 37,8c
RR: 28x/m
Kaku kuduk (+)
Pasien
pada
23.00
Ronki +/+
RHZE
WIB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Meningitis merupakan salah satu infeksi pada susunan saraf pusat yang mengenai
selaput otak dan selaput medulla spinalis yang juga disebut sebagai meningens. Meningitis
dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan
parasit. Meningitis Tuberkulosis tergolong ke dalam meningitis yang disebabkan oleh bakteri
13
yaitu Mycobacterium Tuberkulosa. Bakteri tersebut menyebar ke otak dari bagian tubuh yang
lain.1
2.2 Epidemiologi
Meningitis TB merupakan salah satu komplikasi TB primer. Morbiditas dan mortalitas
penyakit ini tinggi dan prognosisnya buruk. Komplikasi meningitis TB terjadi setiap 300 TB
primer yang tidak diobati. CDC melaporkan pada tahun 1990 morbiditas meningitis TB 6,2%
dari TB ekstrapulmonal. Insiden meningitis TB sebanding dengan TB primer, umumnya
bergantung pada status sosio-ekonomi, higiene masyarakat, umur, status gizi dan faktor
genetik yang menentukan respon imun seseorang. Faktor predisposisi berkembangnya infeksi
TB adalah malnutrisi, penggunaan kortikosteroid, keganasan, cedera kepala, infeksi HIV dan
diabetes melitus. Penyakit ini dapat menyerang semua umur, anak-anak lebih sering
dibanding dengan dewasa terutama pada 5 tahun pertama kehidupan. Jarang ditemukan pada
usia dibawah 6 bulan dan hampir tidak pernah ditemukan pada usia dibawah 3 bulan.5
2.3 Anatomi Fisiologi3
Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf yang
halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan
serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:
Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang
belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk
struktur-struktur ini.
Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter.
Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan
ikat tebal dan kuat.
14
3.4 Etiologi8
Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri,
jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.
Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas :
1. Bakteri:
Pneumococcus
Meningococcus
Haemophilus influenza
Staphylococcus
Escherichia coli
Salmonella
Mycobacterium tuberculosis
2. Virus :
15
Enterovirus
3. Jamur :
Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitris
Pada laporan kasus meningitis tuberkulosa ini, mycobacterium tuberculosis merupakan faktor
penyebab paling utama dalam terjadinya penyakit meningitis.
3.5 Patogenesis
Meningitis TB terjadi akibat penyebaran infeksi secara hematogen ke meningen.
Dalam perjalanannya meningitis TB melalui 2 tahap. Mula-mula terbentuk lesi di otak atau
meningen akibat penyebaran basil secara hematogen selama infeksi primer. Penyebaran
secara hematogen dapat juga terjadi pada TB kronik, tetapi keadaan ini jarang ditemukan.
Selanjutnya meningitis terjadi akibat terlepasnya basil dan antigen TB dari fokus kaseosa
(lesi permulaan di otak) akibat trauma atau proses imunologik, langsung masuk ke ruang
subarakhnoid. Meningitis TB biasanya terjadi 36 bulan setelah infeksi primer.5
Kebanyakan bakteri masuk ke cairan serebro spinal dalam bentuk kolonisasi dari
nasofaring atau secara hematogen menyebar ke pleksus koroid, parenkim otak, atau selaput
meningen. Vena-vena yang mengalami penyumbatan dapat menyebabkan aliran retrograde
transmisi dari infeksi. Kerusakan lapisan dura dapat disebabkan oleh fraktur , paska bedah
saraf, injeksi steroid secara epidural, tindakan anestesi, adanya benda asing seperti implan
koklear, VP shunt, dll. Sering juga kolonisasi organisme pada kulit dapat menyebabkan
meningitis. Walaupun meningitis dikatakan sebagai peradangan selaput meningen, kerusakan
meningen dapat berasal dari infeksi yang dapat berakibat edema otak, penyumbatan vena dan
memblok aliran cairan serebrospinal yang dapat berakhir dengan hidrosefalus, peningkatan
intrakranial, dan herniasi6
Multiplikasi
16
Penyebaran hematogen
Meningens
Membentuk tuberkel
MENINGITIS
3.6 Manifestasi Klinis
Gejala klinis meningitis TB berbeda untuk masing-masing penderita. Faktor-faktor
yang bertanggung jawab terhadap gejala klinis erat kaitannya dengan perubahan patologi
yang ditemukan. Tanda dan gejala klinis meningitis TB muncul perlahan-lahan dalam waktu
beberapa minggu.5
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun, tanda Kernigs
dan Brudzinsky positif.8
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa
yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala,
17
pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa
pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.8
Gejala meningitis meliputi :8
2.
Tes Tuberkulin
Ziehl-Neelsen ( ZN )
Rontgen thorax
TB apex paru
TB milier
3.
CT scan otak
Penyengatan kontras ( enhancement ) di sisterna basalis
Tuberkuloma : massa nodular, massa ring-enhanced
Komplikasi : hidrosefalus
4. MRI
Diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dengan PCR, ELISA dan aglutinasi Latex.
Baku emas diagnosis meningitis TB adalah menemukan M. tb dalam kultur CSS. Namun
pemeriksaan kultur CSS ini membutuhkan waktu yang lama dan memberikan hasil positif
hanya pada kira-kira setengah dari penderita
3.8 Penatalaksanaan8
Terapi Farmakologis yang dapat diberikan pada meningitis TB berupa :
Rifampicin ( R )
Efek samping : Hepatotoksik
INH ( H )
Efek samping : Hepatotoksik, defisiensi vitamin B6
Pyrazinamid ( Z )
Efek samping : Hepatotoksik
Streptomycin ( S )
Efek samping : Gangguan pendengaran dan vestibuler
Ethambutol ( E )
Efek samping : Neuritis optika
Regimen : RHZE / RHZS
19
Nama Obat
INH
DOSIS
Dewasa : 10-15 mg/kgBB/hari
Anak : 20 mg/kgBB/hari
+ piridoksin 50 mg/hari
Streptomisin
Etambutol
Rifampisin
Anak 10-20
mh/kgBB/hari
3.9 Prognosis
Prognosis meningitis tuberkulosa lebih baik sekiranya didiagnosa dan diterapi seawal
mungkin. Sekitar 15% penderita meningitis nonmeningococcal akan dijumpai gejala sisanya.
Secara umumnya, penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik
atau mental atau meninggal tergantung : 6
o umur penderita.
o Jenis kuman penyebab
o Berat ringan infeksi
o Lama sakit sebelum mendapat pengobatan
o Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan
o Adanya dan penanganan penyakit.
3.10
Kesimpulan
Untuk meningitis tuberkulosa sendiri masih banyak ditemukan di Indonesia karena
20
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Backgroud
to
desease.
Last
updated
2006.
Available
from
http://www.ocbmedia.com/meningitis/background.php
2. Neurology and Neurosurgery Illustrated
3. Israr
YA.
Meningitis.
Last
Updated
2008.
Available
from
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdf
4. Ramachandran TS. Tuberculous Meningitis. Last Updated 4 December 2008. Available
from http://emedicine.medscape.com/article/1166190-overview ---5. Nofareni. Status imunisasi bcg dan faktor lain yang mempengaruhi terjadinya meningitis
tuberkulosa. Available from http://library.usu.ac.id/download/fk/anak-nofareni.pdf
6. Koppel BS. Bacterial, Fungal,& Parasitic infections of the Nervous System in Current
Diagnosis and Treatment Neurology. USA; The McGraw-Hill Companies. 2007. p403-08,
p421-23.
7. Meningitis.Availablefromhttp://forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.p
df
8. Pradhana
D.
Referat
Meningitis.
Last
Updated
2009.
Available
from
http://www.docstoc.com/docs/19409600/new-meningitis-edit
9. Miller RD. lumbal puncture,5th ed. Churchill Livingstone. Philadelphia. 2000
10. Mulroy MF. Lumbal puncture, An Illustrated Procedural Guide. 2nd ed. Little, Brownand
Company. B oston 1996
22