Professional Documents
Culture Documents
b.
a.
terjadi setelah menopause namun mungkin dapat muncul setelah pemberian terapi sulih
hormone.
Gejala Klinis:
Lebih sering tidak disertai rasa nyeri, hubungan dengan siklus menstruasi sangat variatif
Dapat single atau multiple, pada satu payudara atau kedua payudara
Pemeriksaan Dan Diagnosis
Anamnesis:
Benjolan sering tidak disertai rasa nyeri dan sering tak ada hubungan dengan menstruasi,
benjolan di payudara terasa mobile (dapat lari-lari)
Pada palpasi: teraba tumor padat-kenyal, berbatas tegas, permukaan halus meskipun kadangkadang berdungkul-dungkul, sangat mobile, tidak nyeri tekan, dapat tunggal atau multiple
dan tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening aksila ipsilateral.
Pencitraan:
Pada USG payudara akan terlihat massa yang homogen, berbatas tegas dengan halo
sign, dengan internal echo yang normo atau hiper. Pada pemeriksaan mammogram,
fibroadenoma dapat tersamarkan dan mungkin terlihat seperti suatu massa bundar atau oval
dengan batas yang kurang tegas dengan ukuran 4 hingga 100 mm. Biasanya tumor
mengandung kalsifikasi yang kasar yang menandakan adanya infark atau involusi. Kalsifikasi
berguna untuk mendiagnosis massaini, namun biasanya, kalsifikasi ini menyerupai suatu
keganasan mikrokalsifikasi.
Diagnosis
Cukup dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pencitraan (USG) diperlukan pada
keadaan kecurigaan pada tumor kistik atau pada keadaan jumlah lebih dari 1 (multiple).
Penatalaksanaan Terapi
Eksisi dan pemeriksaan histopatologis atas specimen operasi. Tindak Lanjut (Follow
Up) Penting untuk mengetahui diagnosis patologis dan kemungkinan terjadinya kekambuhan
atau tumbuhnya tumor baru.
Tidak ada penatalaksanaan yang penting jika diagnosis telah ditegakkan melalui
biopsy jarum
halus
atau
pemeriksaan
sitologik.
Eksisi
atau
membuang
tumor
dengan vacuum-assisted core needledapat dilakukan jika diagnosis belum pasti. Pada suatu
penelitian di tahun 2005, cryoablasi, atau pembekuan fibroadenoma, sepertinya merupakan
prosedur yang aman jika lesi dipastikan merupakan fibroadenoma dari hasil gambaran
histology sebelum cryoablasi dilakukan. Cryoablasi tidak cocok untuk semua fibroadenoma
karena beberapa tumor sangat besar untuk dibekukan atau diagnosisnya belum pasti. Setelah
pengamatan, keuntungan cryoablasi masih belum jelas. Biasanya tidak dapat dibedakan
antara fibroadenoma yang besar dengan suatu tumor phyllodes dari hasil biopsy.
2. Tumor Phyllodes
Pendahuluan
Tumor Phyllodes merupakan tumor mirip dengan fibroadenoma dengan stroma seluler
yang bertumbuh dengan cepat. Dapat mencapai ukuran yang besar dan jika tidak dieksisi total
dapat terjadi rekurensi. Lesi dapat jinak atau ganas. Jika jinak, tumor phylloides dapat diatasi
dengan eksisi lokal dengan batas jaringan payudara sekitar. Penanganan tumor phyllode
ganas masih controversial, namun pembuangan tumor sempurna dengan sedikit area normal
disekitar tumor dapat mencegah rekurensi. Karena tumor ini dapat membesar, mastektomi
biasanya penting dilakukan. Diseksi limfe nodus tidak dilakukan, karena bagian sarcomatos
dari tumor bermetastasi ke paru-paru dan bukan ke limfe nodus.
Batasan
Tumor Phylllodes merupakan tipe tumor payudara yang sangat jarang terjadi. Tumor
ini dapat bersifat jinak (harmless), namun juga bisa ganas (cancerous). Tipe tumor ini
disebut sarcoma karena lebih sering muncul pada jaringan konektif (stroma) dibandingkan
jaringan epilithial (saluran dan kantong susu) payudara.
Nama lain tumor phyllodes antara lain: phylloides tumor, cystosarcoma phyllodes,
cystosarcoma phylloides kadang juga disebut giant fibroadenomas. Nama dahulu yang
sering dipakai adalah Cystosarcoma phyllodes, suatu tumor fibroepitelial yang jarang dan
hanya didapatkan pada pyudara.
Secara histologis dan perjalanan klinis dibagi dalam 3: jinak, borderline, ganas.
Diperkirakan tipe yang ganas kira-kira 25% dari kasus dengan kejadian metastase sekitar
15%. Aspek histologis untuk membedakan ketiga tipe adalah: Cellular atypia,mitotic activity,
tumor margin, stromal overgrowth, ditambah keadaan-keadaan: vaskularitas, analisa
flositometri, pleomorphism, karakteristik secara mikroskopik electron.
Patofisiologi
Kebanyakan penulis beranggapan bahwa tumor phuyllodes denove berasal dari
parenkim payudara, hanya sedikit yang percaya bahwa berasal dari suatu fibriadenoma yang
telah ada bertahun-tahun.
Reseptor hormone terhadap estrogen dan progesterone ternyata sangat bervariasi dan hanya
terdapat pada komponen epitelialnya, sehingga pengobatan hormonal pada kasus metastase
tidak banyak gunanya, karena yang bermetastase hanyalah komponen stromalnya.
Gejala Klinis
Biasanya timbul pada usia yang lebih tua dari fibroadenoma mamma (decade III atau lebih)
Benjolan dapat sangat besar (5 cm 40 cm), kejadian bilateral hanya sekitar kurang dari 30%
baik tipe jinak maupun ganas.
Tidak ditemukan pembesaran KGB (Kelenjar Getah Bening) aksila ipsilateral walau tumor
sudah sngat besar disertai ulkus.
Pemeriksaan Dan Diagnosis
Anamnesis:
Benjolan sudah diderita lama dan dapat sangat besar tanpa disertai nyeri, kadang kadang ada
anamnesis cepat membesar terakhir ini, dan disertai ulkus.
Pemeriksaan Fisik
Benjolan berdungkul-dungkul dengan konsistensi heterogen, ada bagian yang padat dan
banyak bagian yang kistik.
Meskipun besar benjolan masih mobile (mudah digerakkan) dari jaringan sekitar atau dengan
kulit dan dasar/dinding torak
Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral walaupun benjolan sudah sangat besar
dan terdapat ulkus.
Pencitraan
Tidak khas dengan USG atau mammografi, sukar dibedakan dengan fibroadenoma
mammae.
Stadium Tumor Phyllodes:
Hampir semua kasus kanker payudara diklasifikasikan dari stadium1 sampai 4, namun
untuk tumor Phyllodes ini berbeda. Setelah operasi biopsy dilakukan, ahli patologi akan
menguji sel sample di laboratorium. Dua karakteristik yang diperhatikan adalah:
1. kecepatan perkembangbiakan/pembelahan sel
2. jumlah sel yang bentuknya tidak normal (irregularly shaped cells) dalam jaringan sample.
Berdasar dua kriteria di atas, maka akan dapat ditentukan, apakah tumor tersebut
masuk klasifikasi jinak atau ganas. Hampir semua tumor phylodes masuk kategori jinak.
Diagnosis
Dengan gambaran klasik dari tumor phyllodes, diagnosis dapat ditegakkan secara klinis.
Prinsip adalah eksisi luas, karena bila dilakukan eksisi seperti FAM maka angka kekambuhan
akan sangat besar
a)
Benjolan yang sudah menempati hamper seluruh payudara sehingga hanya tersisa sedikit
jaringan payudara yang sehat
Pada tumor phyllodes yang maligna prinsip terapi juga sama dengan yang benigna kecuali
pada yang residif, langsung dikerjakan mastektomi sederhana. Pembersihan KGB aksila
hanya bila didapatkan metastase pada KGB aksila.
dipengaruhi oleh gangguan keseimbangan hormonal. (5) Love, Gelmen dan Silen menyatakan
bahwa atau nyeri payudara bukanlah manifestasi penyakit tetapi lebih mungkin merupakan
suatu respon fisiologi terhadap variasi hormonal yang sesuai dengan gambaran histopatologis
suatu kelainan fibrokistik.(5) Empat tahun kemudian Vorherr menyatakan Teori Estrogen
Predominan yang menyarankan terapi medik untuk penyakit fibrokistik melalui supresi
sekresi estrogen ovarial dengan pemberian oral kontrasepsi rendah estrogen dan pemakaian
siklis progesterone atau medroksiprogesteron.(5)
Penyakit fibrokistik payudara biasanya mengenai wanita pada usia reproduktif dan
merupakan penyakit yang tersering pada wanita. Biasanya lesi ini bersifat multipel dan
bilateral, tetapi sangat jarang sekali yang berukuran sangat besar dan memberikan
penderitaan rasa sakit yang sangat hebat.(1,2,3)
Penatalaksanaan pada kelainan fibrokistik ada 2 macam yakni: (1,2,4,5)
1. Medis
Pemberian obat anti nyeri untuk mengurangi nyeri yang ringan sampai sedang.
Pemberian diuretik serta pembatasan pemberian cairan dan garam. Di Perancis dicoba
pemberian progesteron untuk kelainan fibrokistik karena dianggap terdapat ketidakmampuan
fungsi corpus luteum sebagai penyebab nyeri dan timbulnya nodul, tetapi hal ini disangkal
dari penelitian double blind yang menggunakan plasebo dimana tidak didapatkan perbedaan
yang bermakna.
Teori hyperprolaktinemia dan estrogen overstimulasi menyarankan pemberian
bromokriptin dan danazol. Tetapi penelitian tidak memperlihatkan hasil yang impresif dan
fakta yang ada menunjukkan bahwa lama pengobatan serta mekanisme kerjanya tidak
diketahui.
2. Bedah (mammoplasti)(4)
Penatalaksanaan secara pembedahan dilakukan bila :
Pengobatan medis tidak memberikan perbaikan.
Ditemukan pada usia pertengahan sampai tua.
Nyeri hebat dan berulang.
Kecemasan yang berlebihan dari pasien.
Reduksi mammoplasti dilakukan pada keadaan:
1. Mammary hipertrophy
Gejala antara lain nyeri punggung dan leher serta spasme otot. Pasien umumnya tidak
mengetahui bahwa reduksi mammoplasti dapat mengurangi gejala. Beratnya payudara dapat
menyebabkan kifosis tulang belakang.
2. Makromastia
Pasien dengan makromastia akan datang dengan keluhan ulnar parestesia sebagai
akibat terperangkapnya bagian terbawah pleksus brakialis; sulit melakukan aktifitas olah raga
dan latihan. Pada kebanyakan wanita akan menyebabkan gangguan penampilan serta kurang
rasa percaya diri. Bilateral makromastia merupakan akibat akhir sensitivitas organ terhadap
estrogen.
3. Gigantomastia
Pembesaran masif payudara selama kehamilan dan selama masa adolesen. Payudara
membesar sangat cepat dan secara tidak proporsional. Komplikasi setelah reduksi
mammoplasti adalah:(4,6)
1. Hematom
2. Infeksi
3. Nekrosis flap kulit dan kompleks nipple areola
4. Inversi Nipple
5. Asimetri
6. Timbul Keloid
4.
Mastitis
Selama menyusui, kadang bisa terjadi suatu infeksi yang disebut mastitis. Ini terjadi
apabila saluran air susu tersumbat. Akan terlihat memerah, ada benjolan pembengkakan,
terasa hangat dan agak kenyal. Biasanya diobati dengan antibiotic dan kadang air susu perlu
dikeluarkan dari salurannya, apabila dengan pengobatan biasa belum berhasil.
Batasan
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Peradangan ini dapat terjadi secara akut
ataupun kronik (biaasanya disebabkan oleh kausa spesifik). Mastitis dapat terjadi pada masa
laktasi atau puerperium (terbanyak) atau tidak ada hubungannya dengan masa puerperium.
Patofisiologi
Mastitis yang paling sering adalah jenis puerperium (lactasional) mastitis bisa
didahului oleh stasis air susu atau tanpa disertai stasis air susu. Biasanya disebabkan oleh
kuman Staphilococccus aureus dengan strain tahan penisilin yang ditransmisi melalui isapan
bayi. Pada jenis non puerpueralis port dentry adalah sistemik atau lewat kerusakan apitel
sekitar niplareola complex
Mastitis Tuberculosa, dahulu diyakini sekitar 60% merupakan kelainan primer namun
saat ini harus benar benar dibuktikan bahwa benar tidak ada hubungannya dengan kelainan
tuberkulosa setempat (TB paru-TB kelenjar getah bening leher dan axilla).
Gejala Klinis
1. Payudara (terutama pada saat menyusui ) terasa nyeri spontan dan nyeri tekan.
2. Kadang disertai panas badan atau malaise.
3. Usia produktif-muda.
Pemeriksaan dan Diagnosis
Anamnesis
Rasa nyeri pada payudara (yang sedang menyusui), teraba adanya benjolan yang
kemerahan. Kadang-kadang disertai panas badan dan rasa tidak enak. Keluar nanah bila
terjadi abses yang telah pecah.
Pemeriksaan Fisik
Adanya massa dengan batas tak tegas, kemerahan disertai rasa nyeri spontan dan
nyeri tekan. Kadang-kadang sudah didapatkan massa yang fluktuatif.
Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral, atau bila ada pembesaran juga
waktu diraba terasa nyeri.
Pencitraan
Pada USG atau mammografi akan tampak massa yang sedikit hiperdense dengan
batas yang undefined, tidak jarang di diagnosis banding dengan proses keganasan.
Diagnosis
Diagnosis biasanya dengan mudah, yaitu nyeri pada payudara yang sedang menyusui.
Benjolan di payudara yang tak terlalu padat disertai nyeri tekan, kadang-kadang dapat
dirasakan adanya fluktuasi, ada kemerahan.
Bila belum jelas dapat dilakukan pemeriksaan sitologi dengan FNA.
Penatalaksanaan Terapi
Bila belum jelas adanya fluktuasi (abses), diberi antibiotic golongan amoxycilline 5-7
hari, analgetik dan antipiretik.
Bila telah terbentuk abses, maka dilakukan insisi, yang jika sering terjadi kekambuhan
maka tindakan yang dikerjakan adalah eksisi.
Pada mastitis tuberkulosa maka tindakan wedge eksisi atau biopsy eksisional
dilanjutkan dengan pengobatan anti tuberkulosa kombinasi, pada beberapa keadaan bahkan
memerlukan mastektomi.
5. Gynecomastia
Batasan
Ginekomastia adalah munculnya payudara seperti wanita (female-type mammary
gland) pada laki laki. Keadaan ini sering terjadi dan sering dianggap biasa.
Ginekomastia fisiologis didapatkan paling sering pads tiga masa kehidupan yaitu: masa
perinatal, remaja dan masa tua. Keadaan ini disebabkan karena berlebihnya estrogen
disbanding dengan testosterone yang beredar dalam tubuh.
Patofisiologi
Patofisiologi dari ginekomastia adalah sebagai berikut:
1. Keadaan dimana kelebihan estrogen, misalnya pada True hermaphrodism - Germ cell tumor Non testicular tumor kelainan-kelainan endokrin penyakit liver kelainan-kelainan gizi.
2. Keadaan dimana ada defisiensi androgen Klinefelter syndrome, Renal failure dll.
3. Pengaruh obat obat.
4. Idiopatik.
Gejala klinis
Biasanya berupa benjolan lunak pada subareolar pada laki sering asimetri kecuali
pada ginekomastia yang terjadi pada masa lansia tidak jarang dijumpai keaadan bilateral.
Pemeriksaan dan Diagnosis
Cukup dengan pemeriksaan klinis. Adanya tumpukan jaringan lunak yang lebih dari
biasanya subareolar. (normal sekitar 2cm3 dibawah sub areolar).
Penatalaksanaan Terapi
Terapi obat obat sering tidak banyak gunanya kecuali bila telah jelas penyebabnya
karena defisiensi testosteron. Obat obat yang pernah digunakan antara lain Danazol (etil
testosterone sintetik) dan Tamoxifen. Terapi terbanyak yang diberikan terutama untuk
ginekomastia yang besar adalah dengan transareolar mastektomi.