You are on page 1of 12

TUMOR JINAK PAYUDARA

DEFINISI DAN KLASIFIKASI NEOPLASMA


Oleh : Nita Sahara,S.Ked
(Referat Stase Bedah RSUD Pandan Arang Boyolali)
Definisi
Neoplasma diartikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal, khususnya
suatu pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkontrol dan bersifat progresif. (Dorland,
2002).
Klasifikasi :
Ditinjau dari segi klinis, neoplasma dibedakan menjadi:
a.

Malignant Neoplasm (Tumor Ganas)


Malignansi di sini dapat berarti:

Resisten terhadap perawatan; terjadi dalam wujud yang parah dan


biasanya fatal; cenderung semakin parah dan mengarah ke kematian.

Dalam kaitannya dengan neoplasma, memiliki pertumbuhan dan


metastasis yang bersifat invasif dan merusak.

b.

Benign Neoplasm (Tumor Jinak)


Jinak di sini dapat menunjukkan sifat yang ringan dari suatu penyakit atau sifat nonmelignan dari neoplasma.
Ditinjau dari segi histologi, neoplasma dibedakan menjadi:

a.

Epithelial Neoplasm (Carcinoma)


Merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epithelial yang cenderung
berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis.

b. Mesenchimal Neoplasm (Sarcoma)


Tumor yang terbentuk dari bahan yang mirip jaringan penyambungembrional;
jaringan yang tersusun atas sel-sel yang terkumpul mampatdan diikat oleh jaringan fibrilar
atau homogen.(Robbins and Cotran, 2005).

ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA


Struktur khas kelenjar atau lobus pada wanita dewasa berkembang pada ujung duktus
terkecil. Jaringan kelenjar mebentuk 15 sampai 20 lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga
penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya. Sebuah lobus terdiri atas
sejumlah duktus yang bermuara ke dalam satu duktus terminal. Dekat dengan muara papilla
mammae, duktus laktiferus menjadi lebar dan membentuk sinus laktiferus. Struktur histologi
kelenjar ini mengalami sedikit perubahan selama siklus menstruasi, misalnya proliferasi sel
duktus di sekitarmasa ovulasi. Perubahan ini bertepatan dengan saat kadar estrogen yang
beredar mencapai puncaknya. Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase pramenstruasi
menambah besar payudara. Fungsi utama payudara adalah mensekresi susu untuk nutrisi
bayi. Fungsi ini langsung dan diperantarai oleh hormon-hormon yang sama.

TUMOR JINAK PADA PAYUDARA


1. Fibroadenoma Mammae
Definisi
Fibroadenoma mammae adalah tumor neoplasma jinak payudara yang terdiri dari
campuran elemen kelenjar (glandular) dan elemen stroma (mesenkhimal), yang terbanyak
adalah komponen jaringan fibrous.
Neoplasma jinak ini paling sering terjadi pada wanita muda, umumnya 20 tahun
pertama setelah pubertas. Tumor ini ternyata lebih sering terjadi pada wanita kulit hitam dan
terjadi pada umur yang lebih muda. Tumor multiple ditemukan pada 10-15% pasien.
Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang memperlihatkan adanya proses
hyperplasia atau proliferatif pada satu unit ductus terminalis. perkambangannya dianggap
suatu kelainan dari perkembangan normal. Penyebab tumor ini tidak diketahui. Sekitar 10%
fibroadenoma menghilang mendadak tiap tahunnya dan kebanyakan berhenti bertumbuh
setelah mencapai ukuran 2-3 cm.
Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relative
mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara tidak
sengaja. Diagnosis klinis pada pasien muda biasanya tidak sulit ditegakkan. Pada wanita
diatas umur 30 tahun, tumor fibrocystic dan karsinoma payudara perlu dipertimbangkan.
Kista dapat diidentifikasi dengan aspirasi atau ultrasonography. Fibroadenoma tidak normal

terjadi setelah menopause namun mungkin dapat muncul setelah pemberian terapi sulih
hormone.
Gejala Klinis:

Usia biasanya muda decade II-III atau bahkan lebih muda

Benjolan yang lambat membesar

Lebih sering tidak disertai rasa nyeri, hubungan dengan siklus menstruasi sangat variatif

Benjolan padat-kenyal, sangat mobile dan batas tegas

Dapat single atau multiple, pada satu payudara atau kedua payudara
Pemeriksaan Dan Diagnosis
Anamnesis:

Merasa ada benjolan di payudara yang sudah cukup lama diketahui

Benjolan sering tidak disertai rasa nyeri dan sering tak ada hubungan dengan menstruasi,
benjolan di payudara terasa mobile (dapat lari-lari)

Usia muda (aqil baliq-30 tahun)


Pemeriksaan Fisik:

Biasanya benjolan tidak terlalu besar

Dapat tunggal atau multiple

Pada palpasi: teraba tumor padat-kenyal, berbatas tegas, permukaan halus meskipun kadangkadang berdungkul-dungkul, sangat mobile, tidak nyeri tekan, dapat tunggal atau multiple
dan tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening aksila ipsilateral.
Pencitraan:
Pada USG payudara akan terlihat massa yang homogen, berbatas tegas dengan halo
sign, dengan internal echo yang normo atau hiper. Pada pemeriksaan mammogram,
fibroadenoma dapat tersamarkan dan mungkin terlihat seperti suatu massa bundar atau oval
dengan batas yang kurang tegas dengan ukuran 4 hingga 100 mm. Biasanya tumor
mengandung kalsifikasi yang kasar yang menandakan adanya infark atau involusi. Kalsifikasi
berguna untuk mendiagnosis massaini, namun biasanya, kalsifikasi ini menyerupai suatu
keganasan mikrokalsifikasi.
Diagnosis
Cukup dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pencitraan (USG) diperlukan pada
keadaan kecurigaan pada tumor kistik atau pada keadaan jumlah lebih dari 1 (multiple).
Penatalaksanaan Terapi

Eksisi dan pemeriksaan histopatologis atas specimen operasi. Tindak Lanjut (Follow
Up) Penting untuk mengetahui diagnosis patologis dan kemungkinan terjadinya kekambuhan
atau tumbuhnya tumor baru.
Tidak ada penatalaksanaan yang penting jika diagnosis telah ditegakkan melalui
biopsy jarum

halus

atau

pemeriksaan

sitologik.

Eksisi

atau

membuang

tumor

dengan vacuum-assisted core needledapat dilakukan jika diagnosis belum pasti. Pada suatu
penelitian di tahun 2005, cryoablasi, atau pembekuan fibroadenoma, sepertinya merupakan
prosedur yang aman jika lesi dipastikan merupakan fibroadenoma dari hasil gambaran
histology sebelum cryoablasi dilakukan. Cryoablasi tidak cocok untuk semua fibroadenoma
karena beberapa tumor sangat besar untuk dibekukan atau diagnosisnya belum pasti. Setelah
pengamatan, keuntungan cryoablasi masih belum jelas. Biasanya tidak dapat dibedakan
antara fibroadenoma yang besar dengan suatu tumor phyllodes dari hasil biopsy.
2. Tumor Phyllodes
Pendahuluan
Tumor Phyllodes merupakan tumor mirip dengan fibroadenoma dengan stroma seluler
yang bertumbuh dengan cepat. Dapat mencapai ukuran yang besar dan jika tidak dieksisi total
dapat terjadi rekurensi. Lesi dapat jinak atau ganas. Jika jinak, tumor phylloides dapat diatasi
dengan eksisi lokal dengan batas jaringan payudara sekitar. Penanganan tumor phyllode
ganas masih controversial, namun pembuangan tumor sempurna dengan sedikit area normal
disekitar tumor dapat mencegah rekurensi. Karena tumor ini dapat membesar, mastektomi
biasanya penting dilakukan. Diseksi limfe nodus tidak dilakukan, karena bagian sarcomatos
dari tumor bermetastasi ke paru-paru dan bukan ke limfe nodus.
Batasan
Tumor Phylllodes merupakan tipe tumor payudara yang sangat jarang terjadi. Tumor
ini dapat bersifat jinak (harmless), namun juga bisa ganas (cancerous). Tipe tumor ini
disebut sarcoma karena lebih sering muncul pada jaringan konektif (stroma) dibandingkan
jaringan epilithial (saluran dan kantong susu) payudara.
Nama lain tumor phyllodes antara lain: phylloides tumor, cystosarcoma phyllodes,
cystosarcoma phylloides kadang juga disebut giant fibroadenomas. Nama dahulu yang
sering dipakai adalah Cystosarcoma phyllodes, suatu tumor fibroepitelial yang jarang dan
hanya didapatkan pada pyudara.

Secara histologis dan perjalanan klinis dibagi dalam 3: jinak, borderline, ganas.
Diperkirakan tipe yang ganas kira-kira 25% dari kasus dengan kejadian metastase sekitar
15%. Aspek histologis untuk membedakan ketiga tipe adalah: Cellular atypia,mitotic activity,
tumor margin, stromal overgrowth, ditambah keadaan-keadaan: vaskularitas, analisa
flositometri, pleomorphism, karakteristik secara mikroskopik electron.
Patofisiologi
Kebanyakan penulis beranggapan bahwa tumor phuyllodes denove berasal dari
parenkim payudara, hanya sedikit yang percaya bahwa berasal dari suatu fibriadenoma yang
telah ada bertahun-tahun.
Reseptor hormone terhadap estrogen dan progesterone ternyata sangat bervariasi dan hanya
terdapat pada komponen epitelialnya, sehingga pengobatan hormonal pada kasus metastase
tidak banyak gunanya, karena yang bermetastase hanyalah komponen stromalnya.
Gejala Klinis

Merupakan 2-4% dari angka kejadian FAM

Biasanya timbul pada usia yang lebih tua dari fibroadenoma mamma (decade III atau lebih)

Benjolan dapat tumbuh lambat tetapi akhirnya tumbuh lebih cepat

Benjolan dapat sangat besar (5 cm 40 cm), kejadian bilateral hanya sekitar kurang dari 30%
baik tipe jinak maupun ganas.

Benjolan biasanya tidak nyeri, dapat disertai dengan ulkus

Tidak ditemukan pembesaran KGB (Kelenjar Getah Bening) aksila ipsilateral walau tumor
sudah sngat besar disertai ulkus.
Pemeriksaan Dan Diagnosis
Anamnesis:

Usia 30 tahun atau lebih

Benjolan sudah diderita lama dan dapat sangat besar tanpa disertai nyeri, kadang kadang ada
anamnesis cepat membesar terakhir ini, dan disertai ulkus.
Pemeriksaan Fisik

Benjolan besar atau sangat besar (5 cm-40 cm)

Kulit di atas tumor mengkilat, ada phleboectasi kadang-kadang didapatkan ulkus.

Benjolan berdungkul-dungkul dengan konsistensi heterogen, ada bagian yang padat dan
banyak bagian yang kistik.

Meskipun besar benjolan masih mobile (mudah digerakkan) dari jaringan sekitar atau dengan
kulit dan dasar/dinding torak

Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral walaupun benjolan sudah sangat besar
dan terdapat ulkus.
Pencitraan
Tidak khas dengan USG atau mammografi, sukar dibedakan dengan fibroadenoma
mammae.
Stadium Tumor Phyllodes:
Hampir semua kasus kanker payudara diklasifikasikan dari stadium1 sampai 4, namun
untuk tumor Phyllodes ini berbeda. Setelah operasi biopsy dilakukan, ahli patologi akan
menguji sel sample di laboratorium. Dua karakteristik yang diperhatikan adalah:
1. kecepatan perkembangbiakan/pembelahan sel
2. jumlah sel yang bentuknya tidak normal (irregularly shaped cells) dalam jaringan sample.
Berdasar dua kriteria di atas, maka akan dapat ditentukan, apakah tumor tersebut
masuk klasifikasi jinak atau ganas. Hampir semua tumor phylodes masuk kategori jinak.
Diagnosis

Dengan gambaran klasik dari tumor phyllodes, diagnosis dapat ditegakkan secara klinis.

Bila masih ragu dilakukan pemeriksaan histopatologis dengan biopsy


Diagnosis Banding

Untuk tumor yang kecil harus dibedakan dengan FAM

Pada keadaan tertentu harus dibedakan dengan Ca-mammae


Penatalaksanaan Terapi

Prinsip adalah eksisi luas, karena bila dilakukan eksisi seperti FAM maka angka kekambuhan
akan sangat besar

Mastektomi sederhana dikerjakan pada keadaan:

a)

Benjolan yang sudah menempati hamper seluruh payudara sehingga hanya tersisa sedikit
jaringan payudara yang sehat

b) Benjolan residif dan terbukti histopatologis barupa lesi yang maligna


c) Benjolan residif pada usia tua

Pada tumor phyllodes yang maligna prinsip terapi juga sama dengan yang benigna kecuali
pada yang residif, langsung dikerjakan mastektomi sederhana. Pembersihan KGB aksila
hanya bila didapatkan metastase pada KGB aksila.

Radioterapi dan kemoterapi kurang berperanan.


Prognosis Tumor Phyllodes:

Tingkat kesembuhan penderita tumor Phyllodes setelah operasi pengangkatan sangat


bagus. Jika anda berusia 45 tahun atau lebih ada kemungkinan tumor muncul kembali,
meskipun sangat kecil. Untuk pasien yang terdiagnosis dengan tumor ganas, tingkat
kesembuhannya sangat bervariasi.
Tumor ganas memiliki peluang untuk menjadi kanker, bahkan setelah menjalani
operasi. Jika ada sel yang tertinggal, akan menjadi ganas dan menyebar. Tumor ganas
berpeluang muncul kembali, meski telah diobati dan dapat menyebar ke paru, tulang, hati,
dan dinding dada. Pada beberapa kasus, kelenjar limfe ikut berperan dalam penyebaran sel
tumor.
3. Fibrocystic Disease
Penyakit fibrokistik merupakan kelainan yang paling sering ditemukan pada wanita
dan biasanya didapatkan pada wanita pada usia dekade 3-4. Penyakit fibrokistik lebih tepat
disebut kelainan fibrokistik. Pasien biasanya datang dengan keluhan pembesaran multipel dan
sering kali rasa nyeri payudara bilateral terutama menjelang menstruasi. Ukuran dapat
berubah yaitu menjelang menstruasi terasa lebih besar dan penuh serta rasa sakit bertambah,
bila setelah menstruasi maka sakit hilang/berkurang dan tumorpun mengecil. 1,2,3) Kelainan
fibrokistik ini disebut juga mastitis kronis kistik, hiperplasia kistik, mastopatia kistik,
displasia payudara dan banyak nama lainnya. Istilah yang bermacam-macam ini
menunjukkan proses epitelial jinak yang terjadi amat beragam dengan gambaran
histopatologis maupun klinis yang bermacam- macam pula.(1,2,3) Pada tahun 1981, Scanlon
mendefinisikan penyakit fibrokistik sebagai Suatu keadaan dimana ditemukan adanya
benjolan yang teraba di payudara yang umumnya behubungandengan rasa nyeri yang
berubah-ubah karena pengaruh siklus menstruasi dan memburuk sampai saat menopause .(4)
Kelompok penyakit ini sering mengganggu ketentraman penderita karena cemas akan
nyerinya. Pada pasien akan menyebabkan perasaan tidak enak serta rasa cemas yang
menyertainya sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien.(4) Beberapa bentuk kelainan
fibrokistik mengandung risiko untuk berkembang menjadi karsinoma payudara, tetapi
umumnya tidak.(3,4) Bila ada keraguan terutama bila konsistensinya berbeda, perlu dilakukan
biopsi. Nyeri yang hebat dan berulang atau pasien yang khawatir dapat pula menjadi indikasi
eksisi.(3) Tumor jenis kelainan fibrokistik ini umumnya tidak berbatas tegas, kecuali kista
soliter. Konsistensi padat kenyal dan dapat pula kistik. Jenis yang padat, kadang-kadang
sukar dibedakan dengan kanker payudara dini. Kelainan ini dapat juga dijumpai pada massa
tumor yang nyata, hingga jaringan payudara teraba padat, permukaan granular. Kelainan ini

dipengaruhi oleh gangguan keseimbangan hormonal. (5) Love, Gelmen dan Silen menyatakan
bahwa atau nyeri payudara bukanlah manifestasi penyakit tetapi lebih mungkin merupakan
suatu respon fisiologi terhadap variasi hormonal yang sesuai dengan gambaran histopatologis
suatu kelainan fibrokistik.(5) Empat tahun kemudian Vorherr menyatakan Teori Estrogen
Predominan yang menyarankan terapi medik untuk penyakit fibrokistik melalui supresi
sekresi estrogen ovarial dengan pemberian oral kontrasepsi rendah estrogen dan pemakaian
siklis progesterone atau medroksiprogesteron.(5)

Penyakit fibrokistik payudara biasanya mengenai wanita pada usia reproduktif dan
merupakan penyakit yang tersering pada wanita. Biasanya lesi ini bersifat multipel dan
bilateral, tetapi sangat jarang sekali yang berukuran sangat besar dan memberikan
penderitaan rasa sakit yang sangat hebat.(1,2,3)
Penatalaksanaan pada kelainan fibrokistik ada 2 macam yakni: (1,2,4,5)
1. Medis
Pemberian obat anti nyeri untuk mengurangi nyeri yang ringan sampai sedang.
Pemberian diuretik serta pembatasan pemberian cairan dan garam. Di Perancis dicoba
pemberian progesteron untuk kelainan fibrokistik karena dianggap terdapat ketidakmampuan
fungsi corpus luteum sebagai penyebab nyeri dan timbulnya nodul, tetapi hal ini disangkal
dari penelitian double blind yang menggunakan plasebo dimana tidak didapatkan perbedaan
yang bermakna.
Teori hyperprolaktinemia dan estrogen overstimulasi menyarankan pemberian
bromokriptin dan danazol. Tetapi penelitian tidak memperlihatkan hasil yang impresif dan
fakta yang ada menunjukkan bahwa lama pengobatan serta mekanisme kerjanya tidak
diketahui.
2. Bedah (mammoplasti)(4)
Penatalaksanaan secara pembedahan dilakukan bila :
Pengobatan medis tidak memberikan perbaikan.
Ditemukan pada usia pertengahan sampai tua.
Nyeri hebat dan berulang.
Kecemasan yang berlebihan dari pasien.
Reduksi mammoplasti dilakukan pada keadaan:
1. Mammary hipertrophy

Gejala antara lain nyeri punggung dan leher serta spasme otot. Pasien umumnya tidak
mengetahui bahwa reduksi mammoplasti dapat mengurangi gejala. Beratnya payudara dapat
menyebabkan kifosis tulang belakang.
2. Makromastia
Pasien dengan makromastia akan datang dengan keluhan ulnar parestesia sebagai
akibat terperangkapnya bagian terbawah pleksus brakialis; sulit melakukan aktifitas olah raga
dan latihan. Pada kebanyakan wanita akan menyebabkan gangguan penampilan serta kurang
rasa percaya diri. Bilateral makromastia merupakan akibat akhir sensitivitas organ terhadap
estrogen.
3. Gigantomastia
Pembesaran masif payudara selama kehamilan dan selama masa adolesen. Payudara
membesar sangat cepat dan secara tidak proporsional. Komplikasi setelah reduksi
mammoplasti adalah:(4,6)
1. Hematom
2. Infeksi
3. Nekrosis flap kulit dan kompleks nipple areola
4. Inversi Nipple
5. Asimetri
6. Timbul Keloid
4.

Mastitis
Selama menyusui, kadang bisa terjadi suatu infeksi yang disebut mastitis. Ini terjadi

apabila saluran air susu tersumbat. Akan terlihat memerah, ada benjolan pembengkakan,
terasa hangat dan agak kenyal. Biasanya diobati dengan antibiotic dan kadang air susu perlu
dikeluarkan dari salurannya, apabila dengan pengobatan biasa belum berhasil.
Batasan
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Peradangan ini dapat terjadi secara akut
ataupun kronik (biaasanya disebabkan oleh kausa spesifik). Mastitis dapat terjadi pada masa
laktasi atau puerperium (terbanyak) atau tidak ada hubungannya dengan masa puerperium.
Patofisiologi

Mastitis yang paling sering adalah jenis puerperium (lactasional) mastitis bisa
didahului oleh stasis air susu atau tanpa disertai stasis air susu. Biasanya disebabkan oleh
kuman Staphilococccus aureus dengan strain tahan penisilin yang ditransmisi melalui isapan
bayi. Pada jenis non puerpueralis port dentry adalah sistemik atau lewat kerusakan apitel
sekitar niplareola complex
Mastitis Tuberculosa, dahulu diyakini sekitar 60% merupakan kelainan primer namun
saat ini harus benar benar dibuktikan bahwa benar tidak ada hubungannya dengan kelainan
tuberkulosa setempat (TB paru-TB kelenjar getah bening leher dan axilla).
Gejala Klinis
1. Payudara (terutama pada saat menyusui ) terasa nyeri spontan dan nyeri tekan.
2. Kadang disertai panas badan atau malaise.
3. Usia produktif-muda.
Pemeriksaan dan Diagnosis
Anamnesis
Rasa nyeri pada payudara (yang sedang menyusui), teraba adanya benjolan yang
kemerahan. Kadang-kadang disertai panas badan dan rasa tidak enak. Keluar nanah bila
terjadi abses yang telah pecah.
Pemeriksaan Fisik
Adanya massa dengan batas tak tegas, kemerahan disertai rasa nyeri spontan dan
nyeri tekan. Kadang-kadang sudah didapatkan massa yang fluktuatif.
Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral, atau bila ada pembesaran juga
waktu diraba terasa nyeri.
Pencitraan
Pada USG atau mammografi akan tampak massa yang sedikit hiperdense dengan
batas yang undefined, tidak jarang di diagnosis banding dengan proses keganasan.
Diagnosis
Diagnosis biasanya dengan mudah, yaitu nyeri pada payudara yang sedang menyusui.
Benjolan di payudara yang tak terlalu padat disertai nyeri tekan, kadang-kadang dapat
dirasakan adanya fluktuasi, ada kemerahan.
Bila belum jelas dapat dilakukan pemeriksaan sitologi dengan FNA.
Penatalaksanaan Terapi

Bila belum jelas adanya fluktuasi (abses), diberi antibiotic golongan amoxycilline 5-7
hari, analgetik dan antipiretik.
Bila telah terbentuk abses, maka dilakukan insisi, yang jika sering terjadi kekambuhan
maka tindakan yang dikerjakan adalah eksisi.
Pada mastitis tuberkulosa maka tindakan wedge eksisi atau biopsy eksisional
dilanjutkan dengan pengobatan anti tuberkulosa kombinasi, pada beberapa keadaan bahkan
memerlukan mastektomi.
5. Gynecomastia
Batasan
Ginekomastia adalah munculnya payudara seperti wanita (female-type mammary
gland) pada laki laki. Keadaan ini sering terjadi dan sering dianggap biasa.
Ginekomastia fisiologis didapatkan paling sering pads tiga masa kehidupan yaitu: masa
perinatal, remaja dan masa tua. Keadaan ini disebabkan karena berlebihnya estrogen
disbanding dengan testosterone yang beredar dalam tubuh.
Patofisiologi
Patofisiologi dari ginekomastia adalah sebagai berikut:
1. Keadaan dimana kelebihan estrogen, misalnya pada True hermaphrodism - Germ cell tumor Non testicular tumor kelainan-kelainan endokrin penyakit liver kelainan-kelainan gizi.
2. Keadaan dimana ada defisiensi androgen Klinefelter syndrome, Renal failure dll.
3. Pengaruh obat obat.
4. Idiopatik.
Gejala klinis
Biasanya berupa benjolan lunak pada subareolar pada laki sering asimetri kecuali
pada ginekomastia yang terjadi pada masa lansia tidak jarang dijumpai keaadan bilateral.
Pemeriksaan dan Diagnosis
Cukup dengan pemeriksaan klinis. Adanya tumpukan jaringan lunak yang lebih dari
biasanya subareolar. (normal sekitar 2cm3 dibawah sub areolar).
Penatalaksanaan Terapi

Terapi obat obat sering tidak banyak gunanya kecuali bila telah jelas penyebabnya
karena defisiensi testosteron. Obat obat yang pernah digunakan antara lain Danazol (etil
testosterone sintetik) dan Tamoxifen. Terapi terbanyak yang diberikan terutama untuk
ginekomastia yang besar adalah dengan transareolar mastektomi.

You might also like