Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
Triana Wulandari
120210102023
KELAS: B REGULER
Penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas. Kegiatan penelitian dilakukan oleh guru dalam kelas
tempat mengajarnya untuk penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam
pembelajaran (Aqib, 2006:13; Susilo, 2007:16).
2. Jenis- jenis Penelitian Tindakan Kelas
Dalam perkembangan riset tindakan sedikitnya dikenal empat model penelitian tindakan
sesuai dengan nama pengembangnya, yakni model Kurt Lewin, model Kemmis & Taggart,
model Ebbut, model Elliot dan model Mc Kernan (Sukardi, 2003:214-218; Aqib, 2006:21-4).
Sudah dikemukakan bahwa riset tindakan pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin
yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yakni perencanaan
(planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Oleh Ernest T.
Stringer
tiga
Berdasarkan
gambar di
atas
Lewin
Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Guru membuat acuan program pembelajaran berupa beberapa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) fisika konsep gaya yang bernuansa nilai dimana kegiatan
pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
b. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan tahapan sebagai berikut :
1. Memberikan tes awal (pre test) kepada siswa
2. Pembagian kelompok
3. Pembagian tugas
Setelah pembagian tugas, siswa yang mendapat tugas sama berkumpul dalam satu
kelompok. Selanjutnya kelompok itu diberikan lembar ahli. Kemudian tiap ahli diberikan
materi-materi yang terdapat pada konsep gaya yang bernuansa nilai.
4. Membaca
Siswa dalam setiap kelompok ahli menerima materi-materi yang terdapat pada konsep
gaya yang bernuansa nilai dan membaca bahan yang digunakan untuk mencari informasi
terhadap materi yang ditugaskan.
5. Diskusi kelompok
Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu mendiskusikan informasi tentang materimateri yang terdapat pada konsep gaya yang bernuansa nilai dalam kelompok-kelompok
ahli.
6. Laporan Tim
Setelah selesai berdiskusi, para ahli kembali ke kelompok asal mereka untuk
mengajarkan topik-topik mereka kepada teman satu kelompok.
7. Kuis
Siswa mengerjakan kuis individu yang mencakup seluruh topik. Kuis dalam hal ini
dikatakan juga sebagai tes akhir (post test) pada siklus 1.
8. Penghargaan Tim
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang bagus.
c. Pengamatan
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data berupa non tes melalui lembar observasi
dengan cara mengamati kegiatan siswa di dalam kelas dan mencatat hal-hal baru yang
dianggap masalah setelah diberikan tindakan tiap satu kali pertemuan dalam proses belajar
mengajar.
d. Refleksi
Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Guru membuat acuan program pembelajaran berupa beberapa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) materi fisika berikunya yang bernuansa nilai dimana kegiatan
pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Kemudian
menyiapkan instrumen dan sumber belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan tahapan sebagai berikut :
1. Memberikan tes awal (pre test) kepada siswa
2. Pembagian tugas
Setelah pembagian tugas, siswa yang mendapat tugas sama berkumpul dalam satu
kelompok. Selanjutnya kelompok itu diberikan lembar ahli. Kemudian tiap ahli diberikan
materi.
3. Membaca
Siswa dalam setiap kelompok ahli menerima materi dan membaca bahan yang
digunakan untuk mencari informasi terhadap materi yang ditugaskan.
4. Diskusi kelompok
Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu mendiskusikan informasi tentang materimateri yang terdapat dalam kelompok-kelompok ahli.
5. Laporan Tim
Setelah selesai berdiskusi, para ahli kembali ke kelompok asal mereka untuk
mengajarkan topik-topik mereka kepada teman satu kelompok.
6. Kuis
Siswa mengerjakan kuis individu yang mencakup seluruh topik. Kuis dalam hal ini
dikatakan juga sebagai tes akhir (post test) pada siklus II.
7. Penghargaan Tim
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang bagus.
c. Pengamatan
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data berupa non tes melalui catatan lapangan
dengan cara mengamati kegiatan siswa di dalam kelas dan mencatat hal-hal baru yang
dianggap masalah setelah diberikan tindakan tiap satu kali pertemuan dalam proses belajar
mengajar.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi proses pembelajaran dengan tahap sebagai berikut :
1. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II baik tes (pre test dan post
test), dan lembar observasi
2. Menarik kesimpulan pada siklus II
3. Merefleksikan kekurangan pada siklus II
5. Hasil keputusan
Dari hasil data-data siklus II yang telah direfleksikan, dapat diberikan hasil keputusan
tentang kegiatan penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya atau dihentikan.
Model Kemmis dan McTaggart merupakan pengemabangan dari model yang dikenalkan
oleh Kurt Lewin. Perbedaannya hanya terletak pada komponen action dan observing
dijadikan satu komponen/tindakan. Alasan penggambungan itu adalah adanya satu kesatuan
waktu, artinya ketika tindakan berlangsung, maka observasi juga harus mulai dilakukan.
Jadi model Kemmis dan Mc Taggart mempunyai tiga komponen utama yaitu: planning,
action (observing), dan reflecting. Perbedaan lain dengan model yang pertama adalah
tidak adanya pembatasan siklus tergantung seberapa kebrhasilan/peningkatan yang ingin
diperoleh.
Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart tahun 1988 mengembangkan model Kurt Lewin
dalam suatu sistem spiral dengan empat komponen utama, yakni perencanaan
(planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Namun
yang membedakan dengan Kurt Lewin adalah sesudah suatu siklus selesai, yakni
sesudah refleksi kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan
dalam bentuk siklus tersendiri, demikian seterusnya dengan beberapa kali siklus. Model
Kemmis & Taggart dapat digambarkan sbb:
Prosedur dalam penelitian tindakan kelas (PTK) alurnya terarah dan terencana. Untuk
melaksanakan rencana penelitian yang terarah dan teratur dalam prosesnya yang panjang dan
kompleks, maka peneliti membagi pelaksanaan penelitian ini dalam tiga siklus (tidak
dibatasi) dan dilanjutkan dengan pengamatan, refleksi dan pelaporan. Siklus tersebut adalah
pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus ke III. Peneliti kemudian mempertajam judul
atau
objek
penelitian,
mengidentifikasi
masalah
penelitian,
mereviu kepustakaan,
refleksi
dengan
yang
dilakukan
membuat
tim
skenario
peneliti,
tindakan
kemudian
baru
yang
dirancanglah
merupakan
Conntoh :
a. Tahap Perencanaan
Tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah menyusun rancangan dari siklus per
siklus. Setiap siklus direncanakan secara matang, dari segi kegiatan,waktu, tenaga,
material, dan dana. Kegiatan yang dilakukan peneliti meliputi:
1. Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP), daftar
nilai,
lembar
observasi peneliti, lembar observasi siswa, buku paket dan LKS IPS, soal pra
tindakan, soal kuis, dan soal tes akhir setiap siklus.
2. Menyiapkan materi yang akan disajikan.
3. Menyiapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk memperlancarkan
proses pembelajaran.
4. Menyiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan
hasil tindakan.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yang dimaksudkan adalah melaksanakan pembelan jaran IPS
dengan materi perjuangan pada masa penjajahan Jepang sesuai dengan rancangan
pembelajaran. Rencana tindakan dalam proses pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pemebelajaran (RPP).
2. Mengadakan tes awal (pre test).
3. Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi (soal sesuai dengan kemampuan dasar
yang terdapat direncana pembelajaran).
yang diamati
adalah kemampuan
siklus
1,
peneliti
dibantu
oleh
guru (kolaborator)
yang
benar.
Kemudian
Siswa
secara
bersama-sama
pemahaman
siswa
dan
memberi
umpan
memberikan lembar tes kemampuan berhitung. Kegiatan akhir terdapat fase 5 guru
bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan
penguatan atas hasil kesimpulan siswa.
3. Pengamatan/Observasi
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
peneliti
bersama teman
sejawat
melakukan pengambilan data berupa hasil pengamatan dan hasil tes siswa. Hasil
pengamatan dicatat pada lembar pengamatan. Adapun instrument pengamatan terdiri
dari :
a) Tes Kemampuan Berhitung (TKB). Instrumen ini digunakan untuk mengukur
kemampuan berhitung siswa dan ketuntasan belajar siswa. Instrumen ini dibuat
oleh peneliti kemudian dikonsultasikan kepada teman sejawat yang bersangkutan.
b) Lembar pengamatan saat pembelajaran. Instrumen ini digunakan untuk mengukur
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
c) Angket respon siswa. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui pendapat dan
komentar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik
jarimatika. Angket ini diberikan pada akhir perbaikan pembelajaran siklus I.
4. Refleksi
Dalam tahap ini, penulis bersama teman sejawat melakukan aktivitas terhadap hasilhasil yang telah dicapai, kendala dan dampak perbaikan pembelajaran terhadap guru dan
siswa pada siklus I. Hasil refleksi ini selanjutnya peneliti bersama teman sejawat
digunakan sebagai dasar untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II. Refleksi
dilakukan berdasarkan data yang diperoleh penulis bersama teman sejawat dari
catatan-catatan hasil observasi, hasil evaluasi dalam proses dan akhir perbaikan
pembelajaran. Hasil refleksi ini selanjutnya penulis bersama teman sejawat digunakan
sebagai dasar bagi perbaikan pada siklus II.
Siklus II
1. Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus I baik yang berkaitan dengan guru, siswa ataupun perangkat
pembelajaran, maka diadakan perencanaan ulang. Masalah pokok yang dihadapi dikaji
dalam refleksi I, kemudian dievaluasi untuk mendapatkan informasi pada bagian yang
menjadi kelemahan sehingga pada siklus II dapat direncanakan yang lebih baik lagi.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus II peneliti dibantu oleh guru (kolaborator)
melaksanakan skenario pembelajaran seperti yang telah di rencanakan di dalam RPP
yaitu Guru melaksanakan
dimengerti. Fase 4 guru mengecek pemahaman siswa dan memberi umpan balik.
Selanjutnya
guru
terdapat fase 5 guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
dan memberikan penguatan atas hasil kesimpulan siswa.
3. Pengamatan/Observasi
Observasi pada penelitian ini berdasarkan tindakan siklus II sebagai perbaikan
siklus I. Pada tahap ini, tim peneliti (guru dan mahasiswa) melakukan pengamatan
terhadap aktifitas pembelajaran dengan teknik jarimatika seperti pada siklus I.
4. Refleksi
Peneliti bersama pengamat menganalisa semua tindakan kelas pada siklus
II
peneliti
dibantu
oleh
guru (kolaborator)
Guru
melaksanakan
teknik
memberikan motivasi dan menyiapkan siswa untuk mengikuti PBM (Proses Belajar
Mengajar). Kegiatan inti terdapat fase 2 yaitu siswa mendemonstrasikan perkalian 1
sampai 10 dengan jari secara bersama-sama.
mendemonstrasikan
perkalian
dengan
Menunjuk beberapa
siswa
pertanyaan berupa soal cerita sederhana tentang perkalian. Fase 3 guru memberikan LKS
dan membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Fase
mengecek
pemahaman
siswa
dan
memberi
umpan balik.
4 guru
Selanjutnya
guru
memberikan lembar tes kemampuan berhitung. Kegiatan akhir terdapat fase 5 guru
bersama
Model Ebbut terdiri dari tiga tingkat. Tingkat pertama, ide awal kembangkan menjadi
langkah tindakan pertama, kemudian tindakan pertama tersebut dimonitor implementasi
pengaruhnya terhadap subjek yang diteliti. Semua akibatnya dicatat secara sistematis
termasuk keberhasilan dan kegagalan yang terjadi. Catatan monitoring tersebut digunakan
sebagai bahan revisi rencana umum tahap kedua.
Tingkat kedua, rencana umum hasil revisi dibuat langkah tindakannya, kemudian
laksanakan, monitor efek tindakan yang terjadi pada subjek yang diteliti, dokumentasikan
efek tindakan tersebut secara detail dan digunakan sebagai bahan untuk masuk pada
langkah ketiga. Tingkat
ketiga,
tindakan
seperti
yang
dilakukan
pada
tingkat
penelitian
tindakan
untuk
mengetahui
apakah
permasalahan
yang
telah
MODEL ELLIOT
Dalam penelitian tindakan model Elliot, setelah ditemukan ide dan permasalahan yang
menyangkut dengan peningkatan praktis maka dilakukan tahapan reconnaisance atau
peninjauan ke lapangan. Tujuan peninjauan adalah untuk melakukan semacam studi
kelayakan
lapangan, sehingga diperoleh perencanaan yang lebih efektif dan dibutuhkan subjek yang
diteliti.
Setelah diperoleh perencanaan yang baik dan sesuai dengan keadaan lapngan maka tindakan
yang terencana dan sistematis dapat diberikan kepada subjek yang diteliti. Pada akhir
tindakan, peneliti melakukan kegiatan monitoring terhadap efek tindakan yang
mungkin berupa keberhasilan dan hambatan disertai dengan faktor-faktor penyebabnya.
Atas dasar hasil monitoring tersebut, peneliti dapat menggunakannya sebagai bahan
perbaikan yang dapat diterapkan pada langkah tindakan kedua dan seterusnya sampai
diperoleh informasi atau kesimpulan tentang apakah permasalahan yang telahdirumuskan
dapat dipecahkan.
Contoh aplikasinya :
Penelitian dengan judul Penerapan Model Pembejaran Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keterampilan Generik Sains Siswa Dalam Pelajaran Fisika
Kelas X di SMAN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan
dapat memperbaiki masalah-masalah yang sedang dialami oleh siswa di dalam kelas. Untuk
itu diupayakan untuk mewujudkan perbaikan tersebut dengan cara proses pengkajian
berdaur. Proses pengkajian tersebut ada empat tahap yaitu : 1) perencanaan, 2) tindakan, 3)
pengamatan dan 4) refleksi. Berikut disajikan proses tindakan kelas :
b. Merumuskan hipotesis
Sebelum melakukan eksperimen dan setelah memberikan rumusan masalah, guru
membimbing siswa untuk merumuskan hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada rumusan
masalah yang telah diberikan sebelumnya.
c. Menentukan sebab akibat
Pada kegiatan menentukan sebab akibat siswa dibimbing untuk menemukan pola hubungan
terhadap suatu tindakan. Yang kemudian dijabarkan menjadi suatu pembahasan atas
percobaan yang telah dilakukan.
d. Menginterpretasikan data
Tahap menginterpretasi data merupakan tahap mencatat data hasil percobaan. Guru
membimbing siswa untuk menginterpretasi data dan dituliskan dalam Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang sudah dibagikan sebelumnya.
e. Menentukan peranan diskusi dan kesimpulan dalam merencanakan penelitian
Pada tahap pelaksanaan diskusi guru br=ertindak sebagai pemerhati keaktivan siswa dalam
berdiskusi,
mencatat
hal-hal
yang
menyimpang
dalam
diskusi
dan
selanjutnya
mengkonfirmasi setelah diskusi berakhir. Di akhir kegiatan pembelajaran guru bersamasama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
f. Mengenal kesalahan eksperimental yang mungkin dapat dikurangi/diperkecil
Tahap mengenalkan siswa pada kesalahan eksperimental dilakukan pada tahap konfirmasi.
Guru menjelaskan pada siswa dalam percobaan terdapat kesalahan eksperimental dan
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi dan
memperkecil kesalahan eksperimen tersebut.
3. Kegiatan Penutup
Setelah semua tahapan dalam kegiatan pembelajaran Inkuiri terbimbing telah ditempuh,
maka diadakan tes formatif yang bertujuan untuk mengukur kognitif produk siswa.
Kegiatan observasi dalam penelitian ini tidak hanya dilakukan oleh peneliti. Dalam
pelaksanaan penelitian, kegiatan observasi penilaian aktivitas guru, perencanaan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, afektif dan psikomotor siswa dibantu oleh guru mitra
yang sudah berpengalaman dan paham tentang kajian yang akan diteliti.beberapa prinsip
dalam melaksanakan observasi (Hernawati, 2011 : 64) adalah sebagai berikut :
1. Adanya perencanaan antara guru dan pengamat.
2. Fokus observasi ditetapkan bersama.
3. Guru dan pengamat menetapkan kriteria bersama.
4. Pengamat memiliki keterampilan mengamati.
5. Balikan hasil diberikan dengan segera.
Beberapa keterampilan yang harus dimiliki pengamat (Hernawati, 2011 : 64) adalah sebagai
berikut :
1. Menghindari kecenderungan untuk membuat penafsiran.
2. Adanya keterlibatan keterampilan antar pribadi.
3. Merencanakan aktivitas siswa.
4. Umpan balik tidak lebih dari 24 jam.
5. Catatan harus diteliti dan sistematis.
Berdasarkan kutipan menurut Hernawati di atas, maka peneliti dan guru mitra yang
bertindak sebagai pengamat sebaiknya berpatokan pada keterampilan yang harus dimiliki
oleh seorang pengamat dan mampu memperhatikan serta melaksanakan prinsip-prinsip yang
digunakan dalam kegiatan pengamatan agar hasil observasi yang dilakukan dalam kegiatan
ini dapat berlangsung secara optimal.
d. Analisis dan Refleksi
Langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap ini yaitu :
MODEL McKERNAN
Pada
model
McKernan,
ide
umum
telah
dibuat
lebih
rinci,
yaitu
dengan
Model Hopkins
Berdasarkan model-model Penelitian Tindakan Kelas dari Kurt Lewin, Kemmis &
Mc.Taggart, Hopkin menyusun desain sendiri dengan skema sebagai berikut. sebagai berikut:
mengambil start audit perencanaan konstruk perencanaan tindakan (target, tugas,
kriteria keberhasilan) implementasi dan evaluasi: implementasi (menopang komitmen:
cek kemajuan; mengatasi problem) cek hasil pengambilan stok audit dan pelaporan.
Contoh aplikasinya :
Penelitian dengan judul Penerapan Model Pembejaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share Dengan Metode Praktikum Dalam Pembelajaran Ipa Fisika Kelas VIII B di SMPN 7
Jember Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian yang digunakan adalah model
siklus Hopkins. Dalam penelitian ini, peneliti akan berpartisipasi secara aktif dan terlibat
langsung dalam proses penelitian serta memberikan kerangka kerja secara teratur dan
sistematis tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan
metode praktikum pada pembelajaran fisika.
Kegiatan prasiklus dilakukan sebelum pelaksanaan siklus. Kegiatan pra siklus ini
dilakukan dengan tujuan verifikasi masalah belajar siswa di kelas VIII B. Dalam hal ini
peneliti melakukan observasi proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan oleh guru
bidang studi fisika, yaitu dengan mencatat aktivitas belajar siswa, serta mencatat metode guru
yang dipakai pada proses pembelajaran. Selain hal tersebut peneliti juga melakukan
wawancara dengan guru bidang studi fisika dengan tujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil
belajar fisika.
Siklus I
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan model siklus Hopkins adalah penelitian
tindakan kelas yang berbentuk spiral dan terdiri dari empat fase yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, refleksi. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 4 x 40 menit (2 pertemuan). Secara
rinci siklus penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share dengan metode praktikum sebagai berikut :
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun perangkap pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran tipe think pair share dengan metode praktikum.
b. Menyusun daftar kelompok siswa secara heterogen berdasarkan tingkat akademis maupun
jenis kelamin.
c. Mempersiapkan instrumen penelitian meliputi : lembar observasi terhadap siswa dan guru,
dokumentasi kegiatan belajar mengajar, LKS untuk kegiatan praktikum, alat evaluasi (soal
post test 1) beserta kunci jawabannya.
2. Tindakan
Pada tahap tindakan ini langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan metode praktikum yaitu sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
Tahap pendahuluan ini hal yang dilakukan guru adalah menjelaskan kepada siswa
tentang pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan metode praktikum
1.
2.
c.
1.
2.
3.
2.
a.
b.
c.
d.
berdasarkan analisis post-test, hasil observasi dan pekerjaan siswa pada lembar kerja. Hasil
dari kegiatan refleksi dijadikan dasar untuk merencanakan tindakan selanjutnya yaitu untuk
menentukan perlu tidaknya dilakukan siklus selanjutnya.
Siklus II
Siklus 2 dilakukan apabila hasil yang diperoleh pada siklus 1 tidak memenuhi target
yang diinginkan. Pelaksanaan siklus didahului dengan perbaikan berdasarkan hasil-hasil yang
diperoleh pada siklus 1. Pelaksanaan siklus 2 tidak jauh berbeda dengan siklus 1, tetap
meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Daftar Pustaka
Aqib Zainal, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya.
Sukardi, 2003, Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi
Aksara.
Susilo, 2007, Panduan Peneltian Tindakan Kelas, Yogyakarta,Pustaka Book Publiser.