You are on page 1of 27

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

JENIS- JENIS DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(Contoh dan Aplikasinya)

OLEH:
Triana Wulandari

120210102023

KELAS: B REGULER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

1. Definisi penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas. Kegiatan penelitian dilakukan oleh guru dalam kelas
tempat mengajarnya untuk penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam
pembelajaran (Aqib, 2006:13; Susilo, 2007:16).
2. Jenis- jenis Penelitian Tindakan Kelas
Dalam perkembangan riset tindakan sedikitnya dikenal empat model penelitian tindakan
sesuai dengan nama pengembangnya, yakni model Kurt Lewin, model Kemmis & Taggart,
model Ebbut, model Elliot dan model Mc Kernan (Sukardi, 2003:214-218; Aqib, 2006:21-4).

MODEL KURT LEWIN

Sudah dikemukakan bahwa riset tindakan pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin
yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yakni perencanaan
(planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Oleh Ernest T.
Stringer

(1996) model Kurt Lewin dielaborasi menjadi

tiga

langkah yakni perencanaan

(planning), pelaksanaan (implementing) dan penelitian (evaluating).

Berdasarkan
gambar di
atas
Lewin

bahwa model Kurt


langkah

pertama yang dilakukan adalah


1. Perencanaan
Merancang penelitian tindakan yang akan dilakukan. Kalau pelaksanaannya di kelas
berarti rencana/perencanaan tersebut disesuaikan dengan objek dan masalah yang
ditingkatkan.
2. Tindakan
Melakukan intervensi sesuai dengan rencana yang telah disusun. Tindakan
dilaksnakan dengan hati-hati dan teliti agar dicapai peningkatan yang baik.
3. Pengamatan

Mengamati dampak tindakan yang dilakukan. Apakah rencana dan tindakannya


berhasil atau tidak. Artinya apakah ketika proses ada peningkatan atau tidak
(peningkatan motivasi/semangat, peran, dan hasil)
4. Refleksi
Membuka dan membahas kembali terhadap apa yang telah dilakukan. Refleksi di sini
untuk mengetahui kekurangan, kelemahan dan ketidakberhasilan tindakan yang telah
dilakukan kemudian menyusun rekomendasi dan saran-saran untuk melangkah pada
siklus berikutnya jika belum tuntas.
Contoh aplikasinya :
Penelitian dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Bernuansa Nilai. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Model penelitian yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Lewin. Hasil belajar fisika siswa diduga
dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw pada konsep gaya
bernuansa nilai.

Siklus I

a. Perencanaan Tindakan
Guru membuat acuan program pembelajaran berupa beberapa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) fisika konsep gaya yang bernuansa nilai dimana kegiatan
pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
b. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan tahapan sebagai berikut :
1. Memberikan tes awal (pre test) kepada siswa
2. Pembagian kelompok
3. Pembagian tugas

Setelah pembagian tugas, siswa yang mendapat tugas sama berkumpul dalam satu
kelompok. Selanjutnya kelompok itu diberikan lembar ahli. Kemudian tiap ahli diberikan
materi-materi yang terdapat pada konsep gaya yang bernuansa nilai.
4. Membaca
Siswa dalam setiap kelompok ahli menerima materi-materi yang terdapat pada konsep
gaya yang bernuansa nilai dan membaca bahan yang digunakan untuk mencari informasi
terhadap materi yang ditugaskan.
5. Diskusi kelompok
Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu mendiskusikan informasi tentang materimateri yang terdapat pada konsep gaya yang bernuansa nilai dalam kelompok-kelompok
ahli.
6. Laporan Tim
Setelah selesai berdiskusi, para ahli kembali ke kelompok asal mereka untuk
mengajarkan topik-topik mereka kepada teman satu kelompok.
7. Kuis
Siswa mengerjakan kuis individu yang mencakup seluruh topik. Kuis dalam hal ini
dikatakan juga sebagai tes akhir (post test) pada siklus 1.
8. Penghargaan Tim
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang bagus.
c. Pengamatan
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data berupa non tes melalui lembar observasi
dengan cara mengamati kegiatan siswa di dalam kelas dan mencatat hal-hal baru yang
dianggap masalah setelah diberikan tindakan tiap satu kali pertemuan dalam proses belajar
mengajar.
d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi proses pembelajaran dengan tahap sebagai berikut :


1. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus 1 baik tes (pre test dan post test),
dan lembar observasi
2. Menarik kesimpulan pada siklus 1
3. Merefleksikan kekurangan pada siklus 1
4. Hasil keputusan
Dari hasil data-data siklus 1 yang telah direfleksikan, dapat diberikan hasil keputusan
tentang kegiatan penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya atau dihentikan.

Siklus II

a. Perencanaan Tindakan
Guru membuat acuan program pembelajaran berupa beberapa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) materi fisika berikunya yang bernuansa nilai dimana kegiatan
pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Kemudian
menyiapkan instrumen dan sumber belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan tahapan sebagai berikut :
1. Memberikan tes awal (pre test) kepada siswa
2. Pembagian tugas
Setelah pembagian tugas, siswa yang mendapat tugas sama berkumpul dalam satu
kelompok. Selanjutnya kelompok itu diberikan lembar ahli. Kemudian tiap ahli diberikan
materi.
3. Membaca

Siswa dalam setiap kelompok ahli menerima materi dan membaca bahan yang
digunakan untuk mencari informasi terhadap materi yang ditugaskan.
4. Diskusi kelompok
Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu mendiskusikan informasi tentang materimateri yang terdapat dalam kelompok-kelompok ahli.
5. Laporan Tim
Setelah selesai berdiskusi, para ahli kembali ke kelompok asal mereka untuk
mengajarkan topik-topik mereka kepada teman satu kelompok.
6. Kuis
Siswa mengerjakan kuis individu yang mencakup seluruh topik. Kuis dalam hal ini
dikatakan juga sebagai tes akhir (post test) pada siklus II.
7. Penghargaan Tim
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang bagus.
c. Pengamatan
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data berupa non tes melalui catatan lapangan
dengan cara mengamati kegiatan siswa di dalam kelas dan mencatat hal-hal baru yang
dianggap masalah setelah diberikan tindakan tiap satu kali pertemuan dalam proses belajar
mengajar.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi proses pembelajaran dengan tahap sebagai berikut :
1. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II baik tes (pre test dan post
test), dan lembar observasi
2. Menarik kesimpulan pada siklus II
3. Merefleksikan kekurangan pada siklus II

5. Hasil keputusan
Dari hasil data-data siklus II yang telah direfleksikan, dapat diberikan hasil keputusan
tentang kegiatan penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya atau dihentikan.

MODEL KEMMIS & TAGGART

Model Kemmis dan McTaggart merupakan pengemabangan dari model yang dikenalkan
oleh Kurt Lewin. Perbedaannya hanya terletak pada komponen action dan observing
dijadikan satu komponen/tindakan. Alasan penggambungan itu adalah adanya satu kesatuan
waktu, artinya ketika tindakan berlangsung, maka observasi juga harus mulai dilakukan.
Jadi model Kemmis dan Mc Taggart mempunyai tiga komponen utama yaitu: planning,
action (observing), dan reflecting. Perbedaan lain dengan model yang pertama adalah
tidak adanya pembatasan siklus tergantung seberapa kebrhasilan/peningkatan yang ingin
diperoleh.
Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart tahun 1988 mengembangkan model Kurt Lewin
dalam suatu sistem spiral dengan empat komponen utama, yakni perencanaan
(planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Namun
yang membedakan dengan Kurt Lewin adalah sesudah suatu siklus selesai, yakni
sesudah refleksi kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan
dalam bentuk siklus tersendiri, demikian seterusnya dengan beberapa kali siklus. Model
Kemmis & Taggart dapat digambarkan sbb:

Prosedur dalam penelitian tindakan kelas (PTK) alurnya terarah dan terencana. Untuk
melaksanakan rencana penelitian yang terarah dan teratur dalam prosesnya yang panjang dan
kompleks, maka peneliti membagi pelaksanaan penelitian ini dalam tiga siklus (tidak
dibatasi) dan dilanjutkan dengan pengamatan, refleksi dan pelaporan. Siklus tersebut adalah
pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus ke III. Peneliti kemudian mempertajam judul
atau

objek

penelitian,

menetapkan konsep dan

mengidentifikasi

masalah

penelitian,

tujuan penelitian. Pada saat di

mereviu kepustakaan,

lapangan, peneliti melakukan

bimbingan, tanyajawab, pengamatan, pencatatan dan mengumpulkan sumber data. Peneliti


melakukan kunjungan beberapa kali untuk melakukan aksi dan pengumpulan data.
Berdasarkan
penelitianberikutnya

refleksi
dengan

yang

dilakukan

membuat

tim

skenario

perbaikan/revisiyang telah dilaksanakan di siklus pertama.

peneliti,
tindakan

kemudian
baru

yang

dirancanglah
merupakan

Conntoh :
a. Tahap Perencanaan
Tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah menyusun rancangan dari siklus per
siklus. Setiap siklus direncanakan secara matang, dari segi kegiatan,waktu, tenaga,
material, dan dana. Kegiatan yang dilakukan peneliti meliputi:
1. Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP), daftar

nilai,

lembar

observasi peneliti, lembar observasi siswa, buku paket dan LKS IPS, soal pra
tindakan, soal kuis, dan soal tes akhir setiap siklus.
2. Menyiapkan materi yang akan disajikan.
3. Menyiapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk memperlancarkan
proses pembelajaran.
4. Menyiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan
hasil tindakan.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yang dimaksudkan adalah melaksanakan pembelan jaran IPS
dengan materi perjuangan pada masa penjajahan Jepang sesuai dengan rancangan
pembelajaran. Rencana tindakan dalam proses pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pemebelajaran (RPP).
2. Mengadakan tes awal (pre test).
3. Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi (soal sesuai dengan kemampuan dasar
yang terdapat direncana pembelajaran).

4. Melakukan analisis data.


c. Tahap Pengamatan
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri dan observer. Pada saat
melakukan pengamatan

yang diamati

adalah kemampuan

siswa dalam menerima

materi pelajaran serta mempraktekkannya selama pembelajaran berlangsung di


dalam kelas, mencatat apa yang terjadi di dalam kelas dan juga mencatat hal-hal
atau peristiwa yang terjadi di dalam kelas.
d. Tahap Refleksi
Tahap ini merupakan tahapan dimana peneliti melakukan introspeksi diri terhadap
tindakan pembelajaran dan penelitian yang dilakukan. Dengan demikian refleksi dapat
ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan
refleksi inilah suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan.
Kegiatan dalam tahap ini adalah:
1. Menganalisa hasil pekerjaan siswa.
2. Menganalisa hasil wawancara.
3. Menganalisa lembar observasi siswa.
4. Menganalisa lembar observasi peneliti
Hasil analisa tersebut, peneliti melakukan refleksi yang akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan apakah kriteria yang telah di tetapkan tercapai atau belum. Jika sudah
tercapai dan telah berhasil maka siklus tindakan berhenti. Tetapi sebaliknya jika
belum berhasil pada siklus tindakan tersebut, maka peneliti mengulang siklus tindakan
dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya sampai berhasil
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Contoh :
A. Rencana Tindakan
Adapun penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, yang masing- masing siklus
dilaksanakan dalam waktu sampai menunjukkan tingkat keberhasilan. Setiap siklus
terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Siklus I
1. Perencanaan
Sebagai langkah awal penelitian diperlukan berbagai macam perencanaan, yaitu :
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang langkahlangkah

pembelajaran yang akan dilakukan.


Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari:
a) Lembar Tes Kemampuan Berhitung (TKB) dengan jenis tes tulis

b) Lembar pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran


c) Lembar angket respon siswa.
Merencanakan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran. Dalam penelitian ini
keberhasilan pembelajaran ditetapkan 80% siswa mencapai ketuntasan belajar dengan

nilai minimal 75.


2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan

siklus

1,

peneliti

dibantu

oleh

guru (kolaborator)

melaksanakan skenario pembelajaran seperti yang telah di rencanakan di dalam RPP


yaitu sebagai berikut:
Kegiatan awal terdapat fase I yaitu melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, memberikan motivasi dan menyiapkan siswa
untuk mengikuti PBM (Proses Belajar Mengajar). Kegiatan inti terdapat fase 2 yaitu
menjelaskan perkalian 1 sampai 5 dengan penjumlahan berulang, kemudian menjelaskan
perkalian 1 sampai 5 dengan jarimatika. Selanjutnya guru mendemonstrasikan aturan
perkalian 6 sampai 10 dengan jarimatika dengan langkah-langkah pembelajaran
teknik jarimatika

yang

benar.

Kemudian

Siswa

secara

bersama-sama

mendemonstrasikan perkalian 6 sampai 10. Fase 3 guru memberikan LKS dan


membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Fase 4 guru
mengecek

pemahaman

siswa

dan

memberi

umpan

balik. Selanjutnya guru

memberikan lembar tes kemampuan berhitung. Kegiatan akhir terdapat fase 5 guru
bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan
penguatan atas hasil kesimpulan siswa.
3. Pengamatan/Observasi
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung,

peneliti

bersama teman

sejawat

melakukan pengambilan data berupa hasil pengamatan dan hasil tes siswa. Hasil
pengamatan dicatat pada lembar pengamatan. Adapun instrument pengamatan terdiri
dari :
a) Tes Kemampuan Berhitung (TKB). Instrumen ini digunakan untuk mengukur
kemampuan berhitung siswa dan ketuntasan belajar siswa. Instrumen ini dibuat
oleh peneliti kemudian dikonsultasikan kepada teman sejawat yang bersangkutan.
b) Lembar pengamatan saat pembelajaran. Instrumen ini digunakan untuk mengukur
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

c) Angket respon siswa. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui pendapat dan
komentar siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik
jarimatika. Angket ini diberikan pada akhir perbaikan pembelajaran siklus I.
4. Refleksi
Dalam tahap ini, penulis bersama teman sejawat melakukan aktivitas terhadap hasilhasil yang telah dicapai, kendala dan dampak perbaikan pembelajaran terhadap guru dan
siswa pada siklus I. Hasil refleksi ini selanjutnya peneliti bersama teman sejawat
digunakan sebagai dasar untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II. Refleksi
dilakukan berdasarkan data yang diperoleh penulis bersama teman sejawat dari
catatan-catatan hasil observasi, hasil evaluasi dalam proses dan akhir perbaikan
pembelajaran. Hasil refleksi ini selanjutnya penulis bersama teman sejawat digunakan
sebagai dasar bagi perbaikan pada siklus II.
Siklus II
1. Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus I baik yang berkaitan dengan guru, siswa ataupun perangkat
pembelajaran, maka diadakan perencanaan ulang. Masalah pokok yang dihadapi dikaji
dalam refleksi I, kemudian dievaluasi untuk mendapatkan informasi pada bagian yang
menjadi kelemahan sehingga pada siklus II dapat direncanakan yang lebih baik lagi.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus II peneliti dibantu oleh guru (kolaborator)
melaksanakan skenario pembelajaran seperti yang telah di rencanakan di dalam RPP
yaitu Guru melaksanakan

pembelajaran tentang hitung perkalian dengan teknik

jarimatika berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.


Rencana pembelajaran pada siklus II ini yaitu sebagai berikut: Kegiatan awal terdapat
fase I yaitu melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, memberikan motivasi dan menyiapkan siswa untuk mengikuti PBM (Proses
Belajar Mengajar). Kegiatan inti terdapat fase 2 yaitu siswa diminta untuk melakukan
hitung perkalian 6 sampai 10 dengan jari secara bersama-sama. Menunjuk
beberapa siswa mendemonstrasikan perkalian dengan jarimatika. Guru memberikan
beberapa pertanyaan berupa soal cerita sederhana tentang perkalian. Fase 3 guru
memberikan LKS dan membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum

dimengerti. Fase 4 guru mengecek pemahaman siswa dan memberi umpan balik.
Selanjutnya

guru

memberikan lembar tes kemampuan berhitung. Kegiatan akhir

terdapat fase 5 guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
dan memberikan penguatan atas hasil kesimpulan siswa.
3. Pengamatan/Observasi
Observasi pada penelitian ini berdasarkan tindakan siklus II sebagai perbaikan
siklus I. Pada tahap ini, tim peneliti (guru dan mahasiswa) melakukan pengamatan
terhadap aktifitas pembelajaran dengan teknik jarimatika seperti pada siklus I.
4. Refleksi
Peneliti bersama pengamat menganalisa semua tindakan kelas pada siklus

II

sebagaimana yang telah dilakukan pada siklus I. Selanjutnya peneliti mengadakan


refleksi apakah melalui teknik jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung
perkalian atau tidak. Apabila pada siklus II belum mengalami peningkatan, maka dari
hasil refleksi ini selanjutnya penulis bersama teman sejawat digunakan sebagai dasar bagi
perbaikan pada siklus III.
Siklus III
Siklus ketiga merupakan putaran ketiga dari pembelajaran dengan menggunakan teknik
jarimatika. Tahapan pada siklus III ini sama dengan siklus I dan siklus II, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus II baik yang berkaitan dengan guru, siswa ataupun perangkat
pembelajaran, maka diadakan perencanaan ulang. Masalah pokok yang dihadapi
dikaji dalam refleksi II, kemudian dievaluasi untuk mendapatkan informasi pada
bagian yang menjadi kelemahan sehingga pada siklus III mencapai indikator
keberhasilan yang sudah direncanakan.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus III

peneliti

dibantu

oleh

guru (kolaborator)

melaksanakan skenario pembelajaran seperti yang telah direncanakan di dalam RPP


yaitu

Guru

melaksanakan

pembelajaran tentang hitung perkalian dengan

teknik

jarimatika berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua.


Adapun kegiatan pada siklus III adalah sebagai berikut: Kegiatan awal terdapat fase I
yaitu melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,

memberikan motivasi dan menyiapkan siswa untuk mengikuti PBM (Proses Belajar
Mengajar). Kegiatan inti terdapat fase 2 yaitu siswa mendemonstrasikan perkalian 1
sampai 10 dengan jari secara bersama-sama.
mendemonstrasikan

perkalian

dengan

Menunjuk beberapa

siswa

jarimatika. Guru memberikan beberapa

pertanyaan berupa soal cerita sederhana tentang perkalian. Fase 3 guru memberikan LKS
dan membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Fase
mengecek

pemahaman

siswa

dan

memberi

umpan balik.

4 guru

Selanjutnya

guru

memberikan lembar tes kemampuan berhitung. Kegiatan akhir terdapat fase 5 guru
bersama

siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan

penguatan atas hasil kesimpulan siswa.


3. Pengamatan/Observasi
Pada tahap ini, tim peneliti (guru dan mahasiswa) melakukan pengamatan terhadap
aktifitas pembelajaran dengan teknik jarimatika seperti pada siklus II.
4. Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus III dan menganalisis
serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan teknik jarimatika

untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa.


MODEL EBBUT

Model Ebbut terdiri dari tiga tingkat. Tingkat pertama, ide awal kembangkan menjadi
langkah tindakan pertama, kemudian tindakan pertama tersebut dimonitor implementasi
pengaruhnya terhadap subjek yang diteliti. Semua akibatnya dicatat secara sistematis
termasuk keberhasilan dan kegagalan yang terjadi. Catatan monitoring tersebut digunakan
sebagai bahan revisi rencana umum tahap kedua.
Tingkat kedua, rencana umum hasil revisi dibuat langkah tindakannya, kemudian
laksanakan, monitor efek tindakan yang terjadi pada subjek yang diteliti, dokumentasikan
efek tindakan tersebut secara detail dan digunakan sebagai bahan untuk masuk pada
langkah ketiga. Tingkat

ketiga,

tindakan

seperti

yang

dilakukan

pada

tingkat

sebelumnya, dilakukan, didokumentasikan efek tindakan, kemudian kembali ke tujuan


umum

penelitian

tindakan

dirumuskan dapat terpecahkan.

untuk

mengetahui

apakah

permasalahan

yang

telah

MODEL ELLIOT

Dalam penelitian tindakan model Elliot, setelah ditemukan ide dan permasalahan yang
menyangkut dengan peningkatan praktis maka dilakukan tahapan reconnaisance atau
peninjauan ke lapangan. Tujuan peninjauan adalah untuk melakukan semacam studi
kelayakan

untuk mensinkronkan antara ide utama dan perencanaan dengan kondisi

lapangan, sehingga diperoleh perencanaan yang lebih efektif dan dibutuhkan subjek yang
diteliti.
Setelah diperoleh perencanaan yang baik dan sesuai dengan keadaan lapngan maka tindakan
yang terencana dan sistematis dapat diberikan kepada subjek yang diteliti. Pada akhir
tindakan, peneliti melakukan kegiatan monitoring terhadap efek tindakan yang
mungkin berupa keberhasilan dan hambatan disertai dengan faktor-faktor penyebabnya.
Atas dasar hasil monitoring tersebut, peneliti dapat menggunakannya sebagai bahan
perbaikan yang dapat diterapkan pada langkah tindakan kedua dan seterusnya sampai
diperoleh informasi atau kesimpulan tentang apakah permasalahan yang telahdirumuskan
dapat dipecahkan.

Contoh aplikasinya :
Penelitian dengan judul Penerapan Model Pembejaran Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keterampilan Generik Sains Siswa Dalam Pelajaran Fisika
Kelas X di SMAN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan
dapat memperbaiki masalah-masalah yang sedang dialami oleh siswa di dalam kelas. Untuk
itu diupayakan untuk mewujudkan perbaikan tersebut dengan cara proses pengkajian
berdaur. Proses pengkajian tersebut ada empat tahap yaitu : 1) perencanaan, 2) tindakan, 3)
pengamatan dan 4) refleksi. Berikut disajikan proses tindakan kelas :

Penelitian tindakan ini difokuskan pada model pembelajaran Inkuiri terbimbing


untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan generik sains siswa dalam pembelajaran
Fisika khususnya pada materi Suhu dan Kalor. Dalam kegiatan penelitian ini peneliti
didampingi oleh guru mitra yang turut menilai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X. 1 dan X.3 SMA Negeri 1 Kedondong yang
beralamat di Jalan Tritura No.8 Desa Kedondong Kecamatan Kedondong Kabupaten
Pesawaran pada semester genap Tahun Pelajaran 2012-2013.
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan tahapan siklus dan dalam setiap siklus
terdiri dari empat tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan analisis
dan refleksi. Perubahan perencanaan dari siklus ke siklus berikutnya tergantung dari hasil
refleksi pada setiap siklusnya.
a. Perencanaan tindakan
Tahap perencanaan pada penelitian ini memuat kegiatan yang sangat terperinci dari
persiapan perangkat bahan ajar, media pembelajaran, dan berbagai instrumen penilaian
dirancang pada tahap ini. Kegiatan perencanaan dalam penelitian tindakan dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut :
1. Menyusun jadwal kegiatan penelitian
2. Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan sintak
pembelajaran model pembelajaran Inkuiri Terbimbing.
3. Membuat instrumen penilaian perencanaan kegiatan pembelajaran
4. Membuat tes formatif untuk mengukur kognitif siswa
5. Membuat instrumen penilaian efektif dan psikomotor siswa
6. Membuat instrumen penilaian aktivitas guru

7. Membuat instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis siswa.


8. Menentukan peringkat akademik siswa berdasarkan data hasil observasi awal yang nantinya
akan digunakan sebagai pedoman pembagian kelompok
9. Menyiapkan sumber belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tindakan ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah ditentukan, yaitu sesuai dengan sintak
pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Langkah-langkah yang dilakukan pada model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing adala sebagai berikut :
1. Kegiatan pendahuluan
Pada kegiatan awal ini guru memberikan pengertian tentang model pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran ini, hal ini bertujuan untuk mengarahkan siswa agar mampu
beradaptasi dengan model pembelajaran yang dianggap baru. Selain itu guru juga
memberikan motivasi kepada siswa untuk menumbuhkan semangat belajar dalam diri siswa.
Kegiatan selanjutnya adalah apersepsi. Dalam kegiatan ini guru memberikan prior
knowledge atau tes kemampuan awal, untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan
umum siswa tentang materi yang aka diajarkan. Setelah memberikan tes kemampuan
awalguru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Pembagian kelompok didasarkan
karakteristik umum siswa sehingga satu kelompok siswa memiliki karakteristik heterogen.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan pembelajaran yang ditempuh merupakan adaptasi dari model pembelajaran inkuiri
terbimbing menurut Sund dan Trowbridge dengan langkah tahap-tahap sebagai berikut :
a. Merancang eksperimen
Dalam kegiatan merancang eksperimen, guru membimbing siswa untuk merangkai gambar
rancangan percobaan secara berkelompok, selanjutnya guru membimbing siswa untuk
menentukan langkah-langkah percobaan yang akan dilakukan secara sistematais.

b. Merumuskan hipotesis
Sebelum melakukan eksperimen dan setelah memberikan rumusan masalah, guru
membimbing siswa untuk merumuskan hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada rumusan
masalah yang telah diberikan sebelumnya.
c. Menentukan sebab akibat
Pada kegiatan menentukan sebab akibat siswa dibimbing untuk menemukan pola hubungan
terhadap suatu tindakan. Yang kemudian dijabarkan menjadi suatu pembahasan atas
percobaan yang telah dilakukan.
d. Menginterpretasikan data
Tahap menginterpretasi data merupakan tahap mencatat data hasil percobaan. Guru
membimbing siswa untuk menginterpretasi data dan dituliskan dalam Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang sudah dibagikan sebelumnya.
e. Menentukan peranan diskusi dan kesimpulan dalam merencanakan penelitian
Pada tahap pelaksanaan diskusi guru br=ertindak sebagai pemerhati keaktivan siswa dalam
berdiskusi,

mencatat

hal-hal

yang

menyimpang

dalam

diskusi

dan

selanjutnya

mengkonfirmasi setelah diskusi berakhir. Di akhir kegiatan pembelajaran guru bersamasama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
f. Mengenal kesalahan eksperimental yang mungkin dapat dikurangi/diperkecil
Tahap mengenalkan siswa pada kesalahan eksperimental dilakukan pada tahap konfirmasi.
Guru menjelaskan pada siswa dalam percobaan terdapat kesalahan eksperimental dan
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi dan
memperkecil kesalahan eksperimen tersebut.
3. Kegiatan Penutup
Setelah semua tahapan dalam kegiatan pembelajaran Inkuiri terbimbing telah ditempuh,
maka diadakan tes formatif yang bertujuan untuk mengukur kognitif produk siswa.

c. Observasi dan Evaluasi


Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dipersiapkan. Observasi ini dilakukan untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Pada saat evaluasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing aspek yang
dievaluasi adalah rancangan pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, hasil belajar fisika siswa yang
mencakup ketiga ranah penilaian yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, serta keterampilan
berpikir kritis siswa. Dalam evaluasi ini didapatkan dengan cara :
1. Perencanaan kegiatan pembelajaran didapatkan dari instrumen APKG 1 dinilai oleh guru
mitra atau pengamat, sebelum pembelajaran pembelajaran berlangsung.
2. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing di
dapatkan dari instrumen APKG 2 yang dinilai oleh guru mitra selama pelajaran berlangsung.
3. Nilai kognitif siswa dibagi menjadi 2 bagian yaitu kognitif proses dan kognitif produk.
Kognitif proses didapat dari instrumen penilaian kognitif proses yang dinilai oleh guru
selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan penilaian kognitif produk didapat dari tes
formatif berupa Lembar penilaian yang diberikan pada akhir siklus pembelajaran.
4. Nilai afektif siswa didapat dari lembaran observasi penilaian afektif yang dilakukan oleh
guru mitra/observer saat proses pembelajaran berlangsung.
5. Nilai psikomotor siswa didapat dari lembar observasi penilaian psikomotor yang dilakukan
oleh guru mitra/observer saat proses pembelajaran berlangsung.
6. Keterampilan berpikir kritis siswa didapat dari lembar observasi penilaian keterampilan
berpikir kritis yang diimplementasikan dalam bentuk soal untuk mengukur nilai kognitif
produk siswa. Alasan penggunaan soal yang sama dalam penelitian ini dikarenakan
keterampilan berpikir kritis termasuk dalam ranah kognitif, hanya saja keterampilan berpikir
kritis memiliki tingkatan berpikir pada level yang tinggi yaitu nilai minimal C4. Penilaian
keterampilan berpikir kritis siswa dilakukan oleh peneliti setelah pembelajaran berlangsung.

Kegiatan observasi dalam penelitian ini tidak hanya dilakukan oleh peneliti. Dalam
pelaksanaan penelitian, kegiatan observasi penilaian aktivitas guru, perencanaan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, afektif dan psikomotor siswa dibantu oleh guru mitra
yang sudah berpengalaman dan paham tentang kajian yang akan diteliti.beberapa prinsip
dalam melaksanakan observasi (Hernawati, 2011 : 64) adalah sebagai berikut :
1. Adanya perencanaan antara guru dan pengamat.
2. Fokus observasi ditetapkan bersama.
3. Guru dan pengamat menetapkan kriteria bersama.
4. Pengamat memiliki keterampilan mengamati.
5. Balikan hasil diberikan dengan segera.
Beberapa keterampilan yang harus dimiliki pengamat (Hernawati, 2011 : 64) adalah sebagai
berikut :
1. Menghindari kecenderungan untuk membuat penafsiran.
2. Adanya keterlibatan keterampilan antar pribadi.
3. Merencanakan aktivitas siswa.
4. Umpan balik tidak lebih dari 24 jam.
5. Catatan harus diteliti dan sistematis.
Berdasarkan kutipan menurut Hernawati di atas, maka peneliti dan guru mitra yang
bertindak sebagai pengamat sebaiknya berpatokan pada keterampilan yang harus dimiliki
oleh seorang pengamat dan mampu memperhatikan serta melaksanakan prinsip-prinsip yang
digunakan dalam kegiatan pengamatan agar hasil observasi yang dilakukan dalam kegiatan
ini dapat berlangsung secara optimal.
d. Analisis dan Refleksi
Langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap ini yaitu :

1. Mengidentifikasi temuan-temuan, terutama temuan yang menjadi kendala atau masalah


dalam tahap pelaksanaan tindakan.
2. Menyusun rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ditemukan tersebut untuk
dilaksanakan dalam siklus berikutnya.
Data hasil penilaian rncana pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran (aktvitas
guru), afektif, dan keterampilan berpikir kritis dihitung secara kualitatif. Semakin besar nilai
dari rencana pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran (aktivitas guru), afektif
siswa, dan keterampilan berpikir kritis siswa semakin membaik. Data hasil belajar kogitif
yang didapat dari tes formatif dan psikomotor akan dianalisis secara kuantitatif dengan
menghitung persenntase siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar, yaitu memperoleh
skor 65 atau lebih, dari skor maksimum 100.
Refleksi dilaksanakan dengan menganalisis hasil evaluasi pada siklus satu dan langkahlangkah perbaikan penyempurnaan yaitu akan berupa penyempurnaan RPP, instrumen
penilaian, tes formatif, serta perbaikan pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran dan
bimbingan guru untuk siklus kedua yang akan dijadikan sebagai dasar perbaikan atau
penyempurnaan tindakan selanjutnya.

MODEL McKERNAN

Pada

model

McKernan,

ide

umum

telah

dibuat

lebih

rinci,

yaitu

dengan

diidentifikasinya permasalahan, pembatasan masalah dan tujuan, penilaian kebutuhan


subjek dan dinyatakannya hipotesis atau jawaban sementara terhadap masalah di dalam
setiap tingkatan atau daur. Setiap daur tindakan yang ada selalu dievaluasi guna melihat hasil
tindakan, apakah tujuan dan permasalahan penelitian telah dapat dicapai. Jika ternayata
sudah dapat memecahkan masalah maka penelitian dapat diakhiri. Pabila belum dapat
memecahkan permasalahannya maka peneliti dapat masuk pada tingkat berikutnya. Siklus
model Mc Kernan dapat dilihat sebagai berikut:

Model Hopkins
Berdasarkan model-model Penelitian Tindakan Kelas dari Kurt Lewin, Kemmis &
Mc.Taggart, Hopkin menyusun desain sendiri dengan skema sebagai berikut. sebagai berikut:
mengambil start audit perencanaan konstruk perencanaan tindakan (target, tugas,
kriteria keberhasilan) implementasi dan evaluasi: implementasi (menopang komitmen:
cek kemajuan; mengatasi problem) cek hasil pengambilan stok audit dan pelaporan.

Contoh aplikasinya :
Penelitian dengan judul Penerapan Model Pembejaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share Dengan Metode Praktikum Dalam Pembelajaran Ipa Fisika Kelas VIII B di SMPN 7
Jember Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian yang digunakan adalah model
siklus Hopkins. Dalam penelitian ini, peneliti akan berpartisipasi secara aktif dan terlibat
langsung dalam proses penelitian serta memberikan kerangka kerja secara teratur dan
sistematis tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan
metode praktikum pada pembelajaran fisika.
Kegiatan prasiklus dilakukan sebelum pelaksanaan siklus. Kegiatan pra siklus ini
dilakukan dengan tujuan verifikasi masalah belajar siswa di kelas VIII B. Dalam hal ini

peneliti melakukan observasi proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan oleh guru
bidang studi fisika, yaitu dengan mencatat aktivitas belajar siswa, serta mencatat metode guru
yang dipakai pada proses pembelajaran. Selain hal tersebut peneliti juga melakukan
wawancara dengan guru bidang studi fisika dengan tujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil
belajar fisika.

Siklus I
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan model siklus Hopkins adalah penelitian
tindakan kelas yang berbentuk spiral dan terdiri dari empat fase yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, refleksi. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 4 x 40 menit (2 pertemuan). Secara
rinci siklus penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share dengan metode praktikum sebagai berikut :

1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun perangkap pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran tipe think pair share dengan metode praktikum.
b. Menyusun daftar kelompok siswa secara heterogen berdasarkan tingkat akademis maupun
jenis kelamin.
c. Mempersiapkan instrumen penelitian meliputi : lembar observasi terhadap siswa dan guru,
dokumentasi kegiatan belajar mengajar, LKS untuk kegiatan praktikum, alat evaluasi (soal
post test 1) beserta kunci jawabannya.
2. Tindakan
Pada tahap tindakan ini langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan metode praktikum yaitu sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
Tahap pendahuluan ini hal yang dilakukan guru adalah menjelaskan kepada siswa
tentang pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan metode praktikum

selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberikan apersepsi dan


motivasi.
b. Kegiatan inti
Fase 1 : think (berpikir)
Guru memberikan sebuah permasalahan berupa pertanyaan tentang materi yang akan di
pelajari kepada siswa untuk dipikirkan secara individu dengan bantuan LKS.
Fase 2 : pair (berpasangan)
1. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan pasangan yang telah ditentukan untuk

1.

mendiskusikan jawaban dari masing-masing individu.


Guru membimbing siswa melakukan praktikum sesuai LKS, yaitu :
Menyiapkan alat dan bahan
Melakukan percobaan
Mencatat hasil percobaan
Diskusi kelompok untuk mengerjakan LKS
Fase 3 : share (berbagi)
Guru meminta salah satu perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

2.
c.
1.
2.
3.

diskusinya berdasarkan kelompok ke depan kelas


Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelas.
Kegiatan Penutup
Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi kelas.
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan hasil pembelajaran.
Observasi

2.
a.
b.
c.
d.

Kegiatan observasi dilakukan bersama-sama dengan pelaksanaan tindakan. Dalam


kegiatan observasi ini peneliti dibantu oleh guru bidang studi dan 3 observer yang telah
diperkenalkan pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan metode praktikum untuk
melakukan observasi di kelas. Observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dan
guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disediakan.
4. Refleksi
Merupakan upaya untuk mengkaji semua hal yang terjadi, yang telah dihasilkan maupun
yang belum tercapai pada tahap observasi dan evaluasi. Kegiatan refleksi ini dilakukan

berdasarkan analisis post-test, hasil observasi dan pekerjaan siswa pada lembar kerja. Hasil
dari kegiatan refleksi dijadikan dasar untuk merencanakan tindakan selanjutnya yaitu untuk
menentukan perlu tidaknya dilakukan siklus selanjutnya.

Siklus II
Siklus 2 dilakukan apabila hasil yang diperoleh pada siklus 1 tidak memenuhi target
yang diinginkan. Pelaksanaan siklus didahului dengan perbaikan berdasarkan hasil-hasil yang
diperoleh pada siklus 1. Pelaksanaan siklus 2 tidak jauh berbeda dengan siklus 1, tetap
meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Daftar Pustaka
Aqib Zainal, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya.
Sukardi, 2003, Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi
Aksara.
Susilo, 2007, Panduan Peneltian Tindakan Kelas, Yogyakarta,Pustaka Book Publiser.

You might also like