You are on page 1of 14
PENGARUH PEMBERIAN COGNITIVE SUPPORT TERHADAP KOPING PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI RSU Dr SOETOMO SURABAYA Kushariyadi* Abstract Fut exist pation cngetive bart fare show mladeptive oping Hike difcaly maint excyenize aes, 20 that tnd jumpy and wor Besa df brat, Lee Cxpcation afr cif of egrtvesuppart information) of pation cngtie art fails sbow coping sich adaptive 5 mmHg, Ini dlitengatai dengan palpasi pada nadi perifer atau memski spigmomanometer (Young, 1995). ales: tendapat akibat sembab para pada gagal jantong. akut, Scara jantung: intensitas suare P2 akan meningkat ia terdapar hipersens pulmonal, zm $3 dan $4 rosdengat yang merusjukkan adanya insufisensi mitral, akibacdilacasi bile kied seas disfuagsi otor papilacis (Vinson, 1990). dems dan kongesti poral, sistemik: dan perifer (mise lai, cami, salam) dan efusl(pleora dan peritoneal atao suites), Hepaomegali Engin kongesti dan. atropi seatlebuler, Splenomeyali koagessifdengaa dlaes snusoidl, perdarahan fokal dan deposit hemosiderin seta Abrosis Kongest gijal, ceders hipoksik dan nekrosis tublerakut (Robbins, 1999). Gagal jantung dapat menyebabhan kematian mendadak (onisal pads fibilasi venttikel atau emboli udara), sock keerdiogenik, gagal jantung kongestif keonik (Ganong, 1998), Klasifikasi ‘Gejala gugaljantung dapat terjad datum berbagai dessa, beeusya penyshit. Diklosiiasikan olch Kilip dalam empat lklas: 1 Uda ada kegagalans I, kegagalantingan saps seclang: HL, edema polmonal akut, TV, syok kardiogenie (dak, 1997), ERE ee er a Pa awalaya, kogagalsn ringan (Kilip hols TD den krovik sering dickan dengan S3, penirghataa feckvens jeneang (Ginstaya ietma sicus), dan kemungkinan leackles halus pske bak sejan (ale) pada dasar par, Selain ina ‘ongest vaskular pulmonal (fring np edema pulmmonal) sering tedlihat pada copsenogram dada, dan discitmia rmungkin ada: Kontsvks atsium premarar, bili asim, flocce ative, akikard activ paccksismel, dan irama perternian, Pasi munglin merase nyaman pada istirahat sau meng eur jrnang rend atau kongest vaskular pulmonal. Gejala~ gla meningkar pada akties Hudak 1599). ‘Edema pulmonad akut (ili kelas TD adalah sitaasl yang rmengancam bidup yang diciiken oleh teansadasi cara dai kaplerpulmuoal ke dala aeaalvecay, dengan akibat, dlispon ekstrer dan anscts, Peravatan segera diperhkan vwatuk meayelamatkaa hidup pasien (Hudak, 1997). ‘yok kaediogenil (Killip elas TV) adalat sindroma Kegagalan memompa yang paling menganeam dan dihubunekan dengan mortalitis paling tinggi, meskipen dengan pperawatan yang agresé. Syok kardiogenik diketahui melalui 1) TTekanan sistolik darah kurang dari $0 mmHg (sering tidak dapat divas). 2) Nadi lemah yang sering cepat, 3) Kilit pacay, dingin den bericeringne yang sering kali tanosis, 4) Gelisas, keleresuan mental dan apavis. 5) Kemungkinan perubahan scarus mental. &) Penurunan atau cak adanya haluaran utin (Hudak, 1997) Masifestasi syok ini menunjukkan Ketidakadekvatan janeung sebagai pompa dan biasanya menunjukkan kerusakan dalam jumlah besar dari otor jantung (40 % atau lebih massa veaurikel kit) (Hdl, 1997). Pada beberspa pasien dengan hipercas! area fang panjang bermnalna akan mempanyai manifestasi syok lardiogenik pada tekanan normal secara relacif, Orang ini enemerukan fekanan tinggi untuk pesfusi organ vital dan mempertahankan vigbiltas. Pengetahuan tentang civayat ‘eksran darah sebelumeya adalah sangat penting. Tidak semua situasi Kins syok kandiogenik dihubungkan dengan ccurah jantung tidak adekuat. Tergantung pada perubahan situasi, seperti demam, cura jantung kadlang mungkin normal atau batkan meningkat (Hudak, 1997) Kegagalan untuk meaurunkan mortalitas di bawah 10 % sampal 20 % adalah kasena secara besor hanya bensulk perbaikan dalars penatalaksanaan dan movtalitas sindrom kegagalan memompa berat, khususnya sok kaediogenile Laju mortalitas syok kardiogenik masih pada 81 %, lebih dari sepentga kasus ditemokan autopsy pembuluh koroner mayor, Kerusakan stun miokard borat (Hide, 1997 Penatalaksanaan Penatalalisanaaa pasien dengan gga jantong melipat paikologis, dukungan soi, sirabat dan akties, sexta i Smelizer, 2001). Pada prikologis, pasien yang mengalami gagal jancong, ‘mengalami esulitan memportahanian oksigenssl yang adckut, maka metels cenderung gelisah dan cemas lester sulit Bemapas. Menaikkan kepala tempat tidur dan smerbiarlan lampu meayala di malam hari sering sangat membansy, Oksigen dapst diberikan sclama stadium akue uneule mengurangi kerja perapasan dan untuk meningkatkan kenyamanan pasien. Mozfin dosis kecil spot diberikan untuk dispnu yang berat dan hipnotis juga dapat dibevikan uctuk membanty pasien tidur. Pasicn yang ssagat cams tidak akan mampu beristrabat dengan cukup, Stress emosional mengakibatian vasokonstriks, rekanan arteri meningkat dar denyut adi cepat. Memberikan kenyzmanan fsik, dan menghindast sisuasl yang menychabkan keesmasen dan agiuasi dapat ‘membaneu pasien untuk leks Smelezer, 2001), Pact dokongan sosial, peran keluarga dalam membantu ppasien untuk meoyelesaikan masalah psikologinys yaita Aegan. meaceti dukengan sosial. Kehadisan anggoea loelussga memnbed rasa aman pada pasien (Smelizer, 2001), Pada istimhat dan atifta, pasien perlu selcli bevistrabat bak secsra fisik maupun emosional. Isticahat akan ‘mengurang) kerja janwung, meningkadkan tenaga cadangan, ddan menurunkan tekanar: darah. Lamanya berbaring juga imerangsang citresis karena berbaring akan memperballi perfusi ginjal. Istimhar juga mengurangi kerja oxo pernapasan dan penggunaan oksigen, Frekuensljantang meaurun, yang akon memperpanjang periode diastole pemulihan schingga _mempesbaiki efisensi kontraksi jsonang, Posisi kepala temparvidur harus didinggtian 20 sampai 30 em (8 sampaif0 inei) atau pasien didudukkan 4 leurs. Pada poss! ini aliran balk vena ke jannung, (pmioad) dan para berkurang, kongesti para berkurang, don penelanan hepa ke diafragma menjadi minimal Lengan bawah harus disokiong dengan bantal untuk rmeagurangkclelaan oro babu akibat beratkengan yang meaarik secara torus — menenis, Pasion yang dapat hhetnapas hanya pada posisi tegsk (ortopns) dapat didudukkan di sisi tempat tidor dengan kedua kaki disokong Kurs, kepala dan Jengan diletakkan di meja tempat tduc dan vertebra lumbosakral disokong dengan bantal. Bila terdapat kongest para maka lebih bak pusien idadiikkan di kuzs karena posit int dapae memperbati perpindaban cairan dari pare, Edema yang biasarya tesdapat di baglan bawab, berpindsh ke dactah sacral etka pasien dibaringkan di tempat tidur, Pasen yang tidak dapat tidar di tempat sidur di mala bari dapat duduk dengan nyaman di kasi, Posisl ini menyebablean sirkelasi setebeal maupun sistemik membtik, sehingge kulitas tur menjec lebih haik, Penanunan perf jing. yang terjadi pada gagaljancung adalsh akibattinghat srkules ‘oksigen yang tidakadekuae dan stagnasi daeah di jasingan ppeuifer. Oksigenasi yang adekoat dan diuresis yang sesual juga Gapae mempezbaild perfusl jauingen. Diuresis yang efekdf dapat menguriagi peagenceraa darah, sehinggs rmeningkatkin kapasitas pengangkutan oksigen dalam sistem vaskuler. Isiahat yang memadai sangat penting untuk memperbaiki pestis jaringan yang adekuat- Bahaya. yang dapat mbul pad tirah baring, adalah dekubitus, ‘dun emboli pulmoner. Perubahan possi, napas dalam, kaos kaki clasts, dan lathan tungkai semuanya dapat ‘memperbaiki tonus oror, membantu alitan balik vena ke jantung (Smelvzer, 2001), Pada dit, casionalaya adalah mengatar dit schingga kerja dia Ketegangan orot jantung minimal, dan status notis terpelihars, sesuai dengin seleta dan pola makan pasien Pemibatasaa natriom dityjkn wntole mencegah, mengarse, atau mengucangi edema, seperti pada hipcetonsi atau pagal jantung, Dalam menentskan abatan, somber naeriam harus spesifik dan jumlahnya perla diokue dalam eiligeam, Hindari kata ~ ata makanan “senda garam’ aeau “bebas garam”, Kesalahan yang sering terjadi biasanya disebeblean akibar penerjernahan yang tidal konsisten dari garam ke racium, Harus diingat babwa ity tidak 100 % nacrium, ‘Terdapar 395 mg, atau sekitar 400 mg aatrium dalam 1 g (000 mg) garam, Meskipun sumber uama pada kebanyakan adalah garam, berbaga’jenis masanas alamish mengandung berbagai kadar nawium. Maka meskipon tidak ada penambsban gacam dalam masskan dan ‘meskipun makaaan asin sudah dibindae cetapi dit havian rmasih tetap meagsadung kusang lebih 1000 sarmpai 2000 mg natriom. Sumber nacrium dapat ditemukan pada Derbagal makanan yang telah diproses. Bahan tambahsa. imalanan seperti natin alginate yang dapat memperbail tekstur, atrium bensonat berfungsi sebagai baban pengawwer, dan natrium fosfat yang dapat memperbaiii Trnalias masakan pada berbagat makenan, Pasien yang hharas menjalani dit rendah atrium farus dianjurea vuorok jangan membeli makanan olaban dan membaca Ibel dengan telit erhadap kata — kata “natcum” dan Sgarar” Khasusnya makaann kaleng, Diit yang memediokar kadar natrium kurang dari 1000 mg, susu tcndah Tera, roti rendah garam dan mentega bebss garam, Pasien yang dit adam harus dingstkan untuk tidak meminum obat — obat taapa resep seperti antasida, sirup obat bars, pencahar, penenang atau pengganti garam, Karena peodule Aetsebut mengandang natsiur stau jumlah kaliom yang berlebihan. Pemberian diveetik dalam dosis besee dan Derulang juga dapat mengalibatkan hipokalemia, ditandal Pengaruh Pemberian Cognitive Support terhadap Koping 55: dengan dengut nadi lemab, sata jantany menjouh, hipertensi, ott kendor, penurunan teflek tendon dic Seelemushan uur, Hipokletnia menambab masala bar peck pasion jac a homplikas yang eapar maneul, hipolslemia adalah kelemahan Kontrakst jamtung yang rmencetusian Keracunan digitalis pada individu. yang rmendlapat eligitslis, keduanga meningkatkan tesjlinya Gisviewia, Pengkalian elskrolic beskela cshadap adanya. hipelbalemia dan kiponactemia, Untuk mengrang resiko Iipokilemie dao kompliasi yang menyeriinyt, maka pasion yang mendhipat pengobatan diatete hares diberi tambahan kalivor (kalium kloads}. Pisang, jos jerk, plum keting, kismis, apekot, kuema, persik dan bayarn dilah samber kaliums dalam dit Seoeltzce, 2001), ‘Tira baving penting lng’ pengobatan congetive dan fi ee tahapy akot dan sulit disembubkan, Karena melalei inaklivits, Kebutuban pemompaan jantung dicucunkan, Jnga menuruphan beban kerja dengan menurunkan cole une intravaskuler sxelalui induksi diuresis berbaring, jum dareh yang ada uneal dipompakan oleh jintuag Ge fd, kocnpensasijantang dapat ctingkatian (Hodak, 1997), bear Diu mvenyebabakan pesubabian elektrole serum Tura dan blori}. Una n, pengacusan elekarlit serum ing (Hudak, 1997). Bila ginjal mendeueks adanya penurunan volume daral yang a unuuk Geass, ginal berespon clengaa menaban patiuin du ais untuk meniaghatkan volune dash seneral lun alin bali vena. Pada peningkatan veluine sizkulasi lala hu lian balk vena ke jantang, tea peckgkstan pada panjang sere Gastoileakbir (lata) dalam bacas terewate, peninglatan ist sekuncup dan ewes jamturg, Pula congestive heart failure, peningkatan velume silat unpat menjadi beban yang terlalu besas bay) wen elt Fregaygilan dapat menjadi lebib burs (Hudak, 1997) Kognitif Definisi Kognitif ada perolehan, penataan dan penggunaan 1g melipa setiap pesilaku mental yang herkubungan dengan pemahaman, pertimbuogan, ppengolshan intiscmasi, pemeeshan masa, keseaja akinan (Heeawaai, 2401) hn Cognitive support Gnformasi) adalah ketersagan atau peenberitabuan atau beste (Vim Penyusun Kamus Pusat Pombinaaa & Pengembagyzan Balsa, 1996), Leth dapat menyajikan informast yang texpli mak Jnars diketnhul sifie~ site iafortnasi yaitie 1) lngiarmasi sang relovan pains inforasl vary ada huburgtaaya deren atau ada kepentingannya bagi sipencsima, scdangkaa informs yang tidak eleva yaita iaformasi yang tidak ada atau sodilde sekali epentingsa bagi sipenerios. 2) Informasi dapat berguna dau kusung berkang, 3) TaFournas dapat tepat wakrunya apabila dapar meneapai sipencaiera sebelum ia melakukan peaambilan keputusan, etapa informasi terscbut terlambat datangeya setelalt kepucu lambil, maka inforrmas rrsebue Uda tepat waktunya. 4) Informasi dapat valid jika informal icw benat. Tetapi dapat tidak valid jika inormasi yang dibesikan kepada ‘sexeorang merupakaa informs yang leliru QWijaga, 1993). Fungsi informasiysitw sebagai bahan baku untuk rmengambil kepotusan, di muna setiap eang dalam setiap seat akan mengambil cputusan yang tepat niemerlakan informasi yang zelovan, berguoa,tepat, dan benar (Wjay, 1999, Pembentukan Kog Kognicif dapac dibemuk oleh suaw informasi dan pengetabuan (Soedicham, 1997), Perubshaa penibenevkan ogni’ unsann dengan pesubaban — perubahee alata keinginaa dan snformasi, Balwa info baru yung diporole sesearane dlapat terjadi perubahan Gulamm pemikiranaya, Joi sunt pesmulaan untuk memahani perbuatan kogaitif (Ktcch, 1996) Pertama, informasi baru yang sama tersebut menyebablkan pperubahan — perubabon yang aunat besbeda dalam kognisi ‘yang serupa,Tecapae buburgan aatira efekifitas inirauas dalam menimbulkan perubabsn koynieif dan rmltikoanpleksims, penyesuaian dan antae aeas dad sisters ogitif yang sudah ada scbelumoya (Nreeh, 1996 ‘Kedua, peeibahan dalam keinginan iodividy, Balsa terdapar kzitan anezea Keinginan, twjuan dan lnnbatan tethsdap perubahan kogoitif. Sift posubahan kogn piemungkinkan individ untuk menyinghickan bambatsa dau mencapai roan mula yang seerhana ssn yo kompleks (Keech, 1996}, Tahap — tabnp poms logo 1) Kognisi Dan Scruktur Kognitit Kogaisi adalah proses seneral yang menghubus peristiwa — peristiwa di cksternal dan internal ditt = sepditi, Kognisi adalah clemea ~ elemnea koyoutit yt dual — hal yang diketahui oleh sescorang tentang dlitinya send, tiggkab Lakunya, dan headband sebitamya, Kognisi dala proses yang mengubah, meredulii, memperine), whan meayimpan, menguagkapkan, dan_memakai setiap ‘masukan yang datang desi alatindera (Serwono, 1995). Suruktue hogeiif adalah seranghaian sifat ~ sifat yang vetorganisie yang digusakan oleh individa untok mengidestifkas! dan mendiskeiminasi sate objek ata evista terentu Steukturkogniif adalah stoktur yang, teri dari elemen ~ clemen berupa ide ~ ide yang secara sadaediperalankan oleh seseorang atau sata set ide ~ ide yang dipertahankan oleh orang yang bersangkutan dan setiap waktu tesedia bagi kesadaran Sarwon0, 1995). 2) Rangeang Rangsang ada tga macam, berdasarkan clemen dae proses penginderaan yan: 1) Rangsaag,yang menupakan objek dalam bentuk Bsikass (rangsangan dist). 2) Rangsang sebagai kesclarshaes hal yang terscbar dalam lapang proksimal (belom menyangker proses system sara). 3) Reagsang sebagai sepresentasi fenomenal Gejla yang = 65 tahun) sebanyak 10 orang 43.50 %). 3) Pendidikan Pengelompokan berdasarkan pendiikaa tesponden yaitu: Gambar 53 diagram batang pendidlikan pada responden ali ruang Kardiologi RSU Dr Soetoro Surabaya Desember 2004 sampai dengua Januari 2005, Dati diagram di tas tampak sebagian besar responden adalah berpendidilan SD sebanyak 11 orang (47.83 %). Variabel Yang Diukur 1) Identifikasi Koping Pasien Congestive Heart Failure Hasil yang diperoleh daci perhitungen dengen menggunakan uj nsleeow sige rank test pada mean (ra — sata) untuk pre se¢= 19.96, hal ii mentnjulkkan pada pre ‘ast koping, pasien congestive boat failee yang, ihasilkan adalah maladeprif (dengan penilsian: 1 ~ 30). Sedangkan pada port zest = 55.74, hal ini menunjukkan pada pest rt oping pasien congue dear alters vang diasilkan adalah adaptif (Jengan penilsian: 31 ~ 60). Pengaruh Pemberian Cente Suppor Gnformasi) Tethadap Koping Pade Pasion Congestitw Heart Fate Hasil yang diperoleh dasi perhitungan menggunakan uji ssleson sign rk tt adalah x = -4.210° dan p = 0.000 (© < 005, sehingya Ho ditolak. Artinyaterdapat pengaruh pembesian cguitiy syppord (nformas)) techadap koping ppasien congestive Heart fb Pembahasan Identifikasi Koping Pasien Congestive Heart Failure t) Pretest Berdasarkan hasil penelitian dengan menggusakan uj sion sgn rem es ada pre fest didapatkan koping yang, maledapai oleh karena kurang informasi. Bahwa koping maladaptf pasien coestne bert fare dengan informas tidak adekuat akan cenderung gelsah, ccemas karena eulit bernapas.Pasien cemas tidak mampu berate cokup dan sures mengakibatkan vasokonstrks tekanan acteri.meningkat, denyut jantung cepat. Ketidaknyamanan yang dilami meroptkan manifestasi dri ses Sires yang dialami akan memberkan pengnruh besar pada penuruzan xespon imun, hal ini diboktikan Robert Ader (1885) balwa peaderia yang mengalami kkegoncanganjiwa akan muda terserang penyakit, Karena pda kondisi stres akoa terjadi penckanan sistem iman (Smelter, 2001). ‘Pada jenis kelamin perempuan (Khususnya melankolis) smenipunyai koping ying maludapt schingga lebih rentan terhadap penyakit Putra, 2003). Pada usin yang semmkin qua menunjukkan adanya enraman atau ganggoas daya ingat dan konsontrasi sorta kesultan palkomoror (Smer, 1994) Benasatkan konsep pslkoneuroimonologi, melalui poros hipotalamus hipofiss adrenal, babwa stres psikologis akea berpengaruh pada hipotalamus, kemudian hipotalamus akan mempengaruhi_ hipofise schingga hipofise akan mengckskeesikan ACTH (adrenal otc tmpie Dormow) yang akbisnya dapat mempengaeuhi kelesjar axirural, i mana kelenjat ini menghasilkan kortisol Putes, 1999), Apabila stzos yang dislami sangat daggi, maka kelenjar adonal akan mengahasilkaa kortsol delam jumlab banyak achingga dapat menekan siseem imun. Adanya penekanan sistem imun inilh nampaknya akan berakibat pada ‘peaghambaean proses penyembuhan (Clancy, 1998). Selye (1956) mengenalkan tcori “sindvoma stres” dan rengatakan bala siadtom ini timbul sebagai respon terhadap semua stimulus yang mengakibathan stres Respon tubub techadap stimulus yang mengakibatkan saree trad dalam tiga tabop yang disebu gene adapter iow grdraue. 1) Tabap reaksi pevingatan, yaitu efek akivasi sistem sacaf autonom dan adanya penurunan resistensi tubub terbadap sts. fa stcs awal terlalu borat, onganisme dapat mati pad tzhap ini. 2) Tahap resistensi. Hipofisis toras mengeluarken ACTH untuk merangsang kortcks adrenal untuk mensekresi lokokorikoid, yang penting untuk resistensirerhadap sttes, Resistensi terladap sues yang Khusus meningkat dan kemadian respon akan blag, Banyak penyakit yang ‘bethubungan dengan stres imbul pada tahap ini, Mungkin ‘berhubungan dengan efek dari hormon glukokortkoid yang menghambat pembentukan antibodi dan ‘menurunken pembentukan sel darah putih. 3) Tabap kelelaban, Jika stes yang Khusus tersebut tras berlanjut, Kkemampusn tubuh untuk mesabannya dia untuk imenghindari stes yang lain pada akhirnya akan gagal @Siven, 2000, 2) Post test Berdasarkan hasil penclitian dengan perhitungan menggunakan ji mikexon sign rank feat pada pest teat dlidaparkan koping yang adapuit. Berdasarkan tcori bahwwa pada pasion cougesie heart file dengan koping adapt san memberiken kenyamanan fisk, menghiadasi sas yang cenderang menyebabkan, ‘cemas, agjtasi dapat membantu pasien untul leks (Gmelzer, 2001) ‘Apabila mekanisme koping berhasl, maka akan dapat beradaptasi terhadap perubahan rerscbut. Mekanisme oping capa dipelajari sejak awal imbulnya stresor dan. rmenyadasi dampeknys. Kemémpuan koping individe tergantung dari temperamen, petsepsi, kogoisi, latar bolakang budays dan norma di mana dia dibesarkan. Mekenisme koping terbentuk melalui proses belajar dan sengingst, Blajar adalah kemampacn menyesusikan ditt (2daprasiy peda pengaruh faktor internal dan cksternal Koping adapuif menempad tempat sentra pada ketahanan ‘ubub dan daya tahan penolakan terhadap gangguan, serangan penyakit betsifa Esk, psiks,sosa, dan spiritual Pethatian koping pada sake ringnn dan berat (Nursalam, 2003) Tingkat pendidikan berpengaruh pada pencrimaan peayvluban untuk merubah perilaku seseorang schingya timbul koping yang adaptf (Herawani, 2001), Pendangnn tentang jenis kelamin mengisyaratkan balwa perbedaan biologis akan bertanggung jawab pada pperbedaan dalam pola perilaku (Abraham, 1997). Lipowsli membagi hoping mesjadi: 1) Coping sale ‘mekanisme adapta indivda melipu psitologs, kop, ddan persepsi Silat coping syle mengurangi maka konsep yang dianuc, misal penolakan atau pengingkaran yang tbecvavias yang Sak cealiais atu beret (pskoti) hingga fingkatan sangat ringan, 2) Capi srargy adalal koping ener yang digunakan secara sadar dan terarab dalam mengatast ‘abit atu stesor yang dihadapinya, Tesbentuke melalui proses belajar dan relaksasi. Apabil individ mempusyai mekanisme koping yang efektif dalam menghadapi stresos, maka stresor tidal ckan menimbullan stres yan berakibae kesoiten (dine), cerapi stresor justra menjadi ssmolan yang mendatangkan neliee dan prestasi (Putra, 2003). Dalam membanty koping pasion, perla meagksi keefektifan perilake kopiag pasien dan dukungennya, ‘membanm pasien memodifkasi koping atau mengyarkan pesilaka koping baru, Perlaku koping dapat langsung mengurangi stres penyakit atau ansietas, schingga perl mengevaluasi tisp pevilaku apakab becfungsl untule memulitkan ke keasaan menetap (Hudale, 1997) Strategi koping dalam menanggulangi dan mengurangi ses yaite: 1) Strategi pemecahan masalah, 2) Mencoba, ‘untuk melepaskan dan_meletakken sesuatu dalam perspektif (sebenaraya). 3) Meniaga masalah pede disi senciri. 4) Melibatkan dist sendiri dalam pekerjzan dan Dokeria lebih eras dalam wakma yang lebih lama. 5) Menetima pelerjaza apa adanya dia mencoba agae pekerjann cersebut tidak menyedihkan ands. 6) Serregi pasif, Ketegori koping yang digunakan individe dalam rmenanggulangi sees yainu: oping yang herfokus peda cemosi (mengubah perasaan ~ perasaaa) den koping yang beefokus pada masalah (pemecshan sumber stres) (Abraham, 1997). Kategosi respon koping adaprif anrama lain: kognitif if berfokus paca emosi, koping kognitif aki bertokus pala masalah, dan koping perilaku akuif beefokus pada ‘masalah serer penghindarap berfokus pada emosi (Niven, 2400) Langkah yang dilakukan uatuk penyesoaian dir tehadap stres adalzh: 1) Menilaisituasi ste, yaits menggoloagkan jesis sts, muemperkisskan bahayiaya, 2) Merumuskan alteroaditindalae yang dapat dilakukan dan meaearabian tindaksa, 3) Melakukan tindakan, 4) Melia jfrdback (Stamet, 2003), Analisa Pengaruh Pemberian Cagnitie Suppor (iormasi) Tethadap Koping Pasien Congctte Hart Railre Berdasatkan hhesil penelitisa dengan perhituagan mengguoskan ji ikeson sign rank ted babwa texdapat peogarub yang signifikan antara pemberian aggutive p> ert Ginformasi) teshadap koping pada pasien conte dear! fle Tc ing Hal isi sesuai dengan eeosi ~ teord yang berorientasi ogni, bahwa tod tescbus menitcberukan pada proses ~ proses sential (misalnya: sikap atau peril, ide, hatapan) untule menerangkan tingkah lake atau perilaku oping. Menarat teori— feos konsistesi ogi bahia tori kogpiifberpangksl pada sebuab posisi umum, yaa btwn kognisi (iformasi dan kosadaran) yang tidak kkonsisten dengan ognisi ~ kognisi Iain merimbulkan keadaan mekanisme koping psikologik yang tidak ‘menyenanglan dan keadean ini mendorong orang watak bercingkal aku agar tercapa konsisensi antar kognisi ~ ognisi trsebut, yang alan meimbullan rasa senang Garwono, 1995). Disonansi (innate) babwa antara clemen — clemen kogaitif terjadi hubungan yang tidak pas yang ‘merimbulkan disonansi (kejanggalan) hogniti sehingga ttimbul desaken untuk mengurang' disonansi tersebut dan smenghiodasi peningkatannys. Hasilnya berupe peeubaban — perubahan pads kognis, perubahan perilake, dan menghadapkan disi pads infosmasi dan pendapat — peadapot basu yang sudah diseleksinya. Disonans! akan ‘mendorong pencasisn infoumas — informasi baru. Kalau Kadar disoaansi pada eeaf menengab, maka usaba pencarian informasi baru akan mencapai taraf maksimal (Gasworo, 1995), Meoggunakan informasi untuk membentuk gambaran Ieogaitif dari kesakitan, untuk mengenalkan pasien babs ansietas melbatkan respon fsioloais seperti tlapak angen berkerings, meninakatkan denyar anrena, rot menegang, den intespretasi ari respon, jika pasien dapat disjarken menggunaken senda — tanda fisiologis ansieras sebag tanda — randa uotak menggunakan teknik koping, pengalaman ansiceas dapae berkurang (Niven, 2000). Tafornasi bani yang, diperoleh sescorang, dapat teria petubahan ~ perubaban dalam pemikiswanya. Informasi tuacu yang sama dapat menyebabkan perubaban yang amat Dosbeda dalam kogaisi yang serupa. Infosmasi bars renyebubkan perubahan delam keinginan individu, Petubshan Keinginan individ dan informasiays saling beckaian, Jka orang memperclel keinginan baru, merck terdorong mencerinformasi bars uncak mengesahu! lebih banyak mengenal suata masalah, dapat cimbul keinginan bara sehirgga skan mendorong mereka uneuk mengeaui lebils banpak lagi Smet, 1994). Pada pendidikan sescorang yang semakin dnggi, maka skan mudah menerima informasi schinggs semakin banyéke pula pengetahuan yang dimiliki, Sebaliknya pendidikan yang tendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai yang baru diperkenalkan, (Narssiam, 2003}. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Tdentiikasi Koping Pasien Congestive Heart Failure Pada pre tet koping pasien conutive eart faire rmenuajukkan koping yang maladapif. Sedangkan pada ott tet koi, pasien congestive Lert failure menunjvkan oping yang adapeit. Pasion congestive bear flue di Ruang Kardiologi RSU Dr Scetomo sebelum diberi informasi mempunyai koping ‘yang maladapeie. ‘Terdapat pengaruh yang signifikan pada pemberian age- ‘iow sxppart Ginforrasi) tethedap koping pada pasien cvn- gestive heart faitrn. Vata ada pesbedsan koping. secaea statistik sebclum dan sesudah dibeskan informasi,semakin adekuat informasi yang diberikan maka semakin baik atau adaptif koping yang akan terbentuk, Saran 1) Bagi Penctii Perla dilekukan peneliian lebih Ienjut tentang pemberian aggulie support (informesiy di mana ppemberian informasi yang adckuat akan terbentuk kkoping yang adaprif schingga dapat mempercepat peayembubsa. 2) Bagi Insticusi Pelayanan Dalam rangka meningkatkan ualitas pelayanan terhadap pasien cougesie bear fale, perawat dan dokter pera memberixun sagt support Gnformas), 3) Bagi Tenaga Keperawatan Scbagai masukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam memberikan penyululen. DAFTAR PUSTAKA ‘Abtahaun, C. (1997), Palla Soi! Untve Prenet Jakaea, EGC. (Chung, EK. Be (1988). Cage Heart Fale ond Pabvonal Euons, In: Manual of Acute Cardine Disorders Boston. Butervorth. Clancy, J. (1998). Bese Concept In Tormunolgye Stents Surste! Guide NewYork. The Me Graw-Hill Compas Cleland, JGE (1994). The Role of Newrobormanat Activation in Heart Faiere. Te, Ball SG, Campbell RW, Francis G5 (eds) Incernational Handbook of Heart Failure. United Kingdom: Aun Print Ltd, Cohen & Lazarus, RS. (1983). Coping and Adaptation ia ‘Health and Ines, In: Mechanic, D, Handbook of “Health, Health Care and The Health Professions, London: ‘The Free Pees. Davies, MK. (1994). Defining Heart Faller. Io: Ball SG, ‘Campbell RWE, Francis GS (eds) International Hand- book of Heart Failure. United Kingdom: Arun Paint Le. Ganong, \. (1998). Buk Ajar Fale! Kedotseran, Ed. 17. Jakarta, EGC. Gotlieb, BH. (1983). Social Support Sra, Guidelines for ‘Metal Health Prac, Sage Publications, Bevedy Hills / London. Heravani. (2001). Pendidbon Kerebatan dalam Keperawiatan Jatarsa, EGC, Hudak, C. (1997). Kepenmunton Kriss Pendekatan Holi. Jakarra. EGC. ‘Kamus Besar Bshisa Indonesia / Tim Penyusua Kans Pusat Pembinsaa dan Pengembangan Bahass. Ed 2. Jakarta, Balai Pustake, Kear, B (1998), Poatulabuanacn Sto, Jakarta, EGC. Krech, D. (1996) Ladi Dela Mapsrakat. Bake Tats ‘Memecat Paitohg Soviol. Jakarea. Pusat Pembinaan dian Pengembaagan Babusa Depeikbud Leventhal, H, (1983). Bebavional Medicine: Pydbolegy in ‘Health Car ie: Mechanic, D, Handbook of Health, Health Care and The Health Professions, London: ‘The Free Press. Lilly, LS. (1993). Pathoplysiolegy of Heare Diseae, Philadel pphia: Lea & Fobringer. Niven, N. (2000). Psitoleg Kesbatanr Pengantar Unig Peravai Dan Profesional Kesehatan Lain, Bd 2 Jara BG ‘Nor. (1999). Hon Penyakit Dalam. FK Universitas Indo- Nursalam. (2003). Konap Daw Penorspan Metodsog Penton Linu Keporasatan: Pedowan Skips, Test, Da Tnstrenes Ponti Keperaautan. Ba. 1. Jakarta, Salemba Medika Packer, M. 1992). Patlophysolgy of Chromic Heart Faire. Lanect Eee ee ne eenee oat Penn) Polit, DE &e Hunglos, BP. (1993). Essential Of Nursing Research. Methods. Appraisal, and Utilization, Ed. 3, Philadelphia: JB Lippincok. Price, SA. (1994). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses ~ roses Penyakit, Fd 4, Jakarta: EGC. Purrs, ST. (1999). Konssp Poitonewroinunoiegi dan Kontribacinya Pada Pergembangan IPTEKDOK. Makalah, Surabays. Geumik FIC UNAIR, Pores, ST. 2003). Mater Compact Disc. Paitaneursinmolgt ‘dan Metadlagi Rast, Fak Kedokteran UNAIR, Robbins, $. (1999). Buku Sok Dasar Patolegh Penyakit. Ba, 5, Jakarta. EGC. Ross J. (1985). Heart Falun Hypertrophy and Otter Abnor- ‘nal Cesdicicnatory State. Cardovasalr sytem. Yn: ‘West JB (ed), Best and Tailors Physiological Basis of Medical Practice. Baltimore: Williams & Witkins. Ruther, M. (1983). Stress, Coping and Deeopment: Some “Leanese and Some Qestions lox Garmery, N & Ruther, M, (ed), 1983, Stress, Coping, and Development Children, New York: Mc Grawhill Book Compaay. Safatino, ER, (1990). Heath Puichligis Bigpucboscal Into. actions, New York: John & Sons, Sarwono, SW, (1995). Teor! — Tori Patol’ Sosal. Ed 2. Jakazta, PT Raja Grafindo Persada, Sastroxsmoro & Ismail. (1995). Dasar Metodoligi Perelton Kinds, Jakara, Binarupa Aksar, Slamet, S. (2003). Pengunter Pokolegi Kini. Jakarta. UL Press, Smelter, S. 2001). Buku Aja Kieranstan Medial — Bes Brrauer Dan Saddarts. BA, 8, Jakarta. EGC. Smet, B. (1994) Peiboleg’ Kesehatan. Jakarta, PT Grasindo. ‘Taylor, SE. (1991). Health Paebohgy, New York: Me Graw Hill, ne ‘Vinson, JM. (1990). Barly Readaision of Elery Patients With Congestive Heart Flere, | hem Geriatz Soc. Wijaya, AW(1993). Konami» Komumibast Da Habngen ‘Masyaikat, Ed J, Jakaeta. Buri Aksar Young, JB (1995). Contemporary Management of Patient ith Fecvt Fail. Med Clin N Ames,

You might also like