Professional Documents
Culture Documents
KELAS D
Oleh:
NURHAERANI RASYID
J1A1 13 221
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo
pelayanan kesehatan adalah sebuah subsistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah pelayanan prefentif (pencegahan) dan promotif
(peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif
dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat di harapkan perawat dapat
memberikan pelayanan dengan kualitas yang bagus. Dalam mempelajari
sistem, maka terlebih dahulu harus memahami teori tentang system akan
memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada dalam system. Sistem
tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah system yang antara
yang satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.
Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu yang sangat penting di
dalam dunia kesehatan melalui sistem ini diharapkan kualitas kesehatan
khususnya di Indonesia. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan
dapat tercapai dengan cara efektif dan tepat sasaran. Keberhasilan sistem
pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam
pelayanan kesehatan diantaranya perawat, dokter, atau tim kesehatan lain
yang saling menunjang.
Dalam teori sistem disebutkan bahwa system itu terbentuk dari
subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian
tersebut terdiri dari input, proses, output, dampak, umpan balik dan
lingkungan yang semuanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi sistem pelayanan kesehatan ?
2. Bagaimana sistem pelayanan kesehatan di negara belanda ?
3. Bagaimana sistem pelayanan kesehatan di negara singapura ?
4. Bagaimana sistem pelayanan kesehatan di negara taiwan?
5. Antara sistem pelayanan di negara belanda dan singapura, sistem
pelayanan mana yang bagus diterapkan di indonesia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi sistem pelayanan kesehatan.
2. Mengetahui sistem pelayanan kesehatan di negara belanda.
3. Mengetahui sistem pelayanan kesehatan di negara singapura.
4. Mengetahui sistem pelayanan kesehatan di negara taiwan.
5. Mengetahui antara sistem pelayanan di negara belanda dan singapura,
sistem pelayanan mana yang bagus diterapkan di indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep dimana konsep ini
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan
kesehatan menurut Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo pelayanan kesehatan adalah
sebuah subsistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan prefentif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan)
dengan sasaran masyarakat. Dan menurut Level dan Loomba pelayanan
kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalam waktu organisasi dalam memelihara dan menigkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan.
B. Sistem Pelayanan Kesehatan Di Negara Belanda
Negeri kincir angin yang pernah dinobatkan menjadi negara dengan
jaminan kesehatan terbaik seluruh dunia memiliki sistem asuransi kesehatan
yang sedikit banyak mengikuti pola-pola Jerman dengan modifikasi. Belanda
sesungguhnya juga memberlakukan asuransi kesehatan nasional dengan risiko
biaya medis yang besar (exceptional medical expenses) yang dikelola oleh
satu badan berskala nasional yang dikenal dengan nama AWBZ ( Algemene
Wet Bijzondere Ziektekosten).
Pelayanan kesehatan yang tidak mahal dikelola oleh berbagai badan
penyelenggara asuransi kesehatan sosial yang bersifat nirlaba yang diatur oleh
UU Sickness Funds Act (ZFW). Sebagian penduduk berpenghasilan tinggi
dibolehkan (opt out) untuk membeli asuransi kesehatan komersial.
Liputan6.com
pernah
menemui
peneliti
senior
dari
NIVEL
(Netherlands Institute for Health Service Research) dr. Wienke Boerma, PhD
di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia beberapa waktu lalu. Ia
menjelaskan, premi wajib yang disetorkan pemberi kerja disana bergantung
pada pemasukan berusia di atas 18 tahun pada 2013 sebesar 110 euro per
orang per bulan (Rp 1,7 juta). Sedangkan tanggungan pribadi saat pengajuan
klaim, warga Belanda wajib bayar sebesar 350 Euro per bulan (Rp 5,5 juta)
untuk perawatan kesehatan. Itu pun belum termasuk biaya dokter keluarga
dan persalinan.
Ditemui di tempat sama, Pakar struktur, keuangan dan organisasi
kesehatan primer dari Tilburg University, Prof. Dinny De Baker PhD
mengatakan, kekuatan asuransi nasional di Belanda adalah dokter keluarga
yang harus siap melayani masyarakat dalam 7x 24 jam. Layanan jasa dokter
juga mencakup pencegahan dan promosi untuk hidup sehat, penanganan
penyakit jiwa seperti stres (somatic) dan masalah psikososial.
Sejak reformasi pembiayaan kesehatan yang dilakukan Belanda tahun
2006. Semua warga negara harus ikut asuransi kesehatan. Pelayanan
kesehatan dibiayai oleh 2 sistem: untuk terapi jangka panjang seperti rawat
inap semi-permanen dan biaya disabilitas seperti kursi roda, dibiayai oleh
asuransi yang dikontrol negara; untuk terapi jangka pendek, dibiayai oleh
berbagai asuransi kesehatan swasta yang diharuskan memberikan paket
asuransi yang diregulasi jenis dan kualitasnya oleh negara. Menariknya,
premi tidak tergantung pada status kesehatan dan usia (ekualisasi risiko).
Dengan demikian, paket asuransi ini bisa diperoleh semua warga negara
dengan biaya yang terjangkau tanpa perlu dinilai dulu risiko kesehatannya
oleh perusahaan asuransi swasta. Pembiayaan kesehatan untuk semua tanpa
kecuali, tanpa diskriminasi.
Belanda termasuk salah satu negara (selain Denmark) terdepan
dalam implementasi e-health di Eropa. Penggunaan sistem informasi rumah
sakit berbasis teknologi, digitalisasi data dokter dan catatan medis pasien
yang bisa diakses secara nasional (unique ID), electronic medication service,
e-prescribing, integrated disease management, e-consult, web-based referral
service, dan lain-lain, dapat menurunkan error dalam pelayanan kesehatan,
termasuk medication error. Mungkin memerlukan biaya mahal saat
pemasangan
infrastruktur
dan
merubah
mindset
pengguna,
namun
Landasan dari sistem kesehatan Singapura terdiri dari tiga poin besar
yaitu (1) negara memiliki tujuan untuk menciptakan populasi yang sehat
dengan lebih menekankan kepada pelayanan kesehatan preventif serta upaya
untuk melakukan gaya hidup sehat, (2) Singapura lebih menekankan kepada
tanggung jawab pribadi atau masing-masing penduduknya mengenai
kesehatan mereka atau dalam kalimat lebih sederhana adalah kesehatan
merupakan tanggung jawab masing-masing individu, dan (3) Pemerintah
diharuskan untuk mempertahankan biaya pelayanan kesehatan serendah
mungkin dengan cara mengontrol tingkat supply pelayanan kesehatan serta
penyediaan subidi untuk pelayanan kesehatan publik.
Dalam praktiknya, sistem kesehatan Singapura diatur baik oleh pihak
pemerintah maupun pihak swasta dengan sangat baik dan teratur. Pihak-pihak
pemerintah yang terlibat tersebut adalah Ministry of Health (MOH), Central
Provident Fund (CFP), dan Monetary Authority of Singapore (MAS). MOH
bertanggung jawab terhadap regulasi sebagian besar sistem kesehatan seperti
mempromosikan edukasi kesehatan, memonitor aksesibilitas serta kualitas
pelayanan
kesehatan,
mencegah
dan
mengontrol
penyakit,
serta
memberikan
jaminan
kesehatan
menyeluruh
bagi
rumah sakit sendiri, singapura menyediakan delapan rumah sakit publik yang
terdiri dari enam rumah sakit umum, satu rumah sakit ibu dan anak, serta satu
rumah sakit psikiatri. Sedangkan ILTC sendiri digunakan untuk pasien-pasien
yang tidak memerlukan perawatan di dalam rumah sakit lagi, akan tetapi tetap
membutuhkan perawatan dalam jangka waktu yang panjang. Biasanya ILTC
ini bersifat community-based.
Rasio dokter per 1.000 populasi di negara Singapura mencapai 1.9
dokter atau 190:100.000. Singapura termasuk ke dalam negara yang tidak
mempunyai daerah rural, sehingga semua dokter bekerja di sektor urban.
Pembagian dokter yang ada juga tidak bergantung kepada urban atau rural
akan tetapi pembagiannya dilakukan berdasarkan sektor publik dan sektor
privat. Geografi negara yang kecil juga membuat pemerataan dokter di
Singapura sudah tergolong baik
D. Sistem Pelayanan Kesehatan Di Negara Taiwan
Taiwan memiliki luas wilayah 36.193 km2 dengan jumlah penduduk
23.224.912 orang dengan angka harapan hidup yang cukup tinggi yaitu 79,16
tahun. Untuk SDM penyedia pelayanan kesehatan seperti tenaga medis
(dokter) berjumlah 17,21 per 10.000 penduduk, perawat sebanyak 49,21 per
10.000 penduduk. Sedangkan jumlah Rumah sakit di Taiwan sebanyak 507
unit dengan 74.082 tempat tidur. Pada tingkat pelayanan kesehatan dibagi
menjadi RS Pusat dengan pelayanan kesehatan tersier, RS Wilayah dengan
pelayanan kesehatan sekunder; RS Distrik dan Klinik sebagai pelayanan
kesehatan primer.
10
turun kategori. Dan jika tidak lulus semua tidak dapat pembiayaan dari NHI,
meskipun rumah sakit tersebut dapat tetap beroperasi.
Kesehatan
di Taiwan diadministrasikan
oleh Departemen Kesehatan Eksekutif Yuan. Seperti negara-negara maju
lainnya, orang Taiwan yang bergizi baik tapi wajah masalah kesehatan seperti
obesitas kronis
dan penyakit
jantung.
Pada
tahun
2002 Taiwan memilikihampir 1,6 dokter dan 5,9 tempat tidur rumah sakit per
1.000 penduduk.Pada tahun 2002, adatotal 36 rumah sakit dan klinik 2.601 di
negeri ini. Pengeluaran kesehatan per kapita sebesarUS $ 752 di 2000.
[1] pengeluaran kesehatan merupakan 5,8
persen dari
produk domestik
dari dana
keseluruhanpada
2009 adalah
tahun
[2])64,9 persen
publik harapan
hidup secara
78 tahun. Masalah
kesehatan
utama terbaru termasuk krisis SARS pada tahun 2003, meskipun pulau itu
kemudian dinyatakan aman oleh Organisasi KesehatanDunia (WHO).
Sistem perawatan kesehatan saat ini di Taiwan, yang dikenal
sebagai Asuransi
Kesehatan
asuransi sosial
memusatkan pencairan
tahun
dana perawatan
kesehatan. Sistem
didasarkan
keluar-pembayaran-saku dan
tahap
11
akhir 2004.
pada pajak
dana
penyedia baik
negeri
kesehatan beroperasi
maupun
di sektor
layanan
membentuk pasar
yang
tidak
perlu ke
sejumlah besar
kebutuhan untuk
menghadapimeningkatnya
pengendalian
sistempembayaran
pasien dan
12
sistem
kesehatan
kedua
negara
saja,
kita
sudah
dapat
13
14
hingga
80%
dari
keseluruhan
tagihan
biaya
pelayanan
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep dimana konsep ini
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Sistem pelayanan
kesehatan di tiap negara berbeda-beda, tergantung dari kemampuan tiap
negara tersebut untuk memajukan sistem pelayanan kesehatan mereka. Sistem
pelayanan yang bagus diterapkan di indonesia adalah sistem pelayanan
kesehatan negara singapura.
B. Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu
serta kualitas dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat
berjalan dengan efektif, itu semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai
yang ada di masyarakat, dan di harapkan perawat dapat memberikan
pelayanan dengan kualitas yang bagus dan baik.
16