You are on page 1of 27

Tri novia maulani

Pendahuluan
Epilepsi berasal dari perkataan Yunani yang

berarti "serangan" atau penyakit yang


timbul secara tiba-tiba. Epilepsi merupakan
penyakit yang umum terjadi dan penting di
masyarakat. Permasalahan epilepsi tidak
hanya dari segi medik tetapi juga sosial
dan ekonomi yang menimpa penderita
maupun keluarganya. Dalam kehidupan
sehari-hari, epilepsi merupakan stigma
bagi masyarakat. Mereka cenderung untuk
menjauhi penderita epilepsi

Laporan kasus

No RM
:
Nama
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Tempat tanggal lahir :
Pekerjaan
Pendidikan terakhir :
Status pernikahan
Suku
:
Alamat
:
Agama
:
Tanggal Kunjungan RS

00902181
Tn. W
62 tahun
Laki-laki
Jakarta, 5 Juli 1951
: Pensiunan
SMA
: Menikah
Jawa
Jl.Gunung Merbabu
Islam
: 17 Juni 2013

Anamnesis
Keluhan utama : Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke poli saraf untuk kontrol

karena obat habis.


Terakhir kali kejang
sekitar 2 tahun yang lalu. Kejang terjadi
dikarenakan pasien tidak meminum obat.
Kejang terjadi 1 kali. Dengan durasi sekitar
10 menit. Sebelum kejang pasien mengaku
tidak merasakan suatu perasaan yang aneh,
baik mencium sesuatu maupun merasakan
perubahan pada dirinya. Tidak ada kejadian
tertentu sebagai pencetus kejang.

Riwayat penyakit sekarang:


Kejang

dideskripsikan oleh istri pasien


sebagai kelojotan. Didahului dengan
gerakan kaku dan kemudian pasien seperti
kelojotan, seluruh anggota gerak bergerak
disaat yang bersamaan. Pada saat kejang
pasien tidak sadar. Mata mendelik keatas
disertai mulut yang berbusa. Pasie juga
selalu megompol pada saat kejang.
Setelah selesai serangan, pasien mengaku
tidak ingat apa yang telah terjadi pada
dirinya
lalu
pasien
terasa
sangat
mengantuk. Pasien mengaku selama ini
rajin kontrol sebulan sekali dan minum
obat secara teratur.

Riwayat penyakit sekarang:


Penyakit yang menyertai seperti pusing, demam,

mual,
serta
muntah
proyektil
disangkal.
Pandangan ganda(-), bicara pelo (-), kesemutan
(-), kelemahan tiba-tiba (-). Rasa tidak nyaman
ketika melihat cahaya yang terang maupun
mendengar suara yang bising disangkal.

Riwayat penyakit dahulu :


Pasien pertama kali kejang pada tahun 2005.

Karakteristik kejang yang terjadi selalu sama


setiap serangan, seperti yang telah dijelaskan di
riwayat penyakit sekarang. Pasien pertama kali
datang ke poli saraf RSUP Fatmawati pada
tanggal 8 april 2005. Setelah itu pasien rutin
kontrol setiap bulan ke poli saraf RSUP
Fatmawati. Sejak tahun 2005 sampai 2011,
pasien rata-rata mengalami bangkitan kejang
setiap 6 bulan sekali, namun sudah 2 tahun
terakhir pasien tidak mengalami bangkitan
kejang.

Riwayat penyakit dahulu :


Pasien mengaku pernah terbentur di
bagian kepala saat berusia 13 tahun, saat
itu pasien terjatuh lalu kepala terbentur
lantai hingga pingsan. Riwayat kejang
demam saat kecil disangkal oleh pasien.
Riwayat penyakit keluarga :
Anak

laki-laki pasien pernah mengalami


kejang disertai demam saat usia 6 bulan,
kemudian berulang sampai kira-kira 5 kali
serangan sampai usia 4 tahun. Saat ini anak
pasien berusia 30 tahun dan tidak pernah
mengalami serangan kejang lagi.

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum
Kesadaran : Compos Mentis
GCS
: E4M6V5
Keadaan Umum : Baik
Status gizi : Baik
Tanda Vital :
Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi: 84x/menit,regular,isi cukup


Suhu : 36,3o C
Pernafasan
:20x/menit regular

Keadaan Lokal
Trauma Stigmata
Perdarahan perifer

:: Capillary refill

time < 2 detik


Pulsasi arteri karotis : cukup, regular
equal kanan kiri
KGB
: tidak teraba
membesar, nyeri tekan (-)
Columna Vertebralis : Lurus
ditengah, tidak ada nyeri tekan

Status
generalis
Status neurologis
GCS :
E4V5M6

Sistem
motorik dbn

TRM -

Sistem
sensorik dbn

Fungsi
otonom dbn

Pemeriksaan penunjang
EEG

Kesan : Abnormal dengan


perlambatan dan focus epileptiform
di TPC kiri.

Resume
Pasien datang ke poli saraf untuk kontrol

karena obat habis. Terakhir kali kejang


sekitar 2 tahun yang lalu. Kejang terjadi
dikarenakan pasien tidak meminum
obat. Kejang terjadi 1 kali. Dengan durasi
sekitar 10 menit. Sebelum kejang pasien
mengaku
tidak
merasakan
suatu
perasaan yang aneh, baik mencium
sesuatu maupun merasakan perubahan
pada dirinya. Tidak ada kejadian tertentu
sebagai pencetus kejang.

Resume
Kejang

dideskripsikan oleh istri pasien


sebagai kelojotan. Didahului dengan
gerakan kaku dan kemudian pasien seperti
kelojotan, seluruh anggota gerak bergerak
disaat yang bersamaan. Pada saat kejang
pasien tidak sadar. Mata mendelik keatas
disertai mulut yang berbusa. Pasie juga
selalu megompol pada saat kejang. Setelah
selesai serangan, pasien mengaku tidak
ingat apa yang telah terjadi pada dirinya
lalu pasien terasa sangat mengantuk.
Pasien mengaku selama ini rajin kontrol
sebulan sekali dan minum obat secara
teratur

Resume
Pasien pertama kali kejang pada tahun 2005

dengan karakterisik serupa. Sejak tahun 2005


sampai 2011 rata-rata mengalami serangan 6
bulan sekali, namun dalam 2 tahun terakhir ini
tidak pernah mengalami serangan.
Riwayat benturan kepala hingga pingsan diakui
pasien pada usia 13 tahun.
Anak laki-laki pasien pernah mengalami kejang
disertai demam saat usia 6 bulan, kemudian
berulang sampai kira-kira 5 kali serangan
sampai usia 4 tahun. Saat ini anak pasien
berusia 30 tahun dan tidak pernah mengalami
serangan kejang lagi.

Diagnosis

Prognosis

Tinjauan pustaka
Menurut

International League Against


Epilepsy (ILAE) dan International Bureau
for Epilepsy (IBE) pada tahun 2005 epilepsi
didefinisikan sebagai suatu kelainan otak
yang
ditandai
oleh
adanya
faktor
predisposisi yang dapat mencetuskan
kejang epileptik, perubahan neurobiologis,
kognitif,
psikologis
dan
adanya
konsekuensi sosial yang diakibatkannya.
Definisi ini membutuhkan sedikitnya satu
riwayat kejang epilepsi sebelumnya.

Gejala kejang parsial simpleks


deja vu: perasaan di mana pernah

melakukan sesuatu yang sama


sebelumnya.
Perasaan senang atau takut yang
muncul secara tiba-tiba dan tidak dapat
dijelaskan
Perasaan seperti kebas, tersengat listrik
atau ditusuk-tusuk jarum pada bagian
tubih tertentu.
Gerakan yang tidak dapat dikontrol pada
bagian tubuh tertentu
Halusinasi

Kejang parsial kompleks


Gerakan seperti mencucur atau mengunyah
Melakukan gerakan yang sama berulang-

ulang atau memainkan pakaiannya


Melakukan gerakan yang tidak jelas artinya,
atau berjalan berkeliling dalam keadaan
seperti sedang bingung
Gerakan menendang atau meninju yang
berulang-ulang
Berbicara tidak jelas seperti menggumam.

Kejang tonik klonik


biasa didahului oleh aura
Pada tahap tonik pasien dapat:

kehilangan kesadaran, kehilangan


keseimbangan dan jatuh karena otot yang
menegang, berteriak tanpa alasan yang
jelas, menggigit pipi bagian dalam atau
lidah
Pada saat fase klonik: terjaadi kontraksi
otot yang berulang dan tidak terkontrol,
mengompol atau buang air besar yang
tidak dapat dikontrol, pasien tampak
sangat pucat, pasien mungkin akan
merasa lemas, letih ataupun ingin tidur
setelah serangan semacam ini

You might also like