You are on page 1of 16

PEMBAHASAN

1. Rangkaian DC
a.) Dasar-dasar Rangkaian Listrik
Resistor (hambatan)
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan
memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya.
Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu
resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan symbol (Omega). Menurut Hukum Ohm : Di dalam
rangkaian elektronika, resistor dilambangkan dengan huruf "R".Dilihat dari bahannya, ada beberapa jenis
resistor yang ada dipasaran antaralain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metalfilm.
Ciri yang umum dari suatu resistor adalah gelang gelang warna yang terterapada bodinya seperti
pada gambar di bawah dan masing masing dari warna, warna tersebut mengandung suatu nilai ukuran
sesuai tabel warna yang sudah ditentukan dans atuannya adalah ohm. Berikut ini merupakan uraian &
tabel warna warna dari resistor
Nilai resistor tergantung dari hambatan jenis bahan resistor itu sendiri (tergantung dari bahan
pembuatnya), panjang dari resistor itu sendiri dan luas penampang dari resistor itu sendiri.
Secara matematis :

R=

l
A

dimana : = hambatan jenis


l = panjang dari resistor
A = luas penampang
Satuan dari resistor : Ohm ()
Fungsi resistor dapat diumpamakan dengan sekeping papan yang dipergunakan untuk menahan
aliran air yang deras di selokan/parit kecil. Makin besar nilai tahanan,makin kecil arus dan tegangan listrik
yang melaluinya. Adapun fungsi lain resistor dalam rangkaian elektronika, yaitu
a. Menahan arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika
b. Menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika
c. Membagi tegangan, dll.

Elektronika Dasar

Page 1

Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi :


1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Yaitu resistor yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan).Resistor ini biasanya
dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai pembagitegangan, mengatur atau membatasi arus
pada suatu rangkaian serta memperbesar dan memperkecil tegangan.Ukuran fisikfixed resistor
bermacam macam, tergantung pada dayaresistor yang dimilikinya. Misalnya fixed
resistor dengan daya 5watt pasti mempunyai bentukfisik yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan fixed resistor yang mempunyai daya watt.
2.

Resistor Tidak Tetap (variable resistor)


Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe pertama
dinamakan variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan dengan mudah
dan sering digunakan untuk pengaturan volume, bass, balance, dll. Sedangkanyang
kedua adalah semi-fixed resistor. Nilai dari resistor ini biasanya hanya diubah pada
kondisi tertentu saja. Contoh penggunaan dari semi-fixed resistor adalah tegangan
referensiyang digunakan untuk ADC, fine tune circuit, dll. Ada beberapa model
pengaturan nilaiVariable resistor, yang sering digunakan adalah dengan cara,
Pengubahan nilai dengan cara memutar biasa nya terbatas sampai 300 derajat putaran
memutar.

Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus
listrik dalam bentuk muatan. sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah
lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan diantara kedua logam tersebut
terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik. Kapasitor mempunyai satuan yaitu
Farad (F), yang menemukan adalah Michael Faraday(1791-1867). Kemudian Michael
Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1
farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs.

Elektronika Dasar

Page 2

Dengan rumus dapat ditulis :


Q = CV
Ket : Q = muatan elektron C (Coulomb)
C = nilai kapasitans dalam F (Farad)
V = tinggi tegangan dalam V (Volt)
Pada dasarnya kapasitor dibagi menjadi 2 bagian yaitu kapasitor Polar dan Non Polar,
a. Kapasitor Polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai polaritas positif dan
negatif, biasanya kapasitor Polar bahan dielektriknya terbuat dari elketrolit dan biasanya
kapasitor ini mempnyai nilai kapasitansi yang besar dibandingkan dengan kapasitor
yang menggunakan bahan dielektrik kertas atau mika atau keramik.
b. Kapasitor Non Polar adalah kapasitor yang yang pada kutubnya tidak mempunyai
polaritas artinya pada kutup kutupnya dapat dipakai secara berbalik. biasanya kapasitor
ini mempunyai nilai kapasitansi yang kecil dan bahan dielektriknya terbuat dari
keramik, mika dll.
Satuan-satuan yang sering dipakai untuk kapasitor adalah :
* 1 Farad = 1.000.000 F (mikro Farad).
* 1 Farad = 1.000 nF (nano Farad).
* 1 nFarad = 1.000 pF (piko Farad).
Sifat dasar sebuah kapasitor adalah dapat menyimpan muatan listrik, dan
kapasitor juga mempunyai sifat tidak dapat dilalui arus DC (direct Current) dan dapat
dilalui arus AC (alternating current) dan juga dapat berfungsi sebagai impedansi
(resistansi yang nilainya tergantung dari frekuensi yang diberikan).
Kapasitor

berdasarkan

nilai

kapasitansinya

dibagi

menjadi

* kapasitor tetap
* kapasitor variable adalah kapasitor yang dapat diubah nilainya.

Elektronika Dasar

Page 3

bagian,

yaitu:

Induktor
Induktor adalah sebuah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan energi
pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan
induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan olehinduktansinya, dalam satuan
Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk
menjadikumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam
kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen
elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubahubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.
Induktor berfungsi sebagai;
1. Penyimpanan arus listrik dalam bentuk medan magnet
2. Menahan arus bolak balik / ac
3. Meneruskan / meloloskan arus searah
4. Sebagai penapis
5. Sebagai penalaan
b.) Rangkaian Seri
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu
daya lewat satu rangkaian.
Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian. Contoh yang
baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu pohon Natal. ( kurang
lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ).
Dua buah elemen berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah titik
utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan.
Karena semua elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam
rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun
seri.

Elektronika Dasar

Page 4

Sifat-sifat Rangkaian Seri


Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total
rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian.
Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran
arus terhenti.
Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan seharihari (di rumah) :
1) Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik & lampu
LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20 pcs) sehingga dapat
menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220V).
2) Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang masih
memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara jala-jala dengan
ballastnya.
3) Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur kontrol),
demikian juga kulkas.
4) Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.

Elektronika Dasar

Page 5

Sambungan seri/deret yaitu sambungan ujung kaki yang satu Disambung dengan lain
secara beruntun
c.) Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis
edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik
dihubungkan secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa
mempengaruhi rangkaian yang lain.
Sifat-sifat Rangkaian Paralel
Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian
mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya
pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa
terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.

Elektronika Dasar

Page 6

Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik paralel dalam kehidupan


sehari-hari (di rumah) :
1) Distribusi Listrik PLN kerumah-rumah adalah paralel.
2) Stop contact merupakan rangkaian paralel dengan jala-jala.

1.1 Rangkaian Ekivalen Thevenin dan Northon


a. Rangkain Thevenin
Teori Thevenin mengatakan bahwa sebuah rangkaian yang mengandung beberapa
sumber tegangan dan hambatan dapat diganti dengan sebuah sumber tegangan yang
Elektronika Dasar

Page 7

dipasang seri dengan sebuah hambatan (resistor). Dengan kata lain rangkaian
elektronika yang rumit dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian hambatan linier
yang terdiri dari 1 sumber arus dengan 1 resistor. Penyederhanaan rangkaian komplek
menjadi sederhana dengan mengikuti teori Thevenin dapat dilihat seperti pada gambar
berikut ini.

Pada gambar 1b terdapat sumber arus VTH yaitu tegangan Thevenin. Tegangan
Thevenin adalah tegangan yang diukur atau dihitung pada terminal beban, ketika beban
dilepas dari rangkaian. Karena diukur atau dihitung ketika beban dilepas, maka tegangan
ini sering disebut tegangan rangkaian terbuka.
RTh disebut hambatan Thevenin. Hambatan Thevenin adalah hambatan yang diukur
atau dihitung pada terminal beban ketika beban dilepas dari rangkaian dan sumber arus
dibuat menjadi nol atau dihubung singkatkan. Untuk mengukur tahanan Thevenin kita
harus mengurangi tegangan sumber arus hingga nol. Untuk sumber tegangan dapat dinol-kan dengan menghubung-singkatkan terminal tegangan atau melepas sumber
tegangan dan menggantikannya dengan sebuah penghantar. Gambar berikut ini
menunjukan cara mengukur atau menghitung tegangan dan hambatan Thevenin.

Elektronika Dasar

Page 8

Perhatikan gambar 2, terdapat sebuah black box yang terdiri dari sumber teganan DC
dan rangkaian hambatan linier yang tidak diketahui bentuk rangkaiannya. Rangkaian
hambatan linier adalah rangkaian yang hambatannya tidak berubah ketika tegangan
dinaikkan atau diturunkan. Thevenin dapat membuktikan bahwa tidak peduli seperti apa
bentuk rangkaian linier tersebut, tetapi semua rangkaian hambatan linier akan
menghasilkan arus beban yang sama yang mengikuti persamaan :

Dimana : IL = arus beban ; VTh = tegangan Thevenin ; RTh = hambatan Thevenin dan RL =
hambatan beban.
Contoh soal 1 :
Hitung arus beban untuk besar hambatan beban RL = 2 kOhm, 4 kOhm dan 12 kOhm
pada rangkaian berikut ini. Gunakan Teorema Thevenin !.

Jawab :
Langkah pertama, hitung besar tegangan Thevenin dengan cara melepas sumber tegangan
dan menggantikannya dengan sebuah penghantar. Tegangan diukur atau dihitung pada
terminal beban A-B seperti pada gambar berikut ini.
Elektronika Dasar

Page 9

Besar tegangan Thevenin dapat dihitung :

Bila hambatan beban dilepas, maka tampak rangkaian menjadi rangkaian pembagi
tegangan antara resistor 12 K dengan resistor 6 k sedangkan hambatan 8 k tidak
berpengaruh ke tegangan, hanya sebatas sebagai pembatas arus.
Langkah kedua adalah mengukur atau menghitung hambatan Thevenin dengan cara
mengganti sumber arus dengan sebuah penghantar seperti pada gambar berikut ini.

Besar hambatan Thevenin dapat dihitung :

Langkah ketiga sederhanakan menjadi rangkaian Thevenin

Elektronika Dasar

Page 10

Dengan RL bervariasi yaitu : 2 kOhm, 4 kOhm dan 12 kOhm. Maka besar arus yang
melewati beban dapat dihitung :

Contoh soal 2 :
Hitung arus yang mengalir melalui titik A-B (resistor 40 Ohm), gunakan teori Thevenin!

Jawab :
Pertama-tama hitung hambatan Thevenin pada titik AB seperti pada gambar berikut ini.

Besar hambatan A-B adalah :

Langkah kedua , hitung tegangan Thevenin seperti pada gambar berikut ini.

Elektronika Dasar

Page 11

Gunakan hukum Kirchoff untuk menghitung tegangan pada titik AB.

Maka tegangan pada titik AB :

Langkah ketiga sederhanakan menjadi rangkaian Thevenin seperti pada gambar berikut
ini.

Maka arus yang mengalir melalui titik AB adalah :

b.Teori Northon
Teori Norton hampir sama dengan teori Thevenin. Yang membedakan teori Norton
dengan Thevenin adalah pada penggunaan sumber arus pada teori Norton dan sumber
tegangan pada teori Thevenin. Pada teori Norton hambatan dipasang paralel dengan
sumber arus sedangkan pada teori Thevenin Hambatan dipasang seri dengan sumber
tegangan. Gambar 4 berikut ini menunjukan secara skema perbedaan teori rangkaian
Norton dan teori rangkaian Thevenin.
Elektronika Dasar

Page 12

Arus Norton didefinisikan sebagai arus beban ketika beban dihubungsingkatkan atau
disebut arus hubungan singkat. Arus Norton ditulis dengan simbol IN .Hambatan Norton
adalah hambatan yang diukur atau dihitung ketika sumber arus dikurangi hingga nol dan
hambatan beban dilepas. Hambatan Norton sama dengan hambatan thevenin. Pada Teori
rangkaian Thevenin kita menghitung arus beban (IL) sedangkankan pada teori rangkaian
Norton kita menghitung tegangan beban (VL). Tegangan beban pada rangkaian Norton
dapat dihitung sebagai berikut :

Dimana : VL = tegangan beban ; IN = arus Norton ; RN = hambatan Norton dan RL =


hambatan beban.
Hubungan Thevenin dengan Norton dapat dilihat pada gambar berikut ini.

2. Sistem Pembebanan
Elektronika Dasar

Page 13

a. Beban Resistif (R)


Beban resistif yang merupakan suatu resistor murni, contoh : lampu pijar, pemanas.
Beban ini hanya menyerap daya aktif dan tidak menyerap daya reaktif sama sekali.
Tegangan dan arus se-fasa.
Secara matematis dinyatakan :
RUMUS :

R=V/I

Gambar 1. Arus dan tegangan pada beban resistif


b. Beban Induktif (L)
Beban induktif adalah beban yang mengandung kumparan kawat yang dililitkan pada
sebuah inti biasanya inti besi, contoh : motor motor listrik, induktor dan transformator.
Beban ini mempunyai faktor daya antara 0 1 lagging. Beban ini menyerap daya aktif
(kW) dan daya reaktif (kVAR). Tegangan mendahului arus sebesar . Secara matematis
dinyatakan :
RUMUS :

XL = 2f.L

Gambar 2. Arus, tegangan dan GGL induksi-diri pada beban induktif

Elektronika Dasar

Page 14

c. Beban Kapasitif (C)


Beban kapasitif adalah beban yang mengandung suatu rangakaian kapasitor. Beban
ini mempunyai faktor daya antara 0 1 leading. Beban ini menyerap daya aktif (kW)
dan mengeluarkan daya reaktif (kVAR). Arus mendahului tegangan sebesar .
Secara matematis dinyatakan :
RUMUS:

XC = 1 / 2fC

Gambar 3. Arus, tegangan dan GGL induksi-diri pada beban kapasitif

Elektronika Dasar

Page 15

DAFTAR PUSTAKA
Yogi.2011.Teori Dasar Listrik.http://yogimanist.blogspot.com/2011/07/teori-dasar-listrik.html.
Diakses 9 Januari 2014
Winda.2013. Elektronika Dasar 1. http://windale.blogspot.com/. Diakses 9 Januari 2014
Djukarna.2014. Teori Rangkaian Thevenin
Norton.https://djukarna.wordpress.com/2014/09/12/teori-rangkaian-theveninnorton/.Diakses 9 Januari 2014
Hamimah.2013.Rangkaian Listrik AC dan DC.http://gadiselektro.blogspot.com/2013/05/rangkaian-listrik-ac-dan-dc.html. Diakses 9 Januari 2014

Elektronika Dasar

Page 16

You might also like