You are on page 1of 239
- NRO PELATIHAN Oe eae PELAYANAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRI NEONATAL ESENSIAL DASAR BUKU ACUAN GO@® = DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, JAKARTA 2005 TOTEM ETLE OY AN KEGAWATDARURATAN OBSTETRI DAN NEONATAL ESENSIAL DASAR (BUKU ACUAN) PENYUSUN: Komponen Maternal Dr DJOKO WASPODO SpOG(K)__—_—Prof Dr GULARDI WIKNYOSASTRO SpOG(K) Dr OMO ABDUL MADJID SpOG(K) _Dr R SOERJO HADIJONO SpOG(K) Master Trainer Jaringan Nasional Pelatinan Klinik ~ Kesehatan Reproduksi (INPK-KR) Komponen Neonatal Dr M SHOLEH KOSIM SpA(K) Dr FATIMAH INDARSO SpA(K) Dr GATOT IRAWAN SAROSA SpA Dr TOTO WISNU HENDRARTO SpA UKK Perinatologi DAI DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2005 ISBN Isi buku Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Esensial Dasar ini telah disepakati bbersama untuk pengembangan dan pelaksanaan oleh: Maternal ‘p Nepal leah Pertumpul: thm Doi Anak Deparemen Maternal & Neon Oost dan Troe ovr Hen JHPLSOO ‘chlo Repu nest indones Repo Pelatihan Keterampilan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Esensial Dasar yang terdiri atas 12 sesi yane, diselenggarakan selama 6 hari ini dirancang untuk,.mempersiapkan petugas pelayanan keschatan gar mampu ‘melakukan pengelolaan Kegawat Daruratan Obstetri dan Neonatal Esensial Dasar di tingkat pelayanan kesehatan Primer. Proses pelatihan disusun berdasarken pengalaman sebelumnya dari para peserta, seria memanfaatkan ‘otivasi yang tinggi untuk menyelesaikan kegiatan belajar dalam waktu yang sesingkat mungkin. Fokus pelatifian adalah bagaimana mereka mengerjekan, bukan hanya sckedar mengetahui, dan evaluasi kinerja dilakukan berdasarkan Kompetensi yang dicapai. Pelatinan Keterampilan Pelayanan Kegawat Daruratan Obstetri Neonatal Esensial Dasar ini, terdiri dari Komponen maternal yang terdiri atas: Infeksi nifas, Perdarahen post partum, Preeklampsia dan Eklampsia, Persalinan dengan bantuan, Persigpan umum sebelum ‘tindekan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal, Kewaspadaan universal serta Persiapan tempat pelatihan PONED serta Komponen neonatal yang terdiri dari: Beyi berat lahir rendah, Hipotermi, Hipoglikemia, Ikterus, Masalah pemberian minum, Asfiksia pada bayi baru lahir, Gangguan napas, Kejang pada bayi baru lahir, Infeksi neonatal serta Rujukan dan transportasi bayi baru lahi DAFTAR ISI PELATIHAN PELAYANAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRI NEONATAL ESENSIAL DASAR BUKU ACUAN KOMPONEN MATERNAL. SATU PRE EKLAMPSIA/ EKLAMPSIA Pengertian .. Tyjuan Umum Tujuan Khusus Prinsip Dasar .. Penanganan Umum Penilaian Klinik Gejala dan Tanda Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan Diagnosis Banding ... Komplikasi Penegahan Penanganan Hipertensi dalam Kehamilan tanpa Proteinuria... Preeklampsia Ringat «0.» Preeklampsia Berat dan Eklampsia.. Hipertensi Kronik .. Ringkasan.. SoSCLEE k BOG SS kw doe DUA TINDAKAN OBSTETRI PADA PERTOLONGAN PERSALINAN DISTOSIA BAHU Pengertian Tujuan Umum 2 2 Tujuan Khusus. : Sao 2 Maslehitienuiaitcauemeaiaaiee 2. 2 2 2 Pengelolean Umura EKSTRAKSI VAKUM Pengertian Tujuan Umum... Tujuan Khusus.. Indikasi Kontraindikasi .. Ringkasan... if TIGA PERDARAHAN POST PARTUM Bataan sen Tujuan Umum Tujuan Khusus Masala .. Penanganan Umum... Diagnosis Penanganan Khusus Atonia Uteri Perlukaan Jalan Lahir Retensio Plasenta .. Sisa Plasenta ... EMPAT INFEKSI NIFAS Prinsip Dasar Tojuan Umum Tujuan Khusus.... Masalah ... Penanganan Metts sanneenen Bendungan Payudara. Infeksi Payudara . Abses Pelvis ... Petitonitis ‘ Infeksi Luka Perineal dan Luka Abdominal Tromboflebitis . Pelviotromboflebi Tromboflebitis Femoralis KOMPONEN NEONATAL, LIMA BAYI BERAT LAHIR RENDAH Batasan .. Prinsip dasar... Masalah. Tujuan Umum .. Tujuan Khusus... Diagnostik .... Manajemen umum Pemantauan.. Manajemen lanjut HIPOTERMI Batasan nano Prinsip dasar.. Diagnostik Manajemen Hipotermia berat Hipotermia sedang HIPOGLIKEMIA Tyjuan Umum Tujuan Khusus Diagnostik .... Manajemen ... IKTERUS/HIPERBILIRUBINEMIA. Tujuan Umum Tujuan Khusus Diagnostik Manajemen MASALAH PEMBERIAN MINUM Prinsip dasar Masala oc Tujuan Umum ......... Tujuan Khusus 00 Diagnostik Manajemen umum. Manajemen khusus 519 5-19 5-19 5-19 519 5-20 5-21 ENAM ASFIKSIA PADA BAYL Batasan ..... Prinsip dasar Tojuan Umum Tujuan Khusu Diagnostik Manajemen Tindakan setelah Resusitasi Pemantauan Tumbuh Kembang .. TUJSUH GANGGUAN NAFAS. Tujuan Umum ‘Tujuan Khusi Penyebab gangguan nafas. Diagnostik ... Manajemen umum Manajemen lanjut Gangguan nafas sedang .. Gangguan nafas ringan .. DELAPAN KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR Batasan Prinsip dasar.. Tujuan Umum Tujuan Khusus.. Masala. Diagnostik fn Diagnosis banding... Manajemen umum ... Manajemen lanjut Rujukan ... SEMBILAN —_ INFEKSI NEONATAL Batasan ... Prinsip dasar.. Masalah ... Tyjuan Umum . Tujuan Khusus Diagnostik... Manajemen Umum ... Manajemen Lanjut norm yerperyee z SEPULUH SEBELAS Rujukan .... 94 RUJUKAN DAN TRANSPORTASI BAYI BARU LAHIR Prinsip dasai 10-1 Tujuan Umum 10-1 Tujuan Khusus.. 10-1 Sistem rujukan dan transporasi 10-2 Data yang harus disediakan ae 10-2 Syarat untuk melakukan transportasi ..ouccecnnssemn — WOH2 PERSIAPAN UMUM SEBELUM TINDAKAN PADA KEGAWATDARURATAN OBSTETRIK DAN NEONATAL Pengertian ........ Tujuan Umum Tyjuan Khusus . KEWASPADAAN UNIVERSAL Definisi. Pelaksanaan Kewaspadaan Universal. Beberapa Petunjuk dalam Pelaksanaan Kewaspadaan Universal... Mangjemen untuk Tenaga Kesebatan yang terppar DaralvCairan Tubuh ... Penanganan Alat-alat yang Terkontaminasi Pembuangan Sampah secara Aman Pemeliharaan Lingkungan yang Aman .. 11-4 14 PERSIAPAN TEMPAT PELATIHAN PELAYANAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRI DAN NEONATAL ESEN! DASAR Pengertian 11-10 Pengorganisasian Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar dalam Pelayanan Kesehatan... 11-10 Program Menjaga Mutu Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Das ae 1-13 Supervisi Fasilitatf. 1-13 Ringkasan.... 114 vii BABS BAYI BERAT LAHIR RENDAH BATASAN Bayi berat Jahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan bera kurang dari 2500 ¢ tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam_am setelah lair). tA PRINSIP DASAR BBLR sampai saat ini masih merupakan masalah di Indonesia, Karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa neonatal. Menurut SKRT 2001, 29% kematian neonatal karena BBLR Masalah yang sering timbul sebagai penyulit BBLR adalah Hipotermia, Hipoglikemia, Hiperbilirubinemia, Infeksi atau sepsis dan gangguan minum Penyebab BBLR © Persalinan kurang bulan / prematur Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. Pada umumnya bayi Kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan, Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim, Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempuma dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang ( prematur) © Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan Bayi lahir Kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan (Janin tumbuh lambat). Retardasi pertumbuhan intrauterin berhubungan dengan keadaan yang mengganggu sitkulasi dan efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu. Keadaan ini ypengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam waktu yang lama ‘Untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahimya kecil. Beberapa faktor predisposisi: © Faktor ibu adalah umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan, gizi kurang atau malnutrisi, trauma, kelelahan, merokok, kehamilan yang tak diinginkan. © Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan ganda, © Faktor janin adalah kelainan bawaan, infeksi Pelatinan Pelayanan Kegawaldarurstan Obstetsi Neonatal Dasar bet TUJUAN UMUM Setelah menyclesaikan bab ini, peserta akan mampu : + Menjelaskan tentang penyebab dan komplikasi BBLR ‘* Melakukan manajeman BBLR dengan berbagai penyulitnya sesuai dengan fasilitas yang tersedia TUJUAN KHUSUS Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan memiliki kemampuan untuk Menjelaskan beberapa penyebab dan faktor predisposisi BBLR. Mengindentifikasi BBLR.- menurut masa gestasi Melakukan manajemen umum BBLR. Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta manajemen hipotermi Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta manajemen hipoglikemi Mengindemtifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta manajemen ikterus Kremer Il ke atas (hiperbilirubinemi) + Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta manajemen infeksi neonatal + Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta manajeman masalah pemberian minum. Langkah Promotif / Preventif * Mencegah persalinan prematur (Lihat Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan maternal dan ‘Neonatal Bab Persalinan Kurang Bulan ) ‘+ Pemeriksaan selama kehamilan secara teratur yang berkualitas + Meningkatkan status nutrisi ibu + Melarang merokok pada ibu hamil DIAGNOSTIK Anamnesis * Umur ibu Riwayat persalinan sebelumnya Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya Kenaikan berat badan ibu selama hamil Aktivitas ibu yang berlebihan ‘Trauma pada ibu ( termasuk post coital trauma) Penyakit yang diderita selama hamil Obat-obatan yang diminum selama hamil Pemeriksaan fisik * Berat lahir kurang 2500 gram * Untuk BBLR Kurang Bulan : Tanda prematuritas © Tulang rawan telinga belum terbentuk © Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit) © Refleks refleks masih lemah 52 Buku Acuan © Alat kelamin Iuar: pada perempuan labium mayus belum menutup labium minus, pada laki-laki belum terjadi penurunan testis dan kulit testis rata (rugae testis belum terbentuk) * Untuk BBLR Keeil untuk Masa Kehamilan : Tanda Janin Tumbuh Lambat © Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut di atas 6 Kulit keriput © Kuku lebih panjang Komplikasi BBLR Tabel 5.1 di bawah ini dapat membantu memberi gambaran tentang komplikasi BBL Tabel 5.1 Penilaian klinik kemungkinan komplikasi pada BBLR jt 1 Pemeriksaan Kemungkinan | Anamnesis Pemerikssan oinjans lagioais Bayi terpapar dengan Menangis lemah | Sufi tubuh kurang | Hipotermi suhu lingkungan yang Kurang aktif | 36.5°C rendah Malas minum | Waktu timbulnya kurang | Kulit teraba dingin | | 2 hari Kulit mengeras | kemerahan Frekuensi jantung, kurang 100 kali per menit| Napas pelan dan dalam Kejang timbul saat lahir | Kejang, tremor, fetargi | Kadar glukose darah | Hipoglikemia sampai dengan hari ke 3 | atau tidak sadar Kurang 45 mg/dL. (2.6 Riwayat ibu Diabetes | mmol/L) ee Ikterik (warna kuning) | Kulit, Konjungtiva Titerus/ timbul saat lahir sampai | berwarna kuning Hiperbilirubine dengan hari ke 3, Pucat mia Berlangsung lebih dari 3 minggy. Riwayat infeksi maternal Riwayat ibu pengguna obat. Riwayat Ikterus pada bayi yang lahir sebelumnya Tou tidak dapat atau tidak | Bayi kelihatan bugar | Kenaikan berat bayi | Masalah berhasil menyusui kurang 20 gramvhari | pemberian Malas atau tidak mau selama 3 hari minum minum Waktu timbul sejak lahir Tbu demam sebelum dan | Bila ditemukan beberapa | Laboratorium darah: | Infeksi atau selama persalinan dari temuan ganda: | Jumlah lekosit Curiga Sepsis Ketuban Pecah Dini Bayi malas minum lekositosis atau Persalinan dengan Demamn tinggi atau | lekopenia), tindakan hipotermi trombositopenia Pelatinan Pelayanan Kegawaldaruraten Obstetr Neonatal Dasar 53 ‘Anamnesis Pemeriksaan ppieeteee alee Timbul asfiksia pada Bayi letargi/kurang | Gambaran darah tepi saat lahir aktip (bila tersedia Bayi malas minum Gangguan napas fasilitas) Timbul pada saat lahir Kilitikterus sampai 28 hari Sklerema atau skleredema Kejang Bayi KMK atau lebih Lahir dengan asfiksia Pemeriksaan Sindroma bulan Airketuban bercampur | Radiologi dada (bila | Aspirasi Air ketuban bercampur_ mekonium tersedia) mekonium | mekonium Tali pusat berwarna Lahir dengan riwayat kuning kehijauan | asfiksia MANAJEMEN UMUM. Setiap menemukan BBLR , lakukan manajemen umum sebagai berikut : + Stabilisasi subu, jaga bayi tetap hangat + Jaga patensi jalan napas + Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital: pemapasan, denyut jantung, warna kulit dan aktifitas Bila bayi mengalami gangguan napas , dikelola gangguan napas Bila bayi kejang, potong kejang dengan anti konvulsan Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena, berikan cairan rehidrasi IV. Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya Pemberian minum * Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun: © Periksa apakah bayi puas setelah menyusu; © Catat jumlah urine setiap bayi Kencing untuk menilai kecukupan minum (paling kurang 6 kali sehari); © Periksa pada saat ibu mneteki, apabila satu payu dara dihisap, ASI menetes dari payu dara yang lain * Timbang bayi setiap hari, hitung penambahan/pengurangan berat, sesuaikan pembetian cairan dan susu, serta catat hasilnya: * Bayi dengan berat 1500 - 2500 g tidak boleh kehilangan berat lebih 10% dari berat lahirnya pada 4-5 hari pertama; * Apabila kenaikan berat badan bayi tidak adekuat, tangani sebagai Masalah kenaikan berat badan tidak adekuat, * Apabila bayi telah menyusu ibu, perhatikan cara pemberian ASI dan kemampuan bayi ‘mengisap paling kurang sehari sekali ‘* Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu. 54 Buku Acuan BERAT LAHIR 1750 - 2500 GRAM Bayi sehat © Biarkan bayi menyusu ke ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa Jetih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (misal setiap 2 jam) bila perlu. + Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektivitas menyusui Apabila bayi kurang dapat mengisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. Bayi sakit ‘+ Bila berat badan 1750-2000 gram atau lebih dengan gangguan napas, kejang dan gangguan minum segera lakukan rujukan © Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat, © Apabila bayi memerlukan cairan IV: ° ° Hanya berikan cairan IV selama 24 jam pertama; Mulai berikan minum per oral pada hari ke 2 atau segera setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu; Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (misal gangguan napas. kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung: Berikan cairan 1V dan ASI menurut umur, lihat tabel; Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal 3 jam sekali), apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kg berat badan per hati tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum; Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak. Tabel 5.2 Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi (mL/kg) Hari ke Berat : 7 : # Pe > 1500 g 60 80 100 130 130 <1500g 80 100) 120 140 150 Tabel 5.3 Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit berat 1750 - 2500 g : Um ur (hari) Pemberian fesee gees Seegecesreeceea Kecepatan cairan TV (mL/jam atau tetes | 5 4 3 2 0 i) 0 mikro/menit) | Jumlah ASI setiap 3 jam (mL/kali) | 06 1422303538 Pelatinan Polayanan Kegawaldaruraten Obstotn Neonatal Dacar 55 PEMANTAUAN 1. Kenaikan berat badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari * Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi dengan berat lahir > 1500 g dapat kehilangan berat sampai 10%. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi. * Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama tiga bulan seharusnya: © 150-200 g seminggu untuk bayi < 1500 g (misalnya 20-30 g/hari) © 200-250 g seminggu untuk bayi 1500-2500 g (misalnya 30-35 g/hari). * Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari: © Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mL/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 mL/kg/haris © Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180 mL/kg/hari; © Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai 200 mLikg/hari; © Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah disebutkan diatas dalam waktu lebih seminggu padahal bayi sudah mendapat ASI 200 mL/kg BB per hari, tangani sebagai Kemungkinan kenaikan berat badan tidak adekuat. n. ‘anda kecukupan pemberian ASI Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram setiap hari Periksa pada saat ibu mneteki, apabila satu payu dara dihisap, ASI menetes dari payu dara yang lain e000 Pemulangan penderita : 7 © Bayi suhu stabil © Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan AS] dengan cara menetek dapat diberikan dengan altemnatip cara pemberian minum yang lain. co. Ibu sanggup merawat BBLR di rumah MANAJEMEN SPESIFIK / MANAJEMEN LANJUT. ‘Sesuai dengan tabel temuan klinis (Tabel 5.1) 58 Buku Acuan HIPOTERMI BATASAN Hipotermi adalah suhu tubuh kurang dari 36.5°C pada pengukuran suhu melalui ketiak PRINSIP DASAR © Hipotermi sering terjadi pada neonatus terutama pada BBLR karena pusat pengaturan suhu tubuh bayi yang belum sempuma, permukaan tubuh bayi relatif luas, Kemampuan produksi dan menyimpan panas terbatas, + Suhu tubuh rendah dapat disebabkan oleh karena terpapar dengan lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah) atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian. * Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung paru dan kematian Mekanisme kehilangan panas 1. Radiasi: dari bayi ke lingkungan dingin terdekat. 2. Konduksi: langsung dari bayi ke sesuatu yang Kontak dg bayi 3. Konveksi: kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar 4. penguapan air dari kulit bayi Evaporasi Konveksi Konduksi 9 ‘+ Pencegahan hipotermi dengan melakukan tindakan promotif atau preventif TUJUAN UMUM Setelah menyelesaikan bab ini peserta akan mampu menjelaskan tentang hipotermi, penyebab dan mampu melaksanakan penanganan atau manajemennya TUJUAN KHUSUS Setelah pelatihan ini, peserta mengetahui dan mampu: + Melakukan langkah-langkah promotif// preventif hipotermi + Menjelaskan klasifikasi hipotermi + Melaksanakan tata laksana hipotermi. Pelatinan Pelayanan Kegawatderuratan Obstetri Neonatal Dasar ST Langkah Promotif/Preventif © Jangan memandikan bayi sebelum berumur 12 jam * Rawat bayi kecil di ruang yang hangat (tidak kurang 25°C dan bebas dari aliran angin). * Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda yang dingin (misal dinding dingin atau jendela) walaupun bayi dalam inkubator atau di bawah pemancar panas. © Jangan meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin (mis. alasi tempat tidur atau meja periksa dengan kain atau selimut hangat sebelum bayi diletakkan). + Pada waktu dipindahkan ke tempat lain, jaga bayi tetap hangat dan gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan perawat, + Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap hanget walau dalam keadaan dilakukan tindakan. Misal bila dipasang jalur infus intravena atau sclama resusitasi dengan cara: : © Memakai pakaian dan mengenakan topi. © Bungkus bayi dengan pakaian yang kering dan lembut dan selimuti ‘© Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan atau tindakan, © Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan (mis. menggunakan pemancar panas). + Ganti popok setiap kali basah. Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan di kulit (mis. kain kasa yang basah), usahakan agar bayi tetap hangat. * Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin. * Ukor subu tubuh sesuai jadwal pada tabel (lihat lampiran) Tabel 5.4 Pengukuran suhu twubuh Keadaan bayi _Frekuensi Pengukuran Bayi sakit Tiap jam Bayi kecil ime Bayi keadaan membaik Sekali sehari ‘Tabel 5.5 Suhu inkubator yang direkomendasi menurut berat dan umur bayi Berat bayi Subu inkubator °C) menurut umur* 35°C 34°C 33°C 32°C < 1500 g 1-10 hari 11 hari—3 3-5 minggu "> 5 minggu minggu 1500-2000 g 1-10 hari iT hari >4 minggu minggu 2100-2500 g 12 hark 3 hari-3 minggu > 3 minggu > 2500 1-2 hari 32 hari Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu inkubator | °C setiap perbedaan suhu 7 °C antara suhu ruang den inkubator. 58 Buku Acuan Tabel 5.6 Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian Berat Badan Suhu ruangan 1500 —2000 g 28-30°C > 2000 26 = 28°C Catatan: jangan digunakan untuk bayi < 1500 g ‘+ Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti, kontak kulit ke kulit, Kangaroo Mother Care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas keschatan setempat sesuai petunjuk. (Iihat table Cara menghangatkan bayi) Tabel 5.7 Cara menghangatkan bayi CARA PETUNJUK PENGGUNAAN Kontak kulit = Untuk semua bayi + Tempelkan kulit atau permukaan kulit bayi langsung pada permukaan kulit ibu, missal nya dengan merangkul, menempelkan pada payudara atau meneteki * Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat, atau menghangatkan bayi hipotermi (32 ~ 36,4°C) apabila cara lain tidak mungkin dilakukan Kangaroo * Untuk menstabilkan bayi dengan berat badan <2500 & Mother Care terutama direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan | (KMO) bayi dengan berat badan < 1800 g | + Tidak untuk bayi yang sakit berat (sepsis, gangguan napas berat). \ + Tidak untuk Ibu yang menderita penyakit berat yang tidak dapat merawat bayinya. * Pada ibu yang sedang sakit, dapat dilakukan oleh keluarga (pengganti ibu) Pemancar panas —* Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1500 g atau lebil Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan, atau menghangatkan kembali bayi hipotermi Lampu ila tidak tersedia pemancar panas, dapat digunakan lampu | penghangat pijar maksimal 60 watt dengan jarak 60 em Inkubator = Penghangatan berkelanjutanan bayi dengan berat ©1500 @ yang tidak dapat dilakukan KMC + Untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat) Boks + Bila tidak tersedia inkubator, dapat digunakan boks penghangat penghangat dengan menggunakan lampu pijar maksimal 60 watt sebagai sumber panas Ruangan hangat _* Untuk merawat bayi dengan beral ©2500 g yang tidak | memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur pengobatan, * Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat) Pelatinan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Dasar 58 DIAGNOSTIK Anamnesis Riwayat asfiksia pada waktu lahir Riwayat bayi sgera dimandikan sesaat sesudah lahir Riwayat bayi yang tidak dikeringkan sesudah lahir, dan tidak dijage kehangatannya, Riwayat terpapar dengan lingkungan yang dingin Riwayat melakukan tindakan tanpa tambahan kehangat pada bayi. Pemeriksaan fisik Tabel 5.8 Klasifikasi Hipotermi Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi * Bayi terpapar su * Suku tubuh 32 °C-36.4°C Hipotermia sedang Jingkungan yang rendah © * ‘Gangguan napas. = Waktu timbulnya kurang * Denyut jantung kurang dari dari 2 hari 100 kali/menit = Malas minum = Letargi * Bayi terpapar suhu ® Suhu tubuh < 32°C Hipotermia berat lingkungen yang rendah —* Tanda lain hipotermia sedang = Waktu timbulnya kurang © Kuli teraba keras dari 2 hari + Napas pelan dan dalam = Tidak terpapar dengan © Suhu tubuh berfluktuast Suhu tubuh tidak dingin atau panas yang antara 36 °C- 39°C stabil (lihat berlebihan ‘meskipun berada di suhu Dugan sepsis) lingkungan yang stabil * Fluktuasi terjadi sesudah periode suhu stabil MANAJEMEN HIPOTERMIA BERAT * Segera hangatkan bayi di bawah pemancar panas yang telah dinyalakan sebelumnya, bila ‘mungkin. Gunakan inkubator atau ruangan hangat, bila perlu © Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri pakaian yang hangat, pakai topi dan selimuti dengan selimut hangat, Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi sering diubah, Bila bayi dengan gangguan napas (frekuensi napas lebih 60 atau Kurang 30 kali/menit, tarikan dinding dada, merintih saat ekspirasi), lihat bab tentang Gangguan napas. © Pasang jalur IV dan iran IV sesuai dengan dosis rumatan, dan pipa infus tetap terpasang di bawah pemancar panas, untuk menghangatkan cairan. © Periksa kadar glukose darah, bila kadar glukose darah kurang 45 mg/dL (2.6 mmol/L), tangani hipoglikemia, 6410 ‘Buku Acuan * Nilai tanda bahaya setiap jam dan nilai juga kemampuan minum setiap 4 jam sampai suhu tubuh kembali dalam batas normal, ‘+ Ambil sampel darah dan beri antibiotika sesuai dengan yang disebutkan dalam penanganan Kemungkinan besar sepsis, * Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap ~ Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum; ~ Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali, pasang pipa lambung dan beri ASI peras begitu subhu bayi mencapai 35°C. + Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak 0.5 °C/jam, berarti upaya ‘menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan memeriksa suhu bayi setiap 2 jam. + Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangetkan dan suhu ruangan setiap jam. ‘© Setelah suhu tubuh bayi normal: ‘© Lakukan perawatan lanjutan untuk bayis © Pantau bayi selama 12 jam kemudian, dan ukur suhunya setiap 3 jam. * Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotika. Bila suhu bayi tetap dalam batas normal dan bayi minum dengan baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit, bayi dapat dipulangkan dan naschati ibu bagaimana cara menjaga agar bayi tetap hangat selama di rumah. HIPOTERMIA SEDANG * Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat, memakai topi dan selimuti dengan selimut hanget. * Bila ada ibw/pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit (perawatan bayi lekat), * Bila ibu tidak ada: © Hangatkan kembali bayi dengan menggunaken alat pemancar panas. Gunakan inkubator ddan ruangan hangat, bila perlu; © Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum dan sesuaikan pengatur suhu. © Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering diubah, + Anjurkan Ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras ‘menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. * Mintalah ibu untuk mengamati tanda bahaya (mis. gangguan napas, kejang) dan segera ‘mencari pertolongan bila terjadi hal tersebut. Periksa kadar glukose darah, bila <45 mg/dL. (2.6 mmol/L), tangani hipoglikemia. Nilai tanda bahaya, Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik minimal 0.5 °Cijam, berarti usaha menghangatkan bethasil, lanjutkan memeriksa suhu setiap 2 jam. Bila suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang 0.5 °C/jam, cari tanda sepsis', Setelah suhu tubuh normal: © Lakukan perawatan lanjutan, © Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu sctiap 3 jam. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan, bayi dapat dipulangkan, Nasihati ibu cara menghangatkan bayi di rumah, Pelatinan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Dasar Bat

You might also like