Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Radang paru paru atau pneumonia adalah kondisi inflamasi pada paru, utamanya
memengaruhi
kantung
kantung
udara
mikroskopik
yang
dikenal
sebagai
alveolus. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri dan lebih jarang
mikroorganisme lainnya, obat obatan tertentu, dan kondisi lain seperti penyakit
autoimun.
Gejala khasnya meliputi batuk, nyeri dada, demam, dan kesulitan bernapas.
Alat diagnostik mencakup rontgen dan pengambilan kultur dari sputum. Vaksinuntuk
mencegah jenis pneumonia tertentu kini sudah tersedia. Pengobatan yang dilakukan
bergantung
pada
penyebab
dasarnya.
Dugaan
pneumonia
bakterial
diobati
dengan antibiotik. Jika pneumonianya parah, penderita biasanya dirujuk ke rumah sakit.
Setiap tahunnya, pneumonia menjangkiti sekitar 450 juta orang, tujuh persen dari total
populasi dunia, dan menyebabkan sekitar 4 juta kematian. Walaupun pneumonia dijuluki
oleh William Osler pada abad ke-19 sebagai "the captain of the men of death" (pemimpin
kematian),penemuan terapi antibiotik dan vaksin pada abad ke-20 telah meningkatkan
daya tahan hidup. Meskipun demikian, di negara berkembang, dan di antara orang-orang
berusia sangat lanjut, sangat muda, dan penderita sakit kronis, pneumonia tetap menjadi
penyebab kematian yang utama.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
1
Pneumonia dalah penyakit batuk pilek disertai napas sesak atau napas cepat.
Penyakit ini sering menyerang anak, balita, namun juga dapat ditemukan pada orang
dewasa, dan pada orang usia lanjut.
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak
balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut, Pneumonia Atipik & Pneumonia Atypik
Mycobacterium. Jakarta. Pustaka Obor Populer.
pneumonia adalah suatu infeksi pada parenkim paru , diklarifikasikan sebagai
pneumonia yang didapat dalam komunitas (community acquired pneumonia / CAP)
atau pneumonia yang berkaitan dengan perawatan kesehaan (health care associated
pneumonia / HCAP).
Arifin Gunawijaya, Fajar. 2013. Buku Saku Harrison Pulmonologi. Tangerang.
Karisma Publising Group.
Pneumonia atau pneumonitis adalah peradangan akut parenkim paru paru yang
biasanya berasal dari suatu infeksi.
Price, Sylvia Anderson. 1995. patofisiologi :konse klinis proses proses
penyakit. Jakarta. Buku Kedokteran ECG
Pneumonia adalah infeksi atau radang yang cukup serius pada paru-paru. Dari
jenis-jenis pneumonia itu ada yang spesifik/khusus yang disebut dengan tuberkulosis
atau tbc atau Tb, yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosa. Jenis yang lain, adalah
SARS yang adalah pneumonia akibat -sampai hari ini- virus.
http://www.suarapembaruan.com/News/2003/04/27/Kesehata/kes1.htm
Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri,
virus, jamur, dan parasit).
http://www.medistra.com/Artikel_Kesehatan/Pneumonia.html
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya
konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).
http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/pneumionia.html
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi
"inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa
penyebab,
termasuk infeksi oleh bakteria, virus,jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga
disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari
penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumonia
2.2 Etiologi
Menurut buku Pneumonia, Pedoman Diagnosis dan Penatalasanaan di Indonesia
yang di terbitkan oleh PDPI tahun 2003, terdapat 3 klasifikasi pneumonia yaitu:
1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis
2
a. Pneumonia komuniti
b. Pneumonia nosokomial
c. Pneumonia aspirasi
d. Pneumonia pada penderitaa immunocompromised
2. Berdasarkan bakteri penyebab
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri , yang timbul secara
primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia
bakterialis adalah :
a. Bakteri positif gram
b. Streptococcus pneumonia yang menyebabkan pneumonia streptokokus
c. Bakteri staphylococcus aureus dan streptokokus betahemolitikus grup
A juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga pseudomonas
aeruginosa
d. Pneumonia bakteri / tipikal dapat terjadai pada semua umur.
Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang
peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphylococcus pada
penderita pasca infeksi influenza dan pneumonia atipikal yang disebabkan
oleh mycopasma, legionella , dan chaamydia.
3. Disebabkan oleh virus yaitu virus influenza
4. Disebabkan oleh mikoplasma , suatu pneumonia yang related sering dijumpai,
disebabkan oleh suatu mikroorganisme berdasarkan beberapa aspeknya,
berada diantara bakteri dan virus :
Individu yang mengidap Acquired Immunodefiency Syndrome (AIDS)
sering
mengalami
pneumonia
yang
pada
orang normal
sangat
jarang
terjadi
yaitu
Pneumocystis
carinii.
Individu yang
teralu
berada
lama
di
ruangan yang
3
dapat aerosol dari air yang lama tergenang. Misalnya dari unit oendingin
ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, bias mengidap pneumonia
legionella.
Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air
akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu
tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan
pneumonia, bukan mikoroorganisme, dengan mencetuskan suatu reaksi
peradangan.
5. Disebabkan oleh jamur dan sering merupakan infeksi
Pneumonia pada anak balita paling sering disebabkan oleh virus
pernapasan dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun, sedangkan pada anak
umur sekolah paling sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma Pneumniae.
Pada bayi dan anak anak penyebab yang paling sering adalah :
virus sinsisial pernafasan
adenovirus
virus parainfluenza dan
virus influenza.
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada
Anak balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut, Pneumonia Atipik &
Pneumonia Atypik Mycobacterium. Jakarta. Pustaka Obor Populer.
orang yang rentan (mudah terkena) pneumonia, antara lain:
Peminum alcohol
Perokok
Penderita diabetes mellitus
Penderita gagal jantung
Penderita penyakit paru obstruktif menahun (PPOK)
Gangguan system kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker
c. 1 tahun 5 tahun
Penentuan adanya tanda bahaya : bila terdapat suatu atau lebih gejala di bawah ini
berarti ada tanda bahaya !
a.
b.
c.
d.
e.
Klasifikasi penyakit :
a. Tanpa napas cepat
b. Dengan napas cepat saja
c. Ada tanda bahaya
bukan pneumonia
pneumonia
pneumonia berat
Etiologi
Faktor resiko
pneumonia
Sindroma
tipikal
Sreptococcus
pneumonia
tanpa penyulit
Sterptococcus
pneumonia
dengan penyulit
puluren serta
mungkin
mengandung bercak
darah. Terkadang
hidung kemerahan.
Reaksi interkosyal,
penggunaan otot
aksesorius, dan bias
timbul sianosis.
Sindroma
Haemophilus
influenzae
Staphilococcus
aureus
Mycoplasma
pneumonia
Virus patogen
atipik
Usia tua
COPD
Flu
Anak-anak
Dewasa muda
Aspirasi
Aspirasi
gram
basil negatif,
klebsiela,
pseudomonas,
Alkoholismedebilitas
Pada kuman anaerob
Perawatan (misal infeksi
campuran, mulanya
nosokimial).
onset perlahan
Gangguan kesadaran
Demam rendah,
batuk
Produksi sputum atau
enterobacter,
escherchia
proteus,
gram
-
bau busuk
Foto dada terlihat
basil
positif
jaringan insiterisitial
Starfilococcus
Aspirasi asam
tergantung bagian
yang parunya yang
lambung
terkena.
Infeksi gram negatif
atau positif
Gambaran klinik
mungkin sama
dengan pneumonia
klasik.
Disters respirasi
mendadak, dispnea
berat, sianosis, batuk,
hipoksemia,dan di
ikuti tanda infeksi
Hematoge
n
Terjadi
bila -
kuman patogen
menyebar
ke
paru-paru
melalui
aliran
darah,
seperti
pada
kuman
Kateter
IV
sekunder
yang Gejala
terinfeksi
Endokarditis
Drug abuse
Abses intraabdomen
Pielonefritis
pulmonaltimbul
minimal di banding
gejala septikemi
Batuk nonproduktif
dan nyeri pleuritik
sama seperti yang
stafilococcus, E.
terjadipada emboli
Coli,
paru
anaerob
enteritik
6
Paru-paru
Alveoli
Pneumonia
Pneumonia
- Jalan
napas
tersumba
t
- Sesak
napas
- intake
cairan
- Sianosis
- nafsu
makan
menurun
- Batuk
produktif
- lelah
- lemah
- suhu tubuh
naik
- intake
cairan
menurun
- mual
- muntah
Bersihan
jalan
napas
tidak
Gangguan
pertukaran
gas
Gangguan
pemenuhan
nutrisi
Intoleransi
aktivitas
Gangguan
volume
7
cairan
diagnosa
pemeriksaan sputum.
Perawatan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji :
1. Biodata
A.
i.
Nama/Nama panggilan
ii.
iii.
Jenis kelamin
iv.
Aga ma
v.
Pendidikan
vi.
Alamat
vii.
Tgl/jam masuk
viii.
Tgl pengkajian
ix.
Diagnosa medic
x.
Rencana terapi
Ayah
B.
Ibu
3. Keluhan utama
4. Riwayat kesehatan
A.
B.
C.
Riwayat Keluarga
D.
Riwayat Lingkungan
E.
Riwayat pekerjaan
5. Pengkajian Fisik
A.
Ispeksi
B.
Palpasi
C.
Auskultasi
D.
Perkusi
6. Faktor Psikososial/Perkembangan
7. Pengetahuan Keluarga, Psikososial
8. Pemeriksaan Fisik
A.
Aktivitas/istirahat
B.
Sirkulasi
C.
Makanan/cairan
D.
Neurosensori
E.
Nyeri/kenyamanan
F.
Pernafasan
10
G.
Keamanan
9. Penyuluhan/pembelajaran
10. Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah
11
Kolaborasi
a. Berikan terapi nebulaizer ultrasonic dan udara atau oksigen
yang dilembabkan sesuai dengan program atau protocol
institusi.
Rasional : Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas
secara mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan karena
batuk tak efektif atau penurunan tingkat kesadaran.
b. Berikan
obat
sesuai
dengan
program
atau
protokol
B. Diagnosa Keperawatan 2
Gangguan pertukaran gas dapat dihubungkan dengan ; perubahan membran
alveolar kapiler
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
klien menunjukkan status pernafasan:pertukaran gas tidak akan terganggu
yang dibuktikan dengan indicator (1-5 : gangguan ekstrem, berat, sedang ,
ringan ,tidak ada gangguan)
1. Tindakan / intervensi :
Mandiri :
a. Kaji suara paru, frekuensi nafas, kedalaman dan usaha napas,
dan produksi sputum sebagai indicator ketidakefektifan
penggunaan alat penunjang
Rasional : manifestasi distress pernafasan tergantung pada
indikasi derajat
b. Observasi adanya sianosis perifer ( kuku ) dan yang terdapat
pada membrane mukosa mulut
Rasional : Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi atau
espon tubuh terhadap demam / menggigil.
c. Beri posisi yang nyaman
Rasional : posisi yang nyaman meningkatkan masuknya suplai
O2 ke dalam tubuh.
12
Kolaborasi
d. Berikan obat
yang
diresepkan
untuk
mempertahankan
D. Diagnosa Keperawatan 5
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan kemungkinan berhubungan
dengan hilangnya nafsu makan, mual , dan muntah.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
klien memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan yang dibuktikan
dengan indicator (1-5 : gangguan ekstrem, berat, sedang , ringan ,tidak ada
gangguan)
1. Tindakan / intervensi :
Mandiri
a. Berikan makanan kesukaan klien
13
E. Diagnosa Keperawatan 7
Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
klien menunjukkan menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan , yang
dibuktikan oleh : toleransi, aktivitas, ketahanan dan penghematan energi
1. Tindakan / intervensi :
Mandiri
a. Pantau tingkat energy dan toleransi pasien terhafdap aktivitas
Rasional : menetapkan kemampuan, kebutuhan pasien dan
memudahkan pilihan intervensi.
b. Identifikasi kendala untuk beraktivitas
Rasional: tindakan ini dapat menentukan tindakan selanjutnya
untuk mengatasi kendala yang telah ada
c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan
perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.
Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk
menurunkan kebutuhan metabolic, menghemat energi untuk
penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
14
1. Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak balita,
Orang Dewasa, Usia Lanjut, Pneumonia Atipik & Pneumonia Atypik Mycobacterium.
Jakarta. Pustaka Obor Populer.
2. Dunbar, Mandal, Mayon White, Wilkins. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta. Erlangga
3. Hood Alsagaff, H. Abdul Mukty. 2006. Dasar dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya.
Airlangga University Press.
4. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis : epidemologi, penularan, pencegahan dan
pemberantasannya. Jakarta. Erlangga.
5. Arifin Gunawijaya, Fajar. 2013. Buku Saku Harrison Pulmonologi. Tangerang.
Karisma Publising Group.
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumonia
7. http://www.suarapembaruan.com/News/2003/04/27/Kesehata/kes1.htm
8. Price, Sylvia Anderson. 1995. patofisiologi :konse klinis proses proses penyakit.
Jakarta. Buku Kedokteran ECG
9. http://www.medistra.com/Artikel_Kesehatan/Pneumonia.html
10. http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/pneumionia.html
15