You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
Radang paru paru atau pneumonia adalah kondisi inflamasi pada paru, utamanya
memengaruhi

kantung

kantung

udara

mikroskopik

yang

dikenal

sebagai

alveolus. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri dan lebih jarang
mikroorganisme lainnya, obat obatan tertentu, dan kondisi lain seperti penyakit
autoimun.
Gejala khasnya meliputi batuk, nyeri dada, demam, dan kesulitan bernapas.
Alat diagnostik mencakup rontgen dan pengambilan kultur dari sputum. Vaksinuntuk
mencegah jenis pneumonia tertentu kini sudah tersedia. Pengobatan yang dilakukan
bergantung

pada

penyebab

dasarnya.

Dugaan

pneumonia

bakterial

diobati

dengan antibiotik. Jika pneumonianya parah, penderita biasanya dirujuk ke rumah sakit.
Setiap tahunnya, pneumonia menjangkiti sekitar 450 juta orang, tujuh persen dari total
populasi dunia, dan menyebabkan sekitar 4 juta kematian. Walaupun pneumonia dijuluki
oleh William Osler pada abad ke-19 sebagai "the captain of the men of death" (pemimpin
kematian),penemuan terapi antibiotik dan vaksin pada abad ke-20 telah meningkatkan
daya tahan hidup. Meskipun demikian, di negara berkembang, dan di antara orang-orang
berusia sangat lanjut, sangat muda, dan penderita sakit kronis, pneumonia tetap menjadi
penyebab kematian yang utama.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
1

Pneumonia dalah penyakit batuk pilek disertai napas sesak atau napas cepat.
Penyakit ini sering menyerang anak, balita, namun juga dapat ditemukan pada orang
dewasa, dan pada orang usia lanjut.
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak
balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut, Pneumonia Atipik & Pneumonia Atypik
Mycobacterium. Jakarta. Pustaka Obor Populer.
pneumonia adalah suatu infeksi pada parenkim paru , diklarifikasikan sebagai
pneumonia yang didapat dalam komunitas (community acquired pneumonia / CAP)
atau pneumonia yang berkaitan dengan perawatan kesehaan (health care associated
pneumonia / HCAP).
Arifin Gunawijaya, Fajar. 2013. Buku Saku Harrison Pulmonologi. Tangerang.
Karisma Publising Group.
Pneumonia atau pneumonitis adalah peradangan akut parenkim paru paru yang
biasanya berasal dari suatu infeksi.
Price, Sylvia Anderson. 1995. patofisiologi :konse klinis proses proses
penyakit. Jakarta. Buku Kedokteran ECG
Pneumonia adalah infeksi atau radang yang cukup serius pada paru-paru. Dari
jenis-jenis pneumonia itu ada yang spesifik/khusus yang disebut dengan tuberkulosis
atau tbc atau Tb, yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosa. Jenis yang lain, adalah
SARS yang adalah pneumonia akibat -sampai hari ini- virus.
http://www.suarapembaruan.com/News/2003/04/27/Kesehata/kes1.htm
Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri,
virus, jamur, dan parasit).
http://www.medistra.com/Artikel_Kesehatan/Pneumonia.html
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya
konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).
http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/pneumionia.html
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi
"inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa
penyebab,
termasuk infeksi oleh bakteria, virus,jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga
disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari
penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumonia
2.2 Etiologi
Menurut buku Pneumonia, Pedoman Diagnosis dan Penatalasanaan di Indonesia
yang di terbitkan oleh PDPI tahun 2003, terdapat 3 klasifikasi pneumonia yaitu:
1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis
2

a. Pneumonia komuniti
b. Pneumonia nosokomial
c. Pneumonia aspirasi
d. Pneumonia pada penderitaa immunocompromised
2. Berdasarkan bakteri penyebab
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri , yang timbul secara
primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia
bakterialis adalah :
a. Bakteri positif gram
b. Streptococcus pneumonia yang menyebabkan pneumonia streptokokus
c. Bakteri staphylococcus aureus dan streptokokus betahemolitikus grup
A juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga pseudomonas
aeruginosa
d. Pneumonia bakteri / tipikal dapat terjadai pada semua umur.
Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang
peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphylococcus pada
penderita pasca infeksi influenza dan pneumonia atipikal yang disebabkan
oleh mycopasma, legionella , dan chaamydia.
3. Disebabkan oleh virus yaitu virus influenza
4. Disebabkan oleh mikoplasma , suatu pneumonia yang related sering dijumpai,
disebabkan oleh suatu mikroorganisme berdasarkan beberapa aspeknya,
berada diantara bakteri dan virus :
Individu yang mengidap Acquired Immunodefiency Syndrome (AIDS)
sering
mengalami
pneumonia
yang

pada

orang normal
sangat

jarang

terjadi

yaitu

Pneumocystis

carinii.
Individu yang
teralu
berada

lama
di

ruangan yang
3

dapat aerosol dari air yang lama tergenang. Misalnya dari unit oendingin
ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, bias mengidap pneumonia

legionella.
Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air
akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu
tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan
pneumonia, bukan mikoroorganisme, dengan mencetuskan suatu reaksi

peradangan.
5. Disebabkan oleh jamur dan sering merupakan infeksi
Pneumonia pada anak balita paling sering disebabkan oleh virus
pernapasan dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun, sedangkan pada anak
umur sekolah paling sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma Pneumniae.
Pada bayi dan anak anak penyebab yang paling sering adalah :
virus sinsisial pernafasan
adenovirus
virus parainfluenza dan
virus influenza.
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada
Anak balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut, Pneumonia Atipik &
Pneumonia Atypik Mycobacterium. Jakarta. Pustaka Obor Populer.
orang yang rentan (mudah terkena) pneumonia, antara lain:
Peminum alcohol
Perokok
Penderita diabetes mellitus
Penderita gagal jantung
Penderita penyakit paru obstruktif menahun (PPOK)
Gangguan system kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker

menerima organ cangkokan)


gangguan system kekebalan karena penyakitnya (penderita AIDS)

Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak


balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut, Pneumonia Atipik & Pneumonia
Atypik Mycobacterium. Jakarta. Pustaka Obor Populer.
2.3 Gejala
Klasifikasi.
Napas cepat bila anak usia :
a. < 2 bulan
: 60x/menit atau lebih
b. 2 bulan - < 1 tahun : 50x/menit atau lebih
4

c. 1 tahun 5 tahun

: 40x/menit atau lebih

Penentuan adanya tanda bahaya : bila terdapat suatu atau lebih gejala di bawah ini
berarti ada tanda bahaya !
a.
b.
c.
d.
e.

Tidak bisa minum


Kejang
Stridor
Gizi buruk
Demam atau dingin ( khusus untuk bayi usia < 2 bulan )

Klasifikasi penyakit :
a. Tanpa napas cepat
b. Dengan napas cepat saja
c. Ada tanda bahaya

bukan pneumonia
pneumonia
pneumonia berat

Jenis pneumonia beserta etiologi dan tanda gejala


Jenis

Etiologi

Faktor resiko

Tanda dan gejala

pneumonia
Sindroma

tipikal

Sreptococcus
pneumonia

tanpa penyulit
Sterptococcus
pneumonia

Sicklo cell diseases


Onset mendadak
Hipogammaglobulinemia
dingin, mengigil,
Multipel mieloma
demam (39-40C)
Nyeri dada pleuritis
Batuk produktif,
sputum hijau dan

dengan penyulit

puluren serta
mungkin
mengandung bercak
darah. Terkadang
hidung kemerahan.
Reaksi interkosyal,
penggunaan otot
aksesorius, dan bias
timbul sianosis.
Sindroma

Haemophilus

influenzae
Staphilococcus

aureus
Mycoplasma

pneumonia
Virus patogen

atipik

Usia tua
COPD
Flu
Anak-anak
Dewasa muda

Onset bertahap dalam


3-5 hari malaise,
nyeri , kepala nyeri,
tenggorokan, dan batuk
kering, nyeri dada
karena batuk.
5

Aspirasi

Aspirasi
gram

basil negatif,

klebsiela,

pseudomonas,

Alkoholismedebilitas
Pada kuman anaerob
Perawatan (misal infeksi
campuran, mulanya
nosokimial).
onset perlahan
Gangguan kesadaran
Demam rendah,
batuk
Produksi sputum atau

enterobacter,
escherchia
proteus,
gram
-

bau busuk
Foto dada terlihat

basil
positif

jaringan insiterisitial

Starfilococcus
Aspirasi asam

tergantung bagian
yang parunya yang

lambung

terkena.
Infeksi gram negatif
atau positif
Gambaran klinik
mungkin sama
dengan pneumonia
klasik.
Disters respirasi
mendadak, dispnea
berat, sianosis, batuk,
hipoksemia,dan di
ikuti tanda infeksi
Hematoge
n

Terjadi

bila -

kuman patogen
menyebar
ke
paru-paru
melalui
aliran
darah,
seperti
pada

kuman

Kateter

IV

sekunder
yang Gejala

terinfeksi
Endokarditis
Drug abuse
Abses intraabdomen
Pielonefritis

Empiema kandung kemih

pulmonaltimbul
minimal di banding
gejala septikemi
Batuk nonproduktif
dan nyeri pleuritik
sama seperti yang

stafilococcus, E.

terjadipada emboli

Coli,

paru

anaerob

enteritik
6

2.4 WOC (Web Of Caution)


Bakteri, Virus, Jamur

Selang infus, Ventilator, Aspirasi, Inhalasi, Droplet

Saluran napas bawah

Paru-paru

Alveoli

Nanah dan Cairan (respon paru-paru)

Pneumonia

Pneumonia

- Jalan
napas
tersumba
t

- Sesak
napas

- intake
cairan

- Sianosis

- nafsu
makan
menurun

- Batuk
produktif

- lelah
- lemah

- suhu tubuh
naik
- intake
cairan
menurun

- mual
- muntah

Bersihan
jalan
napas
tidak

Gangguan
pertukaran
gas

Gangguan
pemenuhan
nutrisi

Intoleransi
aktivitas

Gangguan
volume
7
cairan

2.5 Pemeriksaan Penunjang


a. Sinar X
Mengidentifikasikan distribusi strukstural (mis. Lobar, bronchial); dapat juga
menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar
atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul (lebih
sering virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih.
b. GDA
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada.
c. JDL
leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi
virus, kondisi tekanan imun.
d. LED meningkat
Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat dan
komplain menurun.
Elektrolit Na dan Cl mungkin rendah
Bilirubin meningkat
Aspirasi / biopsi jaringan paru
Alat

diagnosa

termasuk sinar-x dan

pemeriksaan sputum.

Perawatan

tergantung dari penyebab pneumonia; pneumonia disebabkan bakteri dirawat


dengan antibiotik.
Pemeriksaan penunjang:
Rontgen dada
Pembiakan dahak
Hitung jenis darah
Gas darah arteri.
2.6 Pengobatan
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik
per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.
Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit
jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus.
Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas
mekanik.
8

Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya


membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang
ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
a. Oksigen 1-2 L/menit. IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10
mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status
hidrasi.
b. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
c. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
d. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
e. Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
f. Untuk kasus pneumonia community base :
Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital base :
Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji :
1. Biodata
A.

Identitas Klien, meliputi :


9

i.

Nama/Nama panggilan

ii.

Tempat tgl lahir/usia

iii.

Jenis kelamin

iv.

Aga ma

v.

Pendidikan

vi.

Alamat

vii.

Tgl/jam masuk

viii.

Tgl pengkajian

ix.

Diagnosa medic

x.

Rencana terapi

2. Identitas Orang tua


A.

Ayah

B.

Ibu

3. Keluhan utama
4. Riwayat kesehatan
A.

Riwayat Penyakit sekarang

B.

Riwayat kesehatan yang lalu

C.

Riwayat Keluarga

D.

Riwayat Lingkungan

E.

Riwayat pekerjaan

5. Pengkajian Fisik
A.

Ispeksi

B.

Palpasi

C.

Auskultasi

D.

Perkusi

6. Faktor Psikososial/Perkembangan
7. Pengetahuan Keluarga, Psikososial
8. Pemeriksaan Fisik
A.

Aktivitas/istirahat

B.

Sirkulasi

C.

Makanan/cairan

D.

Neurosensori

E.

Nyeri/kenyamanan

F.

Pernafasan

10

G.

Keamanan

9. Penyuluhan/pembelajaran
10. Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan penurunan
tekanan inspirasi - ekspirasi
2. Gangguan pertukaran gas dapat dihubungkan dengan ; perubahan membran
alveolar kapiler
3. Hipertermi kemungkinan berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan kemungkinan berhubungan
dengan hilangnya nafsu makan, mual , dan muntah.
5. Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan
3.3 Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang lazim terjadi :
A. Diagnosa Keperawatan 1
Bersihan jalan nafas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan tekanan
inspirasi - ekspirasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan klien menunjukan status pernafasan: kepatenan jalan nafas yang
dibuktikan dengan indicator (1-5 : gangguan ekstrem, berat, sedang , ringan
,tidak ada gangguan)
1. Tindakan / intervensi :
Mandiri
a. Manajemen jalan nafas
Rasional : memfasilitasi kepatenan jalan nafas
b. Pemantauan jalan napas
Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
memastikan kepatenan jalan napas dan pertuukaran gas yang
adekuat
c. Instrusikan kepada asien tentang batuk dan teknik napas dalam
unuk memudahkan pengeluaran sekret
Rasional : Nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum
paru-paru/jalan nafas lebih kecil . Batuk adalah mekanisme
pembersihan jalan nafas alami, membantu silia untuk
mempertahankan jalan nafas paten.

11

Kolaborasi
a. Berikan terapi nebulaizer ultrasonic dan udara atau oksigen
yang dilembabkan sesuai dengan program atau protocol
institusi.
Rasional : Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas
secara mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan karena
batuk tak efektif atau penurunan tingkat kesadaran.
b. Berikan

obat

sesuai

dengan

program

atau

protokol

(bronchodilator & analgesik)


Rasional : Alat untuk menurunkan spasme bronchus dengan
mobilisasi sekret. Analgesik untuk memperbaiki batuk dengan
menurunkan ketidaknyaman tapi harus digunakan secara hatihati karena dapat menekan pernafasan.

B. Diagnosa Keperawatan 2
Gangguan pertukaran gas dapat dihubungkan dengan ; perubahan membran
alveolar kapiler
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
klien menunjukkan status pernafasan:pertukaran gas tidak akan terganggu
yang dibuktikan dengan indicator (1-5 : gangguan ekstrem, berat, sedang ,
ringan ,tidak ada gangguan)
1. Tindakan / intervensi :
Mandiri :
a. Kaji suara paru, frekuensi nafas, kedalaman dan usaha napas,
dan produksi sputum sebagai indicator ketidakefektifan
penggunaan alat penunjang
Rasional : manifestasi distress pernafasan tergantung pada
indikasi derajat
b. Observasi adanya sianosis perifer ( kuku ) dan yang terdapat
pada membrane mukosa mulut
Rasional : Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi atau
espon tubuh terhadap demam / menggigil.
c. Beri posisi yang nyaman
Rasional : posisi yang nyaman meningkatkan masuknya suplai
O2 ke dalam tubuh.
12

Kolaborasi
d. Berikan obat

yang

diresepkan

untuk

mempertahankan

keseimbangan asam basa


Rasional : mempertahankan kadar PaO2 normal
C. Diagnosa Keperawatan 3
Hipertermi kemungkinan berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
klien menunjukkan termoregulasi yang dibuktikan dengan indicator (1-5 :
gangguan ekstrem, berat, sedang , ringan ,tidak ada gangguan)
kriteria hasil :
a. Berkeringat saat panas
b. Denyut nadi radialis
c. Frekuensi pernafasan
1. Tindakan / intervensi :
Mandiri :
a. Observasi TTV
Rasional : mengetahui perubahan yang terjadi sehingga dapat
ditangani dengan cepat
b. Pantau hidrasi
Rasional : menjaga tubuh tidak kekurangan cairan
c. Kaji ketepatan Pakaikan yang digunakan
Rasional : mempercepat proses menguapnya panas didalam tubuh
Kolaborasi
d. Kolaborasi denagn dokter mengenai obat antipiretik penurun
panas.
Rasional : mempercepat penurunan panas didalam tubuh

D. Diagnosa Keperawatan 5
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan kemungkinan berhubungan
dengan hilangnya nafsu makan, mual , dan muntah.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
klien memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan yang dibuktikan
dengan indicator (1-5 : gangguan ekstrem, berat, sedang , ringan ,tidak ada
gangguan)
1. Tindakan / intervensi :
Mandiri
a. Berikan makanan kesukaan klien
13

Rasional : tindakan ini dapat meningkataan keinginan untuk


mengkonsumsi makanan yang telah disediakan.
b. Ajarkan pasien atau keuarga tentang makanan yang bergizi
dan tidak mahal
Rasional: tindakan ini dapat mencegah terjadinya kekurangan
gizi pada klien yang dapat memperburuk keadaaan.
c. Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
Rasional: tindakan ini dapat mencegah terjadinya gangguan
nutrisi sehingga dapat segera diatasi

E. Diagnosa Keperawatan 7
Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
klien menunjukkan menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan , yang
dibuktikan oleh : toleransi, aktivitas, ketahanan dan penghematan energi
1. Tindakan / intervensi :
Mandiri
a. Pantau tingkat energy dan toleransi pasien terhafdap aktivitas
Rasional : menetapkan kemampuan, kebutuhan pasien dan
memudahkan pilihan intervensi.
b. Identifikasi kendala untuk beraktivitas
Rasional: tindakan ini dapat menentukan tindakan selanjutnya
untuk mengatasi kendala yang telah ada
c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan
perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.
Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk
menurunkan kebutuhan metabolic, menghemat energi untuk
penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA
14

1. Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak balita,
Orang Dewasa, Usia Lanjut, Pneumonia Atipik & Pneumonia Atypik Mycobacterium.
Jakarta. Pustaka Obor Populer.
2. Dunbar, Mandal, Mayon White, Wilkins. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta. Erlangga
3. Hood Alsagaff, H. Abdul Mukty. 2006. Dasar dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya.
Airlangga University Press.
4. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis : epidemologi, penularan, pencegahan dan
pemberantasannya. Jakarta. Erlangga.
5. Arifin Gunawijaya, Fajar. 2013. Buku Saku Harrison Pulmonologi. Tangerang.
Karisma Publising Group.
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumonia

7. http://www.suarapembaruan.com/News/2003/04/27/Kesehata/kes1.htm
8. Price, Sylvia Anderson. 1995. patofisiologi :konse klinis proses proses penyakit.
Jakarta. Buku Kedokteran ECG
9. http://www.medistra.com/Artikel_Kesehatan/Pneumonia.html
10. http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/pneumionia.html

15

You might also like