You are on page 1of 9

Rencana Proposal

KAJIAN HIDROGEOLOGI DAN POTENSI AIRTANAH


DAERAH VULKANIK DENGAN STUDI KASUS PULAU TERNATE
PROPINSI MALUKU UTARA
1.1

LATAR BELAKANG

Pulau Ternate merupakan daerah tumbuh cepat dengan tingkat perkembangannya


yang sangat pesat, dimana terdapat tiga pusat pemerintahan yaitu Kota Ternate,
Kabupaten Maluku Utara dan Propinsi Maluku Utara. Dampak dari pesatnya
pembangunan di segala sektor, terutama di Kota Ternate pada saat ini adalah
merupakan pusat pertumbuhan berbagai sektor jasa perdagangan maupun ekonomi
serta yang paling menonjol di daerah ini adalah sektor perumahan dan industri.
Dengan berkembangnya daerah tersebut akan menyebabkan terjadinya lonjakan
penenduduk yang cukup tinggi yang kemungkinan akan diikuti pula dengan
pembangunan sarana fisik kehidupannya. Seiring dengan itu akan terjadi peningkatan
kebutuhan air bersih untuk berbagai keperluan serta akan terjadinya alih fungsi lahan
di beberapa wilayah yang mengakibatkan berkurangnya daerah peresapan air,
sehingga dapat mengganggu kelestaran airtanah. Untuk mengatasi hal itu perlu dicari
jalan keluamya yaitu dengan mengupayakan perolehan data tentang sumber airtanah
yang kemungkinan bisa dikembangkan dan tetap lestari pemakaiannya.
Upaya pemenuhan akan air bersih di wilayah Pulau Ternate untuk keperluan
masyarakat pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang tidak merata
karena kebutuhan akan air baku yang mengandalkan air tanah bebas dengan debit
yang terbatas.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka pemanfaatan potensi sumberdaya air secara
optimal perlu dilakukan dengan cara peningkatan sistem pengelolaan dan pengaturan
pemanfaatan air tanah oleh tiap-tiap sumur produksi PDAM. Namun sampai saat ini
jenis akuifer dan sistem airtanah yang terbentuk serta besarnya potensi airtanah yang
ada di Pulau Ternate belum diketahui, sehingga menjadikan kendala dalam
pengelolaannya. Dalam mengoptimalkan produksi air tanah pihak pengelola harus
Kajian Hidrogeologi dan Potensi Airtanah Pulau Ternate

Rencana Proposal

mengetahui penyebaran formasi mengenai tatanan lapisan pembawa air (akuifer)


maupun potensi cadangan airtanahnya dan menginformasikan

kepada segenap

lapisan masyarakat terutama pihak-pihak yang berkepentingan terhadap upaya


pengelolaan dan pemanfaatan sumber airtanah di wilayah ini. Dengan demikian
semua pihak diharapkan dapat memahami dan turut berpartisipasi aktif dalam upaya
pelestarian. Untuk itulah maka penelitian tentang kajian system akuifer dan potensi
airtanah di Dipulau Ternate ini dilakukan dengan harapan dapat membantu
pemerintah setempat dalam mengelola sumberdaya airtanahnya.
1.2

PERMASALAHAN

Daerah penelitian ada di Pulau Ternate yang meliputi beberpa sumber mataair, sumur
produksi

PDAM

serta

sumur-sumur

penduduk.

Sejalan

dengan

pesatnya

perkembangan pambangunan di berbagai sector di Pulau Ternate sebagai Pusat


Pelayanan Pemerintahan Propinsi Maluku Utara, Kota Ternate serta Kabupaten
Maluku Utara, dapat memicu timbulnya permasalahan yang cukup rawan, baik dalam
bidang infrastruktur hingga persoalan sosial ekonomi.
Adanya

pengambilan

airtanah

yang

berlebihan

menyebabkan

terjadinya

ketidakseimbangan antara air yang meresap dengan air yang diambil. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya penurunan muka air tanah akibat ketidakseimbangan antara
pengisian (recharge) dan pengambilan (disrecharge) serta terjadi pergeseran tata guna
lahan yang sangat signifikan sehingga luas areal sebagai media infiltrasi semakin
kecil. Dampak negatif diatas, mungkin akan atau sudah terjadi di wilayah Pulau
Ternate. Konsekuensi dari cepatnya proses pembangunan yang terjadi apabila tidak
ditangani dengan serius dan terencana dengan baik akan semakin parah dan luas
dampak yang terjadi.
Untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut maka perlu dilakukan kajian sistem
akuifer dan potensi airtanah sehingga dapat memberikan informasi menganai kondisi
airtanah, antara lain mengenai potensi airtanah, karakteristik airtanah, baik secara
Kajian Hidrogeologi dan Potensi Airtanah Pulau Ternate

Rencana Proposal

kuantitas maupun kualitas. Dengan demikian diharapkan dapat membantu pemerintah


setempat dalam mengelola sumberdaya airtanah dan terlaksananya suatu proses
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
1.3

TUJUAN

Tujuan penelitian adalah :


1. Mengetahui akuifer dan sistem airtanah di Pulau Ternate sebagai daerah
karakteristik akifer daerah vulkanik
2. Mengetahui potensi airtanah di Pulau Ternate
3. Mengidentifikasi laju penurunan muka air tanah
1.4

LINGKUP PENELITIAN

Berdasarkan maksud dan tujuan penelitian tersebut, maka lingkup penelitian adalah :
1.

Identifikasi dan karakterisasi akuifer berdasarkan hasil analisis data pemboran


dan logging, sayatan geologi dari peta geologi dan tinggi muka air tanah sumur
gali

2.

Mempelajari geometri akuifer secara fisik dan membuat model fisik sistem
akifer daerah vulkanik

3.

Evaluasi debit potensi sumur produksi PDAM

4.

Penentuan kuantitas potensi airtanah dengan neraca air berdasarkan hasil


analisis data hidrologi dan klimatologi, penentuan kualitas airtanah berdasarkan
analisis laboratorium.

1.5

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai
berikut :
1. Studi kepustakaan sebagai penunjang kegiatan lapangan
Kajian Hidrogeologi dan Potensi Airtanah Pulau Ternate

Rencana Proposal

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu : peta geologi, peta geohidrologi, peta


topografi, laporan

penelitian

sebelumnya,

uji pemompaan,

klimatologi,

hidrogeologi, demografi dan kebutuhan air penduduk.


3. Pengumpulan data primer, yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengukuran
langsung di lapangan yang meliputi pangamatan litologi, singkapan, pengukuran
tinggi muka airtanah pada sumur gali dan pengambilan sample air serta sample
batuan untuk pengujian laboratorium.
4. Sintesis data : yaitu melakukan pengolahan yang meliputi perhitungan dan
penggabungan data-data yang saling berkait, untuk memperoleh penampang
geologi, parameter akuifer, peta kontur muka airtanah, kandungan kimia airtanah,
prediksi jumlah penduduk dan proyeksi kebutuhan air penduduk masa datang.
5. Analisis data, yaitu melakukan analisis terhadap hasi lpengolahan data sehingga
kondisi daerah penelitian dapat diketahui. Kondisi tersebut meliputi : tipe akuifer,
karakter akuifer, arah dan pola aliran airtanah, kuantitas dan kualitas airtanah.
1.6

KONDISI GEOLOGI REGIONAL

Gunungapi Gamalama meliputi seluruh Pulau Ternate dengan luas 130 kilometer
persegi, terletak di gugusan Kepulauan Maluku (antara 0045' - 0053' Lintang Utara
dan 12717' - 12724' Bujur Timur). Kota Ternate yang berperan sebagai pusat
perdagangan dan kegiatan perekonomian serta pusat kegiatan tiga pemerintahan yakni
Propinsi Maluku Utara, Kabupaten Maluku Utara serta Kota Ternate, terletak di
pantai tenggara Pulau Ternate. Separuh penduduk di Pulau Ternate (sekitar 70.000)
hidup di Kota Ternate. Daerah lain yang dipakai tempat tinggal penduduk hampir
seluruhnya di sepanjang pantai, sebagian besar penduduk di sini sebagai nelayan atau
petani.
Tektonik
Gamalama adalah salah satu gunungapi di dalam suatu rangkain gunungapi aktif yang
terletak di sepanjang busur Pulau Halmahera di sebelah timur laut Maluku. Laut ini
Kajian Hidrogeologi dan Potensi Airtanah Pulau Ternate

Rencana Proposal

diperkirakan sebagai daerah pertemuan antara lempeng Pasifik, Eurasia, Australia dan
lempeng kecil yang lain (McCaffrey dll, 1980). Ternate terletak di atas jalur
penunjaman (subduction zone), miring ke timur dengan sudut kecil (Hamilton,
1979,). Adanya fragmen granitik yang telah teralterasi di dalam lava Gamalama
menunjukkan, bahwa di bawah gunungapi itu ada lapisan tipis silikaan yang
menyerupai batuan granit yang tersingkap di P. Halmahera.
Fisiografi dan Struktur
Gamalama adalah gunungapi strato, tinggi sekitar 1715 m dan berdiameter 11 km.
Lereng umumnya landai di dekat pantai, tetapi menjadi lebih curam ke arah puncak.
Gamalama terdiri dari 3 generasi gunungapi, pada masing-masing kegiatan kawah
pusat nampaknya berpindah ke arah utara. Generasi gunungapi tertua disebut Gamalama Tua (Gt), sisa tubuhnya sekarang menempati bagian tenggara dan selatan Pulau
Ternate. Puncaknya memanjang dari timurlaut ke baratdaya, dikenal dengan nama
Bukit Melayu atau Gunung Kekau. Gt mempunyai relief kasar dan topografi yang
tertoreh dalam sebagai akibat proses erosi yang telah lama. Sebagai

hasilnya

membentuk rangkaian perbukitan dengan lereng curam.dan lembah dalam. Kota


Ternate terletak pada lereng timur Gt. Maar Laguna terletak di lereng selatan Gt
terbentuk pada akhir prasejarah oleh erupsi freatik yang nampaknya berhubungan
dengan magma dari pusat gunungapi termuda (Gm).
Generasi gunuganpi Gamalama Dewasa (Gd), sisa tubuhnya di bagian barat Pulau
Ternate. Puncaknya berbentuk sabit berarah barat ke timur dan dikenal dengan nama
Bukit Keramat atau Bukit Madiena. Gd mempunyai lereng yang curam tetapi relief
lebih halus daripada Gt. Lereng baratnya tertutup oleh hutan lebat.
Gunungapi Gamalama Muda (Gm) membentuk diri di bagian utara dari Pulau Ternate
dan kegiatan erupsinya sebagian terjadi pada masa sejarah manusia. Puncak Gm
tingginya sekitar 1715 m dan dikenal bernama Gunung Arfat atau Piek van Ternate.
Gm ini juga mempunyai lereng yang curam tetapi proses erosi belum sejauh pada Gt
dan Gd. Sebagian besar relief pada Gm disebabkan oleh bentuk asal dari aliran lava
Kajian Hidrogeologi dan Potensi Airtanah Pulau Ternate

Rencana Proposal

muda. Kawah Gm diameter sekitar 200 m dan dalamnya 30 m. Di daerah puncak


banyak solfatara dengan suhu tertinggi 92 C. Maar Tolire Jaha terletak pada lereng
baratlaut Gm dan kawahnya berukuran 500 m x 700 m, kedalaman 80 m. Sejauh 250
m di utaranya terdapat maar yang lebih kecil yaitu Tolire kecil berukuran 150 m x
300 m dan kedalaman 5-10 m. Dua maar itu memotong muka airtanah sehingga
berair sepanjang tahun dan permukaan airnya sama dengan permukaan air laut.
Dengan memperhatikan kedua maar Tolire dan Laguna, posisi erupsi celah pada
lereng gunungapi (letusan 1763) dan kawah puncak Gunungapi Gamalama menunjuk
kan adanya celah yang memotong gunungapi Gamalama pada arah U15B-S15T.
Celah ini sejajar dengan rangkaian Kepulauan Halmahera di daerah ini, sebagai bukti
kelurusan Pulau Ternate, Pulau Hiri dan Pulau Tidore.
1.7

MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan masukan berupa informasi


mengenai kondisi airtanah baik secara kualitas maupun kuantitas kepada pemerintah
dalam hal pengelolaan dan pengendalian airtanah , serta sebagai bahan refernsi dalam
konservasi air tanah dimasa yang akan datang.

Kajian Hidrogeologi dan Potensi Airtanah Pulau Ternate

Rencana Proposal

Kajian Hidrogeologi dan Potensi Airtanah Pulau Ternate

Rencana Proposal

Kajian Hidrogeologi dan Potensi Airtanah Pulau Ternate

Rencana Proposal

Kajian Hidrogeologi dan Potensi Airtanah Pulau Ternate

You might also like