Professional Documents
Culture Documents
http://kangzusi.com /
HIJAUNYA LEMBAH
HIJAUNYA
LERENG PEGUNUNGAN
Jilid 118
Cetakan Pertama
PENERBIT:
MURIA
YOGYAKARTA
Kolaborasi 2 Website :
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dengan Pelangi
Di Singosari http://pelangisingosari.wordpress.com/
Pembuat Ebook :
Sumber Buku Karya SH MINTARDJA
Scan DJVU : Ismoyo, Arema
Converter & Editor Ebook : Dewi KZ
--ooo0dw0oooNaskah ini untuk keperluan kalangan sendiri,
penggem ar karya S.H. Mintardja dimana saja berada y ang
berkumpul di W eb Pelangi Singosari dan Tiraikasih
Jilid 118
"T ERIMA KASIH NGGER. Aku m engerti m aksud angger.
Agaknya angger m encemaskan kemungkinan ada orang-orang
yang langsung m em buru anak Ki Buy ut Sendang Apit itu sam pai
kemari.
"Ya, Ki Bekel." jaw ab Mahisa Murti, sem entara Kiai Wijang
m enyambungnya "Kam i m em baca naluri kedua pengawal yang
tajam itu, sehingga m ereka m erasa perlu m em indahkan
m om ongannya."
Ki Bekel m engangguk-angguk. Dengan nada rendah ia
bergumam "Jika dem ikian, maka kami haru s bersiap -siap
sepenuhnya. "
Namun ju stru karena itu , maka kedua Putut dan para cantrik
dari Padepokan Bajra Seta juga tidak m eny ebut sam a sekali
tentang pengungsi yang khusus itu.
Ketika m alam turun, m aka baik di padukuhan induk, m aupun
di padukuhan Logandeng, gardu-gardupun telah berisi. Demikian
pula banjar padukuhan. Ki Bekel dan para bebahu juga sudah
berada di banjar pula.
Ki Bekel y ang duduk dipendapa banjar bersama Putut
Lem bana dan Mahisa Semu serta para bebahu telah
m em bicarakan banyak kem ungkinan yang dapat terjadi di
padukuhan itu.
Dalam pada itu, maka Putut Lembanapun berkata "Ki Bekel.
Keadaan ini m ungkin akan berlangsung untuk waktu yang agak
panjang. Ki Bekel harus berusaha untuk selanjutnya, m engatur
tugas-tugas anak-anak muda. Karena tugas-tugas m ereka
m em erlukan waktu, m aka sebaikny a sem ua tenaga jangan
dihentakkan habis-habisan. Jika malam ini sem ua anak muda
dan laki-laki keluar dari rumah, dapat dim engerti, justru pada
hari yang pertama. Nam un m ulai besok, sebaikny a Ki Bekel mulai
m enghemat tenaga. Anak-anak muda dan laki-laki di padukuhan
ini dapat diatur bergantian. Dengan dem ikian maka tenaga
m ereka tidak terham bur sia -sia.
Ki Bekel m engangguk-angguk. Katanya "Aku sependapat
ngger. Tetapi hari ini aku tidak sempat m elakukannya. T etapi
malam nanti, m enjelang dini, aku akan m em anggil para bebahu
untuk m engatur kegiatan di m alam-m alam berikutnya. "
Tetapi pem bicaraan m ereka terputus ketika dua orang anak
muda naik ke pendapa banjar dengan tergesa -gesa.
"Ada apa ?" bertanya Ki Bekel.
"Ki Bekel" jaw ab salah seorang dari anak muda itu "aku
m elihat sekelom pok orang yang tidak dikenal m endekati
padukuhan ini. "
"Mungkin m ereka sekelom pok pengungsi y ang baru datang"
desis Ki Bekel.
5
kem udian
yang m em iliki unsur gerak y ang senafas. Tentu kemam puan itu
kajian terim a dari sebuah perguruan
"Tutup m ulutmu. Aku akan m em bunuhmu " geram orang itu.
Putut Lem bana tidak bertanya lagi. Pertem puran diantara
keduanya m enjadi semakin sengit. Tetapi justru Putut Lembana
m engenali kesam aan unsur gerak dari beberapa orang kawannya,
maka seakan-akan tanpa m enyadarinya, iapun mulai
m em perhatikan beberapa orang y ang m engaku anak-anak muda
Pa dukuhan Logandeng. Pada setiap k esem patan ia m encoba
m engenali unsur gerak anak-anak muda yang bertem pur
dihalaman. Ternyata orang itupun mampu mengenali ke samaan
antara beberapa orang y ang ternyata adalah para cantrik dari
Pa depokan Bajra Seta.
Ham pir diluar sadarnya pula orang itu berteriak "He, siapa
sebenarnya kau dan beberapa orang y ang ada disini, he? Jika kau
dapat m eny ebut aku dari sebuah perguruan, bukankah kau dan
beberapa orang kawanmu juga datang dari sebuah perguruan? "
"Ya " jaw ab Putut Lem bana "seorang y ang berilmu telah datang
ham pir setiap pekan dua kali untuk m elatih kami, anak-anak
muda Logandeng dalam olah kanuragan. Memang tidak semua,
tetapi sebagian dari kami."
Orang itu m enggeram m arah. Dengan serta m erta ia
m eningkatkan kem am puannya m eny erang Putut Lembana
bagaikan arus banjir bandang.
Tetapi Putut Lembana t ernyata cukup tangkas. Seranganserangan law annya dapat dihindarinya. Bahkan sekali-sekali
iapun telah m em balas m enyerang pula. Bahkan seranganserangan Putut Lembana cukup m engejutkan lawannya.
Sementara itu, Mahisa Semupun bertem pur dengan sengitnya
pula. Ia m enghadapi seorang y ang bertubuh sedang. Namun
wajahnya nam pak garang. Seleret bekas luka terdapat
dikeningnya, Kepalanya yang botak m em buat kesan tersendiri.
Namun Mahisa Semu dengan tangkasny a m elawan orang
berkepala botak itu. Dengan cepat ia berloncatan m enghindari
10
11
12
13
Ketika dua orang anak muda y ang lain masuk pula kedalam,
maka cantrik itupun berkata "jaga perem puan dan anak-anak
itu.
Namun nam paknya kedua orang y ang m enyelinap m asuk itu
tidak ingin bertem pur diru ang dalam y ang sem pit. Tetapi m ereka
juga tidak m au keluar lewat pintu depan, karena dengan
dem ikian m aka m ereka akan sam pai di pringgitan.
Karena itu, m aka terdengar isyarat dari salah seorang diantara
m ereka. Sebuah suitan ny aring telah m enggetarkan seisi rumah
itu. Bahkan getarannya terdengar sam pai ke halaman.
Kedua orang yang sudah ada didalam itupun dengan serta
m erta telah m eloncat m eninggalkan ru ang dalam m enem bus
pintu sam ping m asuk ke serambi dan berlari keluar pintu
butulan. Pintu y ang telah m ereka pecahkan ketika m ereka
m emasuki bagian dalam rumah itu dengan tidak m elalui pintu
depan.
Ternyata isyarat itu bukan sekedar isyarat untuk berlari keluar
dari ruang dalam . T etapi juga isy arat, y ang m em beritahukan
bahwa didalam rumah itu tidak terdapat orang yang m ereka cari.
Didalam rumah itu tidak diketem ukan anak Ki Buy ut Sendang
Apit. Tidak pula para pengawalnya.
Isy arat itu terdengar sahut m enyahut. Yang seorang
m em berikan i sy arat y ang didengar oleh y ang lain. Yang lainpun
telah m em perdengarkan isy arat pula.
Namun dalam pada itu, Putut Lembana y ang bertem pur
dengan pem im pin kelom pok dari orang-orang y ang m eny erang
itu m endengar pula isyarat itu. Karena itu, m aka seranganserangan justru m enjadi semakin sengit. Ia sama sekali tidak
berniat untuk m em beri kesempatan orang itu m elarikan diri dari
arena.
Pertem puran itu m em ang m enjadi semakin sengit. Orangorang y ang datang m eny erang itu m erasa t elah terjebak dalam
satu pertem puran y ang rapat, sehingga sulit bagi m ereka untuk
m elarikan diri dari arena. Satu dua orang diantara m ereka
m emang telah m enjadi korban dalam pertem puran itu.
14
16
17
Tetapi Mahisa Semu y ang telah ditem pa dengan sungguhsungguh itu ternyata m em punyai peluang y ang lebih banyak.
Meskipun ia telah terluka, namun serangan-serangannya justru
m enjadi semakin berbahaya. Lukanya m erupakan cam buk
baginya untuk m enyelesaikan lawannya.
Law annya benar-benar m engalam i kesulitan. Seranganserangan Mahisa Semu b enar-benar tidak dapat dibendung lagi.
Meskipun lam bungnya telah t ergores ujung senjata, tetapi tenaga
dan kemam puannya sam a sekali tidak m enyusut. Itulah
sebabnya, m aka lawannya benar-benar m enjadi cemas. Beberapa
kali luwuk Mahisa Sem u berdesing ditelinganya. Bahkan sem akin
lam a rasa -rasanya ujung senjata Mahisa Semu itu semakin dekat
diwajah kulitnya.
Law an Mahisa Sem u yang berkepala botak itu benar-benar
m engalam i kesulitan. Rasa -rasanya ia sudah tidak akan
m endapat kesem patan lagi untuk dapat m eny entuh kulit anak
muda itu dengan senjatanya.
Bahkan orang itu terkejut ketika tiba -tiba saja ujung luwuk
Mahisa Sem u itu sem pat m enggapai pundaknya.
Orang itu m eloncat jauh kebelakang. Memang ada niatnya
untuk m elarikan diri. Tetapi rasa-rasanya sulit baginya untuk
m endapatkan kesempatan karena Mahisa Semu selalu m elekat
dengan senjata berputaran. Jika ia m encoba untuk m elarikan
diri, maka punggungnya akan dapat dilubangi dengan luwu k oleh
anak itu. Nam un untuk bertem pur terus rasa-rasanya m emang
sia -sia saja.
Sementara itu, law an Putut Lembana m engalam i kesulitan
pula. Pem im pin kelom pok itu benar-benar tidak akan mampu
m engalahkan Putut Lembana. Tetapi justru karena ia diserahi
untuk bertanggung jawab atas tugas kelom poknya, maka rasarasanya ia tidak akan dapat b egitu saja m eninggalkan arena itu .
Kegagalan itu akan dapat m enghancurkan nam anya. Ia akan
m enjadi tidak berharga lagi bagi pem im pinnya dan bahkan
perguruannya, justru pada saat ia m ulai m erayap untuk
m enggapai satu kedudukan yang terhorm at.
18
lawannya
telah
m enyatakan
untuk
Namun dalam pada itu , lawan Mahisa Semu terlam bat untuk
m elem parkan senjatanya dan m enyatakan diri m eny erah. S esaat
sebelum pem im pin kelom poknya itu m eny erah, Mahisa Semu
telah m eloncat dengan garangnya. Senjata terjulur lurus
19
22
"Aku letih sekali" berkata orang itu "aku m inta waktu untuk
beristirahat. Yang letih bukan saja tubuhku, t etapi juga
penalaranku dan bahkan juga ingatanku."
"Aku juga letih Ki Sanak" jaw ab Putut Lembana. Lalu ia
bertanya "Bukankah kita baru saja bertem pur? Apa y ang kau
lakukan, juga aku lakukan."
"T idak " jawab orang itu "aku sudah berjalan m elintasi hutan
yang lebat itu."
"Aku yakin kau tidak l etih. Kau seorang yang berilmu tinggi,
sehingga kaupun tentu pernah ditem pa sehingga kau tentu
m em punyai daya tahan y ang sangat kuat.
"T idak. Aku tidak mem punyai daya tahan yang kuat. Sekarang
aku ingin beristirahat." jawab orang itu.
"Kau harus m enjawab pertanyaan-pertanyaanku Ki Sanak"
berkata Putut Lem bana.
"Aku tidak mau." jawab orang itu.
Namun tiba -tiba saja Putut Lem bana
yang m uda itu dengan tangkasnya
m enangkap pergelangan tangan orang
itu dan m em ilihnya." Aku ingin
m enantangmu
untuk
berperang
tanding. Jika kau m enolak berbicara
dan m enolak berperang tanding, m aka
aku akan m em bunuhmu dengan caraku.
Kau m emang sangat pantas untuk
diperlakukan seperti itu."
Orang itu m eny eringai m enahan
sakit. Tetapi Putut Lembana justru
semakin m enekan tangan itu.
"Jangan, sakit" desis orang itu.
"Aku m inta kau berbicara malam ini. Jika kau m engaku
m erasa letih, m aka aku akan m em buatmu semakin letih dan
tidak berdaya. " geram Putut Lembana.
23
Pem im pin kelompok itu benar-benar tidak dapat berbuat apaapa. Anak muda itu m em iliki kelebihan daripadanya. Sementara
anak yang masih lebih muda lagi itu telah m am pu m engalahkan
kawannya y ang berkepala botak itu. Bahkan m elukainya cukup
parah.
"Perbuatanmu telah m enim bulkan korban di padukuhan ini.
Karena itu, m aka kemarahan orang-orang padukuhan ini telah
m enjalar sam pai kesetiap ubun-ubun. Kau tentu tahu m aksudku.
Ju stru karena kau adalah orang yang bertanggung jaw ab."
Wajah orang itu m enjadi pucat. Ia m emang m enyadari bahwa
kedudukannya m enjadi sangat lemah. Apapun y ang diperlakukan
atas dirinya, tentu dapat dianggap sah oleh orang-orang
Logandeng. Bahkan dihadapan Ki Bekel sekalipun.
Karena itu, maka ia tidak m em punyai pilihan lain. Ia harus
berbicara jika ia tidak ingin nasibnya m enjadi sangat buruk.
Sementara itu, Putut Lembanapun bertanya "Bagaim ana Ki
Sanak ? Apakah kau tetap pada pendirianmu."
"Lepaskan. Aku akan berbicara" desis orang itu.
Putut Lem bana telah m elepa skan tangan orang itu. Sam bil
beringsut sedikit iapun kem udian berkata "Aku kira kau cukup
bijaksana m enilai keadaan. Kau berada di rumah Ki Bekel
Logandeng, sehingga kau tidak m em punyai kesempatan lain
kecuali m enjawab pertanyaan-pertanyaan kami dengan benar."
Orang itu mengangguk kecil.
"Nah, beritahukan kepada kami, apakah kalian orang-orang
padepokan Renapati ?"
Orang itu termangu-m angu sejenak. Namun kemudian ia
m engangguk kecil sam bil m enjawab. "Ya. Aku orang dari
Pa depokan Renapati. Beberapa orang yang datang bersamaku
m emang para cantrik dari Padepokan Renapati."
"Katakan, apa sebabnya, bahwa Ki Buyut Pudaklamatan
berniat mengam bil alih kepem im pinan Kabuyutan Sendang Apit,
24
m eskipun pem isahan itu sudah berjalan lam a sekali. Kenapa pula
baru sekarang dan begitu tiba-tiba ?"
"Aku tidak tahu, Ki Sanak. Aku hanya m enjalankan perintah
untuk m engam bil anak Ki Buyut Sendang Apit yang diketahui ada
di padukuhan ini. "
"Anak Ki Buyut Sendang Apit m emang pernah berada di
padukuhan ini. Tetapi sekarang sudah tidak berada disim lagi ?"
"Dimana ?" bertanya orang itu.
A pakah aku haru s m em beritahukan kepadam u ? Kem udian
m elepaskanmu pergi ?" bertanya Putut Lem bana.
Orang itu tidak menjawab. T etapi kepalanya justru m enunduk
dalam -dalam .
Dalam pada itu, Putut Lem banapun berkata "Nah, sekarang
beritahukan kepada kamt, kenapa tiba -tiba saja Ki Buy ut
Pudaklamatan m enyerang Kabuyutan Sendang Apit ?
"Aku tidak tahu Ki Sanak. Aku hanya m enjalankan perintah."
jawab orang itu.
"T olong Ki Sanak. Jaw ab pertanyaan kami. Jika kau tidak m au
m enjawab, maka kau akan m engalam i kesulitan." berkata Putut
Lem bana.
Keringat dingin telah m engalir diseluruh tubuh pem im pin
sekelom pok orang y ang m eny erang padukuhan Logandeng itu.
Sementara Putut Lem bana bertanya pula "Kenapa Ki Buy ut
Pudaklamatan tiba-tiba saja m enyerang Kabuyutan Sendang Apit,
justru setelah untuk waktu y ang lama k edua Kabuyutan itu
sem pat hidup tenteram dan saling m enghorm ati. Bahkan kedua
orang Buyut y ang masih sepupu itu dapat hidup ru kun, tidak saja
sebagai saudara sepupu, tetapi juga sebagai dua orang Buyut yang
bertetangga."
"Ya, Ki Sanak. Kam i tahu bahwa kedua Kabuyutan itu pernah
hidup ru kun." jaw ab orang itu "tetapi tiba -tiba saja terjadi gejolak
itu. Kemudian, kami sekel om pok orang diperintahkan untuk
25
27
28
29
Apit y ang
34
sedang m engungsi
di
37
40
telah pergi ke tem pat seorang sahabatnya y ang lain, yang akan
bersedia m enerim anya untuk bersembuny i beberapa saat.
Namun dem ikian, m ereka harus berusaha untuk lepas dari
penglihatan para peronda dari Pudaklamatan serta dari
Pa depokan Renapati yang selalu berkeliling dari padukuhan ke
padukuhan.
Mahisa Murti dan Kiai Wijang y ang tidak ingin m engalam i
kesulitan diperjalanan, telah m enem puh jalan-jalan bulak dan
m enghindari padukuhan -padukuhan. Mereka berusaha untuk
tidak bertem u dengan siapapun juga. Kecuali dengan orangorang y ang bekerja d i sawah m ereka.
Ketika
keduanya m emasuki
lingkungan
Kabuyutan
Pudaklamatan, m aka barulah m ereka m erasa sedikit tenang,
karena di Kabuyutan itu tidak terasa langpung ada satu gejolak
yang m engaduk tatanan kehidupan sehari-hari.
Meskipun dem ikian, Mahisa Murti dan Kiai Wijang
nam paknya telah m enarik perhatian beberapa orang. Ada juga
diantara orang-orang Kabuyutan Pudaklam atan yang m erasakan
sesuatu yang lain pada kedua orang itu.
Tetapi akhirnya, Mahisa Murti dan Kiai Wijang sam pai juga
dirumah Ki Buyut Pudaklamatan. Namun ternyata bahwa rumah
itu telah dijaga dengan rapat oleh sekelom pok anak -anak m uda.
Tetapi keduanya sudah berniat untuk bertemu dan b erbicara
dengan Ki Buy ut, karena itu maka Mahisa Murti itupun telah
m enemui anak-anak muda y ang sedang berjaga-jaga direg ol itu.
Kam i akan m enghadap Ki Buyut Pudaklamatan" berkata
Mahisa Murti.
Siapakah kalian? bertanya salah seorang diantara m ereka,
yang nam paknya pem im pin sekelom pok dari anak-anak muda
yang sedang bertugas itu.
Kam i datang dari seberang hutan. Kam i adalah orang dari
Kabuyutan Talang Alun. jawab Mahisa Murti.
41
muda
yang
akan
42
43
44
orang-orang
46
47
48
50
"T idak hanya ada satu jalan m enuju ke Talang Alun" jawab
orang itu.
"T etapi jalan keluar dari hutan itu tentu dapat diperhitungkan.
Agaknya jalur jalan para pengungsi itulah yang akan m ereka
lewati."
"Jika kedua orang itu m em baurkan diri dengan para
pengungsi y ang m enuju ke Kabuyutan Talang Alun ?"
"Itu lebih baik. Orang-orang kita akan dapat m encari prekara
sehingga terjadi per selisihan dan perkelahian. Orang-orang
kitapun harus m enyatukan diri dengan para pengungsi itu."
Orang y ang m eny ertai Ki Buyut itu m engangguk-angguk.
Katanya "Aku akan m encobanya. Mudah-mudahan m Pu Renapati
setuju."
"Kita tidak m em punyai banyak w aktu. Orang itu tidak b oleh
lolos. Biarlah orang-orang kita m endahuluinya dengan berkuda.
Satu dua orang akan m enyertai m ereka dan akan m em bawa
kembali kuda-kuda itu, setelah orang-orang kita m emasuki
hutan."
Dem ikianlah, maka orang itupun dengan tergesa -gesa
m eninggalkan rumah Ki Buyut m enuju ke Padepokan Renapati.
Dengan tergesa-gesa pula ia m enemu i m Pu Renapati dan
m elaporkan rencana calon m enantunya itu.
m Pu Renapati berpikir sejenak. Lalu katanya "Lakukan
perintahnya. Ternyata penalarannya cukup tajam . Kedua orang
itu tidak boleh m em berikan kesan sikap Ki Buyut kepada orangorang Talang Alun."
Orang itupun kemudian telah m elakukan p erintah itu dengan
tergesa -gesa. m Pu Renapati telah m enunjuk Kebo Wanter dan
Lem bu Pangam bah untuk m elakukan tugas itu bersam a am pat
orang kawan mereka.
"Aku percaya bahwa Kebo Wanter dan Lembu Pangam bah
akan dapat m elakukannya. Apalagi disertai oleh am pat orang
yang lain. Jika m ereka bergabung dengan para pengungsi,
51
53
54
55
56
58
kasar.
Nam un
serangannya
itu tidak
62
64
65
=====00000ooooooo^^^^^ooooo00000=====
Para pembaca sekalian, cerita Hijaunya Lembah
Hijaunya Lereng Pegunungan HANYA SA MPAI DISINI
sa ja
Karena Pengarangnya Bpk SH Mintardja tidak
sempat menyelesaikannya sebab beliau dipanggil
menghadap Sang Maha Kuasa..
Terserah para pembaca untuk menafsirkan sendiri
ending dari cerita ini
Trim s
Dewi KZ
0oo0dw0oo0
(TA MAT)
Koleksi buku: Ki Ism oy o
Scanning: Ki Arema
Conv ert, Edit, Ebook by Dewi KZ
http://kangzusi.com /
File djvu diupload di
http://pelangisingosari.wordpress.com
Dan
http://kangzusi.com /SH_Mintardja.htm
66