Professional Documents
Culture Documents
Kompetensi Dasar
Melaksanakan
perawatan bedah
kebidanan
Indikator
Persiapan dan perawatan :
1. Pre Operasi
2. Intra dan Post operasi
B. Deskripsi Singkat
Mata
kuliah
ini
memberikan
kemampuan
kepada
mahasiswa untuk melakukan ketrampilan dasar lanjutan dalam
praktik kebidanan dengan pendekatan manajemen kebidanan
didasari konsep-konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil
evidence based dengan pokok bahasan perawatan bedah
kebidanan.
U R A I A N M AT E R I
PERAWATAN BEDAH KEBIDANAN
A. Persiapan dan Perawatan Pasien Pre-Operasi
1. Pengertian dan hal-hal yang berkaitan dengan perawatan
pasien Pre-Operasi :
a. Persiapan dan perawatan pasien pre-operasi merupakan
suatu tindakan untuk menyiapkan pasien yang akan
dilakukan operasi pada waktu yang sudah ditentukan.
b. Persiapan dan perawatan pasien pre-operasi sangat
menentukan, sebab hal ini berhubungan dengan morbiditas
(angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pasien.
c. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan
sangat tergantung pada tahap pre-operasi ini.
2. Tujuan Persiapan dan Perawatan Pasien Pre-Operasi
Persiapan dan perawatan pasien Pre-Operasi bertujuan untuk
mempersiapkan fisik dan mental pasien, agar pasien siap untuk
dilakukan pembedahan dan dapat bekerja sama selama
persiapan pembedahan serta mencegah komplikasi/kesulitan
dan pembedahan.
3. Faktor Resiko terhadap operasi/pembedahan
Dalam mempersiapakan pasien yang akan dilakukan
operasi, petugas kesehatan termasuk bidan seharusnya
mengetahui faktor resiko apa saja yang perlu diperhatikan.
Faktor resiko tersebut, antara lain :
a. Usia
1) Pasien dengan usia yang terlalu muda (bayi dan anakanak) dan usia lanjut mempunyai resiko yang lebih besar.
2) Hal ini diakibatkan cadangan fisiologis pada usia tua
sudah sangat menurun. Sedangkan pada bayi dan anakSiskana Dewi Rosita, SST, M. Kes (Akademi Kebidanan Mitra Husada
Karanganyar)
b. Nutrisi
1) Kondisi malnutrisi dan obesitas/kegemukan lebih resiko
terhadap pemebedahan dibandingkan dengan orang
normal dengan gizi yang baik terutama pada fase
penyembuhan.
2) Nutrisi-nutrisi tersebut antara lain adalah protein, kalori,
air, vitamin C, vitamin B kompleks, vitamin A, vitamin K,
zat besi seng (diperlukan untuk sintesis protein).
3) Pada pasien yang mengalami obesitas :
a) Selama pembedahan jaringan lemak, terutama sekali
sangat rentan terhadap infeksi.
b) Selain itu, obesitas meningkatkan permasalahan
teknik dan mekanik
c) Pasien obesitas sering sulit dirawat karena tambahan
berat badan ; pasien bernafas tidak optimal saat
berbaring miring dan karenanya mudah mengalami
hipoventilasi dan komplikasi pulmonari pasca operatif.
c. Penyakit Kronis
1) Pada pasien yang menderita penyakit kardiovaskuler,
diabetes, PPOM, dan insufisiensi ginjal menjadil lebih
sukar terkait dengan pemakaian energi kalori untuk
penyembuhan primer.
2) Dan juga pada penyakit ini banyak masalah sistemik
yang mengganggu sehingga komplikasi pembedahan
maupun pasca pembedahan sangat tinggi.
d. Ketidaksempurnaan respon neuroendokrin
1) Pada pasienyang mengalami gangguan fungsi endokrin,
seperti diabetes militus yang tidak terkontrol, bahaya
utama yang mengancam hidup pasien saat dilakukan
pembedahan adalah terjadinya hipoglikemia yang
mungkin terjadi selama pembiusan akibat agen anestesi.
2) Atau juga masukan karbohidrat yang tidak adekuat pasca
operasi atau pemberian insulin.
e. Merokok
Pasien dengan riwayat merokok biasanya akan mengalami
gangguan vaskuler, terutama terjadi arterosklerosis
pembuluh darah, yang akan meningkatkan tekanan darah
sistemiknya.
f. Alkohol dan obat-obatan
1) Individu dengan riwayat alkohol kronik seringkali
menderita malnutrisi dan masalah-masalah sistemik,
seperti gangguan ginjal dan hepar yang akan
meningkatkan resiko pembedahan.
2) Pada kasus kecelakaan lalu lintas yang seringkali dialami
oleh pemabuk. Maka sebelum dilakukan operasi darurat
perlu
dilakukan
pengosongan
lambung
untuk
menghindari aspirasi dengan pemasangan NGT.
4. Persiapan Pasien yang dilakukan di Ruang Perawatan
a. Konsultasi dengan dokter obstetri dan dokter anestesi
b.
c.
d.
e.
(1)Alat cukur
(2)Gunting
(3)Handuk
(4)Bengkok
(5)Tirai pasien
(6)Lampu
(7)Kapas
(8)Larutan antiseptik
6) Personal Hygine
Pada pasien dengan kondisi fisik yang kuat dianjurkan
untuk mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi
dengan lebih seksama.
7) Pengosongan Kandung Kemih
a) Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan
melakukan pemasangan kateter.
b) Selain
untuk
pengosongan
bladder
tindakan
kateterisasi juga diperlukan untuk mengobservasi
balance cairan.
8) Latihan Pre-Operasi
a) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pasien dalam
latihan Pre-operasi adalah berbagai latihan sangat
diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini sangat
penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi
kondisi pasca operasi, seperti : nyeri daerah operasi,
batuk dan banyak lendir pada tenggorokan.
b) Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi
antara lain latihan nafas dalam, latihan batuk efektif
dan latihan gerakan sendi.
Latihan Nafas dalam dan Batuk efektif :
Tujuannya :
(1)Mencegah terjadinya komplikasi paru-paru akibat
pembedahan
(2)Membantu paru-paru berkembang dan mencegah
terjadinya akumulasi sekresi yang terjadi setelah
anestesi
Tindakan :
(1)Tidur dengan posisi semi fowler atau fowler penuh
dengan lutut fleksi, adboden releks dan dada
ekspansi penuh.
(2)Letakkan tangan diatas perut
(3)Bernafas pelan melalui hidung dengan membiarkan
dada ekspansi dengan rasakan perut mengempis
dan tangan yang ada diatasnya.
(4)Tahan nafas selama 3 detik
(5)Keluarkan nafas melalui bibir yang terbuka sedikit
secara pelan-pelan
(6)Tarik dan keluarkan nafas 3 kali, kemudian setelah
inspirasi diikuti dengan batuk yang kuat dan keras
untuk mengeluarkan sekret.
(7)Istirahat
(8)Ulang kembali dari atas
Latihan Kaki
Tujuan :
(1)Memperlancar peredaran darah
(2)Mempertahankan vena statis
Siskana Dewi Rosita, SST, M. Kes (Akademi Kebidanan Mitra Husada
Karanganyar)
3/100
- Bilirubin total
Meq/L
- Bilirubin indirek
0,2 0,9 Meq/L
0,1-0,15 Meq/L
3. Ureum darah
20-40
mg/100
Creatinin
ml
Gula darah Nuchter
0,6-1,3 /100 ml
Gula darah postprandiol
70 120
< 140
4. Urine Lengkap
- Sedimen
*Leukosit
2-3
*Eritrosit
0-1
- Protein
Negatif (-)
- Reduksi
Negatif (-)
- Bilirubins
Negatif (-)
5. Thoraks foto
Normal
6. EKG (Elektrokardiografi) untuk Normal
pasien yang berumur < 35
Siskana Dewi Rosita, SST, M. Kes (Akademi Kebidanan Mitra Husada
Karanganyar)
tahun
7. IVP (Intravenous Pyelografi) Normal
untuk tumor-tumor abdomen
yang besar atau padat
d) Tindakan
(1) Mengetahui diagnosis dan rencana operasi yang
akan dilakukan
(2) Buat surat pengajuan operasi dan kirim ke kamar
operasi
(3) Observasi tanda-tanda vital dan tingkat
kecemasan
(4) Timbang berat badan pasien
(5) Cek atau ajukan pemeriksaan spirometri dan EKG
serta pemeriksaan lab sesuai dengan program
dokter.
(6) Anjurkan pasien untuk puasa 6-8 jam sebelum
operasi
(7) Bersihkan kulit dan cukur daerah yang akan
dioperasi 2 jam sebelum operasi.
(8) Lakukan klisma dan memberikan kesempatan
kepada pasien untuk BAB
(9) Anjurkan pasien untuk memakai pakaian rumah
sakit.
(10) Pasang infus
(11) Lepaskan semua perhiasaan, lensa kontak dan
giigi palsu kemudian serahkan kepada keluarga,
jika tidak ada keluarga, buat surat serah terima
dan barang-barang berharga tersebut dipegang
oleh penanggung jawab ruangan.
(12) Sampaikan kepada pasien untuk tidak
memakai/membersihkan make up dan cat kuku
(13) Melakukan skin tes antibiotic dan menanyakan
riwayat alergi obat
(14) Memberikan obat premedikasi sesuai dengan
program
(15) Mengantar klien dan keluarga kekamar operasi
(16) Serah terima dengan perawat dikamar operasi
meliputi : DJJ, TTV, dsb
(17) Mendokumentasikan tindakan
B. Persiapan dan Perawatan Pasien Intra-Operasi
1. Persiapan operasi dilakukan terhadap pasien dimulai sejak
pasien masuk ke ruang perawatan sampai saat pasien berada
dikamar operasi sebelum tindakan bedah dilakukan, persiapan
yang dilakukan adalah :
a) Didalam kamar operasi persiapan yang harus dilakukan
terhadap pasien yaitu berupa tindakan drapping yaitu
penutupan pasien dengan menggunakan peralatan alat
tenun (disebut : duk) steril dan hanya bagian yang akan di
insisi saja yang dibiarkan terbuka dengan memberikan zat
desinfektan seperti povide iodine 10 % dan alkohol 70%.
b) Untuk persiapan dan perawatan intra operatif tidak hanya
berfokus pada masalah fisiologis yang dihadapi oleh pasien
selama operasi, namun juga harus berfokus pada masalah
psikologi yang dihadapi pasien.
Siskana Dewi Rosita, SST, M. Kes (Akademi Kebidanan Mitra Husada
Karanganyar)
10
11
g. Keamanan
6. Penatalaksanaan Pasien Post-Operasi
Dalam waktu 72 jam perlu diperhatikan :
a. Pernafasan
1) Bila pasien sampai diruangan perawatan, apakah
pernafasan pasien baik atau tidak, apakah ada
slym/lendir/riak atau tidak.
2) Jalan nafas harus bebas
3) Berikan oksigen dan beritahukan dokter segera.
b. Tekanan darah dan nadi
Bila tekanan darah yang rendah dan nadi yang cepat,
kemungkinan penyebabnya :
1) Anestesi
2) Cairan kurang cukup diberikan
3) Ada perdarahan
4) Obat-obatan yang diberikan (syok anafilaktik)
Bila ada tanda-tanda tekanan darah rendah dan nadi yang
cepat sebagai kemungkinan penyebab hal diatas, maka
beritahukan pada dokter operatornya.
c. Urine
1) Kateter harus terpasang dan disambungkan dengan urne
bag
2) Jumlah urine harus diukur, dan perhatikan urine setiap
jam
3) Jumlah urine yang normal seharusnya keluar tiap jam
adalah sekitar > 40 cc
Bila kurang dari jumlah tersebut, mungkin karena :
kateter tersumbat, cairan yang diberikan kurang, ureter
terpotong saat operasi, kegagalan ginjal
d. Temperatur/suhu
1) Temperatur harus diukur, dimana temperatur yang
normal adalah 36-37 C
2) Apabila dalam 24 jam post-operasi temparaturnya sekitar
37-38 C, nilai masih dianggap normal. Karena
kemungkinan disebabkan oleh pengaruh pemberian
cairan atau absorbsi darah yang terdapat dalam rongga
perut.
3) Namun apabila setelah 24 jam, temperatur mencapai 3738C, maka harus diperhatikan adanya infeksi.
e. Infus
1) Infus harus diperhatikan sampai pasien flatus / sesuai
intruksi dokter
2) Cairan intravena dalam 24 jam normalnya adalah dapat
diberikan 2 liter (misalnya 4 x 500 cc, yang terdiri dari 2
NaCl dan 2 Dextrose 5 %) atau sesuai intruksi dokter
f. Setelah infus dilepas dan kateter dilepas maka pasien dicoba
untuk miksi/buang air kecil sendiri ditempat tidur.
g. Mobilisasi :
1) 8 jam post operasi dianjurkan untuk menggerakkan
kakinya dan menarik nafas dalam
2) Hari ke-2, biasanya keadaan umum pasien baik, pasien
dapat dilatih duduk ditempat tidur
3) Apabila infus dan kateter telah dilepaskan (untuk ibu
yang operasi SC) dan infus telah dilepas, maka pasien
dapat dilatih untuk berdiri dan turun dari tempat tidur.
Siskana Dewi Rosita, SST, M. Kes (Akademi Kebidanan Mitra Husada
Karanganyar)
12
13
14
6.
2. Nadi cepat
3. Nyeri spontan
pada vena
4. Edema
Gangguan
1. Urin kurang
keseimbangan
2. Muntah/diare
cairan
dan 3. Tekanan darah
elektrolit
menurun
4. Kembung
5. Gas
6. Gangguan
elektrolit
7. Obstruksi usus
gerak
sedini
mungkin setelah
pasien sadar.
1. Kaji
bising
usus
2. Kaji
pengeluaran
urine
3. Ukur TTV
4. Persiapan
cairan
5. Lapor dokter
15