You are on page 1of 6

Belajar struktur pola kalimat dalam Bahasa Jepang. Subjek, predikat, objek, keterangan.

Susunan kalimat dalam Bahasa Jepang berbeda dengan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
Dalam
Bahasa
Jepang,
predikat
diletakkan
di
akhir
kalimat.
Subjek - Objek - Predikat

Watashi wa hon o yomimasu.



Saya membaca buku.
Subjek
Objek
Predikat

: Watashi. (wa adalah kata bantu)


: hon (buku)
: Yomimasu (membaca)

Partikel o adalah untuk menghubungkan objek (kt benda) dengan kt kerja (predikat)
Lala-san wa tegami o kakimasu.

Lala menulis surat.
Otoosan wa tabako o suimasu ka.

Apakah ayahmu menghisap rokok?


Hai, suimasu.

Ya, menghisap (rokok).


#Untuk membuat menjadi negatif, rubah akhiran -masu menjadi -masen.
Iie, suimasen.

Tidak, tidak menghisap (rokok)


Berikut adalah pola kalimat yang lebih lengkap, secara umum :
Subjek - (keterangan waktu) - (keterangan tempat) - Objek - (kt bantu) - Predikat
Oksan wa asa resutoran de pan o sukoshi tabemasu.
Ibu pagi hari di restoran makan sedikit roti.

Subjek
: Oksan
Ket waktu : asa (pagi)
Ket tempat : resutoran de (di restoran)
Objek
: pan (roti)
Kata bantu : sukoshi (sedikit)
Predikat
: tabemasu (makan)

Tata Bahasa Dasar


.... WA ...... DESU.
.... ......
Partikel WA (ditulis dengan ha dalam hiragana), adalah kata bantu subjek.
DESU adalah bentuk positif yang digunakan untuk membuat sebuah ucapan menjadi formal.
(huruf u biasa tidak disuarakan)
Watashi wa gakusei desu.
Saya (adalah) siswa.
Anata wa sensei desu.
Kamu (adalah) guru.
.... WA .... DEWA/JA ARIMASEN
.... ..... /
DEWA ARIMASEN (bisa juga DE ARIMASEN atau JA ARIMASEN) adalah bentuk negatif
(menyangkal) dari DESU, sama artinya dengan "bukan"
Yoshida-san wa shach dewa/ja arimasen.
Tuan Yoshida bukan direktur.
Watashi wa Yamada dewa/ja arimasen.
Saya bukan Yamada.
.... WA .... DESHITA
.... ....
.... WA .... DEWA ARIMASEN DESHITA
..... .....
DESHITA adalah bentuk lampau dari DESU, berarti "dulunya adalah, mantan, bekas"
DEWA/JA ARIMASEN DESHITA adalah bentuk lampau dari DEWA/JA ARIMASEN, berarti
"dulunya bukan, bukan mantan"

Anohito wa isha deshita.


Dia mantan (dulunya) dokter.
Kore wa gakk dewa arimasen deshita.
Ini bukan bekas sekolah.

Rangkuman
Watashi wa ten-in desu.
Saya adalah pegawai toko.
Watashi wa ten-in dewa/ja arimasen.
Saya bukan pegawai toko.
Watashi wa ten-in deshita.
Saya mantan (dulunya) pegawai toko.
Watashi wa ten-in dewa/ja arimasen deshita.
Saya bukan mantan pegawai toko.

Kalimat Tanya
Cara membuat kalimat menjadi kalimat tanya dalam Bahasa Jepang sangat mudah. Cukup dengan
menambahkan KA pada akhir kalimat.

Anata wa kaishain desu.



Kamu adalah pegawai perusahaan.
Anata wa kaishain desu ka.

Apakah kamu pegawai perusahaan?


Jawabannya :
Bila benar kita memakai kata "hai" yang berarti "ya"
Hai, s desu.

Ya, betul

Bila salah kita memakai kata "iie" yang berarti "tidak" atau "bukan"
Iie, s dewa/ja arimasen.
/
Bukan, bukan begitu.
Iie, chigaimasu.

Bukan, salah.

(Dmo) Arigat gozaimasu.


()
(Banyak) Terima kasih.
(Dmo) Arigat gozaimashita.
()
(Banyak) Terima kasih. (atas bantuan yang
telah diterima)

Atatakai omotenashi, hont ni arigat


gozaimashita.

Sungguh terima kasih atas sambutan hangat


Anda.
Iie, d itashimashite.

Kokoro kara kansha shimasu

Tidak, tidak apa-apa.


Terima kasih tulus dari hati saya.

Tonde mo arimasen.

Makoto/Hont ni arigat gozaimashita.


/
Benar2 terima kasih.
Goshinsetsu arigat gozaimashita.

Terima kasih atas keramahannya.
Osewa ni natte, dmo arigat gozaimashita.

Terima kasih telah membantu/menjaga saya.

Ah, sama sekali tidak.


Kochira koso.

Sama-sama. Seharusnya saya yang bilang


begitu (terima kasih/minta maaf)
(Dmo) sumimasen.
()
Maaf. (Sumimasen juga bisa berarti permisi)
Shitsurei shimashita.

Mohon maaf (telah tidak sopan)

Mshiwake arimasen.

Nido to kurikaeshimasen.


Mohon maaf (sangat sopan)

Saya tak akan mengulanginya lagi.

Gomen nasai.

Okoranaide kudasai.

Maaf. (diucapkan kpd orang yang akrab, anak


kecil)

Jangan marah.

Oyurushi kudasai


Tidak, tidak apa-apa.

Maafkanlah saya.

Iie, d itashimashite.

Tonde mo arimasen.

Ah, sama sekali tidak.

You might also like