You are on page 1of 27

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER- 05 /PJ/2012
TENTANG
REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 2012
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


Menimbang

Mengingat

bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan, penertiban


administrasi, pengawasan, dan untuk menguji pemenuhan
kewajiban subjektif dan objektif Pengusaha Kena Pajak, perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang
Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012;
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5069);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 162, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5268);
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20 / PMK.03 / 2008
tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan
Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
5. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP161 / PJ / 2001 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan
Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan
dan...

-2dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak


sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-160/PJ/2007;
6. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/PJ/2008
tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/ atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Perubahan
Data dan Pemindahan Wajib Pajak dan/atau Pengusaha
Kena Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-62/PJ/2010;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG
REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 2012.
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini yang dimaksud
dengan:
1.

Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak adalah suatu


program yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan,
penertiban administrasi, pengawasan, dan untuk menguji
pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif Pengusaha
Kena Pajak.

2.

Verifikasi adalah serangkaian kegiatan pengujian


pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif atau
penghitungan dan pembayaran pajak, berdasarkan
permohonan Wajib Pajak atau berdasarkan data dan
informasi perpajakan yang dimiliki atau diperoleh Direktur
Jenderal Pajak, dalam rangka menerbitkan surat ketetapan
pajak, menerbitkan/menghapus Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/ atau
mengukuhkan/ mencabut
pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak.

(1)

Pasal 2
Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak dilakukan oleh
Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak
terdaftar.

(2)

Jangka waktu pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha


Kena Pajak dimulai sejak Februari 2012 sampai dengan
31 Agustus 2012.

(3)

Registrasi Ulang Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak


dilakukan untuk seluruh Pengusaha Kena Pajak terdaftar.
Pasal 3 ...

-3Pasal 3
(1)

Dalam rangka Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak,


Direktur Jenderal Pajak karena jabatan dapat melakukan
pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

(2)

Pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan Verifikasi.

(3)

Pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak


berdasarkan Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan terhadap Pengusaha Kena Pajak yang
memenuhi kriteria tertentu.

(4)

Verifikasi yang dilakukan terhadap Pengusaha Kena Pajak


yang memenuhi kriteria tertentu sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan untuk mengetahui apakah Wajib
Pajak benar-benar tidak memenuhi persyaratan subjektif
dan objektif untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak.
Pasal 4

(1)

Persyaratan subjektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


ayat (4) dipenuhi apabila Pengusaha Kena Pajak merupakan
Pengusaha.

(2)

Pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan
barang, mengimpor barang, mengekspor barang,
melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang
tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha
jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa
dari luar Daerah Pabean.

(3)

Persyaratan objektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


ayat (4) dipenuhi apabila Pengusaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam
Daerah Pabean dan/atau melakukan ekspor Barang Kena
Pajak berwujud, ekspor Jasa Kena Pajak, dan/ atau ekspor
Barang Kena Pajak tidak berwujud.
Pasal 5

(1) Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi kriteria tertentu


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), yaitu:
a. Pengusaha Kena Pajak yang telah dipusatkan tempat
terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain;
b. Pengusaha

-4b. Pengusaha Kena Pajak yang pindah alamat ke wilayah


kerja kantor Direktorat Jenderal Pajak lainnya; atau
c. Pengusaha Kena Pajak yang sudah tidak lagi rn
- emenuhi
persyaratan subjektif dan objektif sebagai Pengusaha
Kena Pajak.
(2) Pengusaha Kena Pajak yang tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan objektif sebagai Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, yaitu:
a. Pengusaha Kena Pajak dengan status tidak aktif (Non
Efektif);
b. Pengusaha Kena Pajak yang tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN untuk Masa Pajak Januari
sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;
c. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan
Pajak Masukannya nihil untuk Masa Pajak Januari
sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;
d. Pengusaha Kena Pajak, yang pada Masa Pajak Januari
sampai dengan Desember 2011 sebelum berlakunya
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang pada bagian
periode tersebut tidak menyampaikan
Surat
Pemberitahuan Masa PPN atau menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan
Pajak Masukannya nihil;
e. Pengusaha Kena Pajak yang tidak ditemukan pada
waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional; atau
f. Pengusaha Kena Pajak yang tidak diyakini keberadaan
dan/ atau kegiatan usahanya.
(3 ) Pengusaha Kena Pajak yang tidak diyakini keberadaan
dan/ atau kegiatan usahanya sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf f, yaitu:
a. Pengusaha Kena Pajak yang tidak dilakukan kunjungan

(visit) dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir


sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak
ini;
b. Pengusaha Kena Pajak yang tidak dilakukan
pemeriksaan PPN dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
terakhir sebelum berlakunya Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini; atau
c. tidak ..4,

-5c. Pengusaha Kena Pajak yang tidak dilakukan konfirmasi


lapangan sebelum berlakunya Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER62/ PJ/2010 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/ PJ / 2008
tentang Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/ atau PengukuhanPengusaha Kena Pajak,
Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak dan/ atau
Pengusaha Kena Pajak dan perubahannya.
(4) Dikecualikan dari Pengusaha Kena Pajak yang tidak
diyakini keberadaan dan/atau kegiatan usahanya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f adalah
Pengusaha Kena Pajak yang ditemukan keberadaannya dan
diyakini kegiatan usahanya pada waktu pelaksanaan
Sensus Pajak Nasional.

(1)

Pasal 6
Pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun
2012 diatur dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal
Pajak ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(2)

Hasil pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak


Tahun 2012 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam laporan hasil Verifikasi sebagaimana
diatur dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak
ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(3)

Apabila berdasarkan laporan hasil Verifikasi diketahui


bahwa Pengusaha Kena Pajak termasuk dalam kriteria
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
maka kepada Pengusaha Kena Pajak tersebut diterbitkan
Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena
Paj ak.

(4)

Laporan hasil Verifikasi, kertas kerja, dan dokumen


pendukung Verifikasi disatukan dan disimpan dalam
berkas induk Wajib Pajak.

Pasal 7
(1) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak agar:
a. memantau pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha
Kena Pajak Tahun 2012 dan memastikan bahwa hasil

Verifikasi memenuhi tujuan yang diharapkan.


b. memantau

-6b. memantau tindak lanjut atas kesimpulan yang tertuang


dalam laporan hasil Verifikasi.
c. membuat laporan rekapitulasi hasil Registrasi Ulang
Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 kepada Direktur
Jenderal Pajak u.p. Direktur Peraturan Perpajakan I
setiap bulan dan menyampaikannya paling lambat
tanggal 20 bulan berikutnya.
(2) Laporan rekapitulasi hasil Registrasi Ulang Pengusaha Kena
Pajak Tahun 2012 dibuat dalam format sebagaimana diatur
dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini,
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
Pasal 8
(1)

Dalam hal kemudian diperoleh data dan/atau informasi


bahwa Wajib Pajak yang telah dicabut Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak-nya ternyata memenuhi persyaratan
subjektif dan objektif, maka Surat Pencabutan Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (3) dibatalkan.

(2)

Untuk membatalkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan


Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus dilakukan Verifikasi kembali.

(3)

Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


dituangkan dalam laporan hasil Verifikasi.

(4)

Berdasarkan laporan hasil Verifikasi dibuat berita acara


Verifikasi sebagaimana diatur dalam Lampiran IV Peraturan
Direktur Jenderal Pajak ini, yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak
ini.

(5)

Berita acara Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak unit vertikal di atas Kantor Pelayanan yang
bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan.

(6)

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak


mengirimkan berita acara Verifikasi yang telah disetujui
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) kepada Direktur
Teknologi Informasi Perpajakan untuk ditindaklanjuti.

(7) Direktur

-7-

(7)

(8)

Direktur Teknologi Informasi

Perpajakan
setelah
menindaklanjuti berita acara Verifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) mengirimkan pemberitahuan atas
tindak lanjut berita acara Verifikasi kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak dengan ditembuskan kepada Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak.
Kepala
Kantor
Pelayanan
Pajak
mengirimkan
pemberitahuan mengenai status pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak kepada Wajib Pajak.
Pasal 9

Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada


tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Februari 2012
EKTUR JENDERAL PAJAK,

41 I Iik
01
JENDERAL

ea.Cr;()(
D RAHMANY d
5411111981121001

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR PER - 05 /PJ/ 2012
TENTANG
REGISTRASI ULANG PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 20 12

LAMPIRAN I
Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : PER-05/PJ/2012
Tanggal : 3 Februari 2012

PELAKSANAAN REGISTRASI ULANG


PENGUSAHA KENA PAJAK TAHUN 2012

I. Tujuan:

A. Menguji persyaratan subjektif dan objektif Pengusaha Kena Pajak


(PKP).
B. Mendapatkan PKP terdaftar yang keberadaan dan/atau kegiatan
usahanya telah diyakini kebenarannya.
C. Mencabut pengukuhan PKP yang sudah tidak memenuhi syarat
subjektif dan objektif.
D. Perbaikan data (profil, KLU, dll.).
E. Lain-lain (usulan pemeriksaan, konseling, suspect
II. Sasaran:

Seluruh Pengusaha Kena Pajak terdaftar.


III. Jangka Waktu:

Jangka waktu pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak


dimulai sejak Februari 2012 sampai dengan 31 Agustus 2012.
IV. Petugas Verifikasi:

A. Account Representative,
B. Pelaksana,
C. Fungsional Pemeriksa, dan/atau
D. Fungsional Penilai PBB,
yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
V. Tahapan Verifikasi:

Verifikasi status pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dibagi menjadi 3


(tiga) tahapan, yaitu:
A. Tahap Persiapan;
B. Tahap Pelaksanaan; dan
C. Tahap Pelaporan.
A. Tahap Persiapan
1. Kegiatan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak

Tahun 2012
diumumkan kepada Pengusaha Kena Pajak, melalui:
a. pengumuman di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) pada masingmasing Kantor Pelayanan Pajak;
b. koran/ surat kabar lokal oleh Kepala Kantor Wilayah;
c. koran/ surat kabar nasional oleh Direktur Penyuluhan Pelayanan dan
Hubungan Masyarakat (P2 HUMAS); dan/atau
d. Website/Portal DJP oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan.
2. Kepala Kantor menerbitkan surat tugas penunjukan petugas Verifikasi.
Format surat tugas penunjukan petugas Verifikasi dibuat sebagaimana
contoh terlampir.
3. Setelah

-23. Setelah menerima surat tugas, petugas Verifikasi mengumpulkan data


dan informasi mengenai Pengusaha Kena Pajak baik yang bersumber
dari internal Kantor Pelayanan Pajak maupun dari eksternal Kantor
Pelayanan Pajak.
B. Tahap Pelaksanaan

1. Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan pada tahap


persiapan, selanjutnya petugas Verifikasi melakukan identifikasi apakah
Pengusaha Kena Pajak memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Pengusaha Kena Pajak yang telah dipusatkan tempat terutangnya
Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain (Pemusatan tempat terutang
PPN);
b. Pengusaha Kena Pajak yang pindah alamat ke wilayah kerja kantor
Direktorat Jenderal Pajak lain;
c. Pengusaha Kena Pajak dengan status tidak aktif (Non Efektif);
d. Pengusaha Kena Pajak yang tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN untuk Masa Pajak Januari sampai dengan
Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal
Pajak ini;
e. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan
Masa PPN yang Pajak Keluaran dan Pajak Masukannya nihil untuk
Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum
berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;
f. Pengusaha Kena Pajak, yang pada Masa Pajak Januari sampai
dengan Desember 2011,sebelum berlakunya Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini, yang pada bagian periode tersebut tidak
menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN atau menyampaikan
Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan Pajak
Masukannya nihil; dan/atau
g Pengusaha Kena Pajak yang tidak ditemukan pada waktu
pelaksanaan Sensus Pajak Nasional.
2. Pengusaha Kena Pajak dengan kriteria tersebut di atas, prosedur
Verifikasi yang dilakukan bersifat administratif (Verifikasi administratif),
yaitu:
a. Pengusaha Kena Pajak yang telah dipusatkan tempat terutangnya
Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain:
1) Pastikan untuk mendapatkan dokumen berupa Surat Keputusan
Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat
Pajak Pertambahan Nilai Terutang.
2) Dalam hal dokumen berupa surat Keputusan Direktur Jenderal
Pajak tentang Persetujuan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan
Nilai Terutangtidak ada/ tidak ditemukan atau bukan dokumen
asli (hanya berupa fotokopi) maka harus dilakukan prosedur
konfirmasi ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil
DJP) yang menerbitkan Surat Keputusan tersebut melalui
faksimili atau e-mail.
Format formulir permintaan konfirmasi data pemusatan tempat
terutangnya PPN dibuat sebagaimana contoh terlampir.
3) Kanwil

-33) Kanwil DJP yang menerima permintaan konfirmasi harus


menjawab konfirmasi tersebut dalam jangka waktu 1 (satu) hari
kerja melalui faksimili atau e-mail.
4) Dalam hal pemusatan tempat terutang PPN adalah di KPP Madya,
KPP Wajib Pajak Besar, dan KPP dalam lingkungan Kanwil DJP
Khusus pastikan PKP tersebut termasuk dalam daftar Wajib Pajak
yang terdaftar dalam KPP-KPP tersebut.
b. Pengusaha Kena Pajak yang pindah alamat ke wilayah kerja kantor
Direktorat Jenderal Pajak lainnya:
1) Pastikan untuk mendapatkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
dan/atau Surat Pengukuhan PKP dari KPP baru dan Surat
Pencabutan SKT dan/ atau Surat Pencabutan Surat Pengukuhan
PKP dari arsip KPP lama.
2) Dalam hal SKT dan/atau Surat Pengukuhan PKP dari KPP baru
tidak ada/tidak ditemukan maka lakukan konfirmasi ke KPP baru
melalui faksimili atau e-mail.
Format formulir konfirmasi data PKP pindah alamat dibuat
sebagaimana contoh terlampir.
3) KPP yang menerima permintaan konfirmasi harus menjawab
konfirmasi tersebut dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja melalui
faksimili atau e-mail.
c. Pengusaha Kena Pajak dengan status tidak aktif (Non Efektif):
1) Pastikan dalam sistem informasi, Pengusaha Kena Pajak yang
bersangkutan berstatus Non Efektif (NE); atau
2) Dapatkan Berita Acara Perubahan Status Wajib Pajak dan/atau
Surat Pemberitahuan Status Wajib Pajak dari arsip KPP.
d. Pengusaha Kena Pajak yang tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN dan/ atau menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Keluaran dan Pajak
Masukannya nihil untuk Masa Pajak Januari sampai dengan
Desember 2011 sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal
Pajak ini:
1) Lakukan pengecekan data dan informasi penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa yang bersangkutan pada SIDJP/SIPMOD.
2) Lakukan pengecekan data dan informasi Surat Pemberitahuan
Masa pada berkas Wajib Pajak yang bersangkutan.
e. Pengusaha Kena Pajak yang tidak ditemukan pada waktu
pelaksanaan Sensus Pajak Nasional:
Lakukan pengecekan data hasil Sensus Pajak Nasional.
3. Untuk Pengusaha Kena Pajak yang tidak masuk dalam kriteria
sebagaimana dimaksud pada angka 2, perlu dilakukan Verifikasi
lanjutan untuk meyakini keberadaan dan/ atau kegiatan usaha
Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan, dengan prosedur sebagai
berikut:
a. Pastikan bahwa atas Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan telah
dilakukan kunjungan (visit) dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
terakhir sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
Untuk itu perlu didapatkan Surat Tugas dan/atau Laporan Hasil
Kunjungan dari arsip KPP.
b. Pastikan

-4b. Pastikan bahwa atas Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan telah
dilakukan pemeriksaan PPN dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
terakhir sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
Untuk itu perlu didapatkan Surat Perintah Pemeriksaan PPN atau
semua jenis pajak dan/atau Laporan Hasil Pemeriksaan PPN atau
semua jenis pajak dalam 6 (enam) bulan terakhir atas Pengusaha
Kena Pajak tersebut.
c. Pastikan bahwa terdapat Berita Acara Konfirmasi Lapangan terhadap
Pengusaha Kena Pajak tersebut sesuai dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-62 / PJ / 2010.
4. Dalam hal Verifikasi lanjutan sebagaimana dimaksud dalam angka 3
menghasilkan informasi bahwa Pengusaha Kena Pajak yang
bersangkutan tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas maka
atas Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan perlu diyakini lebih
lanjut apakah telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif dengan
melakukan Verifikasi lapangan.
5. Verifikasi Lapangan
a. Verifikasi lapangan dilakukan untuk meyakinkan keberadaan dan
kegiatan usaha Pengusaha Kena Pajak.
b. Tata cara dan prosedur Verifikasi lapangan adalah sebagai berikut:
1) Petugas Verifikasi membuat surat tugas Verifikasi lapangan untuk
ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
Format surat tugas Verifikasi lapangan dibuat sebagaimana
contoh terlampir.
2) Petugas Verifikasi melakukan kunjungan ke alamat dan/atau
tempat usaha Pengusaha Kena Pajak sesuai dengan data dan
informasi yang telah dimiliki.
3) Hal-hal yang perlu dilakukan petugas Verifikasi pada saat
Verifikasi lapangan adalah:
a) Melakukan pengamatan atas keberadaan dan kegiatan usaha
yang dilakukan Pengusaha Kena Pajak.
Dalam melakukan pengamatan, petugas Verifikasi dapat
melakukannya secara fisik maupun menggunakan alat-alat
bantu seperti kamera atau alat-alat lain.
Dalam pengamatan ini, petugas Verifikasi minimal harus
mendapatkan foto/gambar lokasi dan kegiatan Pengusaha
Kena Pajak yang bersangkutan.
b) Melakukan wawancara untuk mengumpulkan informasi yang
terkait dengan keberadaan dan kegiatan usaha.
Dalam melakukan wawancara, petugas Verifikasi dapat
melakukannya secara fisik maupun menggunakan alat bantu
seperti alat perekam atas izin dari pihak yang diwawancarai.
c) Mengumpulkan dokumen yang diperlukan dalam rangka
membuktikan keberadaan dan kegiatan usaha Pengusaha Kena
Pajak, seperti surat izin tempat usaha, akta pendirian, Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP), peta lokasi kegiatan usaha,
surat keterangan domisili, dan lain-lain.
6. Setiap

-56. Setiap kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan Verifikasi


administratif dan Verifikasi lapangan agar dituangkan dalam kertas
kerja Verifikasi.
Format kertas kerja Verifikasi sebagaimana contoh terlampir.
C. Tahap Pelaporan

1. Hasil Verifikasi dituangkan petugas Verifikasi ke dalam laporan hasil


Verifikasi.
Format laporan hasil Verifikasi diatur dalam Lampiran II Peraturan
Direktur Jenderal Pajak ini.
2. Laporan hasil Verifikasi digunakan untuk melaporkan hasil Verifikasi
dan membuat kesimpulan dan/atau usulan tindak lanjut yang harus
dilakukan.
3. Kesimpulan dan/atau usulan tindak lanjut yang harus dilakukan antara
lain:
a. usulan untuk mencabut status Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
b. usulan untuk melakukan perubahan data Pengusaha Kena Pajak
(misalnya update alamat, update Klasifikasi Lapangan Usaha
(KLU)/kegiatan usaha, update profil, dan sebagainya); atau
c. usulan tindak lanjut lainnya (misalnya pemeriksaan, konseling,
suspect list dan sebagainya).
VI. Tahapan Tindak Lanjut

1. Kesimpulan dan / atau usulan tindak lanjut tersebut harus


ditindaklanjuti oleh KPP sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang perpajakan.
2. Atas usulan tindak lanjut untuk mencabut status pengukuhan PKP,
Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Pencabutan Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan Surat Pencabutan Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak kepada Wajib Pajak yang
bersangkutan.
4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan laporan rekapitulasi
Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak untuk disampaikan kepada
Kepala Kantor Wilayah DJP.
5. Kepala Kantor Wilayah DJP memantau pelaksanaan dan tindak lanjut
Verifikasi serta membuat laporan rekapitulasi hasil Registrasi Ulang
Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012 untuk disampaikan kepada Direktur
Jenderal Pajak u.p Direktur Peraturan Perpajakan I.
Format laporan rekapitulasi hasil Registrasi Ulang Pengusaha Kena
Pajak Tahun 2012 diatur dalam Lampiran III Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini.
6. Daftar Pengusaha Kena Pajak yang dicabut pengukuhannya agar
diumumkan setiap bulannya pada media-media sebagai berikut:
a. pengumuman di TPT pada masing-masing Kantor Pelayanan Pajak;
b. koran/ surat kabar lokal oleh Kepala Kantor Wilayah;
c. koran

-6c. koran/ surat kabar nasional oleh Direktur P2 HUMAS;


d. Website I Portal DJP oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan.
7. Dalam hal terhadap Wajib Pajak yang telah diterbitkan Surat
Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak-nya dapat
dibuktikan bahwa Wajib Pajak tersebut memenuhi persyaratan subjektif
dan objektif sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka Surat Pencabutan
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dapat dibatalkan.
Dalam rangka pembatalan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, hal-hal yang perlu dilakukan sebagai berikut:
a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menunjuk petugas Verifikasi untuk
melakukan Verifikasi terhadap Wajib Pajak.
b. Petugas Verifikasi melakukan Verifikasi Pengusaha Kena Pajak dan
membuat laporan hasil Verifikasi.
c. Berdasarkan laporan hasil Verifikasi tersebut, petugas Verifikasi
membuat berita acara Verifikasi.
Format berita acara Verifikasi diatur dalam Lampiran IV.
d. Berita acara Verifikasi disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah
DJP unit vertikal Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan untuk
mendapat persetujuan.
e. Kepala Kantor Wilayah DJP mengirimkan berita acara Verifikasi yang
telah disetujui kepada Direktur Teknologi Informasi Perpajakan
untuk ditindaklanjuti.
f. Setelah menindaklanjuti berita acara Verifikasi,Direktur Teknologi
Informasi Perpajakan mengirimkan pemberitahuan atas tindak lanjut
berita acara Verifikasi kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak dengan
ditembuskan kepada Kepala Kantor Wilayah DJP.
g Kepala Kantor Pelayanan Pajak mengirimkan pemberitahuan
mengenai status pengukuhan Pengusaha Kena Pajak kepada Wajib
Pajak.

-7-

CONTOH FORMAT SURAT TUGAS PENUNJUKAN PETUGAS VERIFIKASI

111 4

k LI
c., ;.:;.! 4.-..

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH
KANTOR PELAYANAN PAJAK
SURAT TUGAS VERIFIKASI
NOMOR:

Dalam rangka pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak sebagaimana


diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 05/PJ/2012, dengan ini
ditugaskan kepada:
Nama
NIP
Pangkat/Gol.
Jabatan

.
.

Untuk melaksanakan Verifikasi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, sebagai berikut:

No.
1.
2.
3.
dst.

Nama PKP
PT ...
CV ...

NPWP
02....
01....
06....

Alamat
Jalan...
Jalan...
Jalan...

, tanggal
Kepala Kantor

NIP

Petunjuk pengisiansurat tugas penunjukan petugas Verifikasi:


Kolom identitas petugas : diisi dengan nama dan identitas petugas
Verifikasi baik Account Representative maupun
pelaksana/fungsional yang ditunjuk.
Kolom idcntitas PKP
cukup jelas.

-8-

CONTOH FORMAT FORMULIR PERMINTAAN KONFIRMASI DATA


PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH
KANTOR PELAYANAN PAJAK
FORMULIR PERMINTAAN KONFIRMASI DATA PEMUSATAN TEMPAT TERUTANG
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Dalam rangka pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak sebagaimana diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 05/PJ/2012, dengan ini dimohon bantuan Saudara
untuk memberikan konfirmasi Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Persetujuan
Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang atas Pengusaha Kena Pajak sebagai
berikut:
Nama
NPWP
, tanggal
Menyetujui,
Kepala Seksi

Petugas Verifikasi,

NIP

NIP

..

JAWABAN KONFIRMASI
Bahwa Pengusaha Kena Pajak tersebut:
Tidak Dipusatkan
Dipusatkan pada Pengusaha Kena Pajak, dengan identitas:
Nama
NPWP
Alamat
Melalui Surat Keputusan Nomor
tanggal
, tanggal
Menyetujui,
Kepala Bidang P2 HUMAS
Kanwil DJP .

Petugas Yang Memberikan Konfirmasi,

NIP

NIP

Petunjuk pengisian formulir permintaan konfirmasi data pemusatan tempat


terutangnya PPN
Kolom permintaan konfirmasi
- Kolom Kepala Seksi
: Diisi dengan identitas Kepala Seksi
atasan langsung petugas Verifikasi
Kolom jawaban konfirmasi
: cukup jelas

-9-

CONTOH FORMAT FORMULIR KONFIRMASI DATA PKP PINDAH ALAMAT


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 1NDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH
KANTOR PELAYANAN PAJAK

FORMULIR KONFIRMASI DATA PKP PINDAH ALAMAT


Dalam rangka pelaksanaan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak sebagaimana
diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 05/PJ/2012, dengan ini
dimohon bantuan Saudara untuk memberikan konfirmasi data apakah Pengusaha Kena
Pajak berikut telah pindah alamat ke kantor Saudara:
Nama
NPWP
, tanggal
Menyetujui,
Kepala Seksi
Petugas Verifikasi,

NIP

NIP
JAWABAN KONFIRMASI

Bahwa Pengusaha Kena Pajak tersebut telah terdaftar di KPP


sejak tanggal
dengan keterangan sebagai berikut:
Nama
NPWP
Alamat
, tanggal
Menyetujui,
Kepala Seksi Pelayanan

Petugas Yang Memberikan Konfirmasi,

NIP

NIP

Petunjuk pengisian formulir konfirmasi data PKP pindah alamat


Kolom permintaan konfirmasi
Kolom Kepala Seksi
Diisi dengan identitas Kepala Seksi atasan
langsung petugas Verifikasi
Kolom jawaban konfirmasi
Cukup jelas

- 10CONTOH FORMAT KERTAS KERJA VERIFIKASI


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH
KANTOR PELAYANAN PAJAK

KERTAS KERJA
NAMA WAJIB PAJAK
NPWP
ALAMAT

, tanggal
Petugas Verifikasi,

NIP

Petunjuk pengisiankertas kerja Verifikasi


Kertas Kerja dapat dibuat untuk semua hal yang terkait dengan kegiatan
Verifikasi Administratif maupun Lapangan.
Kolom judul

judul kertas kerja disesuaikan dengan


topik yang diteliti, misalnya "Kertas
Kerja Verifikasi Penyampaian SPT PPN"

Kolom Badan Kertas Kerja

diisi sesuai dengan data dan informasi


yang diperoleh dan atau diteliti, bisa
dalam bentuk uraian, tabel, gambar,
dan sebagainya.

Kolom tempat & tanggal

Kolom identitas Petugas Verifikasi

. diisi tempat dan tanggal dibuatnya


Kertas Kerja

. cukup jelas.

FORMAT SURAT TUGAS VERIFIKASI LAPANGAN


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH
KANTOR PELAYANAN PAJAK
SURAT TUGAS VERIFIKASI LAPANGAN
NOMOR:

Dengan ini ditugaskan kepada:


Nama
NIP
Pangkat/Gol.
Jabatan
untuk melaksanakan Verifikasi lapangan dalam rangka menguji pemenuhan persyaratan
subjektif dan objektif Pengusaha Kena Pajak:
Nama
NPWP
Alamat
, tanggal
a.n. Kepala Kantor,
Kepala Seksi

NIP

Petunjuk pengisian surat tugas Verifikasi lapangan


Kolom identitas Petugas Verifikasi
cukup jelas. Apabila Petugas Verifikasi
Lapangan lebih dari 1 (satu) dapat
ditambahkan
Kolom identitas PKP
cukup jelas
Kolom Kepala Seksi
diisi dengan identitas Kepala Seksi
atasan langsung Petugas Verifikasi
:

LAMPIRAN II
Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : PER-05/PJ/2012
Tanggal : 3 Februari 2012

FORMAT LAPORAN HASIL VERIFIKASI

LAPORAN HASIL VERIFIKASI


NOMOR LHV-

Surat Tugas Verifikasi: Nomor

(1)

(2)

Tanggal

(3)

I. Identitas Pengusaha Kena Pajak


1. Narna PKP

(4)

2. NPWP

(5)

3. Tanggal Pengukuhan PKP

(6)

4. Bidang Usaha/KLU

(7)

5. Alamat

(8)

6. Status PKP

I Pusat I

I Cabang

(9)

II. Identifikasi Kriteria

(10)
Pengusaha Kena Pajak tersebut termasuk:

a.

PKP yang telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain

b.

PKP yang pindah alamat ke wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Pajak lainnya

c.

PKP dengan status tidak aktif/Non Efektif

cl.

PKP yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN untuk Masa Pajak
Januari sampai dengan Desember 2011

I PKP yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Masukan dan

Pajak Keluarannya nihil untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011
PKF' yang pada Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2011 sebelum
berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang pada bagian periode tersebut
tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa PPN atau menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa PPN yang Pajak Masukan dan Pajak Keluarannya nihil
PKP yang tidak ditemukan pada waktu pelaksanaan Sensus Pajak Nasional

Catatan:
1.
Apabila salah satu kriteria dalam huruf a, b, c, d, e, f, atau g terpenuhi, maka lanjutkan
pengisian ke bagian V Kesimpulan.
2.
Apabila seluruh kriteria di atas tidak terpenuhi, maka lanjutkan pengisian ke bagian III
Verifikasi Lanjutan.
III. Verifikasi Lanjutan

(11)

a.

PKP telah dilakukan kunjungan (visit) dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir

b.

PKP telah dilakukan pemeriksaan PPN dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terakhir

c.

PKP telah dilakukan Konfirmasi Lapangan sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-62/PJ/ 2010

d.

PKP ditemukan keberadaannya dan diyakini kegiatan usahanya pada waktu


pelaksanaan Sensus Pajak Nasional

Catatan:
1.
Apabila seluruh kriteria tersebut di atas tidak terpenuhi maka perlu dilakukan verifikasi
lapangan dan lanjutkan pengisian ke bagian IV Verifikasi Lapangan.
2.
Apabila salah satu kriteria di atas terpenuhi, maka tidak perlu dilakukan verifikasi
lapangan dan lanjutkan pengisian ke bagian V Kesimpulan.

-9.

-2IV. Verifikasi Lapangan

(12)

Sesuai dengan Surat Tugas Verifikasi Lapangan Nomor Tanggal

telah dilaksanakan

verifikasi lapangan dengan hasil sebagai berikut:


A. Keberadaan Pengusaha Kena Pajak (Syarat Subjektif)
Kondisi PKP pada saat Verifikasi Lapangan

1. Pengusaha

1 Badan
sesuai
I Tidak
dengan data KPP

(14)

Dalam hal alamat tidak sesuai dengan data KPP, maka alamat yang seharusnya
adalah

(15)

Orang Pribadi

2. Alamat

Sesuai dengan data

KPP

5. Kegiatan Usaha/KLU :

Sesuai dengan
data KPP

Tidak sesuai
dengan data KPP

(13)

(16)

Dalam hal kegiatan usaha tidak sesuai dengan data KPP, maka kegiatan usaha
yang ditemukan pada saat verifikasi lapangan diuraikan pada kolom B angka 2.
6. Status PKP
7. Penanggung Jawab
Nama

I Pusat

I Cabang

(17)
(18)

Jabatan
Alamat dan Telepon
NPWP

B. Kegiatan Pengusaha Kena Pajak (Syarat Objektif)


1. Daftar harta di lokasi usaha pada saat verifikasi la n_ an:
No.

Jenis Harta

(19)

2. Gambaran Kegiatan Usaha PKP

(20)

3. Foto/Gambar Tempat/Lokasi Kegiatan Usaha PKP

(21)

Status Kepemilikan

Keterangan

-3V. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil verifikasi diatas, PKP tersebut:
a.

pindah alamat/pemusatan

b.

telah memenuhi persyaratan:


subjektif
Keterangan :
objektif

(22)

2. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini diusulkan:

(23)

diterbitkan Surat Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak


status PKP tetap
dibuatkan Berita Acara Verifikasi dalam rangka pembatalan Surat Pencabutan
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
3, Dalam hal PKP diusulkan tetap dikukuhkan:

(24)

data tidak perlu di-update


data perlu di-update yaitu:
alam at
KLU/kegiatan usaha
Keterangan:
Perbaikan profil
Lain-lain
4. Usulan tidak lanjut lainnya:

(25)

pemeriksaan
konseling
Keterangan:
suspect list
Lain-lain

, Tanggal

Menyetujui,
Kepala Seksi

Petugas Verifikasi,

NIP

NIP

Catatan:
Dokumen dan Kertas Kerja terkait agar dilampirkan dalam Laporan Hasil Verifikasi.

(26)

-4PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN HASIL VERIFIKASI


Kolom (1)

dinomori sesuai dengan Kode Penunjuk di Kantor Pelayanan Pajak.


contoh: LHV-99/WRhoc/KP.0104/2012

Kolom (2)

diisi dengan nomor Surat Tugas Verifikasi

Kolom (3)

diisi dengan tanggal Surat Tugas Verifikasi

Kolom (4)

diisi dengan nama Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi

Kolom (5)

diisi dengan NPWP Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi

Kolom (6)
Kolom (7)

diisi dengan tanggal pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi

Kolom (8)
Kolom (9)

diisi dengan alamat lengkap Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi


diisi dengan status Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi

Kolom (10)

diisi dengan kondisi Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi

Kolom (11)

diisi dengan langkah-langkah yang telah dilaksanakan KPP terhadap Pengusaha


Kena Pajak yang diverifikasi

Kolom (12)

diisi dengan nomor dan tanggal Surat Tugas Verifikasi Lapangan

Kolom (13)

diisi dengan jenis Wajib Pajak pada saat Verifikasi Lapangan

Kolom (14)

diisi dengan kesesuaian alamat PKP pada saat Verifikasi Lapangan

Kolom (15)

diisi dalam hal alamat baru PKP diketahui keberadaannya pada saat Verifikasi
Lapangan

Kolom (16)
Kolom (17)

diisi dengan kesesuaian KLU PKP pada saat Verifikasi Lapangan


diisi dengan status PKP pada saat Verifikasi Lapangan

Kolom (18)

diisi dengan data penanggung jawab PKP pada saat Verifikasi Lapangan

Kolom (19)

diisi dengan daftar harta yang ada di lokasi usaha pada saat verifikasi lapangan.

diisi dengan bidang usaha/KLU Pengusaha Kena Pajak yang diverifikasi

Kolom status kepemilikan diisi dalam hal harta di lokasi usaha bersifat tidak
bergerak (misalnya milik sendiri atau sewa).
Kolom (20)

contoh harta tidak bergerak: ruang kantor, gudang, pabrik, ruko, dll
cukup jelas

Kolom (21)

cukup jelas

Kolom (22)

diisi apakah PKP memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif


berdasarkan verifikasi

Kolom (23)

diisi apakah status PKP tetap dikukuhkan atau dicabut.


Usulan untuk dibuatkan Berita Acara Verifikasi dalam rangka pembatalan Surat
Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak diisi apabila berdasarkan
hasil Verifikasi dapat dibuktikan bahwa PKP yang bersangkutan telah
memenuhi persyaratan subjektif dan objektif.

Kolom (24)

diisi dengan usulan tindak lanjut untuk meng-update data PKP


Kolom keterangan diisi dengan data atau informasi yang perlu di-update

Kolom (25)
Kolom (26)

diisi dengan usulan tindak lanjut lain selain kolom 24 dan kolom 25
cukup je las

LAMPIRAN III
Peraturan Dircktur Jenderal Pajak
Nomor
: PER-05/PJ/2012
Tanggal : 3 Februari

2012

FORMAT LAPORAN REKAPITULASI HASIL REGISTRASI ULANG PKP


TAHUN 2012
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH

LAPORAN REKAPITULASI HASIL REGISTRASI ULANG PKP TAHUN 2012


BULAN
I. PKP yang Dicabut

Nomor dan tanggal Surat Keputusan


No.

Nama PKP

NPWP

Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha

Keterangan

Kena Pajak
KPP ....
1
2
3
dst.

KPP ....
1
2
3
dst.

II. Rekapitulasi Jumlah PKP yang di Registrasi Ulang


Keterangan

Jumlah

A. Jumlah PKP terdaftar sampai dengan bulan ...

(a)

- Jumlah PKP yang terdaftar sampai dengan bulan lalu

(b)

- Jumlah PKP yang terdaftar pada bulan ...

(c)

B. Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang sampai dengan bulan ...

= (b)+(c)
-

(d) = (e)+(f)

- Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang sampai dengan bulan lalu
- Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang pada bulan ...

(e)
(f)
(g) = (h)+(i)

1. Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan sampai dengan bulan ...


- Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan sampai dengan bulan lalu

(h)

- Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan pada bulan ...

2. Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya sampai dengan bulan ...


- Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya sampai dengan bulan lalu
- Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya pada bulan ...

C. Jumlah PKP yang belum di Registrasi Ulang sampai dengan bulan ...

(i)
(j) =

(k)+(I)

(k)
(I)
(m) = (a) (d)
-

, tanggal
Kepala Kantor Wilayah DJP ...

NIP .

-2-

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH
KANTOR PELAYANAN PAJAK
LAPORAN REKAPITULASI HASIL REGISTRASI ULANG PKP TAHUN 2012
BULAN
.....

I. PKP yang Dicabut


Nomor dan tanggal Surat Keputusan
No.

Nama PKP

NPWP

Pencabutan Surat Pengukuhan Pengusaha

Keterangan

Kena Pajak
1
2
3
dst.

II. Rekapitulasi Jumlah PKP yang di Registrasi Ulang


Keterangan

Jumlah

A. Jumlah PKP terdaftar sampai dengan bulan


- Jumlah PKP yang terdaftar sampai dengan bulan lalu
- Jumlah PKP yang terdaftar pada bulan

(a) = (b)+(c)

...

(b)
(c)

...

B. Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang sampai dengan bulan


- Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang sampai dengan bulan lalu

(d) = (e)+(f)

...

- Jumlah PKP yang telah di Registrasi Ulang pada bulan


1. Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan sampai dengan bulan

(e)
(f)

...

(g) = (h)+(i)

...

- Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan sampai dengan bulan lalu


- Jumlah PKP yang tetap dikukuhkan pada bulan

(h)
(i)

...

2. Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya sampai dengan bulan

...

- Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya sampai dengan bulan lalu


- Jumlah PKP yang dicabut pengukuhannya pada bulan
...

C. Jumlah PKP yang belum di Registrasi Ulang sampai dengan bulan

...

(j)= (k)(1)
(k)
(I)

(m)

(a)-(d)

, tanggal
Kepala KPP

NIP

...

LAMPIRAN IV
Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : PER-05/PJ/2012
Tanggal : 3 Februari 2012

FORMAT BERITA ACARA VERIFIKASI


BERITA ACARA VERIFIKASI
NOMOR BAVPada hari ini

tanggal

bulan

tahun

saya:

Nama
NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan

telah melaksanakan Verifikasi tanggal


Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Nomor
1.

dalam rangka pembatalan Surat Pencabutan Surat


tanggal
atas nama:

Nama PKP

2.

NPWP

3.

Tanggal Pengukuhan PKP

4.

Bidang Usaha/KLU

Alamat saat Verifikasi

Berdasarkan hasil Verifikasi sebagaimana dituangkan dalam Laporan Hasil Verifikasi Nomor LVR, tanggal
diketahui bahwa Wajib Pajak memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, dengan uraian sebagai berikut:

Wajib Pajak,

Pembuat Berita Acara,

Jabatan

NIP
Mengetahui,
Kepala Kantor Pelayanan Pajak

Kepala Seksi

NIP

NIP
Menyetujui,
Kepala Kanwil DJP

NIP

-2Petunjuk pengisian berita acara Verifikasi


Kolom Nomor

dinomori sesuai dengan Kode


Penunjuk di Kantor Pelayanan
Pajak sesuai Pedoman Tata Naskah
Dinas

Kolom Identitas Pembuat Berita Acara : cukup jelas


Kolom Laporan Hasil Verifikasi

diisi dengan Nomor dan tanggal


Laporan Hasil Verifikasi

Kolom Identitas PKP

cukup jelas

Kolom Uraian

diisi dengan alasan terpenuhinya


persyaratan subjektif dan objektif
untuk dikukuhkan sebagai PKP

Kolom Tanda Tangan

cukup jelas

4,

You might also like