Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Burung Kutilang atau Kutilang adalah sejenis burung pengicau dari suku
Pycnonotidae.
Orang
Sunda
menyebutnya
cangkurileung,
orang
Jawa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Morfologi
Kaki pada burung kutilang, jari kakinya panjang dan semua jari terletak
pada satu bidang datar untuk bertengger di ranring pohon.
Bentuk paruh :
Ciri-ciri fisik burung kutilang diantaranya adalah memiliki ukuran yang
sedang dengan ukuran sekitar 20 cm (dari paruh hingga ujung ekor), pada bagian
punggung dan ekor berwarna cokelat kelabu, pada bagian tenggorokan, leher,
dada dan perut berwarna putih keabu-abuan. Bagian atas kepala, mulai dari dahi,
topi dan jambul, berwarna hitam, sedangkan bagian tungging berwarna putih,
serta penutup pantat berwarna jingga, Iris mata berwarna merah, paruh dan
kakiberwarna hitam.
Habitat kutilang terdapat di tempat-tempat terbuka, seperti tepi jalan,
kebun, pekarangan, semak belukar dan hutan sekunder. Burung Kutilang juga
sering ditemukan hidup secara liar di taman dan halaman-halaman rumah di
perkotaan.
Karakter
burung
Kutilang
diantaranya
adalah
biasa
hidup
B. Klasifikasi
Nama Indonesia
: Kutilang
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Aves
Order
: Passeriformes
Family
: Pycnonotidae
Genus
: Pycnonotus
Species
: P.aurigaster
C. Sistem Pencernaan
Pada prinsipnya sistem pencernaan burung kutilang dibagi menjadi 3
macam yaitu :
1. Sistem Pencernaan Secara Mekanis
Secara Mekanis dirongga mulut bahan pakan didorong secara mekanis
oleh lidah menuju kerongkongan (oesophagus) disini bahan pakan tersebut
menuju tembolok, selanjutnya didorong menuju empedal dan didalam empedal
(ampela) bahan makanan mengalami proses pengecilan partikel secara mekanis
agar luas permukaan serapannya menjadi lebih luas atau lebar dan enzim
pencernaan dapat melakukan penetrasi lebih dalam.
2. Sistem Pencernaan Secara Enzimatis
Kelenjar yang banyak didalam tubuh burung kutilang mempu mencerna
pakan secara enzimatis, di dalam rongga mulut bahan makanan dicerna oleh
amilase ptyalin untuk mengubah pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.
Di dalam lambung, pakan yang dalam proses pencernaan (ingesta) diasamkan
oleh keberadaan asam khlorida (HCI) atau asam lambung. Asam ini sangat
penting untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin yang sangat dibutuhkan
untuk mencerna protein menjadi pepton (senyawa protein yang lebih sederhana)
sehingga dapat diserap oleh usus halus.
Kemudian ingesta didorong menuju usus halus yang terdiri dari 3 bagian
yaitu duodenum, jejunum dan illeum. Pada dinding doudenum ini terdapat
pangkreas yang menghasilkan beberapa enzim seperti amilase dan lipase. Amilase
untuk mencerna pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Lipase penting
untuk mencerna lemak menjadi asam lemak yang akan diserap oleh usus halus.
Kemudian mengalami absorbsi nutrien dalam usus halus , ingesta selanjutnya
didorong menuju usus besar dan disini sedikit mengalami absorbsi nutrien.
3. Sistem Pencernaan Secara Biologis
Secara biologis sistem pencernaan ini dilakukan oleh mikroba sehingga
proses pencernaan ini kemudian disebut pencernaan secara mikro-biologis. Proses
pencernaan secara mikro-biologis terjadi ketika ingesta tertahan didalam usus
besar, seperti sekum dan usus besar
D. Sistem Pernapasan
Terdiri dari :
a. Lubang Hidung Luar
b. Lubang Hidung Dalam
c. Celah Tekak
d. Trakea
e. Siring
f.
Paru-paru
E. Sistem Ekskresi
Burung kutilang memiliki ginjal dengan tipe metanefros. Burung tidak
memiliki kandung kemih sehingga urine dan fesesnya bersatu dan keluar melalui
lubang kloaka. Urine pada burung diekskresikan dalam bentuk asam urat.
Metabolisme burung sangat cepat. Dengan demikian, sistem ekskresi juga harus
memiliki dinamika yang sangat tinggi. Peningkatan efektivitas ini terlihat pada
jumlah nefron yang dimiliki oleh ginjal burung. Setiap 1 mm 3 ginjal burung,
terdapat 100500 nefron. Jumlah tersebut hampir 100 kali lipat jumlah nefron
pada manusia. Jenis burung laut juga memiliki kelenjar ekskresi garam yang
bermuara pada ujung matanya. Hal tersebut untuk mengimbangi pola makannya
yang memangsa ikan laut dengan kadar garam tinggi.
F. Sistem Sirkulasi
Alat sirkulasi darah berupa jantung yang terdiri dari 4 ruang dengan sekat
sempurna, arteri dan vena. Sistem sirkulasi darah Aves sama dengan sirkulasi
darah pada manusia. Alur sirkulasi darah pada Aves. Darah dari vena kava masuk
ke atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan. Kemudian, darah dipompa ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis. Darah dari paru-paru kembali ke atrium kiri melalui
vena pulmonalis, lalu menuju ventrikel kiri. Di ventrikel kiri darah dipompa ke
seluruh tubuh melalui aorta
1). Proses Inspirasi
a) Pengambilan udara adalah dimulai dari adanya pergerakan tulang rusuk ke
arah depan bawah.
b) Rongga dada membesar tetapi tekanan udara mengecil.
c) Diikuti mengembangnya paru-paru dan mengecilnya tekanan di dalam
rongga paru-paru.
d) Akibatnya udara
masuk
ke
dalam
paru-paru
melalui
saluran
pernapasan antara lain lewat lubang hidung luar, lubang hidung dalam,
celah tekak, trakea, siring, dan terakhir udara masuk ke paru-paru.
e) Setelah udara masuk ke paru-paru, udara akan masuk
ke
dalam parabronkus.
f) Di dalam parabronkus terjadi pertukaran O2 dan CO2 semua udara yang
masuk sebagian udara masuk ke dalam paru-paru dan sebagian udara
lainnya masuk ke kantong udara.
2).
mengecilkan
rongga
sehingga
dada,
menjadi
b.
1) Pada
saat
burung
terbang
mengangkat
sayapnya,
maka
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ciri-ciri fisik burung kutilang diantaranya adalah memiliki ukuran yang
sedang dengan ukuran sekitar 20 cm (dari paruh hingga ujung ekor), pada bagian
punggung dan ekor berwarna cokelat kelabu, pada bagian tenggorokan, leher,
dada dan perut berwarna putih keabu-abuan. Bagian atas kepala, mulai dari dahi,
topi dan jambul, berwarna hitam, sedangkan bagian tungging berwarna putih,
serta penutup pantat berwarna jingga, Iris mata berwarna merah, paruh dan
kakiberwarna hitam.
Habitat kutilang terdapat di tempat-tempat terbuka, seperti tepi jalan,
kebun, pekarangan, semak belukar dan hutan sekunder. Burung Kutilang juga
sering ditemukan hidup secara liar di taman dan halaman-halaman rumah di
perkotaan.
Pada prinsipnya sistem pencernaan burung kutilang dibagi menjadi 3
macam yaitu :
1. Sistem Pencernaan Secara Mekanis
2. Sistem Pencernaan Secara Enzimatis
3. Sistem Pencernaan Secara Biologis
Burung kutilang memiliki ginjal dengan tipe metanefros. Burung tidak
memiliki kandung kemih sehingga urine dan fesesnya bersatu dan keluar melalui
lubang kloaka.
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H. S. 1980. Dasar-Dasar Pembinaan Marga Satwa. Bogor: Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.
10
KATA PENGANTAR
Padangsidimpuan, Mei
201
5
PENULIS
11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................
i
DAFTAR ISI.......................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................
1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................
2
A. Morfologi...............................................................................
B. Klasifikasi ............................................................................
C. Sistem Pencernaan.................................................................
D. Sistem Pernapasan..................................................................
E. Sistem Ekskresi.....................................................................
F. Sistem Sirkulasi.....................................................................
G. Sistem Koordinasi..................................................................
H. Sistem Reproduksi.................................................................
2
3
3
4
4
5
5
6
DAFTAR PUSTAKA............................................................ 10
12