You are on page 1of 5

TES M.K.

DASAR-DASAR PERANCANGAN
KOTA
DOSEN : IR. I GUSTI BAGUS BUDJANA, MT.

MAHASISWA : I PUTU ZENIT ARIMBHAWA


NIM :1219251050 (KELAS B)

SOAL
Dalam merancang wadah-wadah suatu elemen kota sangat penting untuk memberikan
rasa aman dan nyaman bagi pemakainya, coba jelaskan hubungan rancangan yang berintegrasi antara pedestrian, tata hijau, dan aktivitas pendukung dalam kaitan waktu dan
tempat, yang memberikan rasa pas bagi pemakainya, serta berikan sketsa illustrasi dan
penjelasannya!

JAWABAN
Integrasi Pedesterian, Tata Hijau, dan Aktivitas Pendukung.
Di dalam suatu kota terdapat pusat-pusat kegiatan atau activity spot yang dapat berupa
pusat perbelanjaan, taman kota, pusat perkantoran, dan sebagainya. Antar pusat kegiatan
tersebut dihubungkan atau didukung dengan adanya ruang fisik aktivitas pendukung,
ben- tuk dan kegiatan pendukung ini dapat berupa jalur pedestrian, ruang terbuka, dan
fungsi- fungsi publik (gbr 1.1).
Hubungan rancangan yang berintegrasi pada elemen-elemen yang menjadi penghubung
pusat kegiatan tersebut (pedestrian, aktivitas pendukung, tata hijau), terkait dengan
waktu dan tempat misalnya :
Di pagi hari, pada pedestrian terdapat pekerja-pekerja yang membersihkan sampah,
maka pedestrian harus dirancang agar bisa dengan mudah dibersihkan, perlu juga
disediakan tempat sampah untuk memudahkan pekerja tersebut mengumpulkan
sampah, dan juga agar orang yang berada disekitar tidak membuang sampah
sembarangan.
1

Adapula orang-orang lainnya yang sedang beraktivitas di pagi hari seperti orang yang
seperti orang yang sedang lari pagi, yang tentu akan merasa nyaman diberikan tatanan
hijau yang memberikan kesegaran dan oksigen bagi kesehatan. Selain itu keberadaan
tata hijau tersebut juga sangat penting untuk menciptakan atraksi visual yang dapat
meng- hidupkan suasana dan menarik orang untuk datang. Aktivitas pendukung di
pagi hari

Gambar 1.1 Hubungan antara pusat kegiatan, pedestrian, tata hijau, dan aktivitas
pendukung

Gambar 1.2 Penghubung pusat kegiatan

misalnya adalah adanya penjual makanan-makanan kecil di area pertokoan yang belum
buka di pagi hari. Selain itu perlu juga disediakan fasilitas halte bus untuk orang-orang
yang berangkat ke tempat kerja atau sekolah di pagi hari.
Pada siang hari, apalagi jika sedang musim kemarau, pedestrian harus didukung dengan
penanaman pohon-pohon (tata hijau) agar dapat mengurangi panas karena terik
matahari. Selain itu perlu disediakan fasilitas untuk beristirahat seperti tempat-tempat
duduk, toilet

umum, air minum. Bentuk dari pedestrian tersebut sebaiknya datar (tidak naik turun)
agar tidak melelahkan. Pada siang hari umumnya sudah ada pendukung aktivitas berupa
tem- pat penjualan jasa, penjualan barang, penjualan makanan, dan hiburan.
Terkait dengan tempat, pedestrian yang bersebelahan dengan jalan kendaraan yang padat
perlu diberikan pembatas atau pelindung untuk keamanan pejalan kaki. Pada Pedestrian
yang ramai dimensi harus lebih luas agar orang bisa mendapatkan personal space yang
cukup sehingga bisa merasa nyaman.
Pada malam hari, pedestrian harus diberikan penerangan yang cukup untuk tujuan kenyamanan dan keamanaan. Pada malam hari juga bisa terdapat fungsi pendukung yang
meminjam tempat toko-toko yang sudah tutup seperti penjual makanan atau minuman.
Perlu diperhatikan juga pada waktu musim hujan, pada area pedestrian dan fungsi pendukung perlu diberikan perlindungan (pedestrian yang beratap, arcade, dan sebagainya)
agar pejalan kaki atau pengguna tidak terkena hujan, serta pemilihan bahan yang tepat
untuk menghindari kemungkinan terpeleset.
Adapun beberapa ketentuan yang diperhatikan adalah apakah pada pedestrian tersebut
akan diperbolehkan adanya pedagang kaki lima atau tidak, dan apakah penghubung dari
pusat kegiatan tersebut memperbolehkan atau tidak adanya kendaraan bermotor.
Jika tidak memperbolehkan pedagang kaki lima maka antara jalan kendaraan dan pedestrian harus diberi pembatas agar tidak bisa diakses oleh pedagang kaki lima atau tidak
bisa dilakukan jual-beli. Untuk penghubung pusat kegiatan yang tidak memperbolehkan
adanya kendaraan bermotor, maka harus disediakan sebuah area parkir khusus yang
dapat dengan mudah diakses.

Gambar 1.3 Kiri: pembatas antara jalan kendaran dan pejalan kaki, kanan : tempat duduk di setiap sekian meter.

Gambar 1.4 Kiri: Pedestrian di malam hari

Gambar 1.5 Pedestrian dan jalan kendaraan di pagi hari

Gambar 1.6 Kiri : Tata hijau dan tempat berteduh, kanan: pedestrian dengan atap

Gambar 1.7 Rancangan untuk pedestrian yang tidak memperbolehkan PKL

You might also like