You are on page 1of 33

BEBERAPA PENYEBAB

TULI KONDUKTIF
Disusun oleh:
Ebenson Purba 04013100069
Theresia Marinda S
04013100083
Maipe Aprianti 04023100051
Pembimbing:
dr. Jusri Mahjuddin., Sp.THT
1

ANATOMI TELINGA
Telinga

luar (auris externa)

Auricula
Canalis

auditorius externus
Membrana tympani
Telinga

tengah (auris media)

Cavum

timpani
Tuba eustachius
Tulang2 pendengaran : Malleus, Incus, Stapes
Telinga

dalam (auris interna)

Canalis

semicircularis
Vestibula
Cochlea
2

Anatomi Telinga
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Helix
Antihelix
Tympanic membrane
External auditory meatus
Lobule
Middle ear
Round window
Eustachian tube
Stapes footplate
covering oval window
10. Cochlear and vestibular
nerves
11. Cochlea
12. Lateral semicircular canal
13. Superior semicircular canal
14. Rear semicircular canal
15. Stapes
16. Incus
17. Malleus

FISIOLOGI PENDENGARAN
1. Auricula mengarahkan gelombang suara ke meatus
acusticus externus canalis auditoris externus
membrana tympani
2. Membrana tympani bergetar (resonator) tergantung
frekuensi & intensitas
3. Vibrasi malleus incus stapes (kekuatan

1,3 x)

4. Getaran stapes fenestra ovale (20x > kuat daripada


membrana tympani)
5. Getaran fenestra ovale perilymphe scala vestibuli
4

6. Scala vestibuli scala tympani fenestra rotunda


7. Deformasi dinding scalae membrana vestibularis
8. Membrana vestibularis endolymphe (ductus
cochlearis)
9. Endolymphe membrana basalis
10. Membrana basalis menggerakkan sel rambut
terhadap membrana tektoria
11. Defleksi stereosilia sel rambut kanal ion terbuka
pelepasan ion bermuatan listrik depolarisasi sel
rambut neurotransmiter keluar sinapsis potensial
aksi n. auditorius corteks pendengaran lobus
temporalis

FISIOLOGI PENDENGARAN

Setiap bagian membrana


basalis berespon maksimal
terhadap gelombang suara
frekuensi tertentu
Membrana basalis dekat
basis cochlea: sempit &
kaku frekuensi tinggi
(20.000 Hz)
Membrana basalis dekat
apex cochlea: lebar &
lentur frekuensi rendah
(20 Hz)
7

Gangguan Fisiologi Telinga


Tuli :
tuli

konduktif : ggn telinga luar & telinga


tengah
tuli saraf (tuli sensorineural): ggn telinga
dalam
tuli campuran

Tuli Konduktif
Kelainan telinga luar :
Atresia liang telinga
Sumbatan oleh serumen
Otitis eksterna sirkumskripta
Osteoma liang telinga

Tuli Konduktif
Kelainan telinga tengah:
Sumbatan tuba eustachius
Otitis media
Otosklerosis
Timpanosklerosis
Hematotimpanum
Dislokasi tulang pendengaran

Atresia liang telinga


Penyebab : belum
diketahui
Jarang disertai kelainan
telinga dalam
atresia bilateral dianjurkan
memakai alat bantu dengar,
kanaloplasti pada usia 5-7
tahun; unilateral operasi
dilakukan setelah usia
dewasa.

Sumbatan oleh serumen


Produksi kelenjar sebasea,
kelenjar seruminosa, epitel kulit
yang terlepas, dan partikel debu.
Fungsi: proteksi, pelumas,
mencegah kekeringan dan
pembentukan fissura
Sifat: menyerap air
Gumpalan serumen yang
menumpuk di liang telinga
gangguan pendengaran.

Lanjutan
Terapi:
Lembek: dengan pemintal kapas
Keras: dikait
- dapat dilunakkan dengan tetes
karbogliserin 10% selama 3 hari
- Serumen yang sudah terlalu jauh
terdorong ke dalam liang telinga
dikeluarkan dengan irigasi air hangat

Otitis eksterna sirkumskripta


Penyebab

: Staphylococcus
aureus atau Staphylococcus
albus
Gejala: rasa nyeri hebat & ggn
pendengaran
kasus dini :pembengkakan &
kemerahan difus di liang telinga
bagian tulang rawan
menyumbat liang telinga
mengganggu pendengaran.

Lanjutan
Terapi:

- aspirasi abses
- salep antibiotika: polymixin or bacitracin
- antiseptik: asam asetat 2-5% dalam
alkohol
- insisi + drain
- simptomatik: analgetik dan obat
penenang

Osteoma liang telinga


Suatu

kista epitelial berisi


deskuamasi epitel (keratin)
Unilateral pada orang tua
Gejala: otore, nyeri tumpul
menahun, erosi tulang di daerah
posteroinferior
Terapi:
- operasi
- debridemen
- antibiotik topikal

Sumbatan tuba eustachius


Eustachius

: saluran penghubung rongga telinga


tengah dgn nasofaring.
Fungsi : ventilasi, drainase sekret &
menghalangi masuknya sekret dari nasofaring
ke telinga tengah.
Obstruksi tuba terjadi : peradangan di
nasofaring, adenoid, tumor nasofaring.
Gejala klinik : cairan di telinga tengah (otitis
media serosa) tampon posterior (tampon
belloque), sikatrik akibat trauma operasi.

Otitis media
Otitis

media non suppurativa :

Aerotitis

(barotrauma)
Otitis media serosa
Otitis media mucoid (glue ear)
Otitis

media supurativa :

Otitis

media supurativa akuta (OMA)


Otitis media supurstiva khronika (OMSK):
OMSK

benigna
OMSK maligna

Otitis media supurativa


Otitis

media supurativa akuta :


Patogenesis :
Infeksi saluran napas atas,
Perluasan infeksi ke tuba
Disfungsi tuba :
Sumbatan
Silia lumpuh
Tekanan negatif pada c.timpani
Retraksi m.timpani
Transudasi
Invasi kuman ke c.timpani
Exudasi
Supurasi
Resolusi/berlanjut omc/komplikasi

Otitis media supurativa akuta


(OMA)
Stadium:
Stadium oklusi : retraksi
membran timpani

Stadium hiperemis (stad


presuppurasi) : pembuluh
darah melebar, m.timpani
hiperemis, edem.

Stadium suppurasi :edema hebat pada


mukosa, membran purulen
membran timpani menonjol
(bulging), nyeri hebat, nadi dan
suhu meningkat nekrosis
Stadium perforasi : sekret pd m.
timpani nanah keluar dari
telinga tengah.
Stadium resolusi :sekret berkurang
dan kering m.timpani menutup
kembali

Otitis Media Supuratif Kronis


(OMSK)
Suatu

peradangan supuratif & kronis liang


telinga tengah.
Biasa dari OMA
Type :
OMSK

benigna

Aktif
Inaktif

OMSK

maligna

Gambaran umum:
Perforasi m. timpani sentral Pada proses
penyembuhannya dapat terjadi pertumbuhan
epitel skuamosa ke dalam telinga tengah yang
meluas ke daerah atik kolesteatoma.
Fase aktif : mukosa menebal &hiperemi, sekret
mukoid /mukopurulen. Fase tenang : mukosa
timpanosklerosis, pembentukkan jaringan
granulasi dan/atau polip.
Tulang pendengaran nekrosis o.k penyakit
trombotik,
mastoid sklerotik proc.mastoid << antrum
<< & pneumatisasi terbatas, udara di antrum
<<

OMSK

. Perforasi atik
kolesteatoma

Proses granulasi3

Otosklerosis
Penyakit

pd capsula labirinti
berupa penulangan baru
yang spongieus. Biasanya
dimulai pada fosula ante
fenestram dan meluas ke
ligamentum anulare stapes
atau ke membrana basilaris
cochlea.
Penyebab : belum diketahui,
diduga faktor gen dan
kurangnya kadar fluor pada
air minum.

Otosklerosis
Gejala

klinis :

Hearing

loss.
Otoscopi tak ada kelainan
Kadang dijumpai blue sclerae
Kadang dijumpai ostegenesis imperfecta
Terapi

Operasi

Fenestrasi
Stapes

mobilisasi
Stapedectomi dikuti pemasangan protese

Timpanosklerosis
Suatu

keadaan akhir otitis media


kronik, terjadi sklerosis seluruh
mukosa kavum timpani.
Gejala dan tanda :
Riwayat

omsk
Kurang pendengaran
Ada area putih pada m. timpani
(deg.hyalin)
Mukosa c.timpani berwarna putih
seperti salju dan menebal.

Terapi :
Operasi pd
sklerosis
didaerah
fenestra
ovalis

Hematotimpani
Terkumpulnya

darah dalam
kavum timpani, terjadi karena
fraktura os temporale, garis
fraktura mengenai kavum timpani
tetapi tidak menimbulkan ruptura
m.timpani
Gejala: riwayat trauma, kurang
dengar, membran timpani
kemerahan/kebiruan
Terapi: antibiotika parasentesis,
tampon antibiotika/antiseptik

Dislokasi tulang pendengaran


Sering

pada trauma pasca


operasi.
Pendengaran menurun

Tes Pendengaran
Rinne Test
- Garpu tala di processus mastoideus telinga
- Normal: konduksi udara > konduksi tulang
- Tuli konduksi: Konduksi udara tak terdengar

30

Weber Test
- Garpu tala di vertex
- Normal: Mendengar sama kuat
- Tuli konduksi: Terdengar > di telinga sakit
- Tuli saraf: Terdengar > di telinga normal

31

Schwabach test
- Konduksi tulang pasien : pemeriksa
- Tuli konduksi: Konduksi tulang > baik daripada normal
- Tuli saraf: Konduksi tulang > buruk daripada normal

32

You might also like