Professional Documents
Culture Documents
adalah Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana. Kedua hukum ini memiliki
hubungan yang sangat erat karena pada hakekatnya Hukum Acara Pidana
termasuk didalam pengertian hukum Pidana itu sendiri.Hanya saja Hukum Acara
Pidana atau yang juga dikenal sebagai Hukum Pidana Formal lebih tertuju pada
ketentuan yang mengatur bagaimana negara melalui alat-alatnya melaksanakan
hak nya untuk mem-pidana dan menjatuhkan pidana.Sedangkan konsep Hukum
Pidana (materiil) lebih tertuju pada peraturan hukum yang menunjukkan
perbuatan mana yang seharusnya dikenakan pidana dan pidana apa yang dapat
dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana tersebut.
BAB II
KONDISI PENYIDIKAN POLRI SAAT INI
Sistem peradilan pidana atau criminal justice system merupakan salah satu
kegiatan yang dilaksanakan oleh sub sistem-sistem Peradilan sebagai lembaga
penegakan hukum didalam melaksanakan tugas,fungsi dan perannya dalam
penegakkan hukum (law enforcement) yang dapat menjamin rasa keadilan
masyarakat,melindungi kepentingan negara,sehingga tercipta kepastian hukum
dan menghargai hak asasi manusia.Terkait dengan sistem peradilan pidana
diIndonesia,penegakan hukum atau law enforcement yang dilaksanakan oleh alat
negara penegak hukum dapat diklasifikasikan menjadi empat tahapan, yakni
penyidikan, penuntutan, peradilan dan pelaksanaan putusan. Penyidikan sebagai
tahapan
pertama
dimulai
dari
diadakannya
penyelidikan,
penindakan,
tersangka;
Melakukan penangkapan,penahanan,penggeledahan,dan penyitaan;
Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
Mengambil sidik jari dan memotret seorang;
Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara;
9. Mengadakan penghentian penyidikan;
10. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
BAB III
KONDISI YANG DIHARAPKAN SERTA UPAYA YANG PERLU
DILAKUKAN PENYIDIK POLRI
Berbagai keluhan yang tertuju pada pihak korps baju coklat ini,tentu saja
tidak dapat diabaikan begitu saja.Jika ingin menancapkan eksistensinya Polri
memang harus benar-benar berbenah diri.Polri harus mampu merubah
pandangan,serta kultur budaya yang dirasa tidak pas. Ambil contoh tentang
penanganan sebuah kasus tindak pidana, mulai dari penerimaan laporan
pengaduan penyidik harus memberikan pelayanan yang optimal kepada korban
sebuah tindak pidana. Termasuk transparansi proses penyidikan yang harus bisa
dilaksanakan secara cepat dan tepat. Jangan ada lagi ulah-ulah oknum yang selalu
mengharapkan imbalan dari masyarakat pada setiap penanganan kasus,tidak ada
lagi masyarakat yang bertanya-tanya kapan kasus tindak pidana yang mereka
alami bisa terungkap,apalagi penanganan kasus yang justru malah memihak
pelakunya lantaran pelaku tersebut menjajikan sejumlah uang kepada penyidik.
Ini tentu saja sangat bertentangan dengan tugas pokok polisi sebagai pelayan,
pelindung, dan pengayom masyarakat.
Guna menjawab tuntutan masyarakat yang seiring perkembangan waktu
semakin terus bertambah, Polri umumnya dan penyidik polri khususnya harus
segera mengambil langkah-langkah cepat dan tepat. Langkah tersebut bukan tidak
pernah dilakukan, dari tahun ketahun sesungguhnya Polri terus menerus berbenah
diri, namun belum mencapai taraf yang maksimal dan seperti apa yang diharapkan
masyarakat
pada
umumnya.
Sesuai
dengan
kebijakan
Kapolri
ringan,
penanganan
penyidikannya
memberikan
laporan
laporan
laporan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya pandangan yang menganggap kurang maksimalnya
kinerja penyidik Polri dan dari hasil pembahasan program kerja yang dibentuk
melalui kebijakan oleh pimpinan Polri,maka penulis berusaha untuk membuat
sebuah learning point yang dapat kita tarik menjadi beberapa kesimpulan,
diantaranya:
1. Mayarakat masih belum cukup puas dengan kinerja yang dihasilkan oleh
penyidik Polri dalam menangani sebuah kasus Tindak Pidana.
2. Masyarakat menginginkan penanganan kasus Tindak Pidana yang transparan
dan cepat,sehingga masyarakat korban kejahatan Pidana akan mendapat suatu
keadilan bukan malah dirugikan karena ulah oknum penyidik.
3. Dalam menangani sebuah kasus Tindak Pidana penyidik Polri terkadang
masih menemui kendala seperti kurangnya sarana dan prasarana serta masih
adanya intervensi dari pihak lain terhadap penyelesaian sebuah kasus Tindak
Pidana.
4. Dengan adanya kebijakan Kapolri mengenai Quick Wins,terutama pada point
transparansi penyidikan berupa pemberian SP2HP terhadap korban Tindak
Pidana
maka
perkembangan
diharapkan
kasus
korban
yang
tindak
pidana
dihadapinya
dapat
mulai
mengetahui
dari
awal
B. Saran
1. Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat harus dilaksanakan disertai dengan
pengawasan dari tingkat paling atas hingga tingkat paling bawah, dengan
harapan kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik.
2. Harus adanya tindakan yang tegas yang diberikan kepada oknum penyidik
yang tidak bisa melaksanakan tugasnya secara profesional, terutama pada
oknum penyidik yang masih mengharapkan imbalan dari pihak-pihak yang
terkait dengan kasus tindak pidana.
3. Perlunya peningkatan sarana dan prasarana guna menunjang tugas Polri,
termasuk peningkatan taraf pendapatan anggota (gaji anggota).