Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CEREBRAL VASCULAR ACCIDENT
Oleh Alfun Hidayatulloh (122310101047)
1. Kasus (Diagnosa Medis)
Cerebral Vascular Accident (CVA)
2. Proses terjadinya masalah (pengertian, penyebab, Patofisiologi, tanda & gejala, Penangan)
a. Pengertian
Cerebral Vascular Accident (CVA) atau stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang
menyebabkan deficit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau haemoragi sirkulasi
saraf otak (Aru dalam NANDA, 2013).
b. Etiologi
1) Faktor yang tidak dapat dirubah
yaitu
jenis
kelamin
(laki-
5) Obesitas;
6) Diabetes mellitus;
7) Polisitemia;
8) Sress emosional;
9) Merokok
10) Peminum alcohol
11) Obat-obatan terlarang;
12) Aktivitas kurang sehat: kurang
olahraga, makanan berkolesterol.
(NANDA, 2013).
c. Patofisiologi
1) CVA hemoragik
Pecahnya arteri dan keluarnya darah ke ruang arakhnoid mengakibatkan terjadinya
peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur nyeri, sehingga timbul nyeri
kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak
lainnya. Peningkatan TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid
pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan
vasospasme pembuluh darah serebri. Vasospasme ini sering kali terjadi 3-5 hari setelah
timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke-5 sampai dengan ke-9, dan dapat
menghilang setelah minggu ke-2 sampai minggu ke-5. Timbulnya vasospasme diduga
karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan ke dalam
cairan serebrospinal dengan pembuluh arteri di ruang arakhnoid. Vasospasme ini dapat
mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal
(hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia, dan lainnya).
Otak dapat berfungsi bila kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi
yang dihasilkan di dalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak
mempunyai cadangan O2sehingga jika ada kerusakan atau kekurangan aliran darah otak
walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan
glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena
akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25% dari seluruh kebutuhan
glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma akan turun sampai 70% akan terjadi
gejala disfungsi serebri. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui
proses metabolik anaerob, yang dapat menyebabkan dilataasi pembuluh darah otak
(Sujono, 2011).
2) CVA non-hemoragik
Infark serebri adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya
infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan
adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah
yang tersumbat.
Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal
(trombosis, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau karena gangguan umum
(hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Aterosklerosis sering kali merupakan
faktor penting untuk otak, trombus dapat berasal dari plak aterosklerosis, atau darah
dapat membeku pada area yang stenosis, tempat aliran darah akan lambat atau terjadi
turbulensi. Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah dan terbawa sebagai
emboli dalam aliran darah. Trombus mengakibatkan iskemia jaringan otak pada area
yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan dema dan kongesti di sekitar
area tersebut.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar dari area infark itu
sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah
beberapa hari. Dengan berkurangnya edema klien mulai menunjukkan perbaikan.
Karena trombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada
pembuluh darah serebri oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti
trombosis. Jika terjadi infeksi sepsis akan meluas pada dinding pembuluh darah, maka
akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah
yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini menyebabkan
perdarahan serebri, jika aneurisma pecah atau rupture (Stillwell, 2011).
d. Tanda dan gejala
Menurut NANDA (2013), tanda dan gejala stroke antara lain:
1) Tiba-tiba mengalami kelemahan
atau kelumpuhan separo badan;
2) Tiba-tiba hilang rasa peka;
3) Bicara cadel atau pelo;
e. Penanganan
1) Langkah pertama
a)) Airway
Bebaskan jalan napas klien. Hal ini berfungsi untuk memastikan oksigen masuk ke
tubuh pasien, terutama pada pasien dengan penurunan kesadaran. Pasien tersebut
segera diletakkan posisi telentang, leher disanggah sampai hiperekstensi maksimal.
Semua benda yang ada di mulut dikeluarkan termasuk gigi palsu untuk mencegah
terjadinya aspirasi.
b)) Breathing
Jika pasien tidak bernapas atau terjadi henti napas maka diberikan oksigen 4 lpm
melalui hidung. Jika tidak terdapat oksigen, dapat diberikan bantuan napas buatan
dari mulut ke mulut. Pasien pun segera dibawa ke rumah sakit untuk secepatnya
mendapatkan pertolongan.
c)) Circulation
Di rumah sakit, hal-hal diatas juga dilakukan. Perbaikan sirkulasi dan perfusi ke otak
dengan cara mempertahankan jantung dan tekanan darah juga dilakukan.
Pemantauan EKG dilakukan dalam 24 jam dan pasien langsung diinfus dengan NaCl
0,9%.
2) Langkah kedua
Melakukan penilaian deficit neurologis dengan mempertimbangkan seberapa berat
gangguan neurologis yang terjadi dan apakah gangguan neurologis tersebut masih akan
memburuk atau membaik.
3) Langkah ketiga
Menentukan jenis stroke dengan penilaian dan pemeriksaan penunjang.
4) Langkah keempat
Penatalaksanaan suportif dilakukan agar kondisi fisik pasien cepat membaik. Sebagai
contoh, elevasi kepala 30 derajat untuk mengurangi penigkatan tekanan intracranial,
badan pasien dibolak-balik untuk menghindari terjadinya decubitus di punggung dan
pinggang. Selain itu, dilakukan control tekanan darah secara kontinyu. Kontrol gula
darah, kolesterol, dan fungsi jantung selalu dilakukan dan diawasi dalam 48 jam pertama
pascastroke (Mahendra, 2011).
3. a) Pohon masalah
Faktor pencetus:
1. Hipertensi, DM, penyakit jantung
2. Merokok, stress, gaya hidup tidak baik
3. Faktor obesitas dan kolesterol dalam
darah
Penimbunan lemak/ kolesterol yang meningkat dalam darah
Lemak yang sudah nekrotik dan berdegenerasi
Menjadi kapur/mengandung kolesterol dengan
infiltrasi limfosit (thrombus)
Penyempitan
Aliran darah
Pembuluh darah
Stroke
Thrombus
Stroke non Mengikuti
Eritrosit
Endotel
Cairan
Edema
Peningkatan
plasma Kompresi
pembuluh
darah jaringan
Penurunan
Proses
suplai
metabolism
O2
dan
dalam
darah
otak
ke
otak
terganggu
menurunaliran
aterosklerosis
Emboli
lambat
menjadi
otak
kaku
pecah
hemoragik
serebral
darah
hemoragik
Herniasi
bergumpal
rusak
hilang
serebral
TIK
Nyeri
akut
Turbulensi
Arteri vertebra
basilaris
Kerusakan neurologis,
deficit N I
(olfaktorius), N II
(optikus), N IV
(toklearis), N XII
(hipoglosus)
Penurunan fungsi N X
(vagus) N IX
(glosofaringeal)
Proses menelan
tidak efektif
Perubahan ketajaman
sensori, penghidu,
penglihatan, dan
pengecap
Arteri carotis
interna
Arteri cerebri
media
Disfungsi N II
(opticus)
Disfungsi N
XI (assesoris)
penurunan aliran
darah ke retina
Refluks
Penurunan fungsi
motoric, anggota
gerak, muskuloskeletal
kegagalan
Ketidakmampuan
menggerakkan
retina menangkap
anggota tubuh
obyek/bayangan
disfagia
Kebutaan
Ketidakmampuan
menghidu, melihat,
mengecap
Gangguan
perubahan
persepsi sensori
anoreksia
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Deficit
perawatan
diri
Arteri vertebra
basilaris
Disfungsi N
XI (asesoris)
Kehilangan fungsi,
tonus otot fasial/oral
Penurunan fungsi
motoric, anggota gerak
muskuloskeletal
Kelemahan pada satu
atau empat anggota
gerak
Ketidakmampuan berbicara,
menyebut kata-kata
Cemas
Gangguan mobilitas
fisik
b) Masalah keperawatan
Data
DS: - pasien mengatakan
bahwa kepalanya sakit
DO: - Klien terlihat gelisah
- Adanya ketegangan otot
fasial
Etiologi
Penimbunan lemak/ kolesterol
yang meningkat dalam darah
Turbulensi
Eritrosit bergumpal
Endotel rusak
Masalah
Nyeri akut
Edema serebral
Klien mengalami
penurunan kesadaran
Peningkatan TIK
Penimbunan lemak/ kolesterol
serebral
Stroke hemoragik
ke otak menurun
Penurunan suplai O2 dan darah
ke otak menurun
Disfungsi N XI (asesoris)
kelemahan
- Klien tampak
mengalami penurunan
tonus otot
DS: - Keluarga klien
(fasialis), N IX Glosofaringeus,
N XII (hipoglosus)
Ketidakmampuan berbicara,
menyebut kata-kata
berbicara
Kerusakan neurologis, deficit N Gangguan perubahan persepsi
I (olfaktorius), N II (optikus),
N IV (toklearis), N XII
(hipoglosus)
kemampuan dalam
sensori
pengecap
Ketidakmampuan menghidu,
melihat, mengecap
4. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial;
b) Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan suplai O2 dan darah ke
otak menurun;
c) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan enurunan fungsi motoric, anggota gerak
musculoskeletal
d) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengankelemahan kontrol otot fasial atau oral;
e) Gangguan perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakmampuan retina
menangkap obyek/bayangan, menghidu, melihat, mengecap
5.
Keperawatan
Nyeri akut
dengan
NOC:
1. Pain level
2. Pain control
3. Comfort level
peningkatan
Kriteria hasil:
tekanan
berhubungan
intracranial;
Intervensi Keperawatan
NIC
Pain Management
1.
2.
3.
Gunakan komunikasi
Untuk
mengetahui seberapa mengganggu rasa
nyeri tersebut bagi pasien
3.
Untuk
mengetahui riwayat nyeri pasien
nyeri pasien
4.
Kontrol lingkungan
4.
Untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan pasien
5.
6.
Untuk
mengurangi nyeri
menunjukkan angka 1 3
5. Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
Gangguan perfusi NOC:
2.
menggunakan manajemen
Untuk
mengetahui nyeri yang dirasakan pasien
berkurang dengan
nyeri
3. Mampu mengenali nyeri
1.
untukmengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri
Lakukan pengkajian
menggunakan tehnik
nonfarmakologi
Rasional
7.
Untuk
mengurangi nyeri
NIC:
jaringan serebral
1.
PERIPHERAL SENSATION
berhubungan
Circulation status
MANAGEMENT
dengan
2.
1.
penurunan suplai
O2 dan darah ke
Kriteria hasil:
otak menurun;
Mendemonstrasikan satatus
sirkulasi yang ditandai dengan:
normal
2. tidak ada tanda-tanda
yg tidak efektif
efektif
4.
1. Menunjukkan perhatian,
5.
gerakan involunter
Gangguan
mobilitas fisik
berhubungan
NOC:
NIC:
2.
Mobility level
1.
Kaji
dengan
penurunan fungsi
motoric, anggota
gerak
musculoskeletal
3.
4.
Kriteria hasil:
Memonit
or vital sign sebelum dan sesudah latihan
3.
Ajarkan
(ROM)
peningkatan mobilitas
3. Memverbalisasikan perasaan
saat sakit
2. Mengetahui apakah tindakan latihan
Anjurkan
keluarga untuk mendampingi klien dalam
melakukan mobilisasi
5.
Ajarkan
klien bagimana merubah posisi dan
Gangguan
NOC:
komunikasi
verbal
berhubungan
dengankelemahan
kontrol otot fasial
atau oral;
2.
jika diperlukan
Dorong klien untuk berkomunikasi secara
3.
kemampuan komunikasinya
3. Mendengarkan dengan penuh perhatian
Kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
4.
hasil:
1. Komunikasi: penerimaan,
komunikasi
5.
Anjurkan ekspresi
komunikasinya
5. Membentu klien dalam menyampaikan
meningkat
2.
pada perawat
4. Memberikan stimulus pada klien untuk
Komunika
Komunika
si reseptif: penerimaan
komunikasi dan intepretasi
pesan verbal dan atau
nonverbal
4.
Mampu
mengkomunikasikan
kebutuhan dengan
Gangguan
lingkungan sosial
NOC:
NIC:
perubahan
1.
persepsi sensori
2. safe environment
berhubungan
3. communicate effectively
dengan
4. self-care
Menc
egah terjadinya hal yang tidak
diinginkan pada klien akibat gangguan
2.
sonsorinya
ketidakmampuan
Kriteria hasil:
retina menangkap
1.
obyek/bayangan,
menghidu,
melihat,
mengecap
3.
Menyediakan stimulus
4.
menghindari
akibat
gangguan 3.
Meng
hindari kemungkinan klien terjatuh dari
tempat tidur akibat gangguan
4.
Mampu melakukan
cedera
kebutuhannya
sensori penglihatan
Ajarkan
klien
penglihatan
untuk 4.
menggunakan
perawatan diri
5.
Menyediakan lingkungan
yang aman
Memp
ermudah klien dalam menjangkau
2.
2.
di dekat klien
sensorinya
menemukan bahaya
5.
Bantu
Melati
h klien dalam meningkatkan
klien
dengan
kemampuan sensorinya
5.
Menc
egah terjadinya cedera akibat gangguan
sensorinya
DAFTAR PUSTAKA
NANDA. (2013). NANDA NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction
NANDA. (2013). NANDA NIC-NOC Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction
Mahendra & Rachmawati. (2011). Atasi Stroke dengan Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Stillwell, Susan B. (2011). Pedoman Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC
Sujono, Riyadi. (2011). Buku Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.