You are on page 1of 8
ath JKGUI 2003; 10 (Edisi Khusus): 454 451 Jurnal Kedokteran Gigi Diterbitkan di Jakarta Universitas Indonesia ISSN 0854-364 KAJIAN TUMBUH KEMBA!.G DENTOKRANIOFASIAL, UNTUK KEDOKTERAN GIGI Retno Hayati £ Pengajar Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokieran Gigi Universitas Indonesia Retno Hayati: Kajian Tumbuh Kembanig Dentokraniofasial untuk Kedokteran Gigi. Jumak Kedokteran Gigi Universitas Indone (0 Edisi Khusus): 454-461 Abstract The competence among other is to predict the dental and occlusion development in the period of growth and devel and to identify dentofacial disorders in the purpose of early detection, Giagnose, treatment planning. and management of malocclusion and dentofacial anomaly. Therefore, itis necessary 10 understand the concept f growth and development, the study involved in the dentocraniofacial growth and development, the growth pattern, the anomaly and growth development disorders, and the relevance of soudy dentocraniofacial gravvth and development in dentistry. Ke words: Ds raniofacial yrowth and development; dentofacial anomaly: the competence of dentist, Pendahutuan kraniofasial, dan relevansi Kajian tumbuh kembang dentokraniofasial untuk bidang kedokteran gigi Dokter pertanyaan d: ring mendapat qa mengenai bagaimana Kel&k pertumbuhan gigi Untuk ‘menjawab mn tersebut, diperlukan kompetensi Fengertian tumbuh kembang Perumbuhan didefinisikan sebagei peningkatan ukuran fisik sel, jaringan anakny, pertany: untuk memprediksi dari an yang organ, atau organisme secara keseluruhan, dijimpai jada anal periods fumbuh disertai dengan diferensiasi dan perubahan Kembang. Di sa mi diperfukan bentuk, Pengertian tumbuh makhluk hidup kompetensi mengidentifikasi__kelainan adalah pertbahan yang terjadi sebagai fungsi dari waktu, yang meliputi modifikasi penentuan pee ukuran fisik, bentuk, atau posisi dari suatu rear ieneaee Ce ca ein east struktur. '*’Selain mengalami peribahan tumbuh kembang gigi dan tulang ukuran dan bentnks, pertumbuhan meneakup dalam upaya deteksi ini. diagnosis. rencana penyangeanya, yaitu tulang rahang. Dalam makalah ini akan diuraikan pengertian tumbuh Kembang, kajian tumbuh kembang demtokraniofasial, perubahan pada periode tumbuh kembang, pola _pertumbuhan, kelainan ganggean — tumbuh _ kembang hubungan yang konstan pada semua bagian yang terpisah dan sctiap bagian dari komponen regional. Setiap perubahan di satu bagian harus secara proporsional sepadan dengan bagian lainnya. Tujuannya adalah untuk — mempertahankan dan | mencapai keseimba-ngan_ fungsional dan struktural secara keseluruhan melalui pertum-buhan dan adjusiment yang sesvi di bagian-bagian lain, baik yang berdekatan maupun yang berjauhan. Dengan demikian peitumbuhan di satu regio, lokal atau bagian tidak berdiri sendiri, ada suatu saling kaitan untuk mencapai keadaan ya seimbang. Sebagai contoh bentuk Ivar hhidung dan fasial tidak hanya ditentukan oleh cetak biru genetik yang berada dalam bagiannya sendiri, Demikian juga lebar interorbital dan kompleks nasomaksila yang berbatasan dengan basis kranium. .Faktor determinan pertumbuban dari masing- masing bagian tersebut_merupakan gabungan dari faktor genetik, epigenetik. aiau jaringan lunak di dalam regio tersebut.* Perkembangan adalah suatu proses Kemajuan lami, terjadi —_peningkatan kompleksitas fing: cara berangsut~ angsur atau tahap demi tahap untuk mencapai tahap — maturasi. Maturasi organisme dikaitkan dengan perubahan fungsi dari sederhana menjadi lebih kompleks mencakup aspek _biologik, kemampuan psikologis, serta ketrampilan motorik dan sensorik. ** Proses perkem- bangan berlangsung untuk mencapai suatu keadaan aggregate, struktural komposit dan ium fungsional. * Untuk ita terjadi Kaian perubahan mulai dari embrio pranatal. ke tahap pascanatal yang utkan san n tabap maturasi anjang ung s Meskipun tumbuh dan kembang bukan suatu proses yang sama, tetapi masing tidak” berdini—sendiri merupakan proses yang saling berkaitan Dua aspek eringkalisulit untuk dibedakan dipisahkan — sehingea disatukan menjadi tumbuh _kemba dengan pengertian adanya _perubahan meturasi_meliputi besarmya ukuran dan kualitas. Prinsip dasar tumbuh kembang mengikuti suatu berlan; secara berkesinambungan (contintum milestones). merupakan proses yang kompleks tetapi mengikuti suatu atargn tertentu (orderly regular) dengan —sekuens atau urutan tertentr dengan irama tumbuh (rate) Tea Tinioh KPPIKG XI Retno Hayati individual. constant refinement, kemampuan beradaptasi. merupakan proses yang dapat diprediksi, semua _aspck berkaitan satu sama lain yang aktivitasnya berjalan seirama, dan pada umumnya dapat diukur. Karena tumbah —_kembang merupakan proses yang dapat diprediksi observasi tumbuh kembang dapat dilakukan seeara sistematis dan dapat dilakukan upaya untuk memaksimalkan potensi tumbuh embang setiap anak. Untuk itu diperiukan evaluasi tumbuh kembang anak dengan menggunakan norma standard sesuai dengan rasnya.° Kajian Tumbuh kembang kraniofasial Kajian tumbuh ——_kembang dentokraniofasial berkaitan dengan struktur dan fungsi_kompleks —_kraniofasial, mempelajaripertumbuhan, fingsi dan adaptasi skelet kraniofasial dan sistem yang, terintegrasi dalam kompleks kraniofasial Davi titik pandang ilmu dasar menekankan bahwa pertumbuhan dan adaptasi skelet kraniofasial mencakup semua _aspek biologi tulang, neurofisiologi, anthropologi, endokrinologi. biologi, _perkembangan, genetik, anatomi, biologi sel, biologi molekular, biometrik, dan fisiologi. Sebagai hasil kemajuan penelitian yang terkini adalah penemuan yang berkaitan dengan dasar pertumbuhan seperti growl: factor hormones, dan bone — morphogenetic proteins Dengan kemajuan yang pesat pada genetik molekular, menyediakan banyak informasi baru tentang tumbuh kembang dan bagaimana mengendalikannya. an tumbuh —_kembang dentokraniofasial -—-merupakan —suatu orientasi spesifik yang menckankan analisis pertumbuhan dan adaptasi dari kompleks kraniofasial secara umum dan Khusus. Untuk dapat mengaplikasikan analisis tumbuh kembang guna keperiuan diagnostik, menentukan rencana perawatan, dan prognostik maloklusi serta deformitas dentofasial yang dijumpai, —diperlukan pemahaman proses dan mekanisme tumbub kembang dentokraniofasial Proses —tumbuh == kembang merupakan fenomena _kehidupan . yang kompleks. berlangsung: sejak pranatal dari kkonsepsi sampaiIahir, dilanjutkan pada 455 Kajian Tumbuh Kembang Dentokraniofasial untuk Kedokteran Gigi periode pascanatal dari bayi bart labir sampai —_ dewasa, Tumbuh — kembang dentokraniofasial mencakup tumbuh, kembang oklusi, lengkung geligi, serta tulang rahang atas dan rahang bawah dan kaitannya, dengan pertumbuhan kraniofasial. Oklusi dikatakan normai_ jika susunan gigi di dalam lengkung geligi teratur baik. serta terdapat hubungan yang serasi antara atas dan gigi bawah. hubungan yang seimbang antara gigi dan tlang rabang terhadap kranium dan muskular di sekitamya, serta_ ada keseimbangan _fingsional __schingga memberikan estetika yang baik. 7 Pada tahap perkembangan oklusi oklusi dan interdigitasi geligi bergantung ..: kepada perkembangan tiga dimensi_ basis kranium, rahang atas dan bawah, seta erupsi gigi yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan fungsional. Hubungan antar- rahang pada perkembangan pascanatal tidak dapat dipisahkan dengan tumbuh kembang ski dengan bas mandibula berat medial. De |. Maksila_berhubungan s kranium anterior, sedangkan di bawah fosa kranium yn demikian pertumbuhan renjadi penting untuk ahang dan perkembangan oklu cumbuhan terjadi dalam 3 dimensi, pertumbuban fosa__kranium anterior di oer ital berhenti pada uumbuhan langsung demikian maksila ant Dalam _ bidang is kranium mempunyai karakteristik tulang temporal termasuk fosa glenoid displacement ke lateral wuhan pascanatal basis kranium anterior yang menyebabkan Frum displacement ke arah transversal hanya minimum. Perbedaan pertumbuhan ke aral transversal antara basis kranium anterior dan medial tampak pada perkembangan transversal rahang. * Selain pertumbuhan dalam arah sagital dan transversal. terjadi pertumbuhan rotasi dan remodeling rahang, Secara rinci pertumbuhan rotasr dan remodeling rahang 456 dijelaskan oleh Skieller dan Bjork. '° Dalam kerangka perkembangan kompleks fasial ini gigi yang sedang tumbuh rencapai interdigitasi, _-Pertumbuhan individual basis kranium dan rahang mempunyai variabilitas yang luas dan Koordinasi — perkembangan —_berbagai Komponen tidak selalu sempurna. Keadaan ini sebagian dapat dikendalikan melalui mekanisme kompensasi__dento-alveolar yang ‘berperan dalam mengkoordinasi erupsi dan posisi gigi pada hubungan yang normal antar lengkung rahang. Mekanisme pertumbuhan kompensasi dento-alveolar bergantung pada fangsi oral normal, dan erupsi normal gigi. Faktor penting lainnya, yaitu keadaan ruangan di dalam lengkung, gigi, efek inclined-plane terhadap gigi antagonis saat oklusi dan mastikasi. Dengan demikian interdigitasi lengkung geligi yang baik akan-mempertahankan oklusi normal. * Perubahan pada tumbuh kembang dentokraniofasial Pada umumnya setiap individa atau populasi mempunyai perbedaan konfigurasi jentuk Kepala. Hal ini akan berpengaruh terhadap template basis kranium yang menentukan dimensi_ dan susunan komponen fasial. Konfigurasi fasial yang berbeda-beda menyebabkan adanya variasi. Meskipun tumbuh kembang merepakan suatu keadaan aggregate yang equilibrium, adanva kompleksitas dari arsitektur asi, maka jika suatu regional jamipertumbuhan yang _ tidak seimban; akan terjadi— pertumbuhan Kompensasi. Dengan demikian bagian vang tidak seimbang okan menjadi seimbang karena adanya suatu proses Kendali untuk mencapai keadaan normal, sehingga Komposit equilibrium diperoleh fungsional. * Prinsip wtama tumbuh kembang skelet kraniofasial adalah displacement dan. remodelling permukaan tulang. “Pada basis kranium. tipe pertumbuhan displacement di bidang sagital terjadi pada synchondrosis spheno-occipital dan pada sutura spheno- frontal, Aposisi: pada tulang glabella dan tpi anterior ~— foramen magnum. ‘memperpanjang basis kkranium ‘Temu Iimiah KPPIKG XBL ekstemal.Perubahan ukuran tulang kranium dengan adanya pertambuhan ke anterior. kompleks nasomaksilg turut bergerak ke anterior. Perubahan posisi_tuberositas maksila dapat dilihat terhadap garis nujukan vertikal Pada keadaan ini secara simultan terjadi_pertumbuhan di bagian posterior tuberositas maksila yang banyaknya ekuivalen dengan counterpartya, yaitu fosa kranium anterior dan lengkung tulang maksila. ** Ekspansi dari fosa kranium medial memberikan — pengaruh —_ displacement under basis kranium anterior, kompleks nasomaksila, dan. mandibula, Hal ini disebabkan batas posterior kompleks,fasial bertepatan dengan batas antara’” fosa kranium anterior dan medial, pembesaran arah horizontal fosa kranium medial menvedabkan displacement ke anterior kranium anterior dan kompleks sila. Banyaknya displacement ke al mandibula lebih sedikit, karena besar pembesaran dari fosa ial terjadi di anterior anaromis sutura pada mmaksila berhubungan dengan ia basis kranium dan yang. terjadi pertambuhan di suam regio basis jum seperti pada sudut artikulare (< idle (< NSAr) akan rau prognatisme Letk maksila berada di bawah rani anterior. sedangkan ‘ah fosa kranium ervumbuhan basis < penting untuk an antar rahau termasuk perkembangan oklusi. mi tumbuhnya_sinchondrosis. tulang-ulang —sfenoid, frontal, dan Kompieks maksila bergerak ke anterior dalam hubungannya terhadap fosa glenoid. Disamping itu dengan pertumbuhan sutura sfeno frontal, tulang frontal dan kompleks maksila bergerak ke anterior dalam hubungannya terhadap tulgng _sfenoid Pertumbuban sutura- sutura di maksila. membawa maksila bergerak ke inferioc dan anterior dalam hubungannya terhadap basis dibs hub alas Reto Hayat kranium anterior. Hubungan sagital antar rahang atas_ dan rahang —_bawah dipertahankan denen adanya pertumbuhan yang nyata dari mandibula. * Pola pertumbuhan Bentuk fasial dipengaruhi oleh bentuk kepala, dimorfisme scksual, dan usia. Variasi bentuk kepala merupakan_ faktor penting Karena menentukan variasi tipe dan pola fasial. Kranium merupakan template untuk perkembangan fasial, karena. apa yang terjadi pada basis kranium sangat mempengaruhi struktur, dimensi, sudut, dan peletakan berbagai bagian fasial. Sebagai contoh (1) Lebar fosa kranium medial menentukan letak bicondilar dan artikulasi mandibula, (2) Dimensi, konfigurasi dan flexure basis kranium menentukan posisi anteroposterior maksila relatif terhadap mandibula, dan daerah pertumbuhan maksilla. (3) Hubungan antara kranium dan fasial dapat dijumpai pada palatum, Bentuk dan proporsional palatum merupakan proyeksi fosa kranium anterior dan basis apikal lengkung gigi atas Bentuk palatum akan dipengaruhi jika terjadi asimetri pada basis kranium, Selanjutnya basis apikal geligi atas ditentukan oleh konfigurasi dan ukuran perimeter palatum, Dengan demikian ada hubungan antara_otak, basis kranium kemudian ke konfigurasi lengkung gigi. * Variasi pola bentuk ~—kepala. mencakup kombinasi anatomi mempunyai kecenderingan maloklusi yang spesifik Ras. j berpengaruh terhadap bentuk kepala. Ras kaukasoid — cenderung, mempunyai bentuk kepala dolicosefalik, sedangkan ras mongoloid _cenderung. brahiscfalik, Kepala —brahisefalik dan dolikosefalik mempunyai basis kranium yang berbeda sebagai template perkembangan fasial. Maloklusi klas II dijumpai pada brahisefalik dan klas II pada dolikosefalik, mempunyai _kombinasi anatomi yang berbeda. Ichtisar hubungan antara bentuk kepala dan pertumbuhan fasial dapat dilihat pada Tabel dibawah ini Kajian Tunbuh Kembang Dentokraniofasial untuk Redokteran Gigi ‘Tabel Hubungan antara bentuk kepala dan pertumbulian fasial Dolikosefalik Brahisefalik, Bontuk Kepala & fasial Basis kranium anterior SN Rayang twimpul, sudut terbuka Pondek, lebar Keil, sudut tereutup Pendek Pann. semi I Panjang {Basicranial flexure < NSAF Profil fasial Retrognatik, konveks: iwal-posterion = [L Protrasif Konkar { I Pertumbulian rotasi mandibu!a | 1 | Fasial tengalt Panjang t Pendek i Tengiumg maksila Lebar, pendek gouje-afombla _Panjong-sempit Aft Palaturn t : EET Dalam Pengaruh usia terhadap bentuk tahun sampai 18 th, Dari tracing sefelometri kepala dapat dilihat pada perbedaan antara fasial bayi dan orang dewasa. Fasial bai, baik [aki atau perempuan, —tanpa memperhatikan bentuk kepale mempunyai hhidung pendek. bundar. dan pug-like: nasal bridge rendah. profil nasal konkaf. dahi menonjol dan tegak. tulang pipi prominen fasial datar. dan mata agak besar dan menonjol. Pads anak baik dari kepala yang mempunvai bentuk dolikosefalik “dan slik, tampak lebih brahisefalik. Jatif masih Lebar dan arah vertik Pertumbulian lebar retstif daripads p ertumbuh: Newsokrasium kembanga otak dan tumbuh, lebih awal, lebih cepar. dan lebih banyak lebih kranium, Pertumbs basis aval menentukan glenoid untuk mandibula dan plek 2 temp Karena untuk kot selurab ube kecil. @) belum Iengks; rahang yang mendukun vertikal belum tumbuh. Dengan erupsinya gigi terjadi pertumbuhan vertikal, Di Samping itt terjadi penambahan ukuran Karena pengaruh fungsi otot pengunyahan dan jalan nafi Pengarsh sia _—_tethadap pertumbuhan diketahui dari diagram pola pertumbuhan statu populasi mulai usia 1 dan paru-pant juga masih slung dan pertumbul permanen lateral dengan garis superimposisi basis kranium, SN. diperoleh diagram yang menunjukkan pola pertumbuhan fasial ke bawah (vertikal) dan anterior, Walaupun gambaran ini merupakan kecenderungan rata-rata, tetapi tiap individe mempunyai yariasi yang cukup luas dari pola tersebut. '? Kelainan gangguan kraniofasial Gangguan pada setiap _tahap perkembangan kraniofasial mengakibatkan kelainan yang dapat ditelusuri saat dinya gangguan tersebut. Abnormalitas spesifik pada bentuk fasial seperti fasies Fetal Alcohol Syndrome, —_dijumpai macrognathia, defisiensi maksila dan fasial iengah. Kelainan terjadi karena paparan yang tinggi etanol dalam —darah menyebabkan defisiensi jaringan neural plate pada trisemester pertama, yaitu tahap 1 & 2 Gangguan pada perkembangan neural crest (tahap 3) dapat mengekibatkan disost mandibulo fasial —_berupa sindroma Treacher Collins, Maksila dan mandibula tidak tumbuh dengan baik. Gangguan asimetri dan unilateral pada ap dijumpai pada Hemifasial microsomia. kelainan berupa defisiensi atau tidak adanya jaringan lunak di regio ramus mandibula dan telinga. * Kelainan — kongenital _akibat ganggwan tumbuh kembang kraniofasial yang banyak dijumpai adalah celah bibir dan atau celah langitan. Celah bibir terjadi sebagsi akibat_—gangguan pada perkembangan tahap 4 Karena kegagalan fusi prosesus nasal medial dan lateral, pada minggu ke 6 TU. [bu hamil dengan tumbuh kembang Temu Ihmiah KPPIKG XII kebiasaan merokok dapat_menyebabkan hipoksia yang menghalagi gerakan prosesus nasal kiteral untuk -mengadakan fit dengan prosesus nasal medial. merupakan salah satu faktor etiologi celah bibir dan atau celah langitan Gangguan yang dapat terjadi pada tahap akhir perkembangan embrionik fasial yaitu sindroma sinostosis. suatu penutupan awal sutura antara_ ylang fasial dan kranium. Sinostosis fengakibatkan —malformasi karena distorsi pada kraniofasial te pada lokasi sutura yang terkena, Seperti sindroma Crouzon karena fssi prenatal pada sutura superior dan posterior -maksila sepanjang orbital, mempunyai_manifestasi tidak adanya tumbuh kembang di midfasial dan orbital. Gambaran ‘has deformitas kongenital ini dijumpai pada saat lahir Akibat fiusi sutura pranatal mempengarahi pertumbuhan pascanatal yar gangguan bertambah berat. * Pada seat lahir, bayi_meng: proses adaptasi fisiologis dengan terdorong keluar dari rakim. Walaupun demikian Kelahiran merupakan —suatu proses traumatik Kk periode wakm yang ouhan tethenti, dalam 7-10 han terjadi penunman berat badan, Proses interupst pertumbuhan — mengakibatkan pen ‘a jaringan skeletal yang saat iat sed: mm_pembentukan dan iatung kalsifikasi. Sekuens proses pembentukan dan kalsi teriadi secara_berurutan Akibat dapat bei garis yang pada re pembentuls pada tulsr remodeli terhentinya pertu terlihat pada tulang dat yang terjadi ekibat han seat lahir akan roses ertumbuhi selanjutnva. Tidak demikian halnya dengan gigi. garis neonatal pada permukaan email Sigi sulung tidak mengalami remodeling Pada Keadaan normal, garis neonatal tersebur begitu ringan hanya ‘dapat dilihat dengan kaca pembesar. “ Setelah lahir gangguan atau berhentinya pertumbuhan dapat terjadi karena penyakit yang anak selama 1-2 min perti_demam tinggi, Gangguan pertumbuban tersebut dapat terekam pada permukaan email gigi rerturup Reto Hayati sulung atau gigi permanen sesuai dengan saat ferjadinga gangguan pertumbuhan,'* Relevansi tumbuh kembang kraniofasial untuk kedokteran gigi Mengapa drgperlu memahami tumbuh kembang kraniofasial ? Apakah tidak cukup jika hanya memahami tumbuh, kembang gigi dan tulang —rahang penyangganya, yaitu. maksila dan mandibula Untuk menjawab pertanyaan tersebut dikaitkan dengan kompetensi mendeteksi, mendiagnosis, dan melakukan upaya pencegahan serta_perawvatan maloklusi dan deformitas dentofasial diperlukan pemahaman karakteristik pada setiap tahap pertumbuhan dan_perubahan yang terjadi pada periode tumbuh kembang. Penyimpangan dari oklusi normal disebut_maloklusi. Maloklusi dapat mengenai dental, dento-alveolar, skeletal, atau gabungan. Maloklusi skeletal dapat menyebabkan deformitas dentofasial. Pada umumnya maloklusi dan deformitas dentofasial bukan proses patologis tetapi merupakan suatu keadaan distorsi tumbuh kembang dari perkembangan normal. Sebagai faktor penyebabnya dapat tunggal dan spesifik seperti kurangnya ruangan di Jengkui karena kelainan bentuk atau Kelainan jumlah gigi, dapat juga karena petumbuhan mandibula yang terhambat pada masa anak. Tetapi pada umumnya teriadi karena interaksi dari berbagai faktor yang kompleks yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan khususaya, oklusi. lengkung geligi dan tulang rahang, Untuk menentukan lokasi penyebab penyimpangan oklusi, Rakosi membagi kepala dalam lima bagian. yaita (1) (2) kompleks nasomaksila tan ah, (3) dento-alveolar rahang atas. (4) dentoalveolar rahang bawah, dan (3) mandibula. Pada pembagian ini basis Kranium Sella-Nasion (S-N)_ digunakan sebagai garis rujukan sefalometri. Sella- Nasion merupakan batas antara kranium dan kompleks nasomaksila. “* Foto sefalometri dapat digunakan untuk mempelajari pola tumbuh kembang dentoskeletal suatu populasi dan dapat untuk membantu’ menentukan diagnosis ‘gangguan tumbuh kembang. Dari berbagai an Kojion Tumbu Kembang Dentokraniofasial antuk Kedokieran Gigi analisis sefalometri, cukup banyak yang menggunakan $-N sebagai rujukan.”" Garis pada bidang_—sagital . yang, menghubungkan titik Sella Tursica (S) di pusat fosa hipophysis dan titik Nasion (N) pada bagian anterior sutura fronto-nasal pada sefalogram lateral adalah proyeksi garis horizontal dari fosa kranium anterior dan sebagian fosa kranium medial. Secara sefalometn) S-N menunjukkan panjang basis kranium. anterior. 7!" Dengan demikian peran basis kranium (S-N) merupakan suatu baku emas untuk menentukan posisi dan hubungan, tulang rahang maksila dan mandibula, serta posist dan hubungen gigi insisif atas terhadap skelet basis kranium. . Dalam upaya mendeteksi gangguan tumbuh kembang gigi yang berkaitan dengan skelet fasial seperti fasies Cooley yang dijumpai pada anak talasemia igunakan analisis sefalometri. Hasilnya menunjukkan deformitas dentofasial meliputi maloklusi skeletal Klas H, profil cembung, tipe fasial hiperdivergen. Deteksi gangguan pertumbuhan skelet pada fasies Cooley berupa retardasi pertumbuhan dan disproporsional dari komponen skelet nasomaksila dan mandibula, Kemampuan untuk mendeteksi mendiagnosis, -melakukan ——_upaya peccegainan serta perawatan maloklusi dan Geformitas dentofasial diperlukan oleh berbagai bidang —spesialisasi. [mu Kedokteran Gigi Anak khususaya, berkaita dengan deteksi dini, diagnostik, predik: dan upava—pencegahan —maloklusi Osthodonsi berkaitan di diagnosti prediksi, dan perawatan maloklusi, Bedah Mulut unk diagnostik dan perawatan bedah orthognatik; dan Prosthodonsi Giagnostik dan perawatan _rebabilitasi maksilo-fasial, yang diperlukan dalam Kedokteran Gigi a Ringkasan Untuk dapat memprediksi, mengidentifikasi dan mendeteksi secara dini, seria menentukan diagnosis dan rencana —perawatan dalam upaya penanggulangan kelainan akibat gangguan tumbuh kembang gigi dan tulang penyangganya, perlu dipahami tumbuh kembang dentokraniofasial, perubahar vada periode —tumbuh —kembang, pola pertumbuhan, kelainan gangguan tumbuh kembang kraniofasial. Dalam makalah ini juga diuraikan relevansi kajian tembuh kembang dentokraniofasial untuk bidang kedokteran gigi Daftar Pustaka 1. Stewart RE, Barber TK, Troutman KC and Wei SHY. Pediatric Dentistry, Scientific Foundation and Clinical Practice, St Louis: CV Mosby Co. 1982 2, Behnnan RE and Vaughan VC, Nelson Textbook of Pediatrics; 12th Philadelphia: WB Saunders, 1983 Stedman's Medical Dictionary. 24th ed. Baltimore: Williams and Wilkins.1982 4. Sassoun) Vand. Forrest El. Orthodontics in Dental Practice. StLouis: Mosby Co 1971: 62-94, 102-69, Enlow DH. Moyers RE, Hunter WS, McNamara JA. A. procedure for the analysis of intrinsic facial form and growth, An equivalent-balance concept. Am J Orthod, 1969. 56 (1): 6-23. 6. Valadian I, Porter D. Physical growth and development from conception fo maturity: Boston: Little Brown and Co. 1977 7, Bamett EM. Pediatric Occlusal Therapy: St.Louis: CV Masby Co.. 1974: 9-92 8. Koch G. Modeer T. Poulsen S, Rasmussen P. Pedodontics - 4 Clinical Approach. 1st ced. Copenhagen: Muksgaard. 1990: 53-7 9, Enlow DH, Facial Growth 3rd ed Philadelphia: WB Saunders Co. 1990 $8118 98.105-6, 243 10. Ranly DM. 4 Synopsis of Craniofaci Growth, 2 ed. London: Prentice-Hall. In 1988: St-4, 82-116 LI. Bjork A. Cranial Base development (A follow up X-ray study of the individual Variation in gronth occuring between the ages 12 and 20 years), Am J Orthod. 1955 41: 198-225 12. Skieller V, Bjork A, Linde-Hansen T. Prediction of mandibular growth rotation evaluated from longitudinal implant sample. Amt Orthod. 1984, 86 (5): 359-71 13, Shaw WC. Orthodontics and Occlusal “Management. Oxford: Wright, 1993: 26-37 ‘Temu [miah KPPIKG XL 14, Profit, WR. Fields HW. Contemporary Orthodomics — St.Louis‘CV Mosby Co.1986,63: 201- 18, LS. Brauer JC. Higley LB. Lindahl, RL. Massler M. Schour 1. Dentistry for Children. New York: Mc.Graw Hill Book Co.1964: 69-103 1. Rakes! T. an Atlas and Manual alomete London 19s? 7 Tenn Hmiah KPPIKG Nii Reino Hayati Schudy F Vertical growth versus anteroposterior growth as related tu fiction and treatment. — Angle Onhod 1964. 34: 75.93. 19, Bjork A. Prediction of mandibular growth rotation. 49 J Orthod. 1959, 35 (6): 585- 99. 20, Jarabak JR, Fizzell JA. Technique aand trearment with —laght-wire edgewise appliances. StLouis: CV Mosby. 1972. 13-16 Hayat, Pola Deformitas jentoskeletal Pada Anak Talasemia dan Faktor Determinannya. Disertasi Program Pascasarjana = FGK «UL 1998 461

You might also like