You are on page 1of 34

Nama

NIM

BAB II
PEMBUATAN

TIARA P.
1451003011110

08
Kelas
N
Kelompo N-1
k

DAN PENGENCERAN
LARUTAN

TUJUAN:
Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu
A. PRE-LAB
1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas dan normalitas?
Molaritas
Molaritas yaitu jumlah mol kovalen zat terlarut dalam larutan dibagi volume
larutan yang dinyatakan dalam liter. (Achmad,2004)
Molalitas
Molalitas atau molal didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut setiap kilogram
pelarut. (Sukarni,2008)
Normalitas
Normalitas yaitu jumlah mol kovalen zat terlarut dalam larutan dibagi volume
larutan yang dinyatakan dalam liter. (Achmad,2004)
2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v),
%(v/v), %(b/b), ppm,dan ppb !
Molar (M)

gram 1000
X
atau M =
Mr
V (ml)
Normal (N)
n x gram
N=
, n=ekivalen
volume
M=

gram
Mr x V (L)

atau M =

x x 10
Mr

(Achmad,2004)

%(b/v)
% berat/volum (% b/v) : jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 mL larutan. Satuan %b/v
umumnya untuk zat terlarut padat dalam pelarut cair.
%b/v =

gram zat terlarut


x 100
100 ml larutan

%(v/v)
% volume/volume (% v/v) : jumlah ml zat terlarut dalam tiap 100 mL larutan. Satuan %v/v
umumnya dipakai untuk zat terlarut cair dalam pelarut cair.
%v/v=

jumlah zat terlarut (ml)


x 100
100 ml larutan

%(b/b)
% berat/berat (% b/b) : jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram larutan.

jumlah zat terlarut ( gram)


x 100
100 gram larutan
(Baroroh,2004)
ppm
ppm : satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan bagain dalam satu juta bagian yang
lain
Berat zat terlarut
x 1.000 .000
ppm =
Berat laru tan
ppb
ppb : satuan konsentrasi untuk sedikit zat terlarut untuk larutan yang sangat encer
Berat zat terlarut
x 1.000 .000.000
ppb =
Berat larutan
%b/b =

(Sumardjo,2008)
3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H 2SO4 dari larutan
pekatnya!
Bila pengenceran HCl kita memasukkan HCl terlebih dahulu kemudian baru
memasukkan air ke dalamnya.
Tetapi jika pengenceran H2SO4 maka harus menambahkan H2SO4 ke dalam air,
agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan

(Sukarni,2008)

B. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan 25 ml larutanNaCl0,1 M
Dihitung konsentrasi larutan yang akan dibuat

NaCl 0,146 gram


NaCl ditimbang dengan timbangan analitik

Diletakkan dalam beaker glass

Akuades secukupnya
Dilarutkan
Dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml

Akuades
Ditambah hingga tanda batas
Dihomogenkan

Hasil

2. Pembuatan 25 ml larutanNaCl 100 ppm

NaCl 2,5 mg

NaCl ditimbang dengan timbangan analitik

Diletakkan dalam beaker glass

Aquades secukupnya
Dilarutkan
Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 25 mL

Aquades
Dihomogenisasi

Hasil

3. Pembuatan 25 ml larutanetanol 20% (v/v)

Etanol 96%

Dihitung volume etanol dengan rumus pengenceran


Dipindahkan ke dalam labu takar 25 mL

Aquades
Ditambahkan hingga tanda batas
Dihomogenkan

Hasil

4. Pembuatan 25 ml larutangula 5% (b/v)

Gula pasir

Ditimbang sebanyak 1,25 gram


Diletakkan dalam beaker glass

Aquades secukupnya
Diaduk hingga larut
Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 25 mL

Aquades
Dihomogenkan

Hasil
5. Pembuatan 25 ml larutanHCl 0,1 M darilarutanHCl 32%
Perhitungan konsentrasi HCl 32% dan volume yang dibutuhkan

Konsentrasi HCl 32% dalam (M)


Dihitung volume HCl yang akan diambil dengan rumus pengenceran

Larutan HCl 32%


Diletakkan dalam labu ukur yang berukuran 25 mL

Aquades
Ditambahkan hingga tanda batas
Dikocok hingga homogen

Hasil

C. DATA HASIL PRAKTIKUM


Larutan

Konsentrasi

Solute
(zatterlarut) /
satuan (g/ml)

Solven
(pelarut) /
satuan (g/ml)

0,1 M

0,146 gram

25 ml

100 ppm

0,0025 gram

25 ml

Etanol

20% (v/v)

5,125 ml

19,875 ml

Gula

5% (b/v)

1,25 gram

25 ml

HCl

0,1 M

0,24 ml

24,76 ml

NaCl

D. PEMBAHASAN
1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari
padatan dan cairan (larutan pekat), sebutkan dan jelaskan !
Pembuatan larutan dari padatan :
-

Penghitungan massa zat yang akan dibuat larutan menggunakan

rumus sesuai dengan apa yang diketahui


Pelarutan zat dengan cara pengadukan di beaker glass sampai larut
Mengetahui sifat-sifat dan karakteristik masing-masing zat yang

digunakan seperti NaCl,gula, dan yang lain


Larutan dihomogenkan dengan benar atau sesuai ketentuan agar
tidak terjadi kerusakan pada partikel larutan

Pembuatan larutan dari cairan(larutan pekat) :


-

Penghitungan volume zat yang akan dibuat larutan menggunakan

rumus satuan konsentrasi sesuai dengan apa yang diketahui


Pengambilan larutan zat menggunakan bulb sesuai petunjuk
Penaruhan larutan zat dari bulb ke labu takar sesuai petunjuk
Mengetahui sifat-sifat dan karakteristik masing-masing zat yang

digunakan seperti HCl


Larutan dihomogenkan dengan benar atau sesuai ketentuan agar

tidak terjadi kerusakan pada partikel larutan


2. Jelaskan langkah-langkah pembuatan larutan NaCl 10M dan 100 ppm
dari kristal padat NaCl! Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan
tersebut menjadi 1 M !
- Dihitung massa zat NaCl yang dibutuhkan

M=

n
V (l)

10 =

n=

n
0,025

n = 0,25 mol
-

gr
Mr
0,25 =

gr
58,5

gr = 14,625

NaCl ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak 14,625 gram


NaCl dimasukkan ke dalam beaker glass dan diberi aquades
secukupnya, aduk menggunakan pengaduk hingga NaCl terlarut

semua.
NaCl dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml menggunakan bulb.
Ditambahkan aquades hingga tanda batas.
Dihomogenkan denagn cara dikocok sesuai ketentuan minimal 12

kali.
3. Jelaskan cara pembuatan larutan 25 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat
32% !
- Dihitung volume HCl yang dibutuhkan
M=

10 x x 10 x 1,19 x 32
=
=10,4
Mr
36,5

M1 X V1 = M2 X V2
0,1 X 25 = 10,4 X V2
0,24 ml = V2
Diambil larutan HCl sebanyak 0,24 ml menggunakan bulb.
HCl dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml dengan cara bulb tegak

dan labu takar sedikit dimiringkan.


- Ditambahkan aquades hingga tanda batas
- Dihomogenkan dengan cara dikocok sesuai petunjuk minimal 12 kali
4. Jelaskan cara pembuatan larutan 25 ml larutan NaCl 100 ppm dari krital
garam NaCl !
- Dihitung berat NaCl yang dibutuhkan
ppm =
100 =

mg
V (l)
mg
0,025

mg = 2,5
NaCl ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak 2,5 mg atau

0,0025 gram
NaCl dimasukkan ke dalam beaker glass, ditambahkan aquades
secukupnya dan diaduk menggunakan pengaduk hingga gula terlarut

semua
Dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml menggunakan bulb
Ditambahkan aquades hingga tanda batas
Dihomogenkan dengan cara dikocok seperti mengangkat barbel

minimal sebanyak 12 kali


5. Jelaskan cara pembuatan larutan gula 5%(b/v) !
- Dihitung massa gula yang dibutuhkan

% b/v =
5% =
-

g
25

g
X 100
V ( ml )
X 100%

g = 1,25 gram
Gula ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak 1,25 gram
Gula dimasukkan ke dalam beaker glass, ditambahkan aquades
secukupnya dan diaduk menggunakan pengaduk hingga gula terlarut

semua
Dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml menggunakan bulb
Ditambahkan aquades hingga tanda batas
Dihomogenkan dengan cara dikocok seperti mengangkat barbel
minimal sebanyak 12 kali

Tangga
l

Nilai

BAB III
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
A. Pre Lab
1. Apakah yang dimaksud dengan larutan penyangga?

Paraf
Asisten

2. Jelaskan prinsip kerja larutan penyangga!

3. Sebutkan 3 jenis larutan penyangga!

B. Diagram Alir

C. Hasil dan Pembahasan

1. Tulislah data hasil praktikum pada tabel berikut ini


No
.

Jenis Buffer

Asam/basa (ml)

pH kertas lakmus

pH meter

2. Apakah yang terjadi saat larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau basa?
Jelaskan!

3. Jelaskan bagaimana cara kerja pengukuran pH menggunakan pH meter!

4. Jelaskan bagaimana cara kerja pengukuran pH menggunakan kertas lakmus!

5. Jelaskan salah satu contoh penggunaan larutan penyangga di ilmu pangan!

6. Sebanyak 50 mL larutan NH3 0,1 M (Kb = 105) dicampur dengan 100 mL larutan
NH4Cl 0,5 M. Hitunglah pH larutan tersebut!

7. Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan


CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,1 M. (KaCH3COOH = 1,8
105)

Komponen
Pre-test
Aktivitas
Hasil dan
Pembahasan

Nilai

Nama

TIARA
PURBIANITA

NIM
BAB IV
ASIDI-

1451003011110
08
Kelas
N
Kelompo N-1
k

ALKALIMETRI

TUJUAN

MembuatlarutanstandarHCl 0,1 M
MembuatlarutanstandarsekunderNaOH 0,1 M danstandar primer
H2C2O4
MelakukanstandarisasilarutanHCl 0,1 M danNaOH 0,1 M
MenggunakanlarutanstandarNaOH 0,1 M
untukmenetapkankadarasamasetatcukaperdagangan

A. PRE LAB
1. Apa yang dimaksud dengan analisis volumetri?

2. Apa yang dimaksud dengan asidi-alkalimetri?


Asidi alkalimetri adalah teknik analisis dalam bidang titrasi yang
menggunakan asam basa (Baselt,2004).

3. Apa yang dimaksud dengan larutan standar primer?


Larutan standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya
telah diketahui dan diperoleh dengan cara menimbang. Contoh
senyawa yang biasa dipakai untuk standar primer adalah Arsen
Trioksida untuk menstandarisasi larutan Natrium Periodat, larutan I 2,
dan Cerium Sulfat. Asam Benzoat untuk menstandarisasi Natrium
Etanoat dan Isopropanol. Kalium Bromat untuk menstandarisasi
Natrium Tiosulfat. Natrium untuk menstandarisasi larutan AgNO 3
(Basset,2004).
4.Apa yang dimaksud dengan larutan standar sekunder?
Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang
konsentrasinya belum diketahui, tidak dapat diketahui denagn tepat
karena berasal dari zat yang tidak pernah murni konsentrasinya.
Larutan ini ditentukan dengan pembekuan menggunakan larutan baku
primer. Contohnya : AgNO3, KmnO4, Fe2(SO4)3 (Basset,2004).

5. Apa yang dimaksud dengan standarisasi/pembakuan larutan?


Pembakuan larutan adalah metode atau cara yang digunakan untuk
memperoleh larutan standar, perlu dilakukan proses standarisasi
sebelum melakukan analisa konsentrasi larutan yang ingin dianalisa
(Sastrohamidjojo, 2005).

6. Apa yang digunakan untuk menstandarisasi larutan NaOH? Tuliskan


persamaan reaksinya!
Untuk menstandarisasi larutan NaOH menggunakan H 2C2O4.2H2O
(asam oksalat).
Persamaan reaksi :
H2C2O4 + 2 NaOH
Na2C2O4 + 2 H2O (Said,2008)

7. Apa yang digunakan untuk menstandarisasi HCl? Tuliskan


persamaan reaksinya!
Untuk menstandarisasi larutan HCl menggunakan Na 2B4O7.10H2O.
Persamaan reaksi :
Na2B4O7.10H2O + 2 HCl
2 NaCl + 4 H3BO3 + 5H2 (Said,2008).

8. Jenis asam apa yang dominan ada pada asam cuka perdagangan?
Tuliskan persamaan reaksinya dengan NaOH!
a. Asam asetat (CH3COOH)
b. Persamaan reaksi :
CH3COOH + NaOH
CH3COONa + H2O (Said,2008).

B. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan larutan standar HCl 0.1 M
Larutan HCl 0,1
M
Diambil V1 ml HCl pekat sebagai M1
Dimasukkan ke dalam labu takar yang memiliki volume sebanyak V 2 ml
Diperoleh HCl 0,1 M sebanyak V2 ml
Dimasukkan HCl pekat dalam labu 250 ml
Aquades
Kocok perlahan-lahan
Dihomogenkan

Hasil

2. Standarisasi larutan HCl


Menimbang Na2B4O7.10 H2O yang tepat di dalam botol penimbang 1,9 gram
Dilarutkan dalam gelas beker kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100
ml

Tambah aquades hingga 100


ml

Diambil 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer


Beri 2 tetes indikator metil
Larutan boraks dititrasi dengan HCl oranye
dalam buret sampai terlihat perubahan
warna

Hasil

3. Pembuatan larutan standar NaOH 0.1 M


NaOH 0,1
M
Ditimbang 0,4 gram kristal NaOH
Kristal dilarutkan dan diencerkan hingga 100 ml di dalam labu takar
Ditimbang asam oksalat dihidrat sebanyak 0,63 gram pada gelas arloji
Aquades secukupnya
Dilarutkan di dalam gelas beker
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
Tambah aquades hingga tanda
Diambil 10 ml larutan asam oksalat batas
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Diberi 1-2 tetes indikator pp
Dititrasi dengan larutan NaOH yang akan distandarisasi hingga terjadi
perubahan warna

Hasil

4. Standarisasi Larutan NaOH


NaOH

NaOH kristal ditimbang sebanyak 0,4 gram


Dilarutkan dalam air bebas CO2 hingga volume 100 ml
Ditimbang asam oksalat gerus jika perlu
Dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml
Tambah air bebas CO2 100
Labu takar ditutup kemudian dikocok
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan 1-2 tetes indikator pp
Dititrasikan dengan larutan NaOH hingga warna berubah

Hasil

5. Penggunaan larutan standar asam dan basa untuk


menetapkankadarasamasetatpadacuka
10 ml larutan asam cuka
perdagangan

Diambil menggunakan pipet ukur


Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
Diencerkan dengan ditambah aquades sampai
tanda
batas
Diambil 10 ml larutan yang
telah
diencerkan dengan pipet
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan 2-3 tetes indikator pp
Dititrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai berubah warna
Dicatat volume akhir NaOH
Dihitung kadar asam asetat dalam cuka
Dilakukan duplo

Hasil

C. DATA HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN


1. Pembuatan larutan standar HCl 0,1 M
BJ HCl
Kadar HCl
Volume HCl yang dibutuhkan
Perhitungan:

:
:
:

Mengapa dalam pembuatan larutan standar HCl, BJ HCl harus diperhitungkan?

2. Standarisasi larutan HCl 0,1 M


Volume HCl
Molaritas HCl
Berat boraks
BM boraks
Molaritas larutan HCl hasil
standarisai
Perhitungan:

:
:
:
:
:

Mengapa asam boraks digunakan untuk menstandarisasi larutan HCl?

3. Pembuatan larutan standar NaOH


Berat NaOH
Volume larutan NaOH
Molaritas larutan NaOH
Perhitungan

:
:
:
:

Mengapa larutan NaOH harus distandarisasi?

4. Standarisasi larutan standar NaOH


Berat Na-oksalat
BM Na-oksalat
Volume akuades
Volume larutan NaOH 0,1 M
Molaritas larutan NaOH
Perhitungan:

:
:
:
:
:

Mengapa standarisasi larutan NaOH menggunakan Na-oksalat?

a. Mengapa indikator yang digunakan adalah pp (fenolftalein)?

6. Penetapan kadar asamasetatpadacuka


Volume larutan asam cuka
Volume NaOH (titrasi)
Molaritas NaOH
BM asam organik dominan
Persamaan reaksi
Kadar total asam (% b/v)
Perhitungan:

:
:
:
:
:
:

Apakah prinsip analisis kadar total asam bias digunakan untuk menentukan
keasaman produk pangan yang lain? Jelaskan contoh aplikasinya!

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Tangga
l

Nilai

Paraf
Asisten

BAB V
REAKSI

Nama

TIARA

NIM

PURBIANITA
14510030111100

Kelas
Kelompo

8
N
N-1

REDUKSI OKSIDASI

TUJUAN:
1. Mempelajarireaksireduksi
2. Mempelaharireaksioksidasi
A. PRE-LAB
1. Jelaskan pengertian reaksi reduksi!
Reaksi reduksi adalah reaksi yang menurunkan bilangan oksidasi atau muatan
positif, menaikkan muatan negatif dan umumnya menurunkan valensi unsur
dalam zat yang direduksi (Poulsen,2010).

2. Jelaskan pengertian reaksi oksidasi!


Reaksi oksidasi adalah reaksi yang menaikkan bilangan oksidasi suatu unsur
dalam zat yang mengalami oksidasi, dapat juga sebagai kenaikan muatan
positif(penurunan muatan negatif) dan umumnya juga kenaikan valensi
(Poulsen,2010).
3. Apa fungsi larutan CuSO4 dan AgNO3?
Fungsi larutan CuSO4 :
1.
2.
3.
4.
5.

Digunakan dalam penyepuhan


Untuk pengawetan kayu
Untuk zat adiktif dalam radiator
Untuk zat anti lumut dalam kolam renang
Untuk herbisida, fungisida dan pestisida

Fungsi larutan AgNO3 :


1. Untuk fotografi
2. Untuk pewarnaan dalam tinta
3. Industri keramik (Mulyono,2005).
C. DATA HASIL PRAKTIKUM
M
N
o

Logam

en

M
Keterangan

Laruta
n

en

Keterangan

it
Ke
1
3

1
.

Z
n

5
7
10

it
Ke
1

Berwarna hitam,
tidak terdapat
gelombang, muncul
endapan.
Tetap berwarna
hitam, tidak
terdapat
gelembung,
endapan
bertambah.
Berwarna lebih
hitam, tidak ada
gelembung,
endapan
bertambah.

Berwarna biru
muda

Berwarna biru
muda

CuSo

Warna biru
muda
memudar
10

Warna biru
muda
memudar
Warna biru
memudar

1
3

2
.

C
u

5
7

10

Warna lebih hitam,


terdapat sedikit
gelembung,
endapan
bertambah.
Warna lebih hitam,
terdapat gelembung
dan endapan.
Logam berwarna
hitam, muncul
gelembung.
Logam berwarna
hitam, gelembung
semakin banyak,
muncul endapan.
Logam berwarna
hitam, gelembung
semakin banyak,
endapan
bertambah.
Logam bertambah
hitam, gelembung
semakin banyak,
endapan
bertambah.
Logam bertambah
hitam, gelembung

Berwarna
bening

Berwarna
bening

AgNO

Berwarna
bening
Muncul warna
biru muda
10
Bening kebiru
mudaan

dan endapan
banyak.

D. PEMBAHASAN
1.

Analisa Prosedur
a. Reaksi logam Zn dengan larutan CuSO4 0,1 M
Diambil 10 ml larutan CuSO4 0,1 M menggunakan pipet ukur.
Fungsi pipet ukur untuk mengambil larutan dengan volume tertentu.
Gunakan bulb untuk menyedot laruatn. Pipet ukur di tegakkan lurus
keatas. Pipet ukur tidak boleh dimiringkan, karena jika bola nya terkena
air/larutan, bola rusak dan tidak bisa digunakan. Tekan tombol S untuk
mengambil larutan. Kemudian letakkan larutan ke dalam botol kaca
kecil. Tekan tombol E untuk mengeluarkan larutan. Jika akan
mengeluarkan larutan ke dalam botol kaca kecil, maka pipet ukur tetap
tegak, dan botol kaca kecilnya nya yang dimiringkan, karena jika pipet
ukur yang dimiringkan, larutan akan mengalir ke bulb, dan bulb akan
terkena air/larutan. Kemudian amplas logam Zn dengan amplas hingga
bersih. Jika tidak bersih, kotoran akan menghambat proses reaksi dan
reaksi tidak berjalan lancar atau hasil yang didapatkan tidak begitu
valid. Setelah itu logam Zn dijepit dengan penjepit kayu agar mudah
untuk memegang ketika logam dimasukkan ke dalam larutan. Saat
logam dimasukkan ke dalam larutan, penjepit kayu harus dipegang
selama 10 menit. Dan logam Zn tidak boleh di keluar-masukkan agar
reaksi tidak terhalang. Selama 10 menit diamati perubahan pada
logam dan larutan berupa perubahan warna,adanya endapan, dan
gelembung. Pengamatan ini didata setiap menit ke 1,3,5,7 dan 10. Ini
dilakukan agar data yang didapat valid dan mengetahui setiap
perubahan yang terjadi dan memahami proses reaksi redoks. Setelah
10 menit, ambil logam Zn. Fungsi larutan CuSO 4 adalah digunakan
dalam penyepuhan, untuk pengawetan kayu, untuk zat adiktif dalam
radiator, untuk zat anti lumut dalam kolam renang, untuk herbisida,
fungisida dan pestisida.
b. Reaksi Reaksi logam Cu dengan larutan AgNO3 0,1 M
Diambil 10 ml larutan AgNO3 0,1 M menggunakan pipet ukur.
Fungsi pipet ukur adalah untuk mengambil larutan dengan volume
tertentu. Pipet ukur di tegakkan lurus keatas. Pipet ukur tidak boleh
dimiringkan, karena jika bulb nya terkena air/larutan, bulb rusak dan

tidak bisa digunakan. Tekan tombol S untuk mengambil larutan.


Kemudian letakkan larutan ke dalam botol kaca kecil. Tekan tombol E
untuk mengeluarkan larutan. Jika akan mengeluarkan larutan ke dalam
botol kaca kecil, maka pipet ukur tetap tegak, dan botol kaca kecilnya
nya yang dimiringkan, karena jika pipet ukur yang dimiringkan, larutan
akan mengalir ke bulb, dan bulb akan terkena air/larutan. Kemudian
amplas logam Cu dengan amplas hingga bersih. Jika tidak bersih,
kotoran akan menghambat proses reaksi dan reaksi tidak berjalan
lancar atau hasil yang didapatkan tidak begitu valid. Setelah itu logam
Cu dijepit dengan penjepit kayu agar mudah untuk memegang ketika
logam dimasukkan ke dalam larutan. Saat logam dimasukkan ke dalam
larutan, penjepit kayu harus dipegang selama 10 menit. Dan logam Cu
tidak boleh di keluar-masukkan agar reaksi tidak terhalang. Selama 10
menit diamati perubahan pada logam dan larutan berupa perubahan
warna,adanya endapan, dan gelembung. Pengamatan ini didata setiap
menit ke 1,3,5,7 dan 10. Ini dilakukan agar data yang didapat valid dan
mengetahui setiap perubahan yang terjadi dan memahami proses
reaksi redoks. Setelah 10 menit, ambil logam Cu. Fungsi dari larutan
AgNO3 adalah untuk untuk fotografi, untuk pewarnaan dalam tinta, dan
industri keramik.
2.

3.

Analisa Hasil
Pada percobaan yang dilakukan pada reaksi logam Zn dengan larutan
CuSO4 0,1 M dan reaksi logam Cu dengan larutan AgNO 3 0,1 M dihasilkan
perubahan warna, adanya endapan, dan adanya gelembung. Perubahan
tersebut terjadi pada larutan maupun logam tersebut setelah keduanya
bereaksi. Ini sesuai dengan teori yang ada di buku Membuat Reagen Kimia
di Laboraturium. Ini menyatakan bahwa reaksi yang terjadi pada logam
dan larutan akan menghasilkan suatu perubahan pada logam maupun
larutan itu sendiri. Perubahan tersebut terjadi karena adanya sifat dari
masing-masing logam/larutan (Mulyono,2005).
Jelaskan perubahan biloks masing-masing unsur pada reaksi-reaksi
tersebut dan jelaskan unsur mana yang mengalami oksidasi atau reduksi
a. Reaksi logam Cu dengan larutan AgNO3
AgNO3 + Cu
Ag + Cu(NO3)2
Biloks Ag pada larutan AgNO3 :
Biloks NO3 = -1, jadi biloks Ag = +1
Biloks Cu pada unsur bebas = 0
Biloks Ag pada unsur bebas = 0
Biloks Cu pada Cu(NO3)2 :
Biloks (NO3)2 = -1, jadi biloks Cu = +2
Unsur yang mengalami oksidasi adalah Cu, karena memiliki biloks awal
0 naik menjadi +2 . Dan yang mengalami reduksi adalah Ag, karena
biloks awalnya +1 turun menjadi 0.
b. Reaksi logam Zn dengan larutan CuSO4
Zn + CuSO4
Cu + ZnSO4
Biloks Zn pada unsur bebas = 0
Biloks Cu pada larutan CuSO4 :
Biloks (SO4) = -2, jadi biloks Cu = +2
Biloks Cu pada unsur bebas = 0

Biloks Zn pada ZnSO4 :


Biloks (SO4) = -2, jadi biloks Zn = +2
Unsur yang mengalami oksidasi adalah Zn, karena mengalami kenaikan
biloks dari 0 menjadi +2. Dan unsur yang mengalami reduski adalah
Cu, karena mengalami penurunan biloks dari +2 menjadi 0.
KESIMPULAN
Mempelajari reaksi reduksi, mempelajari reaksi oksidasi. Reaksi dimana
elektron ditransfer disebut oksidasi-reduksi (redoks) reaksi. Ketika logam
menyatu secara kimiawi dengan halogen ke bentuk senyawa ionik,
terjadilah reaksi redoks. Logam kehilangan elektron dan penambahan oleh
halogen. Reaksi redoks mungkin dianggap sebagai reaksi transfer elektron,
seperti reaksi asam-basa mungkin dilihatkan sebagai reaksi transfer proton.
Pada reaksi antara logam Zn dan larutan CuSO4 pada menit ke-1 dihasilkan
logam Zn berwarna hitam, tidak terdapat gelembung, muncul endapan dan
pada larutan CuSO4 larutan berwarna biru muda. Pada menit ke 3 logam Zn
tetap berwarna hitam, tidak terdapat gelembung, endapan bertambah dan
larutan berwarna biru muda. Menit ke 5 logam Zn berwarna lebih hitam,
tidak ada gelembung, endapan bertambah dan warna biru muda pada
larutan memudar. Menit ke 7 logam Zn berwarna lebih hitam, terdapat
sedikit gelembung, endapan bertambah dan warna biru pada larutan
memudar. Pada menit 10 logam Zn berwarna lebih hitam, terdapat
gelembung dan endapan, warna biru pada larutan memudar.
Pada reaksi antara logam Cu dan larutan AgNO 3 pada menit ke-1
dihasilkan logam Cu berwarna hitam, muncul gelembung dan pada larutan
AgNO3 larutan berwarna bening. Pada menit ke 3 logam Cu tetap berwarna
hitam, gelembung semakin banyak, muncul endapan dan larutan berwarna
bening. Menit ke 5 logam Cu berwarna hitam, gelembung semakin banyak,
endapan bertambah dan larutan berwarna bening. Menit ke 7 logam Zn
bertambah hitam, gelembung semakin banyak, endapan bertambah dan
muncul warna biru muda pada larutan. Pada menit 10 logam Cu bertambah
hitam, gelembung dan endapan banyak, dan larutan berwarna bening
kebiru mudaan.
SARAN
Saran saya waktu belajar untuk post test ditamabh lagi agar praktikan siap
dalam menjalani post test dan hasil yang didapatkan juga memuaskan.
Tangga
l

Nilai

Paraf
Asisten

Nama
NIM
Kelas
Kelompo
k
BAB VI
PENENTUANKONSENTRASIZATWARNAMENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
TUJUAN:
1. Membuatkurvastandarkaliumpermanganat
2. Menentukankonsentrasikalium permanganate

dalamlarutansampel

yang

belumdiketahuikonsentrasinyadenganmetodespektrometri
A. PRE-LAB
1. Jelaskan prinsip dasar analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis!

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya tampak dan warna
komplementer!

3. Jelaskan yang dimaksud dengan kurva standar/kurva baku! (25)

4. jelaskan hukum yang melandasi spektrofotometri ! (30)

B. Diagram Alir
1. Penentuanpanjanggelombangmaksimum

2. Pembuatankurvastandar

3. Pengukuranabsorbansisampel KMNO4

C. DATA HASIL PRAKTIKUM


a. Penentuanpanjanggelombangmaksimum
Konsentrasi

KMNO4

yang

digunakanuntukmencaripanjanggelombangmaksimum = M
Panjanggelombang (nm)
range 400-700 nm

Absorbansi (A)

Panjanggelombangmaksimumadalah

(panjanggelombangmaksimumadalahpanjanggelombang

nm
yang

menghasilkanabsorbansi paling tinggi)

b. Pembutankurvastandar
KonsentrasiLarutan
KMNO4(M) (sumbu x)

Absorbansi
(diukurpadapanjanggelombangmaksimu
m) (sumbu y)

Kurvastandar/baku yang diperoleh (pakai excel)

c. Pengukuranabsorbansisampel KMNO4
Absorbansisampel KMNO4diukurpadapanjanggelombangmaksimum= ......... nm
KonsentrasisampelKMNO4 =

PERTANYAAN
1. Bahas penentuan panjang gelombang maksimum!

2. Bahas pennetuan kurva standar!

3. Bahas hasil konsentrasi sampel KMNO4!

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Tangga
l

Nilai

Paraf
Asisten

You might also like