Professional Documents
Culture Documents
MANUSIA
oleh : Junaedi Dongoran & Iwan Sunarya
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan
secara sungguh-sungguh. Manusia selalu mencari, menggali dan
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, ia ingin menemukan
sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan memikirkan hal-hal baru.
Karena manusia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidup, namun
lebih dari itu. Manusia mengembangkan kebudayaan, manusia memberi
makna kepada kehidupannya, dan manusia memanusiakan diri dalam
hidupnya. Kemampuan manusia untuk mengembangkan diri menyebabkan
manusia berpeluang untuk membentuk dirinya baik secara fisik maupun
mental. Berbagai potensi fisik dan mental dikembangkan manusia untuk
menjadi mahluk yang berperadaban (homosapien). Peningkatan dan
pengembangan diri ini menyebabkan manusia memiliki tingkat peradaban
yang berbeda dan mengarah dari zaman ke zaman tergantung pada kondisi
lingkungan dan kebutuhan masyarakat masing-masing. Akan tetapi tidak
semua potensi fisik dan mental berkembang sebagaiana yang diharapkan,
supaya potinsi fisik dan mental itu berkembang dan terlihat, maka di perlukan
namanya pendidikan, berupa pengarahan, bimbingan maupun latihan yang
teratur dan seimbang.
Dalam mengembangkan pendidikan, manusia harus bisa berfikir secara
universal dan mendalam. Maka manusiasa membutuhkan landasan folosofis
yang menjiawai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Landasan
filosofis merupakan landasan yang berdasarkan atas filsafat. Pendidikan dan
filsafat tidak terpisahkan karena akhir dari pendidikan adalah akhir dari filsafat
yaitu kearifat (wisdom). Dan alat dari filsafat adalah alat dari pendidikan yaitu
pencaarian (inquiri), yang akan mengantar manusia kepada kearifan. Dengan
kearifan yang dimiliki oleh manusia akan mengantarkan dirinya untuk
mengembangkan potensi fisik dan mental secara terarah sehingga dia bisa
memberi makna kepada kehidupannya, dan bermanfaat bagi lingkungannya.
Kemajuan peradaban manusia ditentukan oleh pendidikan dan kearifan
individu (sebagai pewaris nilai-nilai budaya). Tingkat perkembangan
kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa sangat ditentukan oleh tingkat
sumberdaya manusia yang menjadi pendukung nilai-nilai budaya tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas filsafat
pendidikan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut Bagaimana filsafat pendidikan dalam peningkatan
Sumberdaya Manusia ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui bagaimana filsafat pendidikan dalam peningkatan
Sumber Daya Manusia.
D. Manfaat Penulisan
Secara umum penulisan makalah ini bisa bermanfat sebagai tambahan bahan
bacaan tentang filsafat pendidikan peningkatan sumber daya manusia, baik
digunakan untuk pembuatan karya ilmiah atau pun yang lain. Dan juga bisa
dijadikan
sebagai
dasar
untuk
pengembangan
potensi
dalam
mengembangkan sumber daya manusia.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pendidikan
Menurut Amsal Bakhtiar (2007:4) Filsafat dalam bahasa inggris yaitu :
philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : philosophia,
yang terdiri dari dua kata : philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik
kepada) dan sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan,
pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Adapun pengertian
pendidikan dalam GBHN Tahun 1973 bahwa pendidikan pada hakekatnya
merupakan suatu usaha yang didasari untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan manusia yang dilaksanakan di dalam maupun di luar
sekolah, dan berlangsung seumur hidup. Sadulloh (2008 : 56).
Filsafat pendidikan menurut Al-Syaibany adalah pelaksanaan pandangan
falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu
mencerminkan satu satu segi dari segi pelaksanaan falsafah umum dan
menitik beratkan kepada pelaksanaan perinsip-perinsip dan kepercayaankepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam menyelesaikan
masalah-masalah pendidikan secara praktis. Sadulloh (2008 : 71).
Jadi, filsafat pendidikan itu merupakan hasil pemikiran dan perenungan
secara mendalam sampai kepada akar-akarnya mengenai pendidikan.
Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan bukan
hanya berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan yang dibatasai
pengalaman, tetapi permasalahan yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih
komplek, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fata pendidikan.
Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan
menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia
tentang realitas, pengetahuan dan nilai.
B. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Manusia adalah sumberdaya primer dan sangat menentukan dalam
pembangunan suatu bangsa. Sumber daya manusia merupakan salah satu
sumber daya dalam organisasi meliputi semua orang yang melakukan
aktivitas. Oleh karena itu jika suatu bangsa ingin maju dan sejahtera, maka
bangsa itu harus memprioritaskan investasi dalam pemgembangan sumber
daya manusia (human capital). Investasi yang sehat dalam membangun
pula,maka hasilnya akan menjadi lebih baik bila ada motivasi intrinsik dari
peserta didik itu sendiri. Kohnstamm,melihat bahwa faktor lingkungan belum
dapat memberi hasil yang optimal bila tidak disertai dorongan dari dalam diri
peserta didik.pendapat ini dapat dilihat sebagai temuan yang memperkaya
pemikiran tentang manusia dalam kaitannya dengan pendidikan. Keempat
tokoh tersebut telah mengangkat latar belakang potensi manusia.kecuali J.J
Rousseau,ketiga tokoh berikutnya seakan menyatu dalam pendapat bahwa
potensi manusia dapat diintervensi oleh pengaruh lingkungan. Seperti yang
dikatakan Imam Barnadib,bahwa filsafat pendidikan sebagai system dapat
dilihat dari dua pendekatan. Pendekatan pertama sebagai pendekatan
filosofis,sebagaiman telah diuraikan terdahulu.dalam pandangan ini terungkap
bahwa konsep pendidikan dalam berbagai aliran itu mengakui bahwa
manusia memiliki potensi untuk dididik. Selanjutnya pendekatan kedua adalah
filsafat pendidikan dilihat dari sudut pandang pendidikan.berdasarkan
pendekatan ini,filsafat pendidikan merupakan usaha untuk menemukan
jawaban tentang pendidikan dan problema-problema yang ada yang
memerlukan tinjauan filosofis .dalam pandangan ini,filsafat pendidikan
menjadi tumpuan bagi penyesunan system pendidikan. Menurut Hasan
Langgulung,pendidikan dalam hubungannya dengan individu dan
masyrakat,dapat dilihat dari bagaimana garis hubungannya dengan filsafat
pendidikan dan sumberdaya manusia.dari sudut pandang individu,
Pendidikan
merupakan
usaha
untuk
mengembangkan
potensi
individu,sebaliknya dari sudut pandang kemasyrakatan,pendidikan adalah
sebagai pewaris nilai-nilai budaya. Dalam pandangan ini pendidikan
mengemban dua tugas utama, yaitu peningkatan potensi individu, dan
pelestarian nilai-nilai budaya.manusia sebagai mahkluk berbudaya dan
hakikatnya adalah pencipta budaya itu sendiri. Budaya itu kemudian
meningkat sejalan dengan peningkatan potensi manusia pencipta budaya itu.
Tingkat perkembangan kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa sangat
ditentukan oleh tingkat kualitas sumber daya manusia yang menjadi
pendukung nilai-nilai budaya tersebut.pada masyarakat yang masih memiliki
kebudayaan asli,berbeda dengan masyarakat yang memiliki kebudayaan
campuran. Kemajuan peradapan manusia sebagian besar ditentukan oleh
IPTEK.makin tinggi tingkat penguasaan IPTEK, makin maju pula perdapan
suatu bangsa.juga tingkat kualitas sumberdaya manusianya.salah satu
sarana yang paling efektif dalam pengembangan dan peningkatan kualitas
sumber daya anusia adalah pendidikan. Sejalan dengan tujuan tersebut,
disusunlah suatu system pendidikan yang layak dan serasi dengan tujuan
pengembangan sumberdaya manusia sebagai pendukung nilai-nilai budaya
bagi peningkatan kemajuan peradapan yang dimiliki. Kemudian agar system
pendidikan tersebut tetap terjaga, diperukan adanya suatu landasan filsafat
pendidikan yang dinilai mengakarpada kepribadian bangsa itu masingmasing.dalam kaitan ini, terlihat bagaiman kaitan hubungan antara filsafat
pendidikan dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Kegiatan
manusia untuk mengembangkan potensi dirinya dan menemukan
pengetahuan yang benar adalah sesuatu yang mutlak dilakukan karena
manusia selalu berpikir. Namun setiap manusia berbeda cara berpikirnya
untuk menemukan suatu kebanaran yang hakiki. lewat kegiatan berpikir dan
dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan sember
bagi setiap orang atau diri seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan