Professional Documents
Culture Documents
NAMA PEMBIMBING :
dr. Endang Poerwati SpA
A. Identitas Pasien
Nama : An. A.A
TL/ Umur : 08 Mei 2014 / 10 bulan
BB : 10 kg
TB : 63 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kalisari No 29 RT 09 RW 01
Kelurahan Pekayon, Jakarta Timur
Masuk RS : 15 Maret 2015
Keluar RS : 23 Maret 2015
Tgl.Pemeriksaan : 19 Maret 2015
No. RM : 2014-520527
Ibu
Nama
:
Tn. I
Ny. D
Umur
:
33 tahun
30 tahun
Pendidikan :
SMA
SMA
Pekerjaan
: Pegawai swasta Ibu rumah
tangga
Agama
:
Islam
Islam
Terdapat riwayat
tuberkulosis dari kakek
pasien yang tinggal
serumah.
Pasien merupakan
anak ketiga dari tiga
bersaudara, kedua
kakak pasien tidak
pernah mengalami hal
yang serupa.
Terdapat riwayat
merokok dari ayah
pasien
Tidak terdapat
riwayat alergi obatobatan dan makanan
Pada usia
9 bulan
Sejak usia
6 bulan
Riwayat Makan
Riwayat Imunisasi
Imunisasi di Puskesmas
0 Bulan : Hepatitis B 0
1 Bulan : Tidak mendapat BCG dan Polio 1
2 Bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 1
3 Bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 2
4 Bulan : Tidak mendapat imunisasi
DPT-HB-Hib 3 dan Polio 3
9 Bulan : Tidak mendapat imunisasi
Campak
Riwayat
Sosial
Ekonomi
Lingkung
an:
Pemeriksaan Fisik
1.Keadaan Umum :
Tampak Sakit
berat
2. Kesadaran
: Apatis
3. Tanda Vital
Frekuensi nadi : 96
x/menit,
teratur, nadi
kuat, isi cukup
Frekuensi napas : 44
x/menit
Suhu
: 38 0
Kepala
Ubun Mata
cahaya (+/+),
Leher
KGB
Telinga
Hidung
rongga
Tenggorok
hiperemis
Mulut
ada
Leher
Paru
Inspeksi
pembesaran KGB
Telinga : Serumen (-)
Hidung : Nampak sekret pada
rongga hidung
Tenggorok : T1-T1 tenang, faring
hiperemis
Mulut
: Merah, kering, mukosa
bibir basah, sianosis
tidak ada
Jantung
Inspeksi: Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di sela
iga V midklavikula kiri
Perkusi :
Batas atas jantung di sela iga 3 garis
sternal kiri
Batas kanan jantung di sela iga 4 garis
sternal kanan
Batas kiri jantung di sela iga 4 garis
midklavikula kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I II
regular, G(-) M(-)
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Turgor
baik.
Perkusi : Timpani pada seluruh
abdomen
Ektremitas : Tidak ada edema, akral
hangat, tidak ada,
deformitas.
Tanda rangsang
meningeal
Kaku kuduk :
Negatif
Brudzinki I :
Negatif
Brudzinki II :
Negatif
Kernig
:
Negatif
Lasque
:
Negatif
Status gizi
Klinis : edema -/-,tampak kurus
-/Antropometris:
Berat Badan (BB) : 10 kg
Tinggi/Panjang Badan : 63 cm
Lingkar kepala
: 42 cm
Lingkar lengan atas
: 12 cm
BB/U
: 105 %
TB/U
: 86,3%
BB/TB : 147%
BMI : 25 %
Simpulan status gizi : gizi lebih
(obesitas)
SKOR TB
Data Laboratorium
Rontgen Thoraks
AP/Lateral
CT scan
Diagnosis Kerja
Diare melanjut dengan dehidrasi ringansedang
Bronkiolitis dd/ Tb paru dd/
bronkopneumonia
Delayed developmental
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
- Rawat inap
- Tirah baring
Edukasi
ASI dan makanan tetap diteruskan. Makanan yang
diberikan rendah serat dan diberikan dalam porsi
kecil namun sering sebanyak 6 kali.
Jangan memberikan ASI bila anak sedang sesak,
takut terjadi aspirasi.
Mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air
besar dan sebelum makan
Membuang tinja bayi dengan benar
Menyediakan air minum yang bersih dan selalu
memasak makanan.
Memberikan edukasi untuk pemberian oralit di
rumah
Kembali ke pusat kesehatan bila demam, tinja
berdarah, diare berulang, makan atau minum
sedikit, sangat haus, belum membaik dalam 3 hari.
Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
ANALISA MASALAH
SAJIAN PUSTAKA
Defini
si
Diare Menurut WHO
adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat),kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam.
Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang
air besar encer lebih dari 3 kali per hari.
Sementara kematian
anak berusia di bawah
tiga tahun akibat diare
adalah 19 persen,
dengan kata lain
sekitar 100.000 anak
meninggal dunia tiap
tahunnya akibat diare.4
adalah 23 di tiap
100.000 orang
penduduk, sedangkan
angka yang lebih tinggi
terjadi pada kelompok
anak berusia di bawah
5 tahun, yaitu 75 per
100.000 orang.
EPIDEMIOLOGI
Others
13%
DIARRHEA
Diarrhoea
28%
28%
Drowning
Septicemia
DHF
Necroticans Entero Colitis
Congenitalheart anomaly
PNEUMONI
PNEUMONIA
A
20%
20%
&
hydrocephalus
GI disorder
TB
Measles
Meningitis/
encephalitis
9%
ETIOLOGY OF U5 DIARRHEA IN
INDONESIA
RV
Faktor
Psikologis
Faktor
Infeksi
Faktor
Malabsorb
si
Faktor
Makanan
ETIOLOGI
Klasifikasi
Menurut klinis
Akut
Lanjut
Kronik
Berdasarkan
patofisiologi
osmotik
sekretorik
Gangguan
motilitas
PATOFISIOLOGI
patogenesis
Jasad renik menyebabkan diare melalui :
Virus
Rotavirus berkembang biak dalam epitel vili usus
halus kerusakan sel epitel & pemendekan vili
terjadi penggantian sementara oleh sel epitel
bentuk kripta yang belum matang, usus
mensekresi air dan elektrolit.
Dapat juga karena hilangnya enzim disakaridase
berkurangnya absorbsi disakarida (laktosa).
Penyembuhan, bila vili regenerasi & epitel vilinya
matang.
patogenesis
Bakteri
Bakteri (pili/fimbria) menempel pada mukosa (reseptor
dipermukaan usus) perubahan epitel usus
pengurangan kapasitas penyerapan /sekresi cairan.
Toksin absorpsi natrium melalui vili & sekresi
chlorida dari kripta sekresi air & elektrolit.
Penyembuhan bila sel yang sakit diganti dgn sel yang
sehat (2 4 hari).
Diare berdarah terjadi melalui invasi & perusakan sel
epitel mukosa (di colon & distal ileum), diikuti
mikroabses & ulkus superficial (krn toksin kerusakan
jar) melena.
patogenesis
Protozoa
G. lamblia dan Cryptosporidium menempel pada
epitel usus halus pemendekan vili diare.
E.histolitica menginvasi epitel mukosa
colon/ileum mikroabses dan ulkus diare,
terjadi pada strain sangat ganas, strain yang
tidak ganas tidak ada invasi ke mukosa dan
tidak timbul gejala atau tanda-tanda, meskipun
kista amoeba dan tropozoit mungkin ada di
dalam tinjanya.
Mekanisme diare
Diare
sekretori
k
Diare
osmotik
Bila di dalam
lumen usus
terdapat bahan
yang secara
osmotik aktif
dan sulit
diserap
diare.
Derajat
Dehidrasi
Penilaian
1.Lihat :
Keadaan
Umum
Mata
Rasa Haus
Baik, sadar
Normal
Minum biasa
tidak haus
2.Periksa
turgor kulit
3.Derajat
dehidrasi
Kembali
cepat
Tanpa
dehidrasi
4.Terapi
Rencana
terapi A
* Gelisah
Cekung
* Haus, ingin
minum banyak
Rencana terapi C
Diagnosis
1. Anamnesis
Lamanya diare
Frekuensi ( berapa kali sehari
)
Banyaknya / volumenya
Warnanya
Baunya
Buang air kecil
Batuk, panas, pilek, dan
kejang
Makanan dan minuman
sebelum dan sesudah sakit
Penderita diare di sekitar
rumah
Berat badan sebelum sakit
2. Pemeriksaan Jasmani
Dilihat dari derajat
dehidrasi menurut
WHO
3. Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan tinja
pH & kadar gula
Pemeriksaan darah
Analisa gas darah
Kadar ureum
Penatalaksanaan GE
Penatalaksan
aan
Terapi untuk diare akut :
Kausal
Antibiotic jika perlu dan diindikasikan
(diare disentri,kolera, ameba, giardia)
probiotik
Antidiare sebaiknya tidak diberikan
Diet (sesuai dengan kausa)
Atasi penyulit (dehidrasi, gangguan
elektrolit, atau gangguan keseimbangan
asam basa)
Komplikasi
Dehidrasi
Renjatan (shock) hipovolemik
Gangguan elektrolit (hipokalemia,
hiponatremia, hipernatremia)
Hipoglikemi
Intoleransi laktosa sekunder
Kejang
Malnutrisi energi protein
Prognosis
Bonam
PENCEGAHAN
Air minum yang bersih dari sumber air yang terjaga
kebersihannya dan dimasak.
Pengelolaan makanan yang dimasak dengan baik,
untuk menghindari kontaminasi.
Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar,
sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan.
Buang cepat tinja dengan cara memasukannya
kedalam jamban atau menguburkan.
Berikan hanya ASI selama 4-6 bulan pertama, teruskan
pemberian ASI paling sedikit 1 tahun pertama.
Berikan makanan sapihan yang bersih dan bergizi
mulai usia 4-6 bulan. 4
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Kliagman: Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol2 Jakarta 2000
2 Budiarso, Aswita.dkk. Pendidikan Medik Pembatasan Diare Buku Ajar Diare
Pegangan Mahasiswa . Jakarta: Departement Kesehatan R.I PPM & PLP. 1999
3 Data Direktorat Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan.
Selasa, 25 Maret 2008. www.kompas.com
4 Depatemen Kesehatan. Diare Pada Anak . Kamis, 31 desember. 2006.
www.depkes.go.id
5 Ganna, Herry. Melinda, Heda. Ilmu Kesehatan Anak Pedoman Diagnosis dan
Terapi. Edisi 3. Bandung : 2005
6 Gsianturi. Probiotik dan Prebiotik untuk Kesehatan. Senin , 28 Januari,
2002. www.gizinet.com
7 Rampengan TH, Laurentz IR.. Penyakit infeksi tropik pada anak. Jakarta :