You are on page 1of 57

LAPORAN KASUS

DIARE MELANJUT DISERTAI


DEHIDRASI RINGAN-SEDANG
DISUSUN OLEH
Prissilma Tania Jonardi
(1102010221)

NAMA PEMBIMBING :
dr. Endang Poerwati SpA

A. Identitas Pasien
Nama : An. A.A
TL/ Umur : 08 Mei 2014 / 10 bulan
BB : 10 kg
TB : 63 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kalisari No 29 RT 09 RW 01
Kelurahan Pekayon, Jakarta Timur
Masuk RS : 15 Maret 2015
Keluar RS : 23 Maret 2015
Tgl.Pemeriksaan : 19 Maret 2015
No. RM : 2014-520527

B. Identitas Orang Tua


Ayah

Ibu

Nama
:
Tn. I
Ny. D
Umur
:
33 tahun
30 tahun
Pendidikan :
SMA
SMA
Pekerjaan
: Pegawai swasta Ibu rumah
tangga
Agama
:
Islam
Islam

Alloanamnesa dengan ibu pasien


Keluhan utama
: Buang Air Besar cair sejak 2
hari SMRS
Keluhan Tambahan : Demam, muntah, batuk
Riwayat Penyakit Sekarang Buang air besar tidak
:
Pasien datang ke IGD
RSUD Pasar Rebo dengan
keluhan BAB cair
(mencret) dengan
frekuensi kurang lebih 7
kali setiap hari sejak 2 hari
SMRS, dengan konsistensi
kotoran cair berwarna
kuning dengan sedikit
ampas dan lendir tanpa
disertai dengan darah.
Tidak terdapat bau busuk.
Jumlah kotoran yang
keluar diakui oleh ibu
pasien dapat mencapai
satu gelas air mineral atau
bahkan lebih setiap
harinya

menyemprot. Buang air


kecil rutin setiap hari dan
dalam batas normal.
Pasien belum mendapat
pengobatan dari pusat
kesehatan. Terdapat
muntah berupa cairan
makanan tanpa darah
sebanyak 10 kali saat
pasien datang ke IGD
RSUD Pasar Rebo, namun
keluhan ini sudah tidak
ada sejak pasien di rawat
di ruangan Terdapat
demam yang naik turun
dan hanya turun jika
pasien diberikan obat
penurun panas sejak 3 hari
SMRS

Demam disertai dengan


pilek dan batuk berdahak
namun dahak sulit
dikeluarkan sejak 3 hari
SMRS. Terdapat Sesak
nafas saat pasien batuk.
Pasien tidak terlihat
kebiruan. Namun saat
pemeriksaan, pasien
terlihat rewel dan
kehausan sehingga
meminta minum terus
menerus. Terdapat
penurunan berat badan
dari 11 Kg menjadi 10 kg
saat sakit.

Riwayat penyakit dahulu.

Riwayat penyakit keluarga


Terdapat riwayat asma
dari kakek pasien yang
tinggal serumah.

Terdapat riwayat
tuberkulosis dari kakek
pasien yang tinggal
serumah.

Pasien merupakan
anak ketiga dari tiga
bersaudara, kedua
kakak pasien tidak
pernah mengalami hal
yang serupa.

Terdapat riwayat
merokok dari ayah
pasien

Tidak terdapat
riwayat alergi obatobatan dan makanan

Riwayat kehamilan dan kelahiran

Riwayat tumbuh kembang

Nasi tim diselingi dengan bubur bayi


nestle. Pasien makan 3 kali sehari
dengan nasi tim dan bubur bayi. Nafsu
makan pasien selalu meningkat namun
semenjak diare, nafsu makan pasien
menurun

Diberikan asi dicampur dengan susu


formula. Buah dan bubur bayi merek
nestle sudah diberikan. Pasien selalu
minum asi dicampur dengan susu
formula 6 botol susu perhari.

Pada usia
9 bulan

Sejak usia
6 bulan

Riwayat Makan

Riwayat Imunisasi

Imunisasi di Puskesmas
0 Bulan : Hepatitis B 0
1 Bulan : Tidak mendapat BCG dan Polio 1
2 Bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 1
3 Bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 2
4 Bulan : Tidak mendapat imunisasi
DPT-HB-Hib 3 dan Polio 3
9 Bulan : Tidak mendapat imunisasi
Campak

Riwayat
Sosial
Ekonomi

Lingkung
an:

Jumlah penghasilan ayah Rp


5.000.000,- per bulan, untuk 5
orang anggota keluarga.

Pasien tinggal di Kalisari, Jakarta


Timur bersama orangtua, kakak
dan kakek pasien. Pasien tinggal
dirumah kontrakan di pinggir jalan
protokol. Rumah tidak berdekatan
dengan pabrik besar ataupun
pusat listrik bertegangan tinggi.
Rumah berukuran kurang lebih 100
m2. jarak antar rumah tidak
berdekatan, udara dan
pencahayaan rumah cukup baik,
sarana prasarana tempat
pembuangan sampah cukup

Pemeriksaan Fisik

1.Keadaan Umum :
Tampak Sakit
berat
2. Kesadaran
: Apatis
3. Tanda Vital
Frekuensi nadi : 96
x/menit,
teratur, nadi
kuat, isi cukup
Frekuensi napas : 44
x/menit
Suhu
: 38 0

Kepala

Ubun Mata

: Lingkar kepala 42 cm,


rambut hitam merata,
tidak mudah dicabut,
ubun teraba cekung
: Palpebra mata terlihat
cekung, Refleks

cahaya (+/+),

Leher
KGB
Telinga
Hidung
rongga
Tenggorok
hiperemis
Mulut

pupil bulat isokor,


Conjungtiva anemis (-/-),
Sklera ikterik (-/-)
: Dalam batas normal tidak
terdapat pembesaran
: Serumen (-)
: Nampak sekret pada
hidung
: T1-T1 tenang, faring
: Merah, kering, mukosa bibir
basah, sianosis tidak

ada

Leher

: Dalam batas normal


tidak terdapat

Paru
Inspeksi

pembesaran KGB
Telinga : Serumen (-)
Hidung : Nampak sekret pada
rongga hidung
Tenggorok : T1-T1 tenang, faring
hiperemis
Mulut
: Merah, kering, mukosa
bibir basah, sianosis
tidak ada
Jantung
Inspeksi: Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di sela
iga V midklavikula kiri
Perkusi :
Batas atas jantung di sela iga 3 garis
sternal kiri
Batas kanan jantung di sela iga 4 garis
sternal kanan
Batas kiri jantung di sela iga 4 garis
midklavikula kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I II
regular, G(-) M(-)

Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi

: Gerak simetris saat


statis dan dinamis.
Retraksi abdomen (-)
: Fremitus, simetris
kanan-kiri.
: Sonor pada kedua
lapang paru.
: Suara nafas vesikuler,
wheezing tidak ada,
rhonki ada.
: Datar, tidak ada massa
: Bising usus positif normal
: Supel, hepar tidak
teraba, Lien tidak teraba.
Nyeri tekan (-). Bising usus
dalam batas normal.

Turgor
baik.
Perkusi : Timpani pada seluruh
abdomen
Ektremitas : Tidak ada edema, akral
hangat, tidak ada,
deformitas.

Tanda rangsang
meningeal
Kaku kuduk :
Negatif
Brudzinki I :
Negatif
Brudzinki II :
Negatif
Kernig
:
Negatif
Lasque
:
Negatif

Status gizi
Klinis : edema -/-,tampak kurus
-/Antropometris:
Berat Badan (BB) : 10 kg
Tinggi/Panjang Badan : 63 cm
Lingkar kepala
: 42 cm
Lingkar lengan atas
: 12 cm
BB/U
: 105 %
TB/U
: 86,3%
BB/TB : 147%
BMI : 25 %
Simpulan status gizi : gizi lebih
(obesitas)

SKOR TB

Data Laboratorium

Rontgen Thoraks

AP/Lateral

Pada pemeriksaan rontgen AP/Lateral didapatkan


cor: hilus suram, infiltrat di kedua lapang paru,
hiperaerasi. Kesan : bronkopneumonia dd/ Tb paru
dan bronkiolitis.

CT scan

Tidak tampak lesi hiperdens/isodens/hipodens/kistik intraserebral.


Suci dan gyri baik. Ventrikel lateral, ventrikel III dan IV tidak
melebar/menyempit. Kesan tidak terdapat lesi
hemoragik/iskemik/meningitis/ encephalitis/edema serebral/SOL.

Diagnosis Kerja
Diare melanjut dengan dehidrasi ringansedang
Bronkiolitis dd/ Tb paru dd/
bronkopneumonia
Delayed developmental
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
- Rawat inap
- Tirah baring

Untuk bronkiolitis dd/


bronkopneumonia/ Tb paru
Terapi suportif :
Pemberian Oksigen 2-4 LPM
Nasal suction bila lendir
banyak
Antibiotik : ceftriakson 1 x 1
Untuk delayed
developmental
Konsultasi dengan bagian
fisioterapi

Kecepatan tetesan infus : 1750


x 60 = 105000 = 73 tpm
(loading)
24 x 60
1440
Zink diberikan selama 10 hari
berturut-turut : Zinc 20mg/ hari
Probiotik : Lacto B = 2 x 1 (per
oral)
Mycostatin : 3 x 1
Paracetamol 10-15 mg/KgBB/
kali (max: 100mg/kg/hari) 3
x 100mg bila perlu.
KCL 75 mEq/bb per oral per
hari = 750 mEq/ hari dibagi 3
dosis = 3 x 250 mEq/hari

Medikamentosa Untuk Diare


dan dehidrasi
Rehidrasi dengan
menggunakan oralit baru :
75 ml/Kgbb dalam 3 jam = 750
ml/ 3 jam = 250 cc per jam
(per oral)
Rehidrasi parenteral
Menggunakan IVFD KAEN 3B
atau ringer laktat atau NaCl
= 175 ml/kgBB/hari = 1750 ml/
hari
= 175 ml/kgBB/hari = 1750 ml/
hari
I kolf = 500 ml berarti butuh 4
kolf. Pemberian diberikan tiap 6
jam.

Edukasi
ASI dan makanan tetap diteruskan. Makanan yang
diberikan rendah serat dan diberikan dalam porsi
kecil namun sering sebanyak 6 kali.
Jangan memberikan ASI bila anak sedang sesak,
takut terjadi aspirasi.
Mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air
besar dan sebelum makan
Membuang tinja bayi dengan benar
Menyediakan air minum yang bersih dan selalu
memasak makanan.
Memberikan edukasi untuk pemberian oralit di
rumah
Kembali ke pusat kesehatan bila demam, tinja
berdarah, diare berulang, makan atau minum
sedikit, sangat haus, belum membaik dalam 3 hari.

9-12 Bulan (Bertahap)berdasarkan rekomendasi dari IDAI


Pukul 06.00(bangun tidur)
ASI/PASI
Pukul 08.00(makan pagi)
Nasi Tim makanan keluarga
Pkl. 10.00
Buah segar/biskuit
Pkl. 12.00(makan siang)
Nasi tim makanan keluarga
Pkl. 14.00(sebelum tidur siang)
ASI/PASI
Pkl. 16.00
Buah segar/Biskuit
Pkl. 18.00(makan malam)
Nasi tim makanan keluarga
Pkl. 21.00
ASI/PASI

Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

ANALISA MASALAH

1. Diare melanjut ditegakkan berdasarkan :


Onset terjadinya lebih dari 7 hari tapi kurang
dari 14 hari. BAB cair (mencret) dengan
frekuensi kurang lebih 7 kali setiap hari sejak
2 hari SMRS, dengan konsistensi kotoran cair
berwarna kuning dengan sedikit ampas dan
lendir tanpa disertai dengan darah. Tidak
terdapat bau busuk. muntah berupa cairan
makanan tanpa darah sebanyak 10 kali saat
pasien datang ke IGD RSUD Pasar Rebo,
namun keluhan ini sudah tidak ada sejak
pasien di rawat di ruangan

2 Dehidrasi ringan sedang ditegakkan


Pada anamnesis,
Penurunan berat badan
= Berat badan awal- berat badan
aktual x 100 %
Berat badan awal
=
11-10
x 100 %
= 9 %
Diare ringan- sedang presentasi
penurunan bb 5-10 %

SAJIAN PUSTAKA

Defini
si
Diare Menurut WHO
adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat),kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam.
Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang
air besar encer lebih dari 3 kali per hari.

Sementara kematian
anak berusia di bawah
tiga tahun akibat diare
adalah 19 persen,
dengan kata lain
sekitar 100.000 anak
meninggal dunia tiap
tahunnya akibat diare.4

adalah 23 di tiap
100.000 orang
penduduk, sedangkan
angka yang lebih tinggi
terjadi pada kelompok
anak berusia di bawah
5 tahun, yaitu 75 per
100.000 orang.

Hasil survei pada 2006


menunjukkan bahwa
kejadian diare di
Indonesia adalah 423
dari tiap 1.000 orang,
dan terjadi 1-2 kali per
tahun pada anak-anak
berusia di bawah 5
tahun. Pada 2001,
angka kematian ratarata yang diakibatkan
diare

EPIDEMIOLOGI

Causes of Mortality in Under-five


Children in Indonesia
Leukemia
Malaria
Tetanus
Malnutrition

Others
13%

DIARRHEA
Diarrhoea
28%
28%

Drowning
Septicemia
DHF
Necroticans Entero Colitis
Congenitalheart anomaly

PNEUMONI
PNEUMONIA
A
20%
20%

&
hydrocephalus
GI disorder
TB
Measles

Meningitis/
encephalitis

9%

Basic Health Research (Riskesdas),

ETIOLOGY OF U5 DIARRHEA IN
INDONESIA

RV

84% RV; 16% bacterial


<16% need antibiotic

Hospital Surveillance at Sardjito hospital BY Ministry of Health & NAMRU2


research, 2005

Rasa takut dan cemas

Makanan basi, beracun, alergi


terhadap makanan
Karbohidrat
Lemak
Protein
Infeksi enteral
Infeksi parenteral

Faktor
Psikologis
Faktor
Infeksi
Faktor
Malabsorb
si
Faktor
Makanan

ETIOLOGI

Klasifikasi

Menurut klinis
Akut
Lanjut
Kronik

Berdasarkan
patofisiologi
osmotik
sekretorik
Gangguan
motilitas

Gejala Khas Diare Akut

PATOFISIOLOGI

GAMBAR 1: PATOFISIOLOGI DIARE


SUMBER : http://nursing-care-plan.blogspot.com/2011/11/nursing-careplan-for-children-with.html

patogenesis
Jasad renik menyebabkan diare melalui :
Virus
Rotavirus berkembang biak dalam epitel vili usus
halus kerusakan sel epitel & pemendekan vili
terjadi penggantian sementara oleh sel epitel
bentuk kripta yang belum matang, usus
mensekresi air dan elektrolit.
Dapat juga karena hilangnya enzim disakaridase
berkurangnya absorbsi disakarida (laktosa).
Penyembuhan, bila vili regenerasi & epitel vilinya
matang.

patogenesis
Bakteri
Bakteri (pili/fimbria) menempel pada mukosa (reseptor
dipermukaan usus) perubahan epitel usus
pengurangan kapasitas penyerapan /sekresi cairan.
Toksin absorpsi natrium melalui vili & sekresi
chlorida dari kripta sekresi air & elektrolit.
Penyembuhan bila sel yang sakit diganti dgn sel yang
sehat (2 4 hari).
Diare berdarah terjadi melalui invasi & perusakan sel
epitel mukosa (di colon & distal ileum), diikuti
mikroabses & ulkus superficial (krn toksin kerusakan
jar) melena.

patogenesis
Protozoa
G. lamblia dan Cryptosporidium menempel pada
epitel usus halus pemendekan vili diare.
E.histolitica menginvasi epitel mukosa
colon/ileum mikroabses dan ulkus diare,
terjadi pada strain sangat ganas, strain yang
tidak ganas tidak ada invasi ke mukosa dan
tidak timbul gejala atau tanda-tanda, meskipun
kista amoeba dan tropozoit mungkin ada di
dalam tinjanya.

Mekanisme diare

Diare
sekretori
k

Sekresi air &


elektrolit ke dlm
usus halus
gangguan absorbsi
Na oleh vilus
saluran cerna,
sekresi Cl
berlangsung
terus/ air &
elektrolit keluar
dari tubuh (tinja
cair).

Diare
osmotik
Bila di dalam
lumen usus
terdapat bahan
yang secara
osmotik aktif
dan sulit
diserap
diare.

Derajat
Dehidrasi
Penilaian

1.Lihat :
Keadaan
Umum
Mata
Rasa Haus

Baik, sadar
Normal
Minum biasa
tidak haus

2.Periksa
turgor kulit
3.Derajat
dehidrasi

Kembali
cepat
Tanpa
dehidrasi

4.Terapi

Rencana
terapi A

* Gelisah
Cekung
* Haus, ingin
minum banyak

* Lesu, lunglai atau


tidak sadar
Sangat cekung dan
kering
* Malas minum atau
tidak bisa minum
* Kembali lambat * Kembali sangat
lambat
Dehidrasi
Dehidrasi berat
ringan/sedang
Bila ada 1 tanda *
bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih
ditambah 1 atau tanda lain
lebih tanda lain
Rencana terapi B

Rencana terapi C

Diagnosis
1. Anamnesis
Lamanya diare
Frekuensi ( berapa kali sehari
)
Banyaknya / volumenya
Warnanya
Baunya
Buang air kecil
Batuk, panas, pilek, dan
kejang
Makanan dan minuman
sebelum dan sesudah sakit
Penderita diare di sekitar
rumah
Berat badan sebelum sakit

2. Pemeriksaan Jasmani
Dilihat dari derajat
dehidrasi menurut
WHO
3. Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan tinja
pH & kadar gula
Pemeriksaan darah
Analisa gas darah
Kadar ureum

Penatalaksanaan GE

Penatalaksan
aan
Terapi untuk diare akut :
Kausal
Antibiotic jika perlu dan diindikasikan
(diare disentri,kolera, ameba, giardia)
probiotik
Antidiare sebaiknya tidak diberikan
Diet (sesuai dengan kausa)
Atasi penyulit (dehidrasi, gangguan
elektrolit, atau gangguan keseimbangan
asam basa)

Komplikasi
Dehidrasi
Renjatan (shock) hipovolemik
Gangguan elektrolit (hipokalemia,
hiponatremia, hipernatremia)
Hipoglikemi
Intoleransi laktosa sekunder
Kejang
Malnutrisi energi protein
Prognosis
Bonam

PENCEGAHAN
Air minum yang bersih dari sumber air yang terjaga
kebersihannya dan dimasak.
Pengelolaan makanan yang dimasak dengan baik,
untuk menghindari kontaminasi.
Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar,
sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan.
Buang cepat tinja dengan cara memasukannya
kedalam jamban atau menguburkan.
Berikan hanya ASI selama 4-6 bulan pertama, teruskan
pemberian ASI paling sedikit 1 tahun pertama.
Berikan makanan sapihan yang bersih dan bergizi
mulai usia 4-6 bulan. 4

DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Kliagman: Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol2 Jakarta 2000
2 Budiarso, Aswita.dkk. Pendidikan Medik Pembatasan Diare Buku Ajar Diare
Pegangan Mahasiswa . Jakarta: Departement Kesehatan R.I PPM & PLP. 1999
3 Data Direktorat Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan.
Selasa, 25 Maret 2008. www.kompas.com
4 Depatemen Kesehatan. Diare Pada Anak . Kamis, 31 desember. 2006.
www.depkes.go.id
5 Ganna, Herry. Melinda, Heda. Ilmu Kesehatan Anak Pedoman Diagnosis dan
Terapi. Edisi 3. Bandung : 2005
6 Gsianturi. Probiotik dan Prebiotik untuk Kesehatan. Senin , 28 Januari,
2002. www.gizinet.com
7 Rampengan TH, Laurentz IR.. Penyakit infeksi tropik pada anak. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC 1993


8 Putra, Sanjaya. Suraatmaja, Sudaryat. Dkk. Effect of probiotics
supplementation on acute diarrhea in infants: a randomized double blind
clinical trial. Paediatrica Indonesiana, Vol. 47, No. 4, July 2007

You might also like