You are on page 1of 2

MALAYSIA

Malaysia mengadopsi
sistem demokrasi

parlementer di bawah pemerintahan monarki konstitusional.


Malaysia dipimpin oleh Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan
Agong yang dipilih dari sembilan sultan negeri Melayu untuk
menjabat selama lima tahun sebagai Kepala Negara dan
Pemerintah Tertinggi Angkatan Bersenjata.
Sistem ini adalah berdasarkan sistem Westminster karena
Malaysia merupakan bekas koloni Inggris. Kekuasaan eksekutif
ditentukan oleh kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri.
Berdasarkan konstitusi Malaysia, Perdana Menteri haruslah
seorang anggota Dewan Rakyat, yang menurut Yang di-Pertuan
Agong, memimpin kelompok mayoritas dalam parlemen.
Sedangkan kabinet merupakan anggota parlemen yang dipilih
dari Dewan Rakyat atau Dewan Negara.
Malaysia mengamalkan sistem parlemen dua
kamar: DPR dan Dewan Negara. Dewan Negara memiliki 70
orang yang terpilih selama 3 tahun. Pemilihan anggotanya bisa
dibagi dua: 26 anggota dipilih oleh Dewan Undangan Negeri

sebagai perwakilan 13 negara. 44 anggota lagi ditunjuk oleh


Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong atas nasihat
Perdana Menteri, termasuk dua anggota dari Wilayah
Persekutuan Kuala Lumpur, dan satu anggota masing-masing
dari Labuan dan Putrajaya.
DPR itu memiliki sebanyak 222 anggota, dan setiap anggota
mewakili satu daerah pemilihan. Anggota dipilih atas dasar
dukungan banyak pihak melalui pemilu. Setiap anggota Dewan
Rakyat menjabat selama 5 tahun, dan setelah itu pemilu yang
baru akan diadakan.

You might also like