Professional Documents
Culture Documents
: Ellena Maggyvin
NPM : 260110140137
1. Jelaskan aktivitas golongan obat berikut dan tuliskan paling sedikit lima contoh obat dan
indikasi penggunaannya.
a. Simpatomimetika
b. Simpatolitika
c. Parasimpatomimetika
d. Parasimpatolkitika
2. Jelaskan pengaruh obat-obat di atas terhadap berbagai organ efektor.
Jawab:
1. a. simpatomimetika
Aktivitas dar simpatomimetik atau adrenergic:
Adrenergic merupakan obat yang merangsang system sarafsimaptik (jugadisebut
system saraf adrenergic).Senyawa ini dsebut obat simpatomimetik.System sarafsimpatis
merupakan bagian dari system sarafotonom yang berasaldari daerah toraks (dada) dan
lumbar (punggungbawah) dari sum-sum tulang belakang dan mengatur reaksi spon tan
terhadap stress.Obat ini merangsang detak jantung, berkeringat, rate pernapasan dan
lainnya yang terkai dengan stress proses tubuh
Indikasi
Meningkatkan output jantung, meningkatkan tekanan darah, meningkatkan aliran
air seni sebagai bagian dari pengobatan shock, sebagai stimulant jantung, membalikkan
penurunan tekanan darah, menghentikan pendarahan dengan menyebabkan pembulu
hdarah mengerut dan untuk menjaga anestesi local di area kecil tubuh dengn menutup
pembuluh darah menyempi tmembuat adrenergic berguna dalam mengurangi hidung ter
sumbat terkait pilek dan alegi, dapat membuka bronkus untuk pengobatan asma
Reseptor
Reseptor alfa dan beta.
Efek yang ditimbulkan melalui reseptoralfa pada otot polos umumny adalah
stimulasi, seperti pada otot vascular di kulit dan mukosa; dan pada reseptor beta adalah
inhibisi seperti terlihat pada otot polos usus, bronkus, dan pembuluh darah otot rangka.
Reseptor alfa dibedakan lagi menjadi alfa 1 dan alfa 2.Alfa 1 terdapat pada sel
efektor otot polos dan kelenjar sedangkan alfa 2 terdapat pada ujung saraf adrenergic dan
kolunergik.Aktivasi dai alfa 2 akan menghambat pembebasan NE dari ujung saraf
adrenergic dan Ach dari ujung saraf kolinergik. Alfa 2 terdapat di sel efektor otak, uterus,
kelenjar parotis, dan otot polos pembuluh darah tertentu.
Reseptor beta dibedakan lagi menjadi beta 1 dan beta 2 berdasarkan selektivitas
agonis dan antagonis reseptor beta pada berbagai organ. Reseptor beta pada jantung
disebut beta 1 dan pada otot polos bronkus, pembuluh darah otot rangka, usus, uterus dan
kelenjar disebut beta 2.
b. Simpatolitika
1.
5. reserpin
a. anti hipertensi(Rahardjo,2009)
C. Parasimpatomimetika
Obat obat yang merangsang system parasimpatis. Bekerja secara langsung terhadap
reseptor mengaktivasi respons jaringan, sedangkan yang bekerja secara tidak
langsung menghambat enzim kolinesterase dengan membentuk suatu kompleks kimia
(Kee, 1994).
bekerja terhadap reseptor yang diaktifkan oleh asetilkolin
1. asetilkolin
a. mengurangi denyut jantung dan curah jantung
b. menurunkan tekanan darah
c. meningkatkan sekresi saliva
d. memacu sekresi dan gerakan usus
D. Parasimpatolitika
Obat Parasimpatolitik/ anti-kolinergika dalah obat yang menghambat kerja
asetikolin dengan menempati reseptor-reseptor asetilkolin (Kee,1994). Nama lain untuk
antikolinergik adalah agen penghambat kolinergik, agen antiparasimpatis, agen anti
muskarinik atau antispasmodic.Memberikan efek penghambatan terhadap timbulnya
aktivitas saraf parasimpatik (FK UNSRI). Reseptor-reseptor muskarinik, merupakan
reseptor kolinergik, berperan dalam respons jaringan and organ terhadap anti-kolinergik,
Karen antikolnergik menghambat kerja asetikolin dengan menempati tempat reseptor.
Antikolinergik atau parasimpatikolitik melawan khasiat asetilkolin dengan jalan
menghambat terutama reseptor-reseptor muskarin yang terdapat di SSP dan organ perifer.
Zat-zat ini tidak bekerja terhadap reseptor nikotin, kecuali zat ammonium kwartener yang
berdaya ringan terhadapnya. Misalnya relaksasi otot pankuronium dan vekuronium serta
ganglion-blockers yang terutama menghambat reseptor-N di pelat ujung myoneural dan
di ganglia otonom.(Kee,1994).
Isoprotenerol
Efek: merelaksasi hampir semua jenis otot polos. Efek ini terutama jelas bila tonus otot
polos sebelumnya tinggi dan paling jelas terlihat pada otot polos bronkus dan saluran
cerna.
Deriva Imidazolin
prazosin
menghambat alfa reseptor yang memberikan efek vasodilatasi, parazosin
mengurangi tonus pembuluh darah arteri maupunvena sehingga mengurangi alir
balik vena dan curah jantung, penurunan tekanan arteri, penurunan tonus arteri
vana, serta curah jantung dan tekanan atrium kanan hampir tidak berubah.
(Rahardjo,2009)
Yohimbin
Merupakan afa bloker kompetitif yang cukup selektif untuk alfa reseptor, dimana
yohimbin dapat meningkatkan pembebasan NE endogen pada dosis yang lebih
rendah dari pada yang diperlukan untuk memblok alfa reseptor di perifer. Memilki
efek sentral berupa peransangan yang menimbulkan kenaikan tekanan darah dan
denyut jantung, hipermotorik, dan tremor. Dan antidiuresis serotonin di perifer
dan efek langsung pada pembuluh darah yang lemah. (Rahardjo,2009)
dan
reseptor(Rahardjo,2009)
otot
skelet
yang
diperantarai
oleh
beta
Reserpin
Menghambat secara reversible mekanisme transpor aktif NE dan amin lain pada
membran vesikel adrenergik, menghambat ambilan NE dari sitoplasma,
menghambat sintesis NE melaui blokeran ambilan dopamin dari vesikel
(Rahardjo,2009)
Meningkatkan denyut nadi dan mempercepat penerusan impuls diberkas his yang
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,
dr.R.
2013.
Metoclopramide.
Tersedia
2013.Gastrozepin.tersedia
Online
di:
http://www.apotikantar.com/gastrozepin_25_mg_tablet
Ariani,
L.
ANtikolinergikdanobatperintangganglioner.Tersedia
online
di:
https://chamaiiaariani.wordpress.com/penyebab-diare/anti-kolinergik-dan-obatperintang-ganglioner/
BPOM
RI.2012.Tiotropium-bromide.Tersedia
Online
di:
http://pionas.pom.go.id/monografi/tiotropium-bromide
Judarwanto, W. 2012. PemberianObatAdrenergikpadaPenderitaAlergi. Available online at
http://allergycliniconline.com/2012/06/04/pemberian-obat-adrenergik-padapenderita-alergi/, diaksespada 28 April 2015)
Kee, J.L., Hayes, E.R. 2004.FarmakologiPendekatan Proses Keperawatan.Jakarta:EGC.
Munaf, S. dan Kamaluddin, M.T. . 2009. Kumpulan KuliahFarmakologi. Jakarta: EGC
Staff Kedokteran FK UNSRI. 2009. Kumpulan KuliahFarmakologi. Jakarta: EGC
SitusObat.
2013.
Hopolon-tetes.
Tersedia
Online
Di:
http://www.situsobat.com/2013/05/holopon-tetes.html
Tan, H.J, Kirana Rahadja.2007.Obat-obat Penting.Jakarta.PT.Elex Media komputindo
Rahardjo,R. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi,Ed 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta