You are on page 1of 10

LAJU FILTRASI GLOMERULUS PADA LANSIA

BERDASARKAN
TES KLIRENS KREATININ DENGAN FORMULA
COCKROFT-GAULT, COCKROFT-GAULT
STANDARDISASI, DAN MODIFICATION
OF DIET IN RENAL DISEASE
Fenty

ABSTRACT
Background: Glomerular Filtration Rate (GFR) is a renal
function index, which is measured indirectly by creatinine clearance.
National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality
Initiative (NKF KDOQI) has recommended estimation of GFR in
adult based on Cockroft-Gault equation and Modification of Diet
in Renal Disease (MDRD) formula. The decline in creatinine
clearance is associated with advancing age. Succesful in
therapeutic for elderly is determined by appropriate drug dose,
which is associated with estimation of GFR.
Objective: To evaluate estimation of GFR in elderly based on
Cockroft-Gault equation, Standaritation of Cockroft-Gault equation
and Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) formula.
Materials and Methods: The study was cross sectional design.
The subjects were 57, with inclusion criteria,i.e. aged > 60 years,
have creatinine and blood urea nitrogen in reference range, did
not have stroke, renal disease and cardiovascular diseases. All
subjects were measured renal function test, i.e. level of creatinine,
BUN and uric acid in serum and estimation of GFR based on
formulas. Data analysis were done by unpaired t-test and one way
Anova.
Results: There were no significanty difference on estimation
of GFR between men (478,8ml/min) and women (43,3 14,7ml/
min) based on Cockroft-Gault equation; there were significantly
difference on estimation of GFR between men (56,19 10,7 ml/
Fenty dosen Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma. Alamat Korespondensi: Kampus III, Paingan, Maguwoharjo,
Yogyakarta. Email: fenty@staff.usd.ac.id

217

Jurnal Penelitian Vol. 13, No. 2, Mei 2010


min) and women (69,8 17,03 ml/min) based on Standaritation
of Cockroft-Gault equation; there were no significanty difference
on estimation of GFR between men (81,5416,6ml/min) and women
(78,79 13,7ml/min) based on Modification of Diet in Renal
Disease (MDRD). There were significanty difference on mean
estimation of clearance creatinine from the formulas. Mean
estimation of clearance creatinine from MDRD formula was almost
same with the other study.
Conclutions: There were significanty difference on mean
estimation of clearance creatinine in elderly based on CockroftGault equation, Standaritation of Cockroft-Gault equation and
Modification of Diet in Renal Disease (MDRD) formula.
Keyword

1.

: Creatinine clearance elderly

PENDAHULUAN

Ginjal merupakan suatu organ yang sangat penting untuk


mengeluarkan hasil metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan
dan obat-obatan. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) digunakan secara
luas sebagai indeks fungsi ginjal yang dapat diukur secara tidak
langsung dengan perhitungan klirens ginjal. Klirens adalah volume
plasma yang mengandung semua zat yang larut melalui glomerulus
serta dibersihkan dari plasma dan diekskresikan ke dalam urin,
karena itu nilai klirens mewakili fungsi glomerulus (Sennang et al,
2005; Tam, 2000; & Widmann, 1995).
Penanda yang digunakan untuk mengukur klirens ginjal dapat
berasal dari senyawa endogen seperti kreatinin, urea, dan cystatin
C, dapat juga yang berasal dari senyawa eksogen seperti inulin,
iohexol dan beberapa senyawa radio katif. Di antara beberapa
senyawa tersebut yang paling sering digunakan adalah pengukuran
klirens kreatinin. Pengukuran klirens kreatinin dapat dilakukan
dengan menggunakan urin tampung 24 jam atau dapat juga
berdasarkan perhitungan menggunakan formula. National Kidney
Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI)
mer ekomendasikan pengukuran LFG pada orang dewasa
menggunakan formula Cockroft-Gault dan Modification of Diet in
Renal Disease (Sennang et al., 2005; & NKF KDOQI, 2000).

218

Fenty, Laju Filtrasi Glomerulus pada Lansia berdasarkan ....

Penur unan klirens kr eatinin berhubungan dengan


bertambahnya usia seseorang. Pada orang lanjut usia, keberhasilan
pengobatan ditentukan dengan perhitungan dosis yang tepat. Hasil
penelitian Hu et al. (2001) menyatakan terdapat rata-rata 34%
kesalahan dosis pada pasien lansia yang diberikan antibiotik setelah
disesuaikan dengan perhitungan klirens kreatinin dengan formula
Cockroft-Gault (Hu et al., 2001 & Tam, 2000).
Penentuan dosis obat yang tepat sangat berkaitan dengan laju
filtrasi glomerulus, dalam hal ini dapat dilakukan dengan mengukur
klirens kreatinin. Dalam menghitung dosis obat pada lansia
khususnya untuk obat-obat yang terutama dieksresikan di ginjal,
diperlukan pergukuran klirens kreatinin yang cepat. Pengukuran
klirens kreatinin dari urin tampung 24 jam kurang praktis dan tidak
tepat untuk lansia. Pengukuran klirens kreatinin dari urin tampung
24 jam untuk menilai laju filtrasi glomerulus tidak lebih reliabel
dibandingkan yang diperoleh dari hasil perhitungan berdasarkan
kreatinin serum. Di samping itu, perhitungan klirens kreatinin dari
kreatinin serum merupakan pemeriksaan yang murah, sederhana,
nyaman, dan hanya menggunakan sampel darah tunggal (Anonim,
2002; Tam, 2000).
Kadar kreatinin serum tidak dapat digunakan untuk menilai
fungsi ginjal, terutama pada lansia yang mengalami penurunan masa
otot, sehingga dapat mempengaruhi pengukuran kadar kreatinin.
Beberapa literatur menunjukan terdapat sejumlah kecil nilai normal
GFR lansia pada batas bawah, karena itu pada lansia dengan GFR
yang rendah harus dinilai penanda penyakit ginjal kronik yang lain
seperti adanya hipertensi dan proteinuria (Sennang et al., 2005; Tam,
2000; NKF KDOQI, 2000)
Pengukuran klirens kreatinin pada lansia dengan kadar
kreatinin serum yang rendah dapat menyebabkan overprediction dari
klirens kreatinin, tetapi penelitian Tam(2000) menyatakan hal yang
sebaliknya yaitu adanya masalah under-estimation pengukuran
klirens kreatinin dengan menggunakan formula Cockroft-Gault yang
dimodifikasi bila dibandingkan dengan pengukuran klirens kreatinin
urin tampung 24 jam. Hasil penelitian Sennang et al.(2005)
menunjukan adanya perbedaan rerata nilai klirens kreatinin pada
dewasa sehat yang diukur dengan menggunakan formula CockroftGault dan MDRD (Sennang et al, 2005; Tam, 2000).

219

Jurnal Penelitian Vol. 13, No. 2, Mei 2010

Penelitian di Indonesia khususnya klirens kreatinin pada lansia


belum banyak dilakukan, padahal jumlah populasi lansia juga cukup
besar dan umumnya para lansia sering mengonsumsi obat-obatan.
Pengukuran klirens kreatinin yang cepat menggunakan formula
diperlukan untuk penyesuaian dosis yang tepat bagi lansia. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi nilai perkiraan LFG pada
lansia berdasarkan perhitungan klirens kreatinin menggunakan
for mula Cockroft-Gault, Cockroft-Gault Standar disasi dan
Modification of Diet in Renal Disease.

2.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Penelitian


dilakukan pada bulan Agustus 2009. Subyek penelitian ini terdiri dari
57 lansia dengan kriteria inklusi: usia di atas 60 tahun, kadar
kreatinin dan BUN yang normal, tidak terdapat penyakit ginjal,
stroke, dan penyakit jantung, serta bersedia ikut dalam penelitian
ini. Tempat penelitian di Dusun Burikan, Desa Sumeradi, Kecamatan
Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Semua lansia yang ikut dalam
penelitian ini telah berpuasa kurang lebih 10 jam, kemudian diambil
sampel darah untuk segera dilakukan pemeriksaan di laboratorium
klinik. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan tes fungsi ginjal
yaitu kadar kreatinin, BUN, dan asam urat dalam serum, kemudian
diukur nilai LFG menggunakan perhitungan klirens kreatinin
menurut formula Cockroft-Gault, Cockroft-Gault Standardisasi, dan
Modification of Diet in Renal Disease (Kusnandar, 2006; Sennang et
al., 2005).

tes klirens kreatinin menurut formula Cockroft-Gault:

= (140-Usia)x(BB)x(0,85 jika perempuan)x1,73


(sCr x 72)
(ml/menit/1,73m )
LFG

tes klirens kreatinin menurut formula Cockroft-Gault dengan


standardisasi:
LFG

= (140-Usia)x(BB)x(0,85 jika perempuan)x1,73


(sCr x 72)
BSA
(ml/menit/1,73m )
2

220

Fenty, Laju Filtrasi Glomerulus pada Lansia berdasarkan ....

tes klirens kreatinin menurut formula MDRD:


LFG

= 186x(sCr)-1,154x(Usia)-0,203x(0,742 jika perempuan)

(ml/menit/1,73m2)
Keterangan:
BB
: berat badan
sCr : kreatinin serum (mg/dl)
BSA : Body Surface Area (m2), ditetapkan melalui nomogram

Pengolahan data penelitian dilakukan secara deskriptif. Uji


statistik yang digunakan yaitu Kolmogorov-Smirnov test, uji unpaired
t-test dan one way Anova. Hasil signifikan bila p < 0,05.

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Subyek penelitian berjumlah 57 orang lansia yang ikut aktif


dalam posyandu di Dusun Burikan, desa Sumberadi, Yogyakarta.
Karakteristik subyek penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian
Variabel
Umur (tahun)
Jenis Kelamin (% laki-laki)
BMI
BUN
Kreatinin
Asam urat
Diabetes mellitus (%)

70 (60-93)*
33,3
19 3,3
14,4 4,1
0,86 0,17
4,7 1,3
1,75

data tidak terdistribusi normal: median (minimum-maksimum)

Pada tabel 2 menerangkan perbedaan kadar kreatinin dan tes


klirens kreatinin berdasarkan jenis kelamin. Rerata kadar kreatinin
pada laki-laki lebih tinggi secara bermakna daripada perempuan.
Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan oleh Sennang et al.
(2005) pada dewasa sehat dan Fenty & Mulyono (2008) pada pasien
hipertensi (Sennang et al., 2005 & Fenty & Mulyono, 2008)
Nilai LFG berdasarkan tes klirens kreatinin dengan formula CG dan MDRD pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan,
meskipun secara statistik perbedaan ini tidak bermakna. Hal ini

221

Jurnal Penelitian Vol. 13, No. 2, Mei 2010

sesuai dengan referensi bahwa nilai LFG laki-laki lebih tinggi dari
perempuan oleh karena massa ginjal laki-laki relatif lebih besar dari
perempuan. Nilai LFG yang menggunakan formula Cockroft-Gault
dengan standardisasi diperoleh laki-laki lebih rendah dari
perempuan, hal ini dikarenakan rerata BSA pada laki-laki lebih besar
dari perempuan yang merupakan angka pembagi pada faktor koreksi
1,73/BSA, sehingga memberikan hasil LFG pada laki-laki lebih
rendah (Sennang et al.,2005).
Tabel 2. Nilai Kadar Kreatinin dan LFG
Berdasarkan Tes Klirens Kreatinin menurut Formula C-G, C-G Standardisasi,
dan MDRD berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin
Variabel
Kadar kreatinin serum(mg/dl)
LFG formula C-G (ml/menit)
LFG formula C-G
Standardisasi (ml/menit/1,73m2)
MDRD (ml/menit/1,73m2)

laki-laki(n=19)

Perempuan(n=38) p*

0,99 0,17
47,79 8,8
56,1910,7

0,79 0,13
43,3214,7
69,8017,03

0,000
0,264
0,002

81,5416,6

78,7917,03

0,509

uji unpaired t- test

Rerata nilai LFG berdasarkan tes klirens kreatinin yang


menggunakan formula Cockroft-Gault 44,713,1 ml/menit; CockroftGault standardisasi 65,3 16,4ml/menit/1,73m2; dan MDRD 79,7
14,6 ml/menit/1,73m2. Setelah dilakukan uji statistik dengan One
way Anova, terdapat perbedaan yang bermakna rerata nilai klirens
kreatinin dari ketiga formula tersebut (p=0,000). Analisis post hoc
dengan LSD test diperoleh hasil adanya perbedaan rerata nilai klirens
kreatinin antara hasil perhitungan formula C-G dengan C-G
standardisasi (p=0,000), antara formula C-G dengan MDRD
(p=0,000), antara formula C-G standardisasi dengan MDRD
(p=0,000).
Perbedaan rerata nilai klirens kreatinin yang menggambarkan
LFG sebagai indeks fungsi ginjal akan menimbulkan permasalahan
di dalam praktik para klinisi. Formula mana yang akan dipakai untuk
menghitung secara cepat klirens kreatinin. Penelitian Tam (2000)
mendapatkan hasil klirens kreatinin pada lansia dengan kadar
kreatinin serum normal sekitar 70ml/menit. Hasil penelitiannya
menyatakan adanya korelasi yang signifikan antara pengukuran
klirens kreatinin dengan menggunakan formula Cockroft-Gault yang

222

Fenty, Laju Filtrasi Glomerulus pada Lansia berdasarkan ....

dimodifikasi dengan pengukuran klirens kreatinin urin tampung 24


jam (Pearson correlation coefficient = 0,86) (Tam, 2000).
Hasil penelitian ini, rerata nilai klirens kreatinin dari
perhitungan dengan formula MDRD mendekati rerata nilai klirens
kreatinin hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Rowe et al (1976)
dan Sokoll et al. (1994). Rowe et al (1976) melakukan penelitian
tentang pengaruh usia terhadap klirens kreatinin pada laki-laki,
didapatkan rerata nilai klirens kreatinin pada usia 65-74 tahun adalah
89 (61-114)ml/menit/1,73m2 dan pada usia 75-84 tahun adalah 78
(52-102)ml/menit/1,73m2, sedangkan pada penelitian ini didapatkan
rerata nilai klirens kreatinin pada laki-laki adalah 81,5416,6 ml/
menit/1,73m2. Rerata nilai klirens kreatinin pada perempuan adalah
78,7917,03 ml/menit/1,73m 2, hasil penelitian ini menyer upai
penelitian oleh Sokoll et al (1994) yaitu rerata nilai klirens kreatinin
pada wanita usia 60-69 tahun adalah 80 (50-111) ml/menit/1,73m2
dan usia 70-79 tahun adalah 76 (46-105) ml/menit/1,73m2 (Lam et
al., 2008)
T idman et al. (2008) melakukan penelitian yang
membandingkan nilai GFR yang menggunakan formula berdasarkan
kreatinin serum, Cystatin-C ser ta kombinasi keduanya. Hasil
penelitiannya didapatkan kombinasi dengan MDRD/Cystatin C
dengan Gentian meningkatkan akurasi perkiraan LFG; Bila
pemeriksaan Cystatin C belum tersedia atau karena alasan harganya
yang mahal, maka formula MDRD merupakan pilihan terbaik untuk
praktik sehari-hari. Beberapa keuntungan yang lain dari formula ini
antara lain: (1) Formula ini telah dikembangkan dan divalidasi dalam
populasi yang besar; (2) telah dikembangkan dalam populasi EropaAmerika dan Afrika-Amerika;(3) tidak membutuhkan data berat
badan; (4) telah divalidasi terhadap klirens iothalamate untuk
perkiraan GFR; dan (5) pengukuran GFR telah dikor eksi
berdasarkan luas permukaan tubuh (Sennang et al., 2005; Tidman
et al., 2008).
National Kidney Disease Education Program menganjurkan agar
laboratorium melaporkan nilai GFR di samping kadar kreatinin darah.
Rekomendasi ini diterbitkan dengan harapan bahwa penyakit ginjal
dapat dideteksi lebih dini di samping juga untuk perhitungan dosis
obat yang sesuai dengan fungsi ginjal pasien (Kusnandar S, 2006;
NKF KDOQI, 2000).

223

Jurnal Penelitian Vol. 13, No. 2, Mei 2010

Hasil penelitian ini merekomendasikan penggunaan formula


MDRD untuk mengukur klirens kreatinin secara cepat, khususnya
bagi lansia. Namun demikian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui nilai korelasi perhitungan nilai GFR berdasarkan
formula dengan pengukuran nilai GFR dengan menggunakan
Cystatin C atau urin tampung 24 jam.

4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Terdapat perbedaan yang bermakna rerata nilai klirens
kreatinin pada lansia dengan perhitungan menggunakan formula
Cockroft-Gault, Cockroft-Gault Standardisasi dan Modification of Diet
in Renal Disease.

4.2 Saran
Pemeriksaan klir ens kreatinin pada lansia dengan
menggunakan formula MDRD merupakan pilihan yang dianjurkan
dan cepat untuk menilai LFG yang dapat digunakan dalam praktik
sehari-hari.
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai perhitungan nilai LFG
berdasarkan klirens kreatinin dengan beberapa formula yang
dibandingkan dengan pengukuran klirens kreatinin urin tampung
24 jam serta dengan Cystatin C.

224

Fenty, Laju Filtrasi Glomerulus pada Lansia berdasarkan ....

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Creatinine Clearance. http://www.r xkinetics.com/
pktutorial/2-1.html.
Fenty & Mulyono H. 2008. Peningkatan Kadar Kreatinin Serum
Sebagai Indikator Disfungsi Renal pada Hiper tensi. Jurnal
Penelitian No. 23. Hlm. 57-63.
Hu, Kai-T ing, Matayoshi, Amy, M.D., Stevenson, Frazier,T.
2001. Calculation of the Estimated Creatinine Clearance
in Avoiding Dr ug Dosing Errors in the Older Patient.
The American Journal of the Medical Sciences, Vol. 322.
Pp.133-136.
Kusnandar, S. 2006. Uji Faal Ginjal, Bersihan dan Laju Filtrasi
Glomer ulus. Pendidikan Berkesinambungan Patologi
Klinik. Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Lamb, E., Newman, D.J., & Price, C.P. 2008. Kidney Function
Test.(in) Bur tis,C.A., Ashwood, E.R. & Br uns, D.E.
(editors). T ietz Textbook of Clinical Chemistr y and
Molecular Diagnostics. Four th edition. Elsevier Saunders.
USA. Pp.797-832.
National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality
Initiative (NKF KDOQI) Guidelines. 2000. Estimation of
GFR.www.kdoqi.org.
Sennang, N., Sulina, Badji, A., Hardjoeno. 2005. Laju Filtrasi
Glomerulus pada Orang Dewasa Berdasarkan Tes Klirens
Kreatinin Menggunakan Persamaan Cockroft-Gault dan
Modification of Diet in Renal Disease. J.Med.Nus vol 24,
No. 2. Hlm. 80-84.
Tam, T.C. 2000. Obtaining Creatinine Clearance in a Group of OutPatient Elderly People. J.H.K.Geriatric Soc. 10. Pp.13-15.
Tidman M., Sjostrom P., & Jones, I. 2008. A Comparison of GFR
Estimating Formulae Based Upon s-Cystatin C and scr eatinine and a Combination of two. Nephr ol Dial
Transplant 23. Pp. 154-160.
Widmann, F.K. 1995. Tinjauan Klinik Atas Hasil Pemeriksaan
Laboratorim. Penerjemah Siti Boedina Kresno dkk. Edisi
9. cetakan III. EGC. Jakarta.
225

You might also like