You are on page 1of 48

I.

Skenario
James (45 years old) and Mary (40 years old) had five children. Their first son,
John (10 years old) had marked speech delay and was eventually diagnosed as intellectual
disability. Their second child was a daughter, Lynn (9 years old) who was perfectly fine.
Their third Child, Jeremy (7 years old) also had a major speech difficulties and was also
diagnosed as intellectual disability.Their fourth children, Peter (6 years old) was born
barely 10 months after their third child. He, too, had marked speech delay, was late in
walking (20 months), was subject to severe tantrums, was hyperactive, flapped his hands
frequently, and was thought to have autistic behavior. Their fifth child, Rose (3 years old)
seemed generally okay but had considerable learning difficulties, especially in
mathematics. Mary had left school in the 10th grade, and James worked in construction.
Mary had two brotherswith mental retardation of unknown cause. One of her two sisters
had no children since her periods stopped whe she was 32. Marys one maternal uncle,
was thought to have developed Parkinsons disease when he was 52. James had one
sibling, a brother, who also had mild mental retardation, cause unknown. Their
pediatricians noted that Peters head was rather large (in the 90 th percentile), and was that
he had large, prominent ears, a prominent forehead and jaw with a long face, and obivious
intellectual deficits, which included poor speech and autistic behavior. He immediately
suspected a diagnosis of the Fragile X syndrome.

II.

Klarifikasi Istilah
a. Speech delay : salah satu penyebab gangguan perkembangan yang terjadi pada anak
penyebab utamanya yaitu mental retardation, gangguan pendengaran, dan keterlambatan
maturasi (www.ekahospital.com)
b. Diagnosa : penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti atau memeriksa gejala nya
(KBBI)
c. Hiperaktif : sifat yang sangat aktif (KBBI)
d. Intellectual disability : susah untuk mempelajari sesuatu dengan mudah, atau pun susah
untuk tertarik dengan ide, pengetahuan, seni, dll (Oxford)
e. Speech difficulties : kesulitan dalam cara untuk berbicara (Oxford)

f. Severe tantrums : luapan amarah atau mudah sekali untuk marah khususnya untuk anakanak (Oxford)
g. Autistic : terganggu jika berhubungan dengan orang lain (KBBI)
h. Mental retardation : gangguan perkembangan intelegensi, disebabkan oleh gangguan
sejak di dalam kandungan sampai masa perkembangan dini sekitar 5 tahun (KBBI)
i. Parkinsons disease : penyakit saraf kronis yang berkembang pada orang yg lanjut usia
ditandai dengan melemahnya otot-otot yang halus dan gemetaran (KBBI)
j. Pediatrician : ilmu kedokteran tentang kesehatan anak-anak (KBBI)
k. Prominent : menonjol karena benjolan tulang dsb (KBBI)
l. Fragile X syndrome : sindrom terkait kromosom x yang ditandai dengan retardasi
mental , pembesaran testis, penonjolan dahi, serta pembesaran rahang dan telinga, dsb
(Dorland)

III.

Identifikasi Masalah
No
.
1
2

4
5
6
7
8

Masalah

Prioritas

Anak pertamanya, John (10 thn) telah ditandai speech delay

dan didiagnosis intellectual disability


Anak ketiganya, Jeremy (7 thn) memiliki kesulitan berbicara

dan didiagnosis intellectual disability


Anak keempatnya, Peter (6 thn) telah ditandai mengalami

vvv

speech delay, terlambat berjalan (20 bln), memiliki tingkat


emosi tinggi, hiperaktif, sering mengepak-ngepak tangan,
dan kelakuannya autistic
Anak kelimanya, Rose (3 thn) sulit belajar terutama

matematika
Mary memiliki

memiliki

vv

keterbelakangan mental yang sebabnya tidak diketahui


Satu dari saudara perempuan Mary tidak memiliki anak

vv

sejak menopause pada usia 32 tahun


Mary berhenti sekolah pada kelas X, dan James bekerja di

konstruksi
Paman Mary memiliki Parkinsons disease ketika berusia 52

vv

saudara

laki-laki

yang

tahun
James

memiliki

saudara

laki-laki

yang

memiliki

keterbelakangan mental yang tidak diketahui sebabnya.


Peter memiliki telinga yang lebar dan menonjol, dahi yang

vv
vvv

menonjol, dan rahang yang menonjol, dan kekurangan

10

intelektual, dan juga susah berbicara dan memiliki kelakuan


autistic, didiagnosis menderita Fragile X Syndrome

IV.

Analisis Masalah

1. John (10 thn) dan Jeremy (7 thn) memiliki kesulitan berbicara dan didiagnosis intellectual
disability.
a. Apa penyebab terjadinya kesulitan berbicara pada kedua anak laki-laki tersebut?
Penyebab anak laki-laki tersebut mengalami kesulitan berbicara karena mereka mengalami
retardasi mental. Retardasi mental tersebut merupakan salah satu indikasi atau tanda
seseorang mengalami fragile X syndrome. Dalam kasus ini anak-anak laki-laki Marry dan
James didiagnosis intellectual disability. Intellectual disability ini ada beberapa tingkatan
yaitu ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Dalam kasus ini anak-anak Marry dan James
berada pada rentang retardasi mental berat yang salah satu tandanya adalah kesulitan dalam
berbicara atau berkomunikasi.
b. Adakah pengaruh pewarisan sifat dari orangtua terhadap mereka?
Ada, karena retardasi mental yang mengakibatkan si anak mengalami kesulitan berbicara
bisa disebabkan oleh infeksi selama kehamilan, paparan terhadap toksin selama masa
prenatal, injury selama perinatal dan prematuritas, gangguan metabolik, trauma susunan
saraf pusat, hipoksia, dan faktor lingkungan, serta disebabkan juga oleh faktor genetik.
Faktor genetik ini merupakan sifat yang diwariskan kedua orang tua kepada anaknya.
Dalam kasus ini retardasi mental disebabkan oleh pewarisan sifat Marry dan James yang
diduga pembawa Fragile X syndrome.
c. Apa tanda-tanda yang muncul pada mereka?
Dalam bidang berkomunikasi, seperti:

Sebagian tidak berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal


Tidak mampu mengekpresikan perasaan maupun keinginan
Sukar memahami kata-kata bahasa orang lain dan sebaliknya katakata/bahasa mereka sukar dipahami maknanya.
Berbicara sangat lambat, monoton, atau tidak berbicara sama sekali.
Kadang-kadang mengeluarkan suara-suara aneh.
Berbicara tetapi bukan untuk berkomunikasi.
Suka bergumam.
Dapat menghafal kata-kata atau nyanyian tanpa memahami arti dan
konteksnya.
Perkembangan bahasa sangat lambat bahkan sering tidak tampak.
Komunikasi terkadang dilakukan dengan cara menarik-narik tangan orang lain untuk
menyampaikan keinginannya.
d. Apa dampak dari kesulitan berbicara dan intellectual disability?
Dampak dari kesulitan berbicara adalah hambatan dalam komunikasi dan bahasa, meliputi:

Kekurangan dan penyimpangan yang nyata dalam perkembangan berbahasa


Kemampuan berbahasa berkembang sangat lambat atau tidak sama sekali.
Mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti orang lain, meniru (membeo), nada suara

yang monoton, tidak dapat bereaksi timbal balik dalam pembicaraan.


Sukar untuk memahami arti kata-kata dan sukar menggunakan bahasa dalam konteks yang

benar.
Kadang pada anak dengan Autisme terdapat kesulitan dalam artikulasi, terdapat kualitas
dan irama suara yang aneh.50 % anak dengan Autisme tidak pernah menggunakan
pembicaraan yang berguna.
Dampak intellectual disability antara lain :

Sekitar 40 % anak dengan autisme masa kanak mempunyai IQ di bawah skor 50 55

(retardasi mental sedang, berat, atau sangat berat).


30 % mempunyai skor 50 70 (retardasi mental ringan)
30 % mempunyai skor 70 atau lebih.
Penelitian epidemiologik dan klinik menunjukkan seperlima dari anak autisme mempunyai

intelegensi non-verbal yang normal.


Skor IQ pada anak autisme lebih mencerminkan adanya problem pada kemampuan
berbicara verbal dengan runtun dan abstraksi.

e. Bagaimana pencegahan yang dapat dilakukan orangtuanya?


Melakukan pemeriksaan dan konseling kepada konselor genetika dengan kategori sebagai
berikut:
1.

2.
3.
4.

Sedang hamil atau berencana untuk hamil yang memiliki riwayat :


Gangguan genetik seperti : kistik fibrosis
Cacat lahir : bibir sumbing
Abnormalitas kromosom : down sindrom
Retardasi mental
Wanita yang memiliki riwayat abortus berulang
Wanita yang sulit hamil
Wanita yang telah dinyatakan telah terpapar dengan segala sesuatu yang berbahaya
terhadap bayiyang akan dilahirkan (termasuk di dalamnya sinar x, radiasi, beberapa obat-

obatan, alkohol,infeksi)
5. Wanita yang berusia di atas 35 tahun
6. Wanita yang berkepentingan untuk mendapatkan diagnosis prenatal
7. Wanita yang sebelumnya sudah diberitahukan bahwa kehamilannya kemungkinan memiliki
risiko tinggi mengalami komplikasi atau cacat lahir berdasarkan hasil USG atau
pemeriksaan darah.
f. Bagaimana perkembangan berbicara dan intelektual pada anak normal?
Usia 0-6 bulan
Saat lahir, bayi hanya dapat menangis untuk menyatakan keinginannya. Pada usia 2-3
bulan, bayi mulai dapat membuat suara-suara sseperti aah atau uuh yang dikenal
dengan istilah cooing. Ia juga senang bereksperimen dengan berbagai bunyi yang dapat
dihasilkannya, misalnya suara menyerupai berkumur. Bayi juga mulai bereaksi terhadap
orang lain dengan mengeluarkan suara. Setelah usia 3 bulan, bayi akan mencari sumber
suara yang didengarnya dan menyukai mainan yang mengeluarkan suara.
Mendekati usia 6 bulan, bayi dapat berespons terhadap namanya sendiri dan mengenali
emosi dalam nada bicara. Cooing berangsur menjadi babbling, yakni mengoceh dengan
suku

kata

tunggal,

misalnya

papapapapa,

dadadadada,

bababababa,

mamamamama. Bayi juga mulai dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang
dirasakannya, dengan ekspresi wajah yang sesuai.
Waspada bila: tidak ada babbling.

Usia 6-12 bulan


Pada usia 6-9 bulan, bayi mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep
dasar seperti ya, tidak, habis. Saat babbling, ia menggunakan intonasi atau nada
bicara seperti bahasa ibunya. Ia pun dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti
mama dan papa tanpa arti.
Pada usia 9-12 bulan, ia sudah dapat mengucapkan mama dan papa (atau istilah lain
yang biasa digunakan untuk ibu dan ayah atau pengasuh utama lainnya) dengan arti. Ia
menengok apabila namanya dipanggil dan mengerti beberapa perintah sederhana (misal
lihat itu, ayo sini). Ia menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya, misalnya
menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk minta digendong, atau melambaikan tangan
(dadah). Ia suka membeo, menirukan kata atau bunyi yang didengarnya. Pada usia 12
bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.
Waspada bila: bayi tidak menunjuk dengan jari pada usia 12 bulan, ekspresi wajah kurang
pada usia 12 bulan.
Usia 12-18 bulan
Pada usia ini, anak biasanya sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, dapat
mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan, menunjuk anggota
tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain, dan mengikuti perintah satu langkah
(Tolong ambilkan mainan itu). Kosakata anak bertambah dengan pesat; pada usia 15
bulan ia mungkin baru dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, namun pada usia 18 bulan
kosakatanya telah mencapai 5-50 kata. Pada akhir masa ini, anak sudah bisa menyatakan
sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.
Waspada bila: tidak ada kata berarti pada usia 16 bulan
Usia 18-24 bulan
Dalam kurun waktu ini anak mengalami ledakan bahasa. Hampir setiap hari ia memiliki
kosakata baru. Ia dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata (mama mandi, naik
sepeda) dan dapat mengikuti perintah dua langkah. Pada fase ini anak akan senang
mendengarkan cerita. Pada usia dua tahun, sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang
lain.

Waspada bila: Tidak ada kalimat 2 kata yang dapat dimengerti pada usia 24 bulan
Usia 2-3 tahun
Setelah usia 2 tahun, hampir semua kata yang diucapkan anak telah dapat dimengerti oleh
orang lain. Anak sudah biasa menggunakan kalimat 2-3 kata mendekati usia 3 tahun
bahkan 3 kata atau lebih dan mulai menggunakan kalimat tanya. Ia dapat menyebutkan
nama dan kegunaan benda-benda yang sering ditemui, sudah mengenal warna, dan senang
bernyanyi atau bersajak (misalnya Pok Ami-Ami).
Usia 3-5 tahun
Anak pada usia ini tertarik mendengarkan cerita dan percakapan di sekitarnya. Ia dapat
menyebutkan nama, umur, dan jenis kelaminnya, serta menggunakan kalimat-kalimat
panjang (>4 kata) saat berbicara. Pada usia 4 tahun, bicaranya sepenuhnya dapat
dimengerti oleh orang lain. Anak sudah dapat menceritakan dengan lancar dan cukup rinci
tentang hal-hal yang dialaminya.
2. Peter (6 thn) telah ditandai mengalami speech delay, terlambat berjalan (20 bln), memiliki
tingkat emosi tinggi, hiperaktif, sering mengepak-ngepak tangan, dan kelakuannya autistik.
Peter juga memiliki telinga yang lebar, dahi, dan rahang yang menonjol, dan kekurangan
intelektual, didiagnosis menderita Fragile X Syndrome.
a. Apa itu Fragile X Syndrome?
Sindrom fragile X merupakan penyakit yang diwariskan secara X-linked (X terangkai)
yaitu melalui kromosom X. Pola penurunan tidak umum yaitu tidak seperti cirri-ciri
penyakit dengan pewarisan Xlinked yang lain, pada sind rom ini laki-laki dan perempuan
dapat menjadi penderita maupun pembawa sifat (carrier). Pada penyakit genetik dengan
pewarisan X-linked pewarisan melalui jalur Ibu (perempuan) semestinya perempuan hanya
sebagai pembawa sifat, tidak menunjukkan gejala penyakit dan laki-laki yang menerima
pewarisan gen mutasi selalu akan menunjukkan gejala klinik. Pada sindrom fragiie X, kirakira sepertiga waruta pembawa sifat aapat menunjukkan g6jala retardasi mental alaupun
dalam tingkatan yang lebih ringan atau bahkan hanya menunjukkan gejala kesulitan
befajar23: Pada kasus demikian kadang-kadang secara sitogenetika tidak ditemukan
gambaran kromosom X yang rapuh. Laki-laki dapat menjadi pembawa sifat yang disebut
nonnal transmitting male (NTM). Lelaki ini biasanya tidak menunjukkan kelainan klinik

tetapi dapat mewariskan penyakit i"i pad a semua anak rerempuan yang normal Sindroma
Fragile X (Sindroma Martin-Bell, Fragile X Syndrome) adalah suatu kelainan genetik pada
kromosom X yang menyebabkan terjadinya gangguan intelektual dan perilaku. Kelainan
ini lebih sering mengenai anak laki-laki.
b. Apa tanda-tanda Fragile X Syndrome?
Penderita sindrom fragile X laki-laki menunjukkan gejala klinik selain retardasi mental
adalah testis membesar, telinga menggantung dan menonjol, dagu dan jidat memanjang
serta gejala psikoneurologik seperti mata juling dan hiperaktif. Penampilan klinik lain
adalah menolak kontak mata, pemalu, kegagalan pendengaran, kekurangan perhatian
(Attention Deficit Hyperactivity Disorders), ketidakmampuan belajar, problem bahasa dan
bicara Sekitar 30% dari penderita sindromini menunjukkan gejala autisme.
c. Apa faktor penyebab Fragile X Syndrome?
Sindroma fragile X terjadi pada sepertiga kasus dari semua keterbelakangan mental yang
berkaitan dengan kromosom X pada pria dan sepersepuluh kasus pada wanita. Keadaan ini
terjadi pada 1 diantara 2.000 pria dan 1 diantara 4.000 wanita.
Gejala-gejala sindroma fragile X disebabkan oleh adanya kelainan pada gen tertentu pada
kromosom X. Sindroma fragile X diturunkan dengan pola resesif X-linked, artinya anak
laki-laki lebih mungkin menderita sindroma ini dan gen yang bermutasi dibawa oleh kedua
orangtuanya.
d. Apa dampak Fragile X Syndrome?
Anak-anak dan orang dewasa dengan sindroma ini bisa memiliki gangguan fisik,
intelektual, dan perilaku. Penampakan fisik seringkali kurang jelas, yaitu berupa
perkembangan yang terlambat, telinga yang besar dan menonjol, dagu dan dahi yang
menonjol, dan testis yang besar pada anak laki-laki (paling jelas terlihat saat pubertas).
Selain itu, bisa juga ditemukan adanya kelenturan sendi yang abnormal dan penyakit
jantung (prolaps katup mitral).
Anak-anak bisa memiliki gangguan intelektual ringan sampai sedang. Bisa terjadi autisme,
termasuk pengulangan kata-kata dan perilaku, menghindari kontak mata, dan kecemasan

dalam bersosialisasi. Penderita wanita bisa mengalami menopause pada pertengahan usia
30-an.
e. Bagaimana mekanisme terjadinya Fragile X syndrome?
Ada empat kategori umum mengulangi FMR1 CGG: normal, intermediate, premutation,
mutasi penuh.
1. Normal: alel ini memiliki 5 sampai 45 pengulangan CGG.
2. Intermediate atau "Gray Zone": Alel ini memiliki 45-54 pengulangan CGG. Alel ini umum
di populasi umum (sekitar 1 dari 50 orang). Alel ini tidak terkait dengan masalah medis
yang dikenal, dan individu dalam kisaran ini tidak di dikenal risiko untuk memiliki anak
dengan Sindrom Fragile X. Dalam sejumlah kecil keluarga-keluarga alel menengah
berubah sedikit di generasi berikutnya dan mungkin memiliki potensi untuk menyebabkan
premutations (lihat di bawah) di generasi mendatang.
3. Premutation: alel ini memiliki 55-200 pengulangan CGG. Individu dengan premutation
FMR1 sering disebut sebagai "carrier." Perempuan dan 1 dari 700-800 orang diperkirakan
pembawa X mutasi Fragile, menurut studi saat ini. Premutation memiliki potensi untuk
menjadi tidak stabil dan untuk memperluas ke penuh mutasi ketika melewati dari ibu ke
anak, menyebabkan sindrom Fragile X. Banyak orang dengan premutations tidak memiliki
gejala dan tidak ada yang diketahui riwayat keluarga Fragile X. Wanita dengan premutation
berada pada risiko infertilitas / menopause dini dan gangguan ovarium lainnya (FXPOI).
Laki-laki dengan premutation beresiko terkena gangguan neurologis FXTAS.
4. Mutasi Penuh: Lebih dari 200 pengulangan CGG. Sekitar 1 dari 4.000 individu memiliki
mutasi penuh. Mutasi penuh menghasilkan sindrom Fragile X pada laki-laki. Sebuah
mutasi penuh dapat menyebabkan sindrom Fragile X dalam beberapa perempuan lain.
Perempuan mungkin memiliki kelainan ringan (misalnya ketidakmampuan belajar,
kecemasan, rasa malu) atau FXS. Mutasi penuh menyebabkan gen FMR1 untuk
"mematikan" dan tidak bekerja benar. Hal ini terjadi dengan proses yang disebut metilasi,
yang seperti saklar yang dapat mematikan gen. (Biasanya gen adalah "unmethylated" atau
diaktifkan.) Ini berarti gen tidak menghasilkan apapun atau cukup FMRP, yang diyakini
diperlukan untuk perkembangan otak normal.

f. Mengapa Peter memiliki tingkat emosi yang tinggi, hiperaktif, mengepak-ngepak tangan,
dan kelakuannya autistic?
Karena hal ini merupakan akibat dari adanya kelainan pada Kromosom X, yaitu
ditemukan adanya kaitan dengan sindrom fragile-X, yaitu suatu keadaan abnormal dari
kromosom X. Pada sindrom ini ditemukan kumpulan berbagai gejala, seperti:

retardasi mental mulai dari yang ringan sampai berat


kesulitan belajar yang ringan, daya ingat jangka pendek yang buruk
fisik yang abnormal terjadi pada laki-laki dewasa sekitar 80%
serangan kejang
hiper refleksi
Gangguan perilaku juga sering tampak seperti hiperaktif, gangguan pemusatan perhatian,
impulsif (pemaksaan kehendak), dan perilaku cemas
Gangguan perilaku lainnya dapat berupa tidak mau bertukar pandang, stereotip,
pengulangan kata-kata, perhatian dan minat anak autisik hanya terfokus kepada suatu
benda atau objek tertentu.
h. Bagaimana cara mengidentifikasi penyakit Fragile X syndrome?
Untuk mengidentifikasi sindroma fragile X dapat dilakukan dengan kultur kromosom.
Dengan kultur kromosom ini dapat diketahui kemungkinan adanya fragile X, dan bila hal
ini ditemukan, perlu dilanjutkan dengan diagnosis molekular. Diagnosis sindroma fragile X
ditegakkan bila kultur kromosom memperlihatkan ada-nya daerah fragile pada Xq 27.3
sebanyak 4% pada sel in-dividu laki-laki atau 2% pada sel perempuan. (Gillberg, 1995;
Swaiman, 1999).
Penemuan dasar molekular dari sindroma fragile-X membuka jalan untuk pengembangan
tes diagnostik DNA. Setelah ditemukannya gen FMR1, ternyata bahwa dengan analisis
kromosomal cukup banyak kasus dengan fragile X tidak terdiagnosis. (Gillberg, 1995;
Swaiman,1999) Karena itu perlu dilakukan analisis molekular. Saat ini, sebagian besar
laboratorium menggunakan me-tode Southern blot analysis. (Alliende, 1998;
Swaiman,1999). Sedangkan beberapa pusat gene-tika klinik melakukan pemerik-saan
dengan PCR (Polymerase Chain Recation).

3. Rose (3 thn) sulit belajar terutama matematika.

a. Apa penyebab Rose memiliki kesulitan belajar?


Rose memiliki kesulitan belajar karena terkena Fragile X Syndrome, Rose sebagai
premutation carrier, sehingga kelainan yang didapatya tidak terlalu mencolok. (Lihat
pedigree)

b. Apakah hubungan pewarisan sifat orang tua dengan kesulitan belajar anak?
Hubungan antara pewarisan sifat orang tua dengan kesulitan anak adalah intelektual atau
kemampuan berfikir seorang anak dipengaruhi oleh faktor genetik dari kedua orang tuanya.
Faktor genetik yang dibawa oleh kedua orang tuanya inilah yang akan mempengaruhi
kemampuan seorang anak dalam menerima pelajaran, bahkan bukan hanya sekedar
menerima pelajaran tapi juga cara mereka berkomunikasi. Selain faktor genetik kesulitan
belajar seorang anak juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan anak berada. Dalam kasus ini
anak-anak Marry dan James mengalami kesulitan belajar karena keluarga James dan Marry
keduanya memiliki riwayat kesulitan belajar yang artinya anak-anak mereka mengalami
kesulitan belajar karena adanya faktor genetik dari kedua orang tua mereka
4. Mary dan James memiliki saudara laki-laki yang memiliki keterbelakangan mental yang
sebabnya tidak diketahui.
a. Bagaimana kemungkinan pola pewarisan sifat pada keluarga Mary?

Sebagaimana yang diketahui bahwa Mary memiliki dua saudara yang mengalami
keterbelakangan mental (mental retardation) dan seorang anak yang menderita Fragile X
syndrome. Dimana Fragile X syndrome merupakan penyakit X-linked Resesif NonMandelian, penyakit yang disebabkan karena adanya kelainan kromosom X (pada gen
FMR-1 dengan ditandai adanya segmen gen yang terdiri dari trinukleotida GCC yang
berulang >200 kali). Pada penyakit ini Pria cenderung lebih mudah terkena syndrome
karena hanya mengandung satu kromosom X selain itu pada pola pewarisan sifat,
sebagaimana yang diketahuii tentang penyakit-penyakit X-linked resesif bahwa anak lakilaki cenderung lebih berisiko menderita penyakit ini daripada anak perempuan. Pada kasus
ini Mary bertindak sebagai pembawa sifat (permutation) karena ia memiliki anak yang
menderita fragile X syndrome selain itu mary memiliki sejarah keluarga (kedua
saudaranya) mengalami keterbelakangan mental yang merupakan ciri umum bagi Male
Pre-mutation FMR1.

b. Mengapa penyakit ini cenderung dialami oleh anak laki-laki?


Fragile X-syndrome yang merupakan penyakit X-linked Resesif Non-mendelian cenderung
diturunkan pada anak laki-laki karena anak laki-laki hanya memiliki satu kromosom X
yang merupakan kromosom yang berasal dari ibu. Pada kasus ini Mary merupakan

pembawa penyakit/carries (Pre Mutation FMR1 gene) dimana kondisi gen pada wanita
cenderung lebih tidak stabil sehingga sangat berisiko mengalami mutasi lebih lanjut
(perluasan gen GCC pada FMR1 >200 kali pengulangan) saat diturunkan kepada anak lakilakinya.

Perluasan ini dapat terjadi selama oogenesis dan pembelahan mitosis

postzygotik . Hal ini kemudian menyebabkan anak laki-laki lebih berisiko mengalami
Fragile X syndrome. Sedangkan pada Laki-laki (Ayah) gene FMR1 cenderung lebih stabil
sehingga tidak menyebabkan perluasan lebih lanjut pada trinukleotida GCC.
c. Apa pengaruh untuk anak perempuan jika saudara laki-lakinya memiliki keterbelakangan
mental?
Pada kasus faragile X syndrome yang merupakan X-linked Resesif,

laki-laki yang

mengalami keterbelakangan mental (male Premutation) mendapatkan gene tersebut dari


ibunya, Sedangkan anak perempuan mendapat gen yang mengalami kelainan dari ayahnya,
sehingga antara anak perempuan dan anak laki-laki cenderung tidak memiliki keterkaitan
yang berarti karena yang bisanya mengalami penyakit adalah anak laki-laki (hanya
memiliki 1 kromosom X), Namun maka jika sang ayah merupakan male premutation pada
FMR1 gene maka anak perempuan juga cenderung memiliki sifat Female Premutation,
pada kebanyakan kasus female pre-mutation memiliki ciri yang lebih ringan daripada male
permutation hal ini dikarenakan anak perempuan memiliki 2 kromosom X, sedangkan anak
laki-laki hanya memiliki 1 kromosom X. Pada female pre-mutation berisiko mengalami
premature ovarian failure (POF) atau disfungsi ovarium.

d. Apa pengaruh untuk anak laki-laki jika saudara laki-lakinya memiliki keterbelakangan
mental?
Pada kasus fragile X syndrome ini laki-laki yang mengalami keterbelakangan mental
namun secara fisik normal disebut sebagai Male pre-mutation, hal ini dapat disebabkan
karena sang ibu adalah pembawa sifat (carrier/ pre-mutation) pada ibu pre-mutation ada
kemungkinan y anaknya mengalami mutasi gen lebih lanjut atau tetap bertahan pada
genotype intermediate allel . Sehingga pengaruh/fenotipe untuk anak laki-laki yang
memiliki saudara laki-laki yang mengalami kelainan mental maka ada dua kemungkinan
yaitu full-mutation (karena ada mutasi lebih lanjut) dimana full-mutation ini dikenal

dengan Fragile X syndrome atau hanya mengalami pre-mutation. Secara fisik pada
beberapa kasus anak laki-laki yang mengalami pre-mutation menampakkan cirri-ciri
keterbelakangan mental atau dapat meengalami Fragile X-associated tremor/Ataxia
syndrome (FXTAS) yang diidentifikasi sebagai kelainan neuron salah satunya Parkinson
yang cenderung tampak pada usia 50tahunan.

5. Satu dari saudara perempuan Mary tidak memiliki anak sejak menopause pada usia 32
tahun.
a. Berapa usia normal wanita mengalami menopause?
Menopause terjadi pada usia yang bervariatif, rata-rata usia menopause 45-50 tahun dan
pada dewasa ini ada kecendrungan untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua
(Sibagariang dkk, 2010) dan Manuaba (1993) juga berpendapat bahwa rata-rata usia
menopause

45-50

tahun.

Menurut Amigomi

dkk

(2000)

dalam

penelitiannya

memperlihatkan bahwa rata-rata wanita Itali mulai menopause pada usia 50,2 tahun dan
hasil penelitian Reynolds dan Obermeyer (2003) menggambarkan rata-rata wanita
menopause di Maroko pada usia 48,4 tahun, selain itu Oya dan Mellen (2004) melaporkan
bahwa wanita di kota Ankara Turki rata-rata menopause pada usia 47 tahun serta Reynolds
dan Obermeyer (2005) mendapatkan hasil rata-rata wanita menopause di Spanyol saat usia
51,7 tahun serta di Amerika pada usia 52,6 tahun. Sementara wanita Cina rata-rata
mengalami menopause pada usia 50 tahun (Li. 2012)
b. Apa penyebab menopause dini?
Penyebab menopause adalah matinya (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan
seksual seorang wanita kira-kira 400 folikel primodial tubuh menjadi folikel vesikuler dan
berevulasi. Sementara beratus dan ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun
hanya tinggal beberapa folikel primodial tetap tertinggal untuk dirangsang oleh FSH dan
LH, pembentukan estrogen oleh ovarium berkurang bila jumlah folikel primodial
mendekati nol. Bila pembentukan estrogen turun sampai tingkat kritis, estrogen tidak dapat
lagi menghambat pembentukan FSH dan LH yang cukup untuk menyebabkan siklus
ovulasi. Akibatnya, FSH dan LH (terutama FSH) setelah itu dihasilkan dulu jumlah besar
dan tetap. Estrogen dihasilkan dalam jumlah subkritis dalam waktu pendek setelah

menopause, tetapi setelah beberapa tahun, waktu sisa terakhir. Folikel primodial menjadi
atretis, pembentukan estrogen oleh ovarium turun sampai nol. (Guyton, 2002, p. 150)
c. Adakah keterkaitan antara menopause dini dengan fragile X Syndrome?
Pada kasus ini, menopause ada hubungannya dengan Fragile X Syndrome. Ada tipe Fragile
X Syndrome dengan nama Fragile X-associated Primary Ovarian Insufficiency (FXPOI).
FXPOI dialami oleh 22% perempuan dengan fragile X premutation. Hal ini dapat
menyebabkan ketidakteeraturan

periode

menstruasi,

mengurangi

kesuburan atau

infertilitass, dan menopause dini, dan semua ini akibat dari ketidaknormalan fungsi
ovarium. FXPOI atau POF ( Kegagalan ovarium dini), tapi istilah ini tidak
menggambarkan keadaan ini secara akurat. Wanita dengan FXPOI menghasilkan ovum
tidak memadai namun tetap menghasilkan ovum , beda dengan POF yang tidak
menghasilkan ovum sama sekali.
FXPOI tidak sama dengan menopause, karena dalam beberapa kasus wanita dengan
mengidap FXPOI bisa hamil karena indung telur dapat sekali-sekali menghasilkan ovum.
Wanita yang mengidap FXPOI pada beberpa kassus dapat merasakan siklus menstruasi,
sedangkan pada menopause siklus menstruasi tidak dapat kembali.
Ini penting bagi wanita atau remaja dengan premutation untuk menjaga siklus menstruasi
dan mendiskusikan potensi

FXPOI dengan perawatan kesehatan. Karena penurunan

produksi estrogen kadar darah mungkin dapat membantu bagi mereka yang berisiko
terhadap FXPOI. Hal ini sangat berpengaruh terhadap wanita yang terkena FXPOI apabila
ia ingin memiliki anak bisa dua kemungkinan, pertama ia akan mengalami ketidaksuburan
sehingga ia tidak bisa memiliki anak atau mereka yang bisa hamil tapi memiliki keturunan
dengan carier fragile X Syndrome.
d. Apa dampak menopause dini?
Beberapa dampak premenopause yang sering terjadi di masyarakat adalah kecemasan,
takut, lekas marah, ingatannya menurun, sulit konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna,
mudah tersinggung, stress bahkan depresi (Anonim, 2008). Para wanita usia lanjut tersebut
juga rentan terhadap penyakit degeneratif misalnya osteoporosis, penyakit jantung koroner,
kanker, darah tinggi, dan dimensia tipe Alzheimer (Kasdu, 2002, p. 40-74)

6. Mary berhenti sekolah pada kelas X, dan James bekerja di konstruksi.


a. Adakah hubungan lingkungan keluarga dengan penyakit anak-anaknya?
Ada, karena penyakit anak-anaknya selain disebabkan oleh faktor genetika juga disebabkan
oleh faktor lingkungan di sekitar mereka. Salah satu penyakit yang dialami anak anak
James dan Marry adalah retardasi mental, retardasi mental bisa disebabkan oleh faktor
genetika dan juga faktor lingkungan.

7. Paman Mary memiliki Parkinsons disease ketika berusia 52 tahun.


a. Apa itu Parkinsons disease?
Parkinson Disease adalah penyakit neurodegeneratif progresif dengan sindrom yang
ditandai dengan tremor ritmis, bradikinesia, kekakuan otot dan hilangnya refleks tubuh,
biasanya dialami pada orang yang telah lanjut usia. Pada parkinsons disease ini merupakan
hasil dari kerusakan sel di daerah otak, khususnya substansia nigra yang merupakan

penghasil dopamin. Dopamin merupakan senyawa kimia yang ada di otak yang berfungsi
untuk menggordinasi otak dalam memerintahkan tubuh untuk bergerak. Apabila dopamin
tidak dihasilkan maka pergerakan tubuh akan bermasalah.
b. Apa penyebab Parkinsons disease?
1. Toksin atau racun
2. Faktor keturunan
3. Kepala terluka atau pernah mengalami trauma kepala akibat kecelakaan, benturan di
kepala, dll.
4. Efek samping dari penggunaan obat-obatan yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang
cukup lama
c. Apa tanda-tanda / gejala Parkinsons disease?
a.
b.
c.
d.

Tanda- tanda primer dari parkinsons disease ini ada 4 yaitu :


Tremor ritmis (terutama pada saat istirahat) , yaitu badan sering gemetar
Bradikinesia ( mobilitas hilang atau berkurang secara abnormal)
Kekakuan otot
Hilangnya refleks tubuh
Sedangkan tanda-tanda sekundernya yaitu :

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Sekresi air liur yang berlebihan


Wajah berbentuk seperti topeng, monoton dan tanpa ekspresi dengan suara yang rendah
Konstipasi
Kesulitan makan dan akibatnya sering tersedak
Kulit berminyak yang disertai dengan dermatitis seboroik
Berkeringat yang berlebihan
d. Apakah hubungan penyakit Parkinson dengan Fragile X syndrome?
FXTAS adalah kondisi neurologis onset dewasa yang terjadi di beberapa pembawa
premutation FMR1. Meskipun terjadi lebih umumnya di laki-laki carrier, beberapa
perempuan juga mengembangkan fitur FXTAS. Estimasi saat ini menunjukkan bahwa
sekitar 30 persen pembawa laki-laki dan 8 persen dari carrier perempuan mengembangkan
beberapa fitur FXTAS. FXTAS sering awalnya salah didiagnosis sebagai penyakit
Parkinson, Alzheimer, atau stroke. Meskipun semua operator laki-laki berisiko FXTAS,
didiagnosis lebih sering bila ada cucu dalam keluarga dengan sindrom Fragile X (sebagai

FXS sudah diketahui keluarga-keluarga ini dan penyedia mereka). Dalam beberapa
keluarga dengan anak yang memiliki FXS, tidak diketahui yang kakek ibu adalah pembawa
sampai diagnosis FXTAS dicurigai.

V.

Keterkaitan antar Masalah

VI.

Learning Issue
a. Kromosom, DNA, dan Gen
b. Pola Penurunan Sifat
c. Kelainan Genetika
d. Sitogenetika
e. Teratologi
f. Konseling Genetika
g. Pedigree

VII.

Kerangka Konsep

VIII. Sintesis
a. Kromosom, DNA, dan Gen
Gen Fragile X dapat diteruskan dalam keluarga oleh dan kepada orang-orang baik gender
yang tidak memiliki tanda-tanda jelas FXD.

Tubuh setiap orang terdiri dari jutaan struktur kecil yang disebut sel. Dalam setiap sel
adalah informasi genetik yang kita warisi dari orang tua kita. Informasi genetik yang
terkandung dalam "gen," dan gen yang ditemukan berbaris di struktur yang disebut
kromosom. Gen terbuat dari untaian DNA (asam deoksiribosa) yang panjang. DNA
biasanya disebut kode genetik. Molekul DNA disimbolisasikan dengan huruf C, G, T, dan
A. Tiap gen dibuat dari urutan DNA tertentu.
Kromosom dan gen seperti untaian manik-manik plastik. Seluruh untai manik-manik
merupakan kromosom, masing-masing manik mungkin mewakili gen, dan plastik manikmanik yang dibuat akan menjadi molekul DNA.

Gen yang biasanya berpasangan adalah instruksi yang menentukan pertumbuhan,


perkembangan, dan karakter. Contohnya, beberapa gen menentukan warna mata dan
rambut, dan beberapa menentukan golongan darah.
Gen sering disebut unit hereditas karena informasi yang dibawa oleh gen akan diteruskan
ke generasi selanjutnya. Tubuh bekerja dengan instruksi yang diwariskan dari induk.
Gen-gen membentuk kromosom. Manusia memiliki 46 kromosom (23 pasang).
Kromosom-kromosom tersebut terdiri dari 44 kromosom autosom, yang diberi nomor
secara berpasangan 1-22, yang sama pada laki-laki dan wanita. Kromosom ke-23 disebut
kromosom seks karena menentukan jenis kelamin seseorang (laki-laki atau wanita). Pada

wanita, kedua kromosom tersebut sama dan disebut kromosom X. Pada laki-laki, terdapat
satu kromosom X dan satu kromosom Y.

b. Pola Penurunan Sifat


Pewarisan pada Gen Terkait-X
Jika sifat terkait-X adalah karena alel resesif, seorang wanita akan mengekspresikan
fenotipe hanya jika itu homozigot untuk alel itu. Karena laki-laki hanya memiliki satu
lokus, istilah homozigot dan kurangnya heterozigot berarti untuk menggambarkan Xlinked gen; yang hemizygous istilah digunakan dalam kasus tersebut. Setiap penerima lakilaki alel resesif dari ibunya akan mengekspresikan sifat. Untuk alasan ini, jauh lebih lakilaki daripada perempuan memiliki X-linked resesif gangguan. Namun, meskipun
kesempatan perempuan yang mewarisi dua dosis alel mutan yang jauh lebih sedikit
daripada kemungkinan laki-laki mewarisi satu dosis, ada perempuan dengan gangguan
terkait-X. Misalnya, buta warna adalah gangguan ringan hampir selalu diwariskan sebagai
sifat terkait-X. Seorang anak perempuan buta warna dapat lahir buta warna yang ayah yang
pasangan adalah pembawa karena alel terkait-X untuk buta warna relatif jarang terjadi,
meskipun, probabilitas bahwa seorang pria dan wanita tersebut akan kawin rendah.

c. Kelainan Genetika
Kelainan genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada materi genetik
individu (genom). Kebanyakan penyakit akibat kelainan genetic ini cukup langka dan
mempengaruhi satu orang dalam setiap beberapa ribu atau jutaan orang
Terminologi yang harus diketahui:

Gen : segmen kecil dari DNA, yang mengkode sintesis protein yang spesifik, merupakan

satuan biologis dari keturunan, dan terletak di lokus tertentu pada kromosom.
Kromosom: suatu struktur dalam nucleus yang mengandung benang linear DNA yang

mengantarkan informasi genetic serta berhubungan dengan RNA dan Histon.


Lokus : lokasi atau tempat gen yang tertentu dalam kromosom.
Alel: satu dari dua atau lebih bentuk alternative gen yang menempati lokasi sesuai pada

kromosom homolog, dan menentukan sifat alternative yang diturunkan.


Genotif: keseluruhan konstitusi genetic suatu individu; juga alel yang terdapat pada satu

atau lebih lokus spesifik


Fenotif: Sifat fisik, biokomiawi, dan fisiologis yang terdapat dalam diri seseorang

sebagaimana ditentukan baik secara genetik maupun lingkungan.


Dominan: Gen (alel) yang diekspresikan dalam keadaan heterozigot
Resesif: gen atau alel yang hanya dapat diekspresikan dalam keadaan homozigot.

Jenis-jenis kelainan genetik


1. Monogenic / Single Gene Disorders (Mendelian disorders and non-Mendelian disorders)
2. Multifactorial and polygenic disorders
3. Chromosomal disorder (autosomal disorders and sex chromosome disorders)

1. Single Gene Disorders


Tipe ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi yang terjadi dalam satu urutan DNA
(gen) dan biasanya kelainan tipe ini menunjukkan pola penurunan. Gen mempunyai peran
yang sangat penting yaitu untuk mengkode sintesa protein, melakukan sebagian besar
proses dalam tubuh, melakukan fungsi hidup, dan bahkan membentuk sebagian besar
struktur selular. Ketika di dalam gen terjadi mutasi maka produk protein tidak dapat
melaksanakan fungsi secara normal, sehingga akan mengakibatkan gangguan. Terdapat
lebih dari 6.000 kelainan gen tunggal yang terjadi pada sekitar 1 dari setiap 200 kelahiran.
Single gene disorders biasanya mengikuti pola penurunan Mendelian (Mendelian patterns
of inheritance). Kemungkinan terjadinya kelainan ini lebih tinggi pada keluarga yang
anggota keluarganya sudah pernah menderita kelainan monogenic ini. Beberapa contoh
penyakit akibat monogenetic adalah cystic fibrosis, anemia sel sabit, sindrom Marfan,
Penyakit Huntington, dan hemochromatosis .
Mendelian inheritance of single-gene disorders

Ada lima pola Mendelian patterns of inheritance, tergantung pada lokasi kromosom pada
gen (autosomal atau sex-linked):
a. Autosomal dominant
Gen dominan adalah gen yang secara fenotif di ekspresikan baik dalam keadaan homozigot
maupun heterozigot. Pada pola penurunan ini:

Orangtua yang menderita kelainan akan mempunyai anak yang menderita pula keadaan

ini sering disebut vertical inheritance.


Anggota keluarga yang tidak menderita kelainan dengan pasangan yang bukan penderita

akan mempunyai anak normal (bukan penderita).


Salah satu orangtua adalah normal sedang pasangannya adalah penderita maka rasio anak
normal dan anak penderita adalah 1:1

b. Autosomal recessive

Gen Autosomal recessive adalah gen yang diekspresikan (fenotif) dalam keadaan
homozigot saja. Pada pola penurunan ini:

Seorang penderita biasanya memiliki orang tua yang secara fenotif normal.keadaan ini

biasanya disebut horizontal inheritance.


Penderita dengan pasangan yang normal, maka semua anaknya akan menjadi carrier
Jika seorang carrier memiliki pasangan normal, maka ada kemungkinan 50 % anak mereka

akan menjadi carrier.


Jika kedua orang tua bersifat heterozigot, maka ada kemungkinan anak lahir dengan
kelainan dengan frekuensi 1 dari 4

c. X-linked dominant
Pola penurunan X-linked dominant jarang terjadi dan susah dibedakan dengan pola
autosomal dominan, kecuali bahwa jika penderita adalah pria, maka ia akan memiliki anak
laki-laki normal sedangkan semua anak perempuannya adalah penderita.

d. X-linked recessive
Pola penurunan pada gen X-linked recessive adalah sebagai berikut:

Pria menunjukkan lebih banyak fenotif recessive dari pada wanita


Kelainan biasanya diturunkan dari wanita carrier yang biasanya asymptomatic (tidak

menunjukkan gejala atau kelainan dari penyakit tertentu).


Jika ibu seorang carrier, maka anak laki-lakinya memiliki kemungkinan 50% untuk
menjadi penderita, sedangkan anak perempuannya memiliki kemungkinan 50% untuk
menjadi carrier.

Jika ayah adalah penderita, maka tidak ada anak laki-laki yang menderita

kelainan, tapi semua anak perempuan


akan menjadi carrier.

e. Y-linked/holandric.
Karena hanya pria yang memiliki kromosom Y, maka hanya pria yang bisa menurunkan
kelainan akibat Y-linked dan hanya pria pula yang bisa menjadi penderitanya.
Kromosom Y mengandung beberapa gen yaitu:

SRY sex-determining region


TDF testis determining factor
DAZ deleted in azoospermia.

Terjadinya mutasi pada salah satu gen tersebut akan menyebabkan azoospermia atau
masalah fertilitas pada pria.

Non-Mendelian inheritance of single-gene disorders


Beberapa kelainan diketahui tidak mengikuti pola Mendelian inheritance. Ada beberapa
mekanisme yang mendasari non-Mendelian inheritance ini, diantaranya:
a. Imprinting
Imprinting merupakan perbedaan ekspresi material genetic pada tingkat kromosom atau
alel, tergantung orang tua yang membawa pola penurunan (ayah atau ibu). Imprinting ini
merupakan akibat dari terjadinya inaktivasi selektif gen dengan pola yang berbeda pada
saat gametogenesis (baik pria maupun wanita). Imprinting penting untuk aetiology PraderWilli (PW)dan Angelman Syndrom (AS), dimana kedua kelainan tersebut merupakan
akibat dari mikrodelesi chromosome 15q1113, yang dikenal sebagai critical region.
Variasi fenotif pada PW dan AS tergantung pada kromosom yang dihapus pada critical
region merupakan penurunan dari paternal atau maternal.

b. Uniparental disomy

Uniparental disomy diakibatkan karena terjadinya duplikasi kromosom dari salah satu
orang tua dan hilangnya corresponding homolog dari pasangan yang lain. Misalnya
uniparental disomy kromosom 15 pada ibu, dapat menyebabkan fenotif yang sama dengan
PW, tetapi tanpa delesi karena tidak ada kontribusi kromosom 15 dari ayah. Beckwith
Wiedemann syndrome merupakan duplikasi pada kromosom 11p15.

c. Mitochondrial inheritance
Mitochondrial DNA (MtDNA) diturunkan dari ibu karena sperma tidak mengkontribusikan
mitokondria kepada zigot. Sehingga, pria penderita tidak dapat mentransmisikan kelainan
kepada anaknya, atau dengan kata lain pria penderita dengan wanita normal akan

mempunyai

anak

yang

seluruhnya

normal.

Mosaicism

Mosaic

adalah

individu

dengan

multiple

cells

Beberapa contoh kelainan monogenic adalah:


a. Huntington's disease (autosomal dominant)
Penyakit Huntington (korea Huntington) adalah suatu penyakit dimana sentakan atau
kejang dan hilangnya sel-sel otak secara bertahap mulai timbul pada usia pertangahan dan
kemudian berkembang menjadi korea, atetosis serta kemunduran mental. Gejala biasanya
mulai muncul pada usia 35-40 tahun.

b. Marfan syndrome (autosomal dominant)


Sindrom Marfan adalah gangguan pada jaringan ikat. Fungsi utama dari jaringan ikat
adalah untuk menahan tubuh bersama-sama dan menyediakan arahan bagi pertumbuhan
dan perkembangan. Dalam sindrom Marfan, jaringan ikat rusak dan tidak bertindak
sebagaimana mestinya. Karena jaringan penghubung ditemukan di seluruh tubuh, sindrom
Marfan dapat mempengaruhi banyak sistem tubuh, termasuk kerangka, mata, jantung dan
pembuluh darah, sistem saraf, kulit, dan paru-paru. Sindrom Marfan mempengaruhi pria,
wanita, dan anak-anak, dan telah ditemukan di antara orang-orang dari semua ras dan latar
belakang etnis. Sindrom Marfan disebabkan oleh kerusakan (mutasi) pada gen yang
menentukan struktur fibrillin, protein yang merupakan bagian penting dari jaringan ikat.
Gejala dari sindrom ini dapat diketahui dalam jangka lama. Sindrom ini mempengaruhi
kerangka, mata, jantung dan pemubuluh darah, sistem saraf, kulit, dan paru-paru.
c. Sickle cell disease (autosomal recessive)
Penyakit sel sabit (sickle cell disease) adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai
dengan sel darah merah yang berbentuk sabit dan anemia hemolitik kronik.
Pada penyakit sel sabit, eritrosit memiliki hemoglobin yang berntuknya abnormal,
sehingga mengurangi jumlah oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi
seperti sabit. Sel yang berbentuk sabit merusak dan menyumbat pembuluh darah terkecil
dalam limpa, ginjal, otak, tulang, dan organ lainnya; menyebabkan berkurangnya pasokan
oksigen ke organ tersebut, dan dapat menyebabkan ischemia pada jaringan yang pada
akhirnya akan menyebabkan kematian/kerusakan organ.
Sel sabit ini sangat rapuh dan akan pecah saat melewati pembuluh darah, menyebabkan
anemia berat, penyumbatan aliran darah, kerusakan organ, dan mungkin kematian.
d. Cystic fibrosis (autosomal recessive)
Fibrosis kistik adalah suatu penyakit keturunan yang menyebabkan kelenjar tertentu
menghasilkan secret abnormal, sehingga timbul beberapa gejala, yang terpenting adalah
yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru.

Fibrosis kistik menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin, sehingga menyebabkan


gannguan pada sekresi kelenjar endokrin yang pada akhirnya akan menyababkan gangguan
fungsi kelenjar tersebut. Pada beberapa kelenjar (misalnya kelenjar pancreas dan usus),
secret menjadi kental atau padat sehingga menyumbat kelenjar dan menyebabkan banyak
penyakit komplikasi.
e. Aicardi syndrome (Xlinked dominant)
Sindrom Aicardi adalah kelainan yang ditandai oleh kerusakan sebagian atau keseluruhan
corpus callosum, struktur otak yang menghubungkan dua belahan otak di dalamnya.
Sindrom Aicardi sering menyebabkan kejang pada masa anak-anak (spasme intantile),
kelainan mata atau lesi retina, dan retardasi logam. Sindrom Aicardi ini juga terkait dengan
mikrosefali, cacat otak; microgyria, di mana benjolan di dalam otak cenderung menjadi
sempit, atau kista porecenphalic. Penelitian lebih lanjut juga menunjukkan bahwa beberapa
kelainan mungkin termasuk bibir sumbing dan kerusakan tubuh vertebral.
Gangguan neurologis pertama kali didiagnosis lebih dari tiga puluh tahun yang lalu, ketika
dokter Perancis, Dr Jean Dennis Aicardi, mengidentifikasi delapan anak yang terusmenerus mengalami kejang infantil. Dokter percaya sindrom itu disebabkan oleh
kekurangan kromosom X. Oleh karena itu, gangguan tersebut hanya mempengaruhi
sebagian besar bayi perempuan, meskipun ada laporan kasus seorang bayi laki-laki yang
didiagnosis dengan sindrom ini. Saat ini, ada sekitar 500 kasus yang dilaporkan di seluruh
dunia, dengan hanya satu kasus saudara menderita kondisi yang sama. Oleh karena itu
diyakini bahwa gangguan tersebut adalah mutasi baru dan tidak semua anggota keluarga
bisa membawa gen yang cacat ini.
f. Color blindness (Xlinked recessive)
Buta warna adalah kondisi yang diturunkan secara genetic dimana sel-sel retina tidak
mampu merespon warna dengan semestinya. Sel-sel kerucut di dalam retina mata
mengalami pelemahan atau kerusakan secara permanen. Saraf sel di retina terdiri atas sel
batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna
lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan,
terutama sel kerucut.

g. Leber's hereditary optic neuropathy (Mitochondrial inheritance)


Leber's Hereditary Optic Neuropathy (LHON) merupakan penyakit yang diturunkan secara
maternal, dengan gejala klinik yang khas berupa kebutaan pada kedua mata akibat atrofi
saraf optik. Mutasi utama pada LHON adalah DNA mitokondria nt 1778G>A, yang
mengakibatkangen yang menyandi peptidaND4 pada kodon 340, asam amino arginin
berubah menjadi histidin.

2. Multifactorial and polygenic disorders


Tipe ini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor lingkungan dan mutasi pada beberapa
gen. Misalnya, perbedaan gen yang mempengaruhi kerentanan terhadap kanker payudara
telah ditemukan pada kromosom 6, 11, 13, 14, 15, 17, dan 22. Kondisi ini membuat rumit
untuk menganalisis dari satu-gen atau kelainan kromosom. Contoh yang termasuk pada
kelainan ini adalah penyakit jantung, tekanan darah tinggi, Penyakit Alzheimer, arthritis,
diabetes, kanker, dan obesitas. Pewarisan multifaktorial juga dikaitkan dengan sifat-sifat
diwariskan seperti pola sidik jari, tinggi badan, warna mata, dan warna kulit.
Kelainan multifactorial ini biasanya cenderung terjadi berulang dalam keluarga dan lebih
umum dari single gene disorders. Penurunan multifactorial ini melibatkan aetiology dari
beberapa kondisi umum seperti:

Kelaianan/cacat yang dibawa sejak lahir (congenital malformation),


Penyakit umum, biasanya diderita orang dewasa seperti obesitas, diabetes mellitus, dll
Karakter/ciri orang normal, seperti intelegensi, dermatoglifi, dll
Kelainan multifactorial terjadi ketika factor resiko genetic dan lingkungan
berkombinasi dan menyebabkan seseorang menjadi penderita. Misalnya pada kasus
atherosclerosis, dimana factor keturunan memberikan peluang terjadinya kelainan sebesar
65 %, sedang yang 45% lagi merupakan pengaruh dari factor lingkungan. Beberapa factor
lingkungan yang mempengaruhi kelainan ini misalnya, pola makan, kebiasaan merokok,
dan pola olahraga.
Beberapa contoh kelainan multifaktorial adalah:

a. Type 1 diabetes mellitus


Penyakit diabetes tipe 1 sering disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau Diabetes
Mellitus yang Bergantung pada Insulin. Jadi diabetes tipe 1 berkaitan dengan
ketidaksanggupan pankreas untuk membuat insulin dan berkaitan dengan kerusakan atau
gangguan fungsi pankreas menghasilkan insulin.
Penderita penyakit diabetes tipe 1 sebagian besar terjadi pada orang di bawah umur 30
tahun. Itu sebabnya penyakit ini sering dijuluki diabetes anak-anak karena penderitanya
lebih banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat
menghasilkan cukup insulin akibat kelainan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel
yang menghasilkan insulin atau karena infeksi virus sehingga hormon insulin dalam tubuh
berkurang dan mengakibatkan timbunan gula pada aliran darah.
b. Essential (primary) hypertension
Hipertensi essensial/primer. Jenis hipertensi yang penyebabnya masih belum dapat
diketahui. Sekitar 90% penderita hipertensi menderita jenis hipertensi ini. Oleh karena itu,
penelitian dan pengobatan lebih banyak ditujukan bagi penderita hipertensi essensial ini.
Namun salah satu factor resiko terjadinya hipertensi ini adalah faktor keturunan (Genetik).
Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi essensial
akan sangat besar. Demikian pula dengan kembar monozigot (satu sel telur) apabila salah
satunya adalah penderita hipertensi.
c. Schizophrenia
Schizophrenia adalah jenis penyakit jiwa yang dapat diturunkan. Penyebab lainnya adalah
karena adanya tekanan jiwa yang tak tertahankan atau fisiologi otak. Orang yang menderita
schizophrenia tidak bisa mengekspresikan emosinya dengan baik, cenderung menutup diri
dari pergaulan, dan tidak responsive. Penyakit jiwa ini bersifat kronis dan dapt menyerang
siapa saja. Melihat kehebatan dampaknya, penyakit ini dapat dikatakan penyakit jiwa yang
paling destruktif.
d. Asthma

Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran
pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga
bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang
mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di negara maju, terutama
yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir.
Penyakit ini merupakan penyakit keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua, kakek
atau nenek anak menderita penyakit asma maka bisa diturunkan ke anak. Prof Dr. dr Heru
Sundaru, Sp.PD, KAI, Guru Besar Tetap FKUI menjelaskan, "penyakit asma bukan
penyakit menular tapi penyakit keturunan."
e. Alzheimers disease
Penyakit alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang secara epidemiologi terbagi
2 kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 58 tahun disebut sebagai
early onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun disebut
sebagai late onset.
Beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi kasus alzheimer ini diturunkan melalui
gen autosomal dominant. Individu keturunan garis pertama pada keluarga penderita
alzheimer mempunyai resiko menderita demensia 6 kali lebih besar dibandingkan
kelompok kontrol normal. Pemeriksaan genetika DNA pada penderita alzheimer dengan
familial early onset terdapat kelainan lokus pada kromosom 21 diregio proximal log arm,
sedangkan pada familial late onset didapatkan kelainan lokus pada kromosom 19. Setelah
berumur 40 tahun terdapat neurofibrillary tangles (NFT), senile plaque dan penurunan
Marker kolinergik pada jaringan otaknya yang menggambarkan kelainan histopatologi
pada penderita alzheimer.
f. Rheumatoid arthritis
Rheumatoid arthritis (RA) adalah suatu penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan
kronis sendi-sendi. Rheumatoid arthritis dapat juga menyebabkan peradangan dari jaringan
sekitar sendi-sendi dan organ-organ lain dalam tubuh. Penyakit autoimun adalah penyakit
yang terjadi ketika jaringan-jaringan tubuh dengan sembarangan (salah mengira) diserang

oleh sistim imunnya sendiri. Sistim imun adalah suatu organisasi yang kompleks dari selsel dan antibodi-antibodi yang diciptakan secara normal untuk mencari dan membasmi
penyerbu-penyerbu tubuh, terutama infeksi-infeksi. Pasien-pasien dengan penyakit
autoimun mempunyai antibodi-antibodi didalam darahnya yang menargetkan jaringanjaringan tubuhnya sendiri, dimana mereka dapat berkaitan dengan peradangan. Karena ia
dapat mempengaruhi beragam organ-organ tubuh lain, rheumatoid arthritis dirujuk sebagai
suatu penyakit sistemik dan adakalanya disebut penyakit rheumatoid. Arthritis berarti
peradangan

sendi.

Peradangan

sendi

dari

rheumatoid

arthritis

menyebabkan

pembengkakan, nyeri, kekakuan, dan kemerahan pada sendi-sendi. Peradangan dari


penyakit rheumatoid dapat juga terjadi pada jaringan-jaringan sekitar sendi-sendi, seperti
tendon-tendon, ligamen-ligamen, dan otot-otot.
Penyakitnya dapat mulai pada segala umur, namun ia paling sering mulai setelah umur 40
tahun dan sebelun umur 60 tahun. Pada beberapa keluarga-keluarga, beragam anggotaanggota dapat dipengaruhi, menyarankan suatu dasar genetik untuk kelainan ini.

d. Sitogenetika
Sitogenetika merupakan penyatuan dari sitologi dengan genetika. Pengertian dari
sitogenetika itu sendiri adalah sains hibrid yang berusaha mencari kolerasi antara
peristiwa-pwristiwa selular, terutama yang terjadi pada kromosom dengan fenomena
genetik.
Pemeriksaan sitogenetika dan genetika molekuler perlu dilakukan untuk
mengkonfirmasi adanya sindrom Fragile X.
Pemeriksaan sitogenetika dilakukan pada seluruh sampel. Media yang digunakan
adalah media MEM yang ditambahkan thymidine dan media TC199. Media tersebut
digunakan untuk mendeteksi adanya fragile site karena memenuhi syarat untuk
menampilkan fragile-X site yaitu kondisi rendah asam folat. Untuk menganalisis diperiksa
sidikan 20 sel, bila didapatkan positif fragile site, penghitungan diteruskan sampai 100 sel.
Analisis Kromosom (Sitogenetik)

Preparasi kromosom dibuat dengan pengkulturan pada 2 tabung, masing-masing 7


tetes buffy coat atau 10 tetes darah dalam 2 tube berisi 5 ml media yang berbeda (TC
6199 dan MEM) yang mengandung 10% Fetal Bovine Serum dan 10 l
Phytohaemaglutinin-P. Menginkubasi pada suhu 370 C selama 3 hari (72 jam) dengan
sudut kemiringan tabung 450 agar memberi peluang pada tumbuhnya sel di permukaan
tabung. Dua puluh empat jam sebelum pemanenan, tabung dengan media MEM
ditambahkan 0,1 ml thymidine dengan konsentrasi akhir 0,3 g/ml. Setelah dikultur selama
72 jam dilakukan pemanenan. Enam puluh menit sebelum pemanenan masing- masing
tabung ditambahkan 3 tetes calcemid, dan inkubasi selama 60 menit. Kemudian
memusingkan tabung selama 10 menit dengan kecepatan 1100 rpm. Membuang
supernatan, meresuspensikan endapan, dan menambahkan larutan hipotonik hangat KCl
0,075 M sebanyak 10 ml, kemudian meresuspensikan kembali agar terbentuk larutan
homogen dan menginkubasi tabung pada suhu 370 C dalam waterbath selama 15 menit.
Memusingkan tabung kembali pada 1100 rpm selama 10 menit, membuang supernatan,
dan menambahkan 5 ml larutan fiksasi Carnoys (3 metanol : 1 asam asetat) pelan-pelan
melalui dinding tabung, lalu mengocoknya, dan mensentrifus kembali. Pemberian larutan
fiksasi diulangi tiga kali sampai didapatkan presipitat yang jernih lalu meresuspensikan
residu dengan larutan Carnoys secukupnya sesuai dengan banyaknya pelet. Menyebarkan
pada gelas obyek dengan meneteskan dua tetes suspensi pada lokasi yang berbeda.
Kemudian preparat dicat dengan Giemsa 10% dalam larutan buffer Phosphat pH 6,8
selama 1-10 menit. Pembuatan larutan Giemsa selalu baru untuk setiap periode pengecatan
(1 staining jar). Pengecatan Giemsa hanya dipakai untuk skrining sel, tidak digunakan
untuk analisis/ diagnosis. Untuk menganalisis diperiksa sidikan 20 sel, bila didapatkan
positif fragile-X site, penghitungan diteruskan sampai 100 sel. Slide yang positif fragile-X
site dicatat koordinatnya. Kemudian sediaan dihilangkan catnya (di-destaining) kemudian
di cat G-banding untuk konfirmasi. Untuk konfirmasi diagnossis dilakukan pemeriksaan
molekuler (analisis gen FMR-1). Yang pertama harus dilakukan adalah ekstraksi DNA dan
Amplifikasi Gen FMR-1 (PCR) Besarnya produk hasil PCR adalah 300 bp pada sampel
normal. Sedangkan bila terjadi mutasi penuh (full mutation) maka tidak ada produk pada
300 bp.

Pencegahan
a.
b.
c.
d.

Penyaringan prenatal
Program sosial (pemberantasan kemiskininan dan pendidikan rendah)
Program lingkungan (mengurangi bahan-bahan kimia beracun)
Pencegahan rubella

e. Teratologi

Reterdasi Mental

Reterdasi mental disebabkan oleh banyak faktor, tetapi dari sekian banyak faktor
mungkin akan dikempokkan menjadi dua kategori, yakni faktor-faktor yang tidak berasal
dari lingkungan (termasuk didalamnya faktor-faktor herediter atau genetik, faktor prenatal,
dan faktor pada waktu kelahiran dan sesudah kelahiran) yang disingkat sebagai faktor
biologis dan faktor psikososial.
Retardasi mental ditemukan sekitar 2-3% dari seluruh populasi di negara
berkembang. Retardasi mental adalah keadaan dimana fungsi intelektual yang secara
signifikan berada dibawah rata-rata, yang disertai dengan keterbatasan fungsi adaptasi
dalam minimal dua dari kemampuan berikut : komunikasi, perawatan diri, keterampilan
social/interpersonal, kehidupan di tempat tinggal, fungsi akademik, pekerjaan, kesehatan
dan keamanan, pemanfaatan waktu luang, dimana onset tersebut muncul sebelum umur 18
tahun. Penyebab dari retardasi mental sangat beragam, dimana faktor genetik memiliki
peran 25-50% sebagai penyebab dari retardasi mental. Sindrom Fragile X merupakan
kelainan genetik kedua yang paling banyak menyebabkan retardasi mental setelah sindrom
Down. Pada sindrom Fragile X, terjadi perluasan jumlah trinukleotida DNA CGG repeat
pada promoter gen FMR1, dimana jumlah CGG repeat pada keadaan normal adalah antara
5 50. Perluasan CGG repeat dapat berupa premutasi (52-200) atau mutasi penuh
(>200).Mutasi penuh yang terjadi dapat menekan ekspresi gen, sehingga menyebabkan
terhentinya produksi Fragile X Mental Retardation Protein (FMRP). Dengan tidak
terproduksinya FMRP pada keadaan ini menyebabkan kelemahan fungsi kognitif pada
penderita.

Fragile X Syndrome

Sindrom Fragile X (FXS) adalah suatu kondisi genetik yang menyebabkan cacat
intelektual, tantangan perilaku dan pembelajaran dan berbagai karakteristik fisik. Meskipun
FXS terjadi pada kedua jenis kelamin, laki-laki lebih sering terkena daripada perempuan,
dan umumnya lebih parah.
X Syndrome Fragile di Pria
Mayoritas laki-laki dengan sindrom X rapuh menunjukkan cacat intelektual yang
signifikan (sebelumnya disebut sebagai "keterbelakangan mental"). Cacat di FXS
mencakup berbagai dari ketidakmampuan belajar sedang sampai cacat intelektual yang
lebih parah.
Fitur fisik mungkin termasuk telinga yang besar, wajah panjang, kulit lembut dan
testis yang besar (disebut "macroorchidism") pada laki-laki post-pubertas. Masalah
jaringan ikat mungkin termasuk infeksi telinga, kaki datar, langit-langit melengkung tinggi,
jari-jari ganda bersendi dan hiper-sendi fleksibel.
Fitur X Syndrome Fragile di Wanita
Sekitar sepertiga dari wanita dengan FXS memiliki cacat intelektual yang
signifikan. Orang lain mungkin memiliki moderat atau ringan ketidakmampuan belajar, /
masalah kesehatan mental emosional, kecemasan umum dan / atau kecemasan sosial.
Sebagian

kecil

wanita

yang

memiliki

mutasi

penuh FMR1

Gene yang

menyebabkan FXS akan memiliki tanda-tanda yang jelas dari kondisi-intelektual, perilaku
atau fisik. Betina ini sering diidentifikasi hanya setelah anggota keluarga lain telah
didiagnosis.

Gen apa yang terkait dengan sindrom X fragile?


Mutasi pada gen FMR1 menyebabkan sindrom X fragile. Gen FMR1 menyediakan
instruksi untuk membuat protein yang disebut rapuh X keterbelakangan mental 1 protein,
atau FMRP. Protein ini membantu mengatur produksi protein lain dan memainkan peran

dalam pengembangan sinapsis, yaitu koneksi khusus antara sel-sel saraf. Sinapsis sangat
penting untuk menyampaikan impuls saraf.
Hampir semua kasus sindrom X rapuh disebabkan oleh mutasi di mana segmen
DNA, yang dikenal sebagai CGG triplet ulangi, diperluas dalam gen FMR1. Biasanya,
segmen DNA ini diulang dari 5 sampai 40 kali. Pada orang dengan sindrom X fragile,
bagaimanapun, segmen CGG diulang lebih dari 200 kali. Segmen CGG secara tidak
normal diperluas mati (keheningan) gen FMR1, yang mencegah gen dari memproduksi
FMRP. Kehilangan atau kekurangan (defisiensi) protein ini mengganggu fungsi sistem
saraf dan menyebabkan tanda-tanda dan gejala sindrom X fragile.
Bagaimana orang mewarisi sindrom X fragile?
Sindrom Fragile X diwariskan dalam pola dominan terkait-X. Sebuah kondisi
dianggap terkait-X jika gen bermutasi yang menyebabkan gangguan terletak pada
kromosom X, salah satu dari dua kromosom seks. (Kromosom Y adalah kromosom seks
lainnya.) Warisan tersebut dominan jika satu salinan gen diubah dalam setiap sel cukup
untuk menyebabkan kondisi tersebut. Terkait-X dominan berarti bahwa pada wanita (yang
memiliki dua kromosom X), mutasi pada salah satu dari dua salinan gen di setiap sel cukup
untuk menyebabkan gangguan ini. Pada laki-laki (yang hanya memiliki satu kromosom X),
mutasi pada satu-satunya salinan gen di setiap sel menyebabkan gangguan tersebut. Dalam
kebanyakan kasus, laki-laki mengalami gejala yang lebih parah dari gangguan daripada
perempuan.
Pada wanita, premutation gen FMR1 pada kromosom X dapat memperluas ke lebih
dari 200 mengulangi CGG dalam sel yang berkembang menjadi telur. Ini berarti bahwa
wanita dengan premutation memiliki peningkatan risiko memiliki anak dengan sindrom X
fragile. Sebaliknya, premutation pada pria tidak berkembang ke lebih dari 200 mengulangi
seperti yang diteruskan ke generasi berikutnya. Pria bebas premutation hanya untuk anak
perempuan mereka. Anak-anak mereka menerima kromosom Y, yang tidak termasuk
gen FMR1.

Tanda dan Gejala


Keterlambatan perkembangan (tidak duduk, berjalan, atau berbicara pada saat yang
sama seperti anak-anak lain pada usia yang sama); Ketidakmampuan belajar (kesulitan
belajar keterampilan baru); dan Masalah sosial dan perilaku (seperti tidak melakukan
kontak mata, gelisah, kesulitan membayar perhatian, mengepakkan tangan, bertindak dan
berbicara tanpa berpikir, dan menjadi sangat aktif).

Hubungan komplikasi dalam kasus


Permasalahan bicara, cara belajar
Dilaporkan pada 56% (136/243) dari individu berusia tiga tahun atau lebih. Lebih
dari 90% dari individu memiliki masalah bicara digambarkan sebagai memiliki kosakata
tertunda dan masalah artikulasi, juga disebut dyspraxia lisan. Sebuah analisis, baru-baru
ini menemukan masalah bicara yang lebih formal di 44% dari individu; 38% memiliki

diagnosis spesifik dari perkembangan lisan dyspraxia [Robertson & Singh 2000, Webb et
al 2003].

f. Konseling Genetika
Konseling genetik merupakan proses komunikasi yang berhubungan dengan
kejadian atau resiko kejadian kelainan genetik pada keluarga. Dengan meningkatnya
pengetahuan kita tentang janin,banyak pasangan menunjukkan adanya indikasi untuk
mendapat diagnosa genetik prenatal. Meskipun setiap ahli kebidanan mempunyai peran
dalam memberikan konseling genetik, banyak klinisi mendapatkan bahwa konselor

genetik, seseorang yang lebih tinggi tingkatannya dan mereka yangterlatih dalam aspek
pendidikan, psikologis dan administrative dari genetik akan sangat membantu.Konselor
genetik berpengalaman dapat memperoleh dan menafsirkan riwayat keluarga, sering kali
mereka terlibat dalam menegakkan diagnosa. Bila hadir dalam kunjungan prenatal, mereka
dapat menafsirkan kehamilan kini, menjelaskan resiko bagi janin, dan mendiskusikan
pilihan yang tersedia.
Kompleksitas dari konseling genetik dan luasnya cakupan penyakit genetik
mengarah pada perkembangan spesialisasi berbagai displin ilmu yang didesain untuk
memberikan dukungan medis yang luas bagi mereka dan keluarganya yang beresiko
dengan kelainan ini. Pendekatan konseling genetik memiliki implikasi etik, sosial dan
finansial yang penting. Filosofi yang berhubungan dengan konseling genetik bervariasi
luas menurut negara dan pusat-pusat pelayanan. Pada center-center di Amerika utara,
konsultasi ini laksanakan dengan cara-cara tidak langsung dimana pasien belajar
memahami betapa bernilainya peran dirinya dalam membuat keputusan medis
tertentu.Pasien dengan resiko penyakit genetik harus memahami prinsip-prinsip dasar dari
genetika medis dan terminology yang relevan dengan situasi ini. Ini mencakup konsep
tentang gen, bagaimana gen dihantarkan, dan bagaimana gen ini menimbulkan resiko
penyakit turunan.
Konselor genetik memberikan informasi tentang factor risiko dan menjelaskan tes
genetika yang tersedia. Seorang individu atau pasangan dapat menggunakan informasi ini
untuk membantu mereka dalam membuat keputusan untuk menjadi orangtua. Bagi orangorang yang berhubungan dengan mereka yang mempunyai riwayat keturunan, konselor
genetic dapat :
1) Memberikan informasi komplit dan akurat tentang gangguan-gangguan yang spesifik
2) Menentukan pasangan-pasangan yang berisiko memiliki anak dengan gangguan-gangguan
tertentu

3) Memberikan informasi tentang pemeriksaan yang dapat menjelaskan bahwa bayi memiliki
gangguan sebelum atau setelah lahir
Sasaran konselor genetika bagi mereka yang :
8.

Sedang hamil atau berencana untuk hamil yang memiliki riwayat :


Gangguan genetik seperti : kistik fibrosis
Cacat lahir : bibir sumbing
Abnormalitas kromosom : down sindrom
Retardasi mental1.

9. Wanita yang memiliki riwayat abortus berulang


10. Wanita yang sulit hamil
11. Wanita yang telah dinyatakan telah terpapar dengan segala sesuatu yang berbahaya
terhadap bayiyang akan dilahirkan (termasuk di dalamnya sinar x, radiasi, beberapa obtobatan, alkohol,infeksi)
12. Wanita yang berusia di atas 35 tahun
13. Wanita yang berkepentingan untuk mendapatkan diagnosis prenatal
14. Wanita yang sebelumnya sudah diberitahukan bahwa kehamilannya kemungkinan memiliki
risiko tinggi mengalami komplikasi atau cacat lahir berdasarkan hasil USG atau
pemeriksaan darah
Para Konsuler Genetik sebaiknya melakukan hal-hal berikut dalam menentukan hal-hal apa
a)
b)
c)
d)
e)

saja yang sebaiknya dilakukan oleh pasien. Hal itu diantaranya :


Mendiagnosis penyakit atau hal-hal apa saja yang terkait dengan pasien
Memberikan pelajaran atau pengertian kepada pasien
Supportive counselling
Selalu follow up pasien
Memberitahukan kepada pasien tentang faktor resiko yang empiris dan pilihan yang

reproduktif dan terbaik


f) Yang terakhir yaitu baru setelah pasien memilih jalankan program yang telah dipilih

g. Pedigree
Agar supaya pewarisan sifat keturunan yang terdapat di dalam suatu keluarga dapat
diikuti untuk beberapa generasi, maka perluh sekali dibuat suatu diagram silsilah (Pedigree
chart), dari keluarga itu. Diagram silsilah yang pertama-tama dikenal terbuat dari tanah liat,

ditemukan di Iran dan diduga berasal dari tahun 3100 sebelum Masehi. Beberapa analisa
tentang diagram silsilah pada manusia telah dimulai pada akhir abad ke-19 oleh Francis
Galton (Suryo, 2010).
Silsilah merupakan alat yang paling banyak digunakan bagi penelitian dan
gambaran pewarisan sifat-sifat manusia dan standar simbol-simbol tertentu telah disusun
oleh para ahli dalam publikasinya. Untuk sebagian besar, kita akan menggunkaan silsilah
mengenai penyakit yang diturun temurunkan dari pada sifat-sifat normal, tiada karena
didapatkan lebih banyak dokumen mengenai silsilah penyakit dan kondisi abnormal.
Pentingnya peta silsilah tidak terbatas pada penentuan sifat genetis suatu kondisi. Bila
timbul kondisi yang tidak biasa dalam keluarga, khususnya jika kondisi itu merugikan
individual, pertanyaan pertama adalah apakah kondisi itu diturunkan atau tidak (Anna,
1985).
Suatu silsilah adalah pendataan sistematis (baik berupa kata-kata atau simbol)
mengenai nenek moyang individu tertentu, atau bias juga merupakan pohon keluarga untuk
sejumlah besar individu. Bisanya wanita dinyatakan dengan bulatan dan laki-laki dengan
persegi empat. Perkawinan ditunjukkan dengan garis-garis horsontal antara dua individu.
Keturunan dari suatu perkawinan dihubungkan oleh garis vertical pada garis perkawinan.
Tiap generasi ditempatkan pada suatu baris terpisah yang diberi label angka romawi
(William, 1991).
Pedigree atau dapat diterjemahkan sebagai 'Silsilah', adalah catatan/ rekaman dalam
bentuk diagram yang menunjukkan asal usul keturunan suatu hasil pembiakan.Dalam
bidang genetika, diagram silsilah digunakan untuk melacak hal-hal seperti ciri spesifik,
sifat bawaan, kelainan genetika dan pewarisan penyakit pada suatu keluarga atau garis
keturunan. Lambang-lambang yang telah baku digunakan untuk menyatakan laki-laki,
perempuan, perkawinan dan keturunan. Perkawinan dinyatakan dengan garis penghubung
horizontal antara laki-laki dan perempuan, sedangkan keturunan diletakkan pada baris
berikutnya dengan susunan berurutan dari kiri ke kanan menurut tanggal kelahiran dan
dihubungkan vertikal ke garis perkawinan kedua orang tuanya. Pewarisan karakter yang
dipelajari dinyatakan dengan garis penghubung tebal, dan ketidakhadiran karakter
ditunjukkan dengan simbol terbuka (Sinta, 2011).

VII. Kerangka Konsep


VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka


Genetika edisi keempat schaums outlines; susan elrod, Ph.D. William stansfield, Ph.D
Kesehatan Mental 2 Oleh Drs.Yustinus Semiun, OFM
http://www.academia.edu/
http://library.usu.ac.id/
http://eprints.undip.ac.id/
http://medicastore.com/
http://www.fragilex.org/
www.fragilex.org/fragile-x...disorders/fragile-x-s...

http://www.cdc.gov/ncbddd/fxs/facts.html
ghr.nlm.nih.gov/condition/fragile-x-syndrome
Munir,
Zelva.
Konseling
Genetik.
14
Oktober
https://www.scribd.com/doc/133996688/konseling-genetik

2014.

Diambil

dari

Philips, Susan E. Genetic Counselling. 14 Oktober 2014 . Diambil dari


http://web.udl.es/usuaris/e4650869/docencia/GenClin/content/recursos_classe_%28pdf
%29/revisionsPDF/GeneticCounsel-.pdf
Price & Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 2002. Jakarta : EGC.
Edisi 6 . Vol. 1 &2
Reece, Urry, Cain, Wasserman, Minorsky, Lackson. 2011. Campbell Biology Ninth
Edition. San Francisco: Pearson Education

Natinal Fragile X Foundation., 2012. Fagile X-associated disorded. [online] Available at:
<http://www.fragilex.org/wp-content/uploads/2012/01/handbook-FXD_3rd_Edition.pdf>
[Accessed 13 September 2014].
Delphie, B. 2006. Autism Usia Dini. Bandung: Rizqi Press
Tina L. Stanton-Chapman, Derek A. Chapman, Ann P. Kaiser, Terry B.
Hancock .Cumulative Risk and Low-Income Childrens Language Development. Topics in
Early Childhood Special Education, Vol. 24, No. 4, 227-237 (2004)
E. Sulistiany. 2013. Chapter II pdf. http://www.respitory.usu.ac.id, diunduh pada tanggal 14
Oktober 2014 pukul 21.00

Fitrinilla Arlesna. 2009. Karakteristik Dismorfologi dan Analisis Kelainan Kromosom


pada Siswa Retardasi Mendal di SLB C/C1Widya Bhakti Semarang.
http://www.core.kmi.open.ac.uk, diunduh pada tanggal 14 Oktober 2014
http://www.digilib.unimus.ac.id

You might also like