Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang dihadapi oleh
masyarakat modern adalah sampah sebagai
akibat dari pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat sehingga
volume sampah dirasakan semakin hari semakin banyak. Dibalik itu, persoalan sampah sukar dicarikan solusi efektifnya sebab acapkali
erat kaitannya dengan penyediaan sarana dan
prasarana kebersihan yang memadai oleh pemerintah selaku alat negara di samping faktor
lain seperti kebiasaan dan partisipasi masyarakat sendiri sebagai produsen utama sampah.
Usman (2003, 234) mengungkapkan, manusia mempunyai kemampuan untuk merubah
dan memberi ciri pada lingkungan fisik ataupun lingkungan biologi. Diamond (Hartiningsih, Kompas edisi 16 April 2009) menimpali,
penyebab kehancuran suatu bangsa pada masa lalu adalah musnahnya manusia karena de-
187
188
Akhmad Riduan
189
sukaran untuk melaksanakannya secara efektif seperti diungkapkan Djatmiko (2003, 63).
Secara empirik, dalam pengelolaan
sampah peran masyarakat juga tidak bisa dikesampingkan sebab diakui Kastaman dan
Kramadibrata (2007, 18) masyarakat banyak
berperan dalam proses penempatan dan pengumpulan sampah sehingga memudahkan
dalam pemindahan, pengangkutan, pengelolaan, serta pemanfaatan dan pembuangan
sampah akhir yang selama ini ditangani oleh
pemerintah daerah. Oleh karenanya, didalam
Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Hulu
Sungai Utara Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Kebersihan, Keindahan, dan Kesehatan Lingkungan Bab II Ketentuan Tugas dan Kewajiban Pasal 3 telah disinggung bahwa masyarakat berkewajiban mewujudkan dan bertanggung jawab atas tertibnya kebersihan, keindahan, dan kesehatan lingkungan terhadap
tanah bangunan dan pekarangan yang dimiliki atau ditempati. Pada Peraturan Daerah
Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 13 Tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan dan Kebersihan Bab X Teknis Persampahan Pasal 17 ayat (1) dan (2) dijelaskan:
(1) Waktu pembuangan sampah oleh masyarakat dilakukan mulai pukul 20.00-07.00
wita.
(2) Pembuangan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
membungkus dalam kantongan plastik
atau sejenisnya dan menempatkan pada
bak-bak sampah yang telah disediakan
atau di halaman rumah masing-masing
yang mudah dilalui mobil pengangkut
sampah atau gerobak sampah.
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Hulu Sungai Utara Nomor
3 Tahun 1992 tentang Kebersihan, Keindahan
dan Kesehatan Lingkungan Bab III Ketentuan
Larangan Pasal 14 poin b juga ditegaskan
bahwa untuk menjaga kebersihan dilarang
membuang sampah dan atau barang-barang
190
Akhmad Riduan
tribusi sampah oleh petugas desa atau kelurahan dikeluarkan dengan menggunakan dokumen resmi pemungutan yang dikeluarkan
oleh Dinas Pendapatan Daerah; dan (3) retribusi sampah yang dipungut oleh petugas persampahan desa/kelurahan disetor kepada pemerintahan desa/kelurahan selanjutnya kepala
desa atau lurah atau petugas yang ditunjuk
menyetor hasil retribusi sampah ke kas daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah.
Adapun untuk mengantisipasi timbulnya resistensi dari masyarakat, pada Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu
Sungai Utara Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Kebersihan, Keindahan dan Kesehatan Lingkungan Bab V Ketentuan Pidana Pasal 21
ayat (1) dan (2) telah dijabarkan: (1) barang
siapa yang melanggar ketentuan-ketentuan
yang terdapat dalam Pasal 14, 15, 16, 17, 18
dan pasal 19 diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) bulan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) dan (2) tindak pidana
sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.
Sementara itu, dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 13
Tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan dan Kebersihan Bab XI Ketentuan
Pidana Pasal 20 ayat (1) sampai dengan ayat
(5) bahkan dijelaskan sebagai berikut: (1)
wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan
daerah diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah); (3) pembuangan sampah yang dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 Peraturan
Daerah ini diancam dengan pidana kurungan
paling lama tiga bulan atau denda setinggitingginya Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah); (4) pelanggaran terhadap ketentuan
larangan sebagaimana dimaksud dalam pasal
19 Peraturan Daerah ini diancam dengan pi-
191
camatan dari 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara yakni kecamatan
Amuntai Tengah, Amuntai Selatan, Amuntai
Utara, dan Banjang. Dari empat kecamatan
tersebut, kecamatan Amuntai Tengah yang
tepat berada di pusat kota menjadi kawasan
utama pengelolaan sampah dimana Sungai
Kali Nagara melintasi beberapa desa/kelurahan seperti Paliwara, Murung Sari, Kebun Sari, Tangga Ulin Hulu, Tangga Ulin Hilir Palampitan Hulu, Palampitan Hilir, Kota Raden,
dan Kembang Kuning. Kecamatan lainnya
yang merupakan kawasan pengelolaan sampah adalah Alabio, Babirik, dan Danau Panggang walaupun tidak dilakukan seintensif empat kecamatan di atas yang cenderung lebih
mudah dijangkau oleh armada pengangkut
sampah.
Dengan melihat sampah domestik (rumah tangga) di Kabupaten Hulu Sungai Utara
yang bervolume sekitar 80 m3/hari maka peran masyarakat harus diikutkan mengacu pada beberapa alasan filosofis yang disampaikan Kweit dan Kweit (Kumorotomo, 2001,
117). Lagipula dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Hulu Sungai Utara Nomor
3 Tahun 1992 tentang Kebersihan, Keindahan, dan Kesehatan Lingkungan Bab II Ketentuan Tugas dan Kewajiban Pasal 3 telah
disinggung berkenaan dengan hal tersebut.
Sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional yang berlokasi di
Desa Tayur Kecamatan Amuntai Utara atau
sekitar 10 km dari Kota Amuntai untuk diproses lebih lanjut, sampah ditempatkan di bakbak sampah atau TPS yang secara dominan
disediakan oleh pemerintah daerah di beberapa ruas tepi jalan dan di bantaran sungai atau
ditumpuk di tepi jalan karena ketiadaan bak
sampah atau TPS yang terdekat. Namun sebagian warga masyarakat masih suka membuang sampah di luar jam yang ditentukan
sehingga sampah menumpuk setiap saat dan
sebagian lainnya membuang sampah dengan
cara ditumpuk disamping bak sampah semen-
192
Akhmad Riduan
193
3. Koordinasi
Dalam rangka pengelolaan sampah secara baik dan sehat di Kabupaten Hulu Sungai Utara yang didukung dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu
Sungai Utara Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Kebersihan, Keindahan, dan Kesehatan Ling-
194
Akhmad Riduan
195
196
Akhmad Riduan