Professional Documents
Culture Documents
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
Peranan
Tujuan Kegiatan
Rumah Tangga
Konsumen (RTK)
Rumah tangga
Perusahaan
(RTP)
Rumah tangga
Pemerintah
(RTN)
Rumah Tangga
Luar Negeri
(RTLN)
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
UUD 1945 yang berbunyi hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak
boleh di tangan seorang.
Atas dasar ketentuan UUD 1945 tersebut maka terdapat
ekonomi Indonesia yaitu: Pemerintah, Koperasi, Badan Usaha milik negara (BUMN), Badan
Usaha Milik Swasta (BUMS).
A. PEMERINTAH
Dalam suatu perekonomian terutama bagi Negara-negara sedang berkembang
seperti Indonesia sangat diperlukan peranan pemerintah. Pemerintah melalui kebijakan
fiscal dan moneter dapat mengatur dan mengendalikan perkonomian suatu Negara agar
dapat tumbuh dalam keadaan efisien (efficiency),merata (equity) dan Stabil (stability).
Menurut Samuelson (2001): peranan pemerintah, antara lain yaitu; meningkatkan
efisiensi, menciptakan pemerataan dan keadilan, memacu pertumbuhan ekonomi secara
menyeluruh dan memelihara stabilitasnya.
Disamping itu pemerintah juga bertugas dalam menyediakan barang-barang publik.
Menghasilkan Barang publik membutuhkan biaya yang sangat besar. karenanya menghasilkan
barang publik secara umum ditangani oleh pemerintah. Barang publik mempunyai prinsip
sebagai berikut:
a)
b) non-rival principle (prinsip tidak bersaing) artinya dalam memanfaatkan barang publik
tidak perlu saling bersaing, karena keikut sertaan individu dalam memanfaatkan suatu
barang publik tidak akan mengurangi manfaat bagi konsumen/pihak lain.
c)
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
Bila dilihat dari sirkulasi kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku-pelaku
ekonomi maka posisi dan peranan pemerintah dalam suatu kegiatan ekonomi dapat
digambarkan pada bentuk model berikut ini.
(1)
(9)
(2)
(10)
(3)
(11)
(4)
(12)
(5) (6)
(7) (8)
(13)
Gambar 3.1
Keterangan gambar 3.1:
1.
(1), (5) dan (9) Pemerintah bertindak sebagai penghasil barang publik untuk
keperluan RTK, RTP dan RTLN yaitu berupa penyediaan sarana atau fasilitas umum
untuk kelancaran kegiatan ekonomi.
2. (2) dan (6) pemerintah bertindak dalam pemberian subsisidi pada kegiatan RTK dan
RTP.
3. (3) pemerintah membayar balas jasa berupa penghasilan bagi RTK atas penggunaan
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
4. (4) dan (8) pemerintah menerima pajak dari RTK dan RTP berupa pajak langsung dan
pajak tidak langsung seperti pajak pendapatan dan pajak penjualan/ppn dan berbagai
pajak lainnya.
5. (7) dan (10) pemerintah membelanjakan penerimaan negara untuk membeli barang
mengatur kegiatan dan hubungan antara RTK, RTP dan RTLN. Misalnya membuat
peraturan di bidang perdagangan, perlindungan konsumen, perburuhan atau kebijakan
dalam kegiatan ekspor-impor.
Selanjutnya keterlibatan pemerintah dalam kegiatan ekonomi dapat juga dilihat dari
berbagai bentuk pasar. Menurut ekonomi makro dalam kegiatan ekonomi terdapat 4 macam
pasar yaitu; pasar barang, pasar faktor produksi, pasar uang dan pasar luar negeri.
Di pasar barang, masalah ketersediaan barang swasta dan akan diatur oleh
mekanisme pasar. Peranan pemerintah
pajakdan bisa juga dengan menetapkan celling price atau floor price untuk produk-produk
tertentu.
Di pasar faktor produksi, ketersediaan faktor produksi dan harganya juga dapat
dikendalikan oleh mekanisme pasar. Peranan pemerintah adalah: a) menyediakan sumber
daya manusia yang berkualias melalui kegiatan pendidikan. b) melindungi pekerja misalnya
melalui penetapan upah minimum. c) mengatur penggunaan sumber daya alam agar adanya
keselarasan antara pemanfaatannya dan kelestariannya.
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
Di pasar uang, intervensi pemerintah lebih dominan terutama dalam mengendalikan
jumlah uang yang beredar (supply uang) dan tingkat bunga.. Kesemua intervensi pemerintah
akan dilaksanakan melalui kebijakan moneter.
Di pasar Luar Negeri Tugas utama pemerintah adalah untuk menjaga kestabilan
neraca pembayaran atau neraca perdagangan internasional. Intervensi pemerintah dapat
dengan penetapan kebijakan tarif atau quota untuk mengndalikan ekspor impor, menetapkan
kebijakan kurs, mengatur cadangan devisa dan lain sebagainya.
B. KOPERASI.
Koperasi merupakan suatu organisasi rakyat dibidang ekonomi yang berazazkan pada
prinsip gotong royong dan bermanfaat bagi seluruh anggotanya. Koperasi merupakan
gagasan Hatta dan sangat sesuai dengan prinsip yang terkandung dalam UUD 1945 Pasal 33
sebagai landasan perekonomian Indonesia.
B.2 Perkembangan Koperasi di Indonesia
Koperasi pertama kali lahir di Rochdale Inggris, pada tahun 1844 dengan tujuan
mengatasi masalah keperluan konsumsi para anggotanya dengan cara kebersamaan
yang dilandasi atas dasar prinsip-prinsip keadilan. Di Indonesia,Koperasi pertama kali
didirikan di Leuwiliang pada tahun 1895 dipelopori oleh Raden Ngabei Ariawiriaatmadja,
Patih Purwokerto dalam bentuk Bank Simpan Pinjam yang bertujuan untuk membantu para
pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari cengkeraman pelepas uang.
Perkembangan koperasi di Indonesia dapat dilihat dari:
1.
Jumlah koperasi di Indonesia pada 2004 tercatat 130.730 unit dan meningkat
menjadi 155.301 unit pada 2008. Dan pada diakhir tahun 2013 sudah mencapai
203.701 unit. Meskipun demikian jumlah koperasi yang aktif di tahun 2013 hanya
143.117 unit. Pada tahun 2012 koperasi yang aktif mencapai jumlah 139 unit. Ini
menunjukan terjadi pertumbuhan koperasi di Indenesia sebesar 2.72 %.
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
2.
Volume Usaha diakhir 2013 sebesar Rp 125,59 trilyun, sedangkan pada tahun 2012
hanya Rp 119,18 trijun. Artinya terjadi pertumbuhan sebesar 5,37 %.
3.
Sisa hasil usaha (SHU), di akhir 2013 mencapai Rp 8,12 trilyun, sedangkan pada tahun
2012 hanya sebesar Rp 6,66 trilyun. Artinya terjadi pertumbuhan sebesar 21,87 %.
Berdasarkan angka tersebut koperasi mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam
pembangunan ekonomi. Hal ini dibuktikan dari kemampuan Koperasi mencapai angka 24,94%
dalam penciptaan Nilai Tambah Bruto (NTB) dan 0,32-0,6 persen dalam penciptaan
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).
Dalam menghadapi era perdagangan bebas, dimana hilangnya hmbatan-hambatan dalam
perdagangan internasional, ini mengharuskan Indonesia untuk berbenah diri dalam menggali
potensi diri dan potensi ekonomi sehingga punya daya saing dalam pasar internasional,
termasuk dalam koperasi.
Secara umum koperasi di dunia akan menikmati manfaat besar dari adanya
perdagangan bebas, asal koperasi dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat/anggotanya
dengan menerapkan konsep-konsep skala ekonomis dalam kegiatan operasionalnya. Hal ini
dikatakan karena:
1.
perdagangan bebas itu akan selalu membawa pada persaingan yang lebih baik dan
membawa pada tingkat keseimbangan harga yang wajar serta efisien.
2.
3.
Koperasi
sebenarnya
menjadi
wahana
masyarakat
untuk
melindungi
diri
dari
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
B.3 Kebijakan Koperasi di Indonesia
Koperasi adalah organisasi yang seharusnya dapat mendidik anggotanya sehingga
mampu; menolong diri sendiri (self-help), percaya diri (self-reliance) dan bertanggung
jawab (self-responsibility), sebagai upaya untuk mencapai kejahteraan.
Dalam realitasnya koperasi di Indonesia belum dapat meningkatkan kesejahteraan
antara lain disebabkan oleh penyimpangan-penyimpangan dari kaidah koperasi sebagai
berikut:
1. Pendirian koperasi berdasarkan kebutuhan anggota yang tidak jelas, sehingga Core
Business koperasi tidak jelas.
2. Tidak memilki kriteria keanggotaan yang jelas.
3. Pendirian unit usaha yang tidak memenuhi kelayakan usaha
4. Hak-hak anggota yang terbelenggu oleh dominasi pengurus
Oleh sebab itu perlu ada kebijakan-kebijakan dalam meantisipasi dari berbagai
penyimpangan tersebut, sehingga koperasi benar-benar dapat dijadikan soko guru bagi
perekonomian rakyat Indonesia.
Selain kebijakan tersebut maka dirasa perlu pula melakukan kebijakan reformasi
agar koperasi dapat berperan sebagai kekuatan ekonomi kerakyatan. Reformasi koperasi
yang paling tepat di Indonesia menurut Yuyun Wirasasmita (Soeharsono Sagir,2009)
sebagai berikut:
1.
Mendorong koperasi tunggal usaha (Single Purpose Cooperative) dengan inti usaha
(Core Business) yang layak. Sehingga dapat mengujudkan efisiensi biaya rendah.
2.
3.
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
kontraktual haru diperjelas agar dapat memberi kepuasan kepada koperasi dan
anggotanya.
4.
5.
6.
7.
8.
Surat
Keputusan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
orang banyak dikuasai oleh Negara. Kemudian bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Pada awalnya BUMN adalah hasil nasionalisasi ex-perusahaan-perusahaan asing
(Belanda) yang kemudian ditetapkan sebagai perusahaan Negara. Kemudian dengan UU No. 1
Prp 1969 dibentuklah pembagian 3 jenis bentuk Badan Usaha Milik Negara menjadi
Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Persero. Pembagian ini
dibentuk sesuai dengan tugas, fungsi dan misi Usaha pada waktu itu.
Pemahaman BUMN sebagai agent of development berlanjut sampai dengan periode tahun
80an, yang kemudian pemahaman tersebut membawa dampak negatif/minir karena fungsi
kontrol terhadap BUMN dianggap sangat lemah, BUMN sebagai sarang korupsi dan lain-lain
Perkembangan perusahaan negara dibagi dalam empat fase perkembangan yaitu:
1. Fase sebelum kemerdekaan. Dalam fase ini berbagai jenis perusahaan negara
termaksud diatur oleh ketentuanUU No. 8 tahun 1941. (didasari pada UU kolonial).
2. Fase antara tahun 1945-1960. Pada priode ini terjadi gerakan nasionalisasi terhadap
perusahaan negara milik asing/bekas milik Belanda. Pengembalian ini diatur dalam PP. NO.
27 tahun 1957 dan UU No. 26 tahun 1959 tentang nasionalisasi perusahaan milik Belanda.
Perusahaan yang dinasionalisasikan mulanya berbentuk Perseroan Terbatas dan
beroperasi dalam hampir semua sektor ekonomi negara yang mencakup lapangan
perbankan, perkebunan, perdagangan dan jasa
3. Fase yang berlangsung tahun 1960-1969. Dalam fase ini, terjadi keseragaman yang
berlandaskan UU No. 19 tahun 1960 menjadi satu bentuk yaitu Perusahaan Negara.
Namun demikian masih terdapat kekaburan dalam organisasi perusahaan Negara. Oleh
karena itu, ditetapkanlah tiga bentuk perusahaan negara yakni Perusahaan Jawatan
(Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero).
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
4.
Fase antara tahun 1969 hingga sekarang. Dalam fase ini peranan Perusahaan Negara
dalam menunjang perekonomian nasional semakin meningkat sejalan dengan pelaksanaan
pembangunan sejak Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I sampai sekarang yang merupakan
kelanjutan dan peningkatan dari periode pembangunan sebelumnya.
a) tujuan
komersial yakni alat memupuk keuntungan. b) tujuan secara makro, yakni memberi
sumbangan bagi perkembangan ekonomi/pendapatan negara, perintis kegiatan usaha dan
penunjang kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan.
c) Tujuan sosial
politik, melayani kepentingan umum dan memenuhi hayat hidup orang banyak serta
membantu golongan ekonomi lemah dan koperasi.
Dari Kondisi realnya di lapangan BUMN juga mempunyai tujuan umumnya yaitu:
a) Memberi sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan negara pada khususnya, b) Mengejar keuntungan, c) Menyelenggrakan
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai
bagi pemenuhan hidup orang banyak. d) Menjadi perintis bagi kegiatan-kegiatan usaha yang
belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta atau koperasi. e) Turut aktif memberikan
bimbingan dan bantuan kepada pengusaha ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.
C.3 Tugas dan Peranan Perusahaan Negara dalam Perekonomian Negara.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 3 Th. 1983, peranan BUMN secara umum adalah
sebagai berikut:
10
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
a) Melaksanakan fungsi komersial, dalam hal ini BUMN sebagai unit ekonomi (business
entity), harus mampu mencari keuntungan dan memupuk dana untuk membiayai
aktivitas baik yang bersifat rutin maupun pengembangan. BUMN berperan sebagai
pemasok dana melalui pajak dan deviden.
b) Melaksanakan fungsi-fungsi non-komersial, dalam hal ini BUMN yang merupakan
bagian dari aparatur negara, bertindak sebagai agent of development. Artinya BUMN
melaksanakan program-program pemerintah, antara lain tugas-tugas perintis dan
mendorong perkembangan usaha swasta dan koperasi.
C.4 Privatisasi BUMN di Indonesia
Pengertian privatisasi BUMN menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 yaitu
penjualan saham persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka
meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan
masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat.
Menurut Setyanto Privatisasi PT Telkom di Indonesia mempunyai tujuan sebagai
berikut (Suharsono Sagir; 2009): Tujuan Secara Makro adalah a) Membantu pemerintah
dalam memperoleh dana pembangunan, b) Pengganti kewajiban setoran tambahan modal
pemerintah, c) Mendorong pasar modal dalam negeri. Tujuan secara Mikro adalah a)
Restrukturisasi
Modal
(Capital
Restructuring),
b)
Keterbukaan
dalam
Pengelolaan
11
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
Kondisi ini membuat semakin kuatnya dorongan untuk melakukan privatisasi secara
lebih luas kepada BUMN-BUMN lainnya. Namun demikian, terdapat beberapa BUMN yang
tidak menunjukkan perbaikan kinerja terutama 2-3 tahun pertama setelah diprivatisasi,
misalkan pada PT. Indofarma (Persero) Tbk. dan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Dimana
target privatisasi BUMN masih belum tercapai sepenuhnya.
D. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).
BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan badan usaha
yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS adalah untuk memperoleh laba
sebesar-besarnya. BUMS didirikan dalam rangka ikut mengelola sumber daya alam
Indonesia, namun dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan
pemerintah dan UUD 1945. BUMS dalam menjalankan perannya mengandalkan kekuatan
pemilikan modal. Perkembangan usaha BUMS terus didorong pemerintah dengan berbagai
kebijaksanaan.
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
minyak
bumi),
c)
PT
Caltex
Indonesia
(perusahaan
Belanda
yang
mengelola
Bantuan kredit usaha, kemudahan perbankan dalam memberikan kredit pada BUMS
terutama untuk Usaha Kecil dan Menengah.
2.
Bantuan dalam pemasaran untuk memperluas segmen pasar baik dalam negeri maupun
luar negeri.
Dengan adanya bantuan-bantuan tersebut terbukti telah banyak usaha-usaha kecil di
Indonesia yang mampu bersaing baik di pasar dalam negeri maupun internasional.
Aplikasinya produk-produk unggulan Mitra Binaan Mandiri dan Wirausaha Muda Mandiri
merupakan usaha Bank Mandiri dalam mendorong usahawan mikro kecil dan menengah
13
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
(UMKM) Indonesia untuk mampu berinovasi serta mandiri dalam mengahsilkan produkproduk unggulan. Dan mereka berhasil menerobos pasar internasional.
Konsep-konsep penerapan deregulasi di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia dan melepaskan ketergantungan rakyat Indonesia
terhadap produk-produk buatan luar negeri.
Kebijakan Debirokratisasi, suatu kebijakan memperbaharui birokrasi kearah yang
lebih sederhana dan efisien dalam bentuk pelayanan pemerintah, sehingga semua urusan
yang berkaitan dengan usaha BUMS dapat lebih mudah.
Kebijakan debirokratisasi tersebut dilakukan melalui penyempurnaan peraturan
perundang-undangan di bidang usaha, penyederhanaan prosedur pelayanan usaha, perkuatan
kelembagaan dan kewenangan serta pengembangan sistem informasi. Selanjutnya Kebijakan
Debirokratisasi harus memilki arah sebagi berikut:
1.
Mengurangi praktek ekonomi biaya tinggi baik untuk tahapan perizinan usaha maupun
operasi. Caranya dengan Melakukan pemangkasan birokrasi, menata aturan main yang
jelas yang didasarkan prinsip prinsip transparansi dan kepemerintahan yang baik.
Misalnya: a) prosedur perijinan dan pengelolaan usaha. b) pengeloaan yang berkaitan
dengan ekspor/impor dan lain sebagainya.
2.
Menjamin kepastian usaha dan peningkatan penegakan hukum serta perlindungan hakhak pelaku ekonomi.
3.
4.
Menetapkan standardisasi sarana dan prasarana kerja, pelayanan terpadu satu atap
atau satu pintu.
14
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
5.
dapat
ditingkatkan
untuk meningkatkan
kemudahan dalam
2.
Merevisi Daftar Negative Investasi (DNI): membuat peraturan investasi yang lebih
ramah bagi investor dan DNI dengan sektor-sektor baru yang terbuka bagi
penanaman modal asing akan segera diumumkan tahun ini,
3.
Meningkatkan insentif pajak, antara lain: a) Keringanan pajak bagi industri padat
karya seperti industri tekstil, pakaian, sepatu, furnitur dan mainan, b) Penambahan
pengurangan pajak untuk perusahaan-perusahaan yang paling tidak 30% dari hasil
produksinya ditujukan untuk ekspor
Sumber bacaan:
1.
Dewi Hanggraeni. Apakah Privatisasi BUMN Solusi yang Tepat Dalam Meningkatkan
Kinerja?, Artikel dalam Manajemen Usahawan Indonesia No.6 Tahun 2009
2.
Suharsono Sagir. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia., Kencana Media Group, edisi 1
2009.
3.
Asfia Murni., Ekonomika Makro ., Rafika Aditama, Bandung edisi tiga 2013
15
Modul ke 3
Perekonian Indonesia
Asfia Murni
16