You are on page 1of 13

Infus glukonat

Latar belakang
Infus intavena adalah sediaan steril
berupa larutan atau emulsi, bebas
pirogen dan sedapat mungkin dibuat
isotonis terhadap darah, disuntikkan
langsung kedalam vena dengan
volume relatif banyak. Cairan infus
Intravena dikemas dalam bentuk
dosis tunggal dengan kapasitas
wadah 150-1000 ml, dalam wadah
plastik / gelas.

Tersatukan tanpa terjadi reaksi. Untuk itu beberapa faktor yang paling
menentukan adalah :

- Bebas kuman

- Bebas pirogen

- Isotonis
- Isohidris
- Bebas bahan layang

Larutan injeksi untuk intravena harus jernih, bebas dari partikel padat, karena
dapat menyumbat kapiler dan menyebabkan kematian.
Keuntungan pemberian infus intravena adalah menghasilkan kerja obat yang
cepat dibandingkan cara-cara pemberian lain dan tidak menyebabkan
masalah terhadap absorbsi obat. Sedangkan kerugiannya yaitu obat yang
diberikan sekali lewat intravena maka obat tidak dapat dikeluarkan dari
sirkulasi seperti dapat dilakukan untuk obat bila diberikan per oral, misalnya
dengan cara dimuntahkan.

Dalam percobaan ini akan dibuat


sediaan infus intravena kalsium
glukonat yang merupakan larutan
supersaturasi yang distabilkan dengan
penambahan 35 mg kalsium Dsaccharate, dan harus disimpan pada
suhu kamar. Laju infus maksimum
yang disarankan adalah 200 mg/menit.

Monografi zat aktif


Pemerian : Hablur, granul atau serbuk putih; tidak berbau;
tidak berasa. Stabil di udara ( FI IV hal.161).
Kelarutan : Agak sukar ( dan lambat) larut dalam air; mudah
larut dalam air mendidih, tidak larut dalam etanol. Larutan
bersifat netral terhadap lakmus (FI IV hal.161)
Stabilitas : Injeksi kalsium OTT dengan larutan infus IV yang
terdiri dari bermacam-macam obat ( DI hal.1399),
Khasiat : Untuk pengobatan hipokalsemia tetani ( DI hal.1399)
Dosis : Kebutuhan tubuh 4,5-5,5 mEq kalsium per hari. 1 g Ca.
Glukonat ~ 4,5 mEq calcium ( Martindale 28 hal.623)
pH : 6-8,2 ( DI hal.1399)
OTT : Oxidating agent, sitrat, phospat, dan sulfat ( Martindale
28 hal. 622)
E NaCl: 0,18 (FI IV Hal. 1246)

tonisitas

Kebutuhan tubuh 4,5-5,5 mEq kalsium perhari


Dipilih dosis 4,5 mEq
1 g Ca. glukonat (monohidrat) ~ 4,5 mEq kalsium
Dikonversi menjadi :
4,5 mEq x 1 g = 1 g
4,5 mEq
Maka, formula menjadi :
Ca glukonat 1 g
Aqua pro injeksi ad 100 mL

Tonisitas
E NaCl = 0,18
Ca glukonat 1g 1 g/100 mL = 0,1 %
0,1 % x 0,18 = 0,018 % (hipotonis)
Pengisotonis (NaCl) = 0,9 % 0,018 % = 0,882 %
Maka, NaCl yang dibutuhkan:
0,882 % x 100 mL = 0, 882 g

formula

NO
.
1

Bahan

Jumlah

Fungsi
Bahan
Zat aktif

Ca.
glukonat
NaCl

0,1 %
3,312 %

Zat
pengisotonis

Aqua Pro
Injeksi

Add 100 mL

pelarut

Alasan
Penambahan
Untuk pengobatan
hipokalsemia tetani
Yang meningkatkan
tonisitas dalam
sediaan terhadap
darah dan cairan
tubuh
Pelarut dan
pemabawa yang
inert

N
o
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama alat
Batang
pengaduk
Corong
Erlenmeyer
Gelas beaker
Gelas ukur
Kaca arloji
Karet pipet
tetes
Pipet tetes

Jumlah

Cara sterilisasi (lengkap)

Oven, 170C, 1 jam

1
1
3
1
4
3

Oven, 170C, 1 jam


Autoclave, 121C, 15 menit
Autoclave, 121C, 15 menit
Autoclave, 121C, 15 menit
Oven, 170C, 1 jam
Direndam alkohol 24 jam

Oven, 170C, 1 jam

N
o
1
2
3

Nama alat

Karet vial
Vial

Jumlah

Cara sterilisasi (lengkap)

2
2

Direndam alkohol 24 jam


Oven, 170C, 1 jam

N
o
1
2
2

Nama bahan
Ca Glukonat
NaCl
Aqua
proinjeksi

Jumlah

Add 100 ml

Cara sterilisasi (lengkap)


autoclave, 121C, 15 menit
autoclave, 121C, 15 menit
Autoclave, 121C, 15 menit

RUANG

Grey Area
(Ruang
Sterilisasi)

Ruang
Penimbangan
White Area
(Ruang
Pencampuran)

prosedur

PROSEDUR
Disiapkan alat, wadah dan bahan yang diperlukan
Disterilkan sesuai prosedur :
Dicuci alat, wadah dan bahan , dikeringkan dan dibungkus dengan kertas perkamen
2 lapis
Sebelum disterilkan, dikalibrasi gelas beker 100ml menjadi 50ml
Disterilkan alat, wadah dan bahan dengan metode :
Panas basah (autoclave, 121C, 15 menit) : gelas beker, kaca arloji, pipet tets,
gelas ukur, batang pengaduk, erlenmeyer dan vial
Kimia (etanol 70%, 24 jam) : karet pipet tetes, karet tutup vial
Panas kering (oven, 170C, 1 jam) : batang pengaduk, NaCL, NaOH

Dibuat aqua proinjeksi : disterilkan 100ml aquades dengan autoclave, 121C, 15


menit

Setelah disterilkan, semua alat dan wadah dimasukkan ke dalam white area,
transfer box
Ditimbang bahan-bahan menggunakan kaca arloji
Di-addkan aqua proinjeksi dengan gelas ukur sampai 1ml
Disiapkan aqua proinjeksi
Larutkan sedikit demi sedikit Nacl kemudian ditambahkan Ca. Glukonat dengan aqua
pi bebas pirogen sampai larut, lakukan cek pH (6-8,2)
Kemudian tambahkan sisa aqua pi bebas pirogen ad 1100 ml
Dilakukan pengecekan pH menggunakan pH indikator universal
Bila pH belum mencapai nilai yang diharapkan, maka ditambahkan NaOH hingga pH
larutan mencapai 6, lalu digenapkan dengan aqua proinjeksi
Disaring larutan sediaan menggunakan membran filter (0,45m) dan ditampung
dengan erlenmeyer
Diisi setiap vial dengan sediaan sebanyak 100ml, ditutup vial aluminium foil

No
1

Jenis evaluasi
Penetapan pH

Prinsip evaluasi
Jumlah sampel
Menggunakan air bebas
1
karbondioksida P. Elektroda, larutan
baku, larutan uji

Penetapan volume injeksi


dalam wadah

Menggunakan spuit yang bisa


menampung isi 3 buah ampul dan
dipindahkan ke dalam sediaan
semula

Bahan partikulat dalam injeksi Bebas dari partikel yang dapat

diamati pada pemeriksaan secara


visual.
Bertujuan untuk memeriksa
keutuhan kemasan untuk menjaga
sterilitas dan volume serta
kestabilan sediaan. (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1995

Uji kebocoran

Bertujuan untuk memeriksa


keutuhan kemasan untuk menjaga
sterilitas dan volume serta
kestabilan sediaan. (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,
1995)

Uji kejernihan larutan

Dilakukan dibawah cahaya yang

Hasil pengamatan
Syarat
Ph=
Nilai pH dalam
darah normal 7,35
7,45 (Departemen
Kesehatan
Republik Indonesia,
1995)

Volume injeksinya
itu harus
dilebihkan.
Kelebihan volume
yang dianjurkan
dipersyaratkan
dalam FI IV
(Departemen
Kesehatan
Republik Indonesia,
1995)

Bebas partikulat
Tidak ada boleh
bahan partikulat
pada sediaan
injeksi
(Departemen
Kesehatan
Republik Indonesia,
1995

Volume pada
sediaan injeksi
harus sesuai
dengan jumlah
volume pada etiket
yang tertera
(Departemen
Kesehatan
Republik Indonesia,
1995)
Larutan jernih
Setiap sediaan

You might also like