Professional Documents
Culture Documents
Latar belakang
Infus intavena adalah sediaan steril
berupa larutan atau emulsi, bebas
pirogen dan sedapat mungkin dibuat
isotonis terhadap darah, disuntikkan
langsung kedalam vena dengan
volume relatif banyak. Cairan infus
Intravena dikemas dalam bentuk
dosis tunggal dengan kapasitas
wadah 150-1000 ml, dalam wadah
plastik / gelas.
Tersatukan tanpa terjadi reaksi. Untuk itu beberapa faktor yang paling
menentukan adalah :
- Bebas kuman
- Bebas pirogen
- Isotonis
- Isohidris
- Bebas bahan layang
Larutan injeksi untuk intravena harus jernih, bebas dari partikel padat, karena
dapat menyumbat kapiler dan menyebabkan kematian.
Keuntungan pemberian infus intravena adalah menghasilkan kerja obat yang
cepat dibandingkan cara-cara pemberian lain dan tidak menyebabkan
masalah terhadap absorbsi obat. Sedangkan kerugiannya yaitu obat yang
diberikan sekali lewat intravena maka obat tidak dapat dikeluarkan dari
sirkulasi seperti dapat dilakukan untuk obat bila diberikan per oral, misalnya
dengan cara dimuntahkan.
tonisitas
Tonisitas
E NaCl = 0,18
Ca glukonat 1g 1 g/100 mL = 0,1 %
0,1 % x 0,18 = 0,018 % (hipotonis)
Pengisotonis (NaCl) = 0,9 % 0,018 % = 0,882 %
Maka, NaCl yang dibutuhkan:
0,882 % x 100 mL = 0, 882 g
formula
NO
.
1
Bahan
Jumlah
Fungsi
Bahan
Zat aktif
Ca.
glukonat
NaCl
0,1 %
3,312 %
Zat
pengisotonis
Aqua Pro
Injeksi
Add 100 mL
pelarut
Alasan
Penambahan
Untuk pengobatan
hipokalsemia tetani
Yang meningkatkan
tonisitas dalam
sediaan terhadap
darah dan cairan
tubuh
Pelarut dan
pemabawa yang
inert
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama alat
Batang
pengaduk
Corong
Erlenmeyer
Gelas beaker
Gelas ukur
Kaca arloji
Karet pipet
tetes
Pipet tetes
Jumlah
1
1
3
1
4
3
N
o
1
2
3
Nama alat
Karet vial
Vial
Jumlah
2
2
N
o
1
2
2
Nama bahan
Ca Glukonat
NaCl
Aqua
proinjeksi
Jumlah
Add 100 ml
RUANG
Grey Area
(Ruang
Sterilisasi)
Ruang
Penimbangan
White Area
(Ruang
Pencampuran)
prosedur
PROSEDUR
Disiapkan alat, wadah dan bahan yang diperlukan
Disterilkan sesuai prosedur :
Dicuci alat, wadah dan bahan , dikeringkan dan dibungkus dengan kertas perkamen
2 lapis
Sebelum disterilkan, dikalibrasi gelas beker 100ml menjadi 50ml
Disterilkan alat, wadah dan bahan dengan metode :
Panas basah (autoclave, 121C, 15 menit) : gelas beker, kaca arloji, pipet tets,
gelas ukur, batang pengaduk, erlenmeyer dan vial
Kimia (etanol 70%, 24 jam) : karet pipet tetes, karet tutup vial
Panas kering (oven, 170C, 1 jam) : batang pengaduk, NaCL, NaOH
Setelah disterilkan, semua alat dan wadah dimasukkan ke dalam white area,
transfer box
Ditimbang bahan-bahan menggunakan kaca arloji
Di-addkan aqua proinjeksi dengan gelas ukur sampai 1ml
Disiapkan aqua proinjeksi
Larutkan sedikit demi sedikit Nacl kemudian ditambahkan Ca. Glukonat dengan aqua
pi bebas pirogen sampai larut, lakukan cek pH (6-8,2)
Kemudian tambahkan sisa aqua pi bebas pirogen ad 1100 ml
Dilakukan pengecekan pH menggunakan pH indikator universal
Bila pH belum mencapai nilai yang diharapkan, maka ditambahkan NaOH hingga pH
larutan mencapai 6, lalu digenapkan dengan aqua proinjeksi
Disaring larutan sediaan menggunakan membran filter (0,45m) dan ditampung
dengan erlenmeyer
Diisi setiap vial dengan sediaan sebanyak 100ml, ditutup vial aluminium foil
No
1
Jenis evaluasi
Penetapan pH
Prinsip evaluasi
Jumlah sampel
Menggunakan air bebas
1
karbondioksida P. Elektroda, larutan
baku, larutan uji
Uji kebocoran
Hasil pengamatan
Syarat
Ph=
Nilai pH dalam
darah normal 7,35
7,45 (Departemen
Kesehatan
Republik Indonesia,
1995)
Volume injeksinya
itu harus
dilebihkan.
Kelebihan volume
yang dianjurkan
dipersyaratkan
dalam FI IV
(Departemen
Kesehatan
Republik Indonesia,
1995)
Bebas partikulat
Tidak ada boleh
bahan partikulat
pada sediaan
injeksi
(Departemen
Kesehatan
Republik Indonesia,
1995
Volume pada
sediaan injeksi
harus sesuai
dengan jumlah
volume pada etiket
yang tertera
(Departemen
Kesehatan
Republik Indonesia,
1995)
Larutan jernih
Setiap sediaan