‘TRANSPORTASI DI KERAJAAN INGGRIS
UNUM
epala Bidang Perhubungan/Atase Perhubungan pada Kedutaan Besar Republik Indonesia di London,
mempunyai tugas melakukan monitoring, perolchan informasi dan analisa mengenai kegiatan
transportast di Inggris dan Irlandia Utara sebagal negara akreditas! serta melakukan monitoring,
perolehan informasi dan analisa mengenal berbagai kegiatan organisasi intemnasional yang ada di
negara akreditas! guna disampatkan kepada Departemen Perhubungan agar dijadikan masukan
dalam pengambilan kebijakan nasional di sektor perhubungan.
Dari pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud di atas, dapat disampaikan bahwa sektor
transportasi di Inggris dan Irlandia Utara dibangun berdasarkan motto “TICKET FOR SAFETY, SAFETY
WILL INCREASE SPEED". Hal ini menggambarkan bahwa transpor-tasi di sana dibangun atas dasar
tanggungjawab semua pihak terhadap keselamatan jiwa, dimana dengan meningkatnya keselanatan
‘akon meningkatkan kelancaran dan kecepatan. Membeli tiket berarti menitipkan keselamatan jiwa
kepada pengusaha transportasi, dan pengusaha transportasi wajib menjaga keselamatan jiwa
‘dengan mempergunakan sarana dan prasarana transpotasi yang wajib dapat melindungi
kesetamatan jiwa penumpang dan harta bendanya.
Dengan motto demikian, pengusaha transportasi dengan kesadaran yang tinggi akan selalu
‘memelihara sarana trasportas! agar tetap memenuhi standar keselamatan dan melebihkan
ppelayanan kepada konsumen agar menjadi pemenang dalam persaingan. Pemberian pelayanan yang,
sedikit melebihi standar keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah akan diminati oleh
kkonsumen dan penumpang tidak akan segan membayar sedikit lebih mahal dari tarif yang
ditetapkan oleh pemerintah asalkan keselamatan, kecepatan dan ketepatan jadwal transportasi
{ebih terjamin.
Di lain pihak, penumpang atau konsumen dapat mengajukan gugatan kepada pengusaha transportast
apabila pengusaha mengoperasikan sarana transportasi yang tidak memenui standar karena akan
membahayakan keselamatan jiwa penumpang yang tidak ternitat harganya. Dengan prinsip bahwa
Penumpang membeli tiket untuk “menitipkan” dan bukan "menyerahkan” tanggungjawab
keesetamatan jiwanya kepada pengusaha transportasi, maka pengusaha akan bertindak secara hat
hati dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap keselamé
n jiwa penumpangnya.
Untuk meringankan beban tanggungjawab tethadap keselamatan jiwa penumpang, maka
pengusaha dapat mengalihkan beban tanggungjawab tersebut kepada perusahaan asuransi dan
kkonsumen menyetujuinya karena dengan pengalthan tanggungjawab yang dilakukan oleh pengusaha
secara transparan, maka konsumen lebih mudah untuk mengajukan klaim, terutama dalam hal
terjadi klaim “total loss" dimana pengusaha cenderung untuk tidak mampu untuk membayar klaim
BERITA FAKSIMIL RAHASIA - PUSKOM KEMLU
49