You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atresia ani adalah suatu kelainan kongenital dimana menetapnya membrane anus
sehingga anus tertutup. Defek ini tidak selalu total, kadangkala sebuah lubang sempit
masih memungkinkan keluarnya isi usus. Bila penutupannya total anus tampak sebagai
lekukan kulit perineum, keadaan ini seringkali disertai atresia rectum bagian bawah.
Atresia ani paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Frekuensi seluruh
kelainan kongenital anorektal didapatkan 1 dari tiap 5000-10000 kelahiran, sedangkan
atresia ani didapatkan 1 % dari seluruh kelainan kongenital pada neonatus dan dapat
muncul sebagai penyakit tersering. Jumlah pasien dengan kasus atresia ani pada laki-laki
lebih banyak ditemukan dari pada pasien perempuan.2,3
Insiden terjadinya atresia ani berkisar dari 1500-5000 kelahiran hidup dengan
sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki. 20 % -75 % bayi yang menderita atresia ani
juga menderita anomali lain. Kejadian tersering pada laki-laki dan perempuan adalah
anus imperforata dengan fistula antara usus distal uretra pada laki-laki dan vestibulum
vagina pada perempuan.3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Atresia ani atau anus imperforata, dalam kepustakaan banyak disebut
sebagai
malforasi anorectal atau anomali anorectal, adalah suatu kelainan kongenital
yang
menunjukkan keadaan tanpa anus atau dengan anus yang tidak sempurna.

Keadaan ini disebabkan oleh karena gangguan perkembangan embrional


berupa tidak
sempurnanya kanalisasi saluran pencernaan bagian bawah, yaitu gangguan
pertumbuhan septum urorectal, dimana tidak terjadi perforasi membran yang
memisahkan bagian entodermal dengan bagian ektodermal.
Istilah atresia berasal dari bahasa Yunani yaitu a yang berarti tidak ada dan
trepsis
yang berarti makanan atau nutrisi. Dalam istilah kedokteran, atresia adalah
suatu
keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal. Atresia
aniadalah
malformasi congenital dimana rectum tidak mempunyai lubang
keluar(Walley,1996).
Ada juga yang menyebutkan bahwa atresia ani adalah tidak lengkapnya
perkembangan embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus secara
abnormal
(Suriadi,2001).
Sumber lain menyebutkan atresia ani adalah kondisi dimana rectal terjadi
gangguan
misahan kloaka selama pertumbuhan dalam kandungan. Jadi menurut
kesimpulan
penulis, atresia ani adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak
mempunyai
lubang untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka
yang
terjadi saat kehamilan. Walaupun kelainan lubang anus akan mudah terbukti
saat
lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada pemeriksaan yang
cermat atau
pemeriksaan perineum.

Atresia ani atau anus imperforata atau malformasi anorektal adalah suatu kelainan
kongenital tanpa anus atau anus tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani,
agenesis rekti dan atresia rekti. Insiden 1:5000 kelahiran yang dapat muncul sebagai
sindroma VACTRERL (Vertebra, Anal, Cardial, Esofageal, Renal, Limb).1
B. Epidemiologi
Angka kejadian rata-rata malformasi anorektal di seluruh dunia adalah 1 dalam
5000 kelahiran.2 Secara umum, malformasi anorektal lebih banyak ditemukan pada lakilaki dari pada perempuan. Fistula rektouretra merupakan kelainan yang paling banyak
ditemui pada bayi laki-laki, diikuti oleh fistula perineal. Sedangkan pada bayi
perempuan, jenis malformasi anorektal yang paling banyak ditemui adalah anus
imperforata diikuti fistula rektovestibular dan fistula perineal. 3 Hasil penelitian Boocock
dan Donna di Manchester menunjukkan bahwa malformasi anorektal letak rendah lebih
banyak ditemukan dibandingkan malformasi anorektal letak tinggi.4

C. Embriologi
Secara embriologi, saluran pencernaan berasal dari foregut, midgut dan hindgut.
Foregut akan membentuk faring, sistem pernafasan bagian bawah, esofagus, lambung
sebagian duodenum, hati dan sistem bilier serta pankreas. Midgut membentuk usus halus,
sebagian duodenum, sekum, appendik, kolon asenden sampai pertengahan kolon
transversum. Hindgut meluas dari midgut hingga ke membrana kloaka, membrana ini
tersusun dari endoderm kloaka, dan ektoderm dari protoderm atau analpit. Usus
terbentuk mulai minggu keempat disebut sebagai primitif gut. Kegagalan perkembangan
yang lengkap dari septum urorektalis menghasilkan 2 anomali letak tinggi atau supra
levator. Sedangkan anomali letak rendah atau infra levator berasal dari defek
perkembangan proktoderm dan lipatan genital. Pada anomali letak tinggi, otot levator ani
perkembangannya tidak normal. Sedangkan otot sfingter eksternus dan internus dapat
tidak ada atau rudimenter.1

You might also like