You are on page 1of 50

ANOMALI

REFRAKSI
AFIFAH ISNAINI
20070310072
STONIA ELLEN
20070310084
ILMU KESEHATAN MATA
FKIK UMY
2012

Pengertian Refraksi
Adalah suatu fenomena dimana sinar

melalui 1 medium ke medium lain,


mengalami perubahan arah dan
pembiasan
Refraksi mata adalah perubahan jalannya
cahaya akibat media refrakta mata,
dimana mata dalam keadaan istirahat

SYARAT REFRAKSI
Media yang dilalui indeks bias berbeda
Arah datang sinar miring/membentuk sudut

terhadap sumbu normal permukaan media


MEDIA REFRAKTA
1. Kornea
2. Humor Akuos
3. Lensa Mata
4. Badan Kaca (corpus vitreum)

KORNEA
Membiaskan sinar 80%
Indeks bias 40 D
HUMOR AKUOS
Indeks bias 1,34 D
LENSA
Membiaskan sinar 20%
Indeks Bias 10 D

Mekanisme Penglihatan

Refraksi Mata

EMETROP
adalah keadaan refraksi mata dimana sinar-

sinar sejajar aksis visual masuk ke mata


melalui media refrakta difokuskan pada satu
titik TEPAT di retina tanpa akomodasi
VISUS 6/6
Terjadi karena:
Kekuatan refraksi mata = panjang aksis

visual mata
Permukaan kurvatura kornea dan lensa
berbentuk sferis

AMETROP
Media refrakta tidak dapat membiaskan sinar

sejajar aksis visual pada satu titik tepat di


retina (Makula lutea)
Penyebab:
Perubahan kurvatur
Perubahan indeks bias
Perubahan aksis
Hasil visus < 5/5

MIOP
Sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga, oleh mata dalam keadaan tanpa
akomodasi dibiaskan di DEPAN retina

Penyebab
Herediter
Sumbu bola mata terlalu panjang
Kornea lebih cembung
Pembiasan sinar oleh kornea & lensa terlalu

kuat

Pembagian
Menurut Derajad
Ringan: < -3 Dioptri
Sedang : -3.00 s/d -6.00 Dioptri
Berat : > -6 Dioptri
Menurut Penyebab
Miopi Aksialis, oleh karena jarak anterior

dan posterior terlalu panjang


Miopia Pembiasan, adanya kelaianan pada
kornea, lensa, cairan mata

Pembagian secara klinik


Simpleks
Progresif
Maligna

Gejala Klinik
Penglihatan jauh kabur, penglihatan dekat

jelas
Bilik mata depan lebih dalam
Pupil midriasis
Kekeruhan corpus vitrei
Miop cresent/annular patch di sekitar papila

Koreksi
Konsep
Netralisir kelebihan

kekuatan refraksi
Mengurangi kekuatan
refraksi
Cara
Kacamata
Lensa kontak
Tindakan bedah

HIPERMETROP
Keadaan dimana saat mata tidak berakomodasi,

semua sinar sejajar yang datang pada jarak tidak


terhingga dibiaskan di BELAKANG retina

Penyebab
Aksial

Sumbu anteroposterior pendek


Kurvatur
Lengkung kornea dan lensa kurang
Refraktif
Indeks bias sistem optik kurang

Pembagian
Hipertropi Manifest
dengan akomodasi
diperoleh tanpa melumpuhkan m. ciliar
Hipermetropi Total
tanpa akomodasi
Diperoleh dengan cara melumpuhkan m.

ciliar dengan siklopegik

Gejala Klinik
Sebagian besar tanpa keluhan
Biasanya penglihatan jauh baik, penglihatan

dekat memberi gejala astenopia akomodatif:


rasa nyeri pada mata
nyeri kepala
lakrimasi
fotofobi
mata terasa berat
Bilik mata depan dangkal
Pada funduskopi didapatkan: pseudopapil edem

Koreksi
Menambah kekuatan dioptri degan lensa

sferis konveks (+) terkuat


Kacamata
Lensa kontak
Menambah derajat lengkung/curvatur lensa
Epikeratopakia
keratomileusis

Astigmatisme
Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi
dimana sinar sejajar dengan garis pandang
oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak
pada satu titik tetapi lebih dari satu titik.

Etiologi
1. Adanya kelainan kornea di mana permukaan
luar kornea tidak teratur
Kesalahan pembiasan pada kornea ini terjadi
karena perubahan lengkung kornea dengan
tanpa pemendekan atau pemanjangan
diameter anterior posterior bola mata.
Perubahan lengkung permukaan kornea ini
terjadi karena kelainan kongenital, kecelakaan,
luka atau parut di kornea, peradangan kornea
serta akibat pembedahan kornea.

2. Adanya kelainan pada lensa dimana terjadi


kekeruhan pada lensa.
Semakin bertambah umur seseorang, maka
kekuatan akomodasi lensa kristalin juga
semakin berkurang dan lama kelamaan lensa
kristalin akan mengalami kekeruhan yang
dapat menyebabkan astigmatismus.

3. Intoleransi lensa atau lensa kontak pada


postkeratoplasty
4. Trauma pada kornea
5. Tumor

Klasifikasi
1.)Astigmatisme Reguler
Dimana didapatkan dua titik bias pada sumbu
mata karena adanya dua bidang yang saling
tegak lurus pada bidang yang lain sehingga
pada salah satu bidang memiliki daya bias
yang lebih kuat dari pada bidang yang lain.
2.)Astigmatisme Irreguler
Dimana titik bias didapatkan tidak teratur.

Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya,


bentuk astigmatisme regular ini dibagi menjadi
2 golongan, yaitu:
i. Astigmatisme With the Rule
Bila pada bidang vertical mempunyai daya
bias yang lebih kuat dari pada bidang
horizontal.
ii.Astigmatisme Against the Rule
Bila pada bidang horizontal mempunyai daya
bias yang lebih kuat dari pada bidang vertikal

Berdasarkan letak titik vertical dan horizontal


pada retina, astigmatisme dibagi sebagai
berikut:
a. Astigmatisme Miopia Simpleks

Astigmatisme jenis ini, titik A berada di


depan retina, sedangkan titik B berada tepat
pada retina (dimana titik A adalah titik fokus
dari daya bias terkuat sedangkan titik B
adalah titik fokus dari daya bias terlemah).

Astigmatisme Miopia Simpleks

Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini


adalah Sph 0,00 Cyl -Y atau Sph -X Cyl +Y di mana X
dan Y memiliki angka yang sama.

b. Astigmatisme Hiperopia Simpleks


Astigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada
retina, sedangkan titik B berada di belakang
retina.

c. Astigmatisme Miopia Kompositus


Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan
retina, sedangkan titik B berada di antara titik
A dan retina. Pola ukuran lensa koreksi
astigmatisme jenis ini adalah Sph -X Cyl -Y.

d. Astigmatisme Hiperopia Kompositus


Astigmatisme jenis ini, titik B berada di
belakang retina, sedangkan titik A berada di
antara titik B dan retina. Pola ukuran lensa
koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X
Cyl +Y.

e. Astigmatisme Mixtus
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan
retina, sedangkan titik B berada di belakang
retina.

Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme

jenis ini adalah Sph +X Cyl -Y, atau Sph -X


Cyl +Y, di mana ukuran tersebut tidak
dapat ditransposisi hingga nilai X menjadi
nol, atau notasi X dan Y menjadi sama sama + atau -.

Berdasarkan tingkat kekuatan


Dioptri
1. Astigmatismus Rendah
Astigmatismus yang ukuran powernya < 0,50
Dioptri. Biasanya astigmatis-mus rendah tidak
perlu menggunakan koreksi kacamata. Akan
tetapi jika timbul keluhan pada penderita
maka koreksi kacamata sangat perlu
diberikan.

2. Astigmatismus Sedang
Astigmatismus yang ukuran powernya berada
pada 0,75 Dioptri s/d 2,75 Dioptri. Pada
astigmatismus ini pasien sangat mutlak
diberikan kacamata koreksi.
3. Astigmatismus Tinggi
Astigmatismus yang ukuran powernya > 3,00
Dioptri. Astigmatismus ini sangat mutlak
diberikan kacamata koreksi.

Gejala Klinik
Penglihatan jauh dan dekat kabur
Nyeri kepala
Mual, kadang-kadang muntah
Mata cepat lelah
Benda berubah bentuk
Pupil berbentuk oval
Oftalmoskopi: papil n. optikus berbentuk oval

Terapi
1. Koreksi lensa
Astigmatismus dapat dikoreksi kelainannya
dengan bantuan lensa silinder. Karena dengan
koreksi lensa cylinder penderita
astigmatismus akan dapat membiaskan sinar
sejajar tepat diretina, sehingga penglihatan
akan bertambah jelas.

2. Orthokeratology
Orthokeratology adalah cara pencocokan dari
beberapa seri lensa kontak, lebih dari satu minggu
atau bulan, untuk membuat kornea menjadi datar
dan menurunkan myopia.
Pada astigmatismus irregular dimana terjadi
pemantulan dan pembiasan sinar yang tidak teratur
pada dataran permukaan depan kornea maka dapat
dikoreksi dengan memakai lensa kontak. Dengan
memakai lensa kontak maka permukaan depan
kornea tertutup rata dan terisi oleh film air mata.

3. Bedah refraksi
a. Radial keratotomy (RK)
Dimana pola jari-jari yang melingkar dan lemah diinsisi di
parasentral. Bagian yang lemah dan curam pada
permukaan kornea dibuat rata. Jumlah hasil perubahan
tergantung pada ukuran zona optik, angka dan kedalaman
dari insisi.
b.Photorefractive keratectomy (PRK)
Adalah prosedur dimana kekuatan kornea ditekan dengan
ablasi laser pada pusat kornea. Kornea yang keruh adalah
keadaan yang biasa terjadi setelah photorefractive
keratectomy dan setelah beberapa bulan akan kembali
jernih.

Presbiopia
Makin berkurangnya kemampuan akomodasi

mata sesuai dengan makin meningkatnya


umur.
Kelainan ini terjadi pada mata normal berupa
gangguan perubahan kencembungan lensa
yang dapat berkurang akibat berkurangnya
elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan.
Mata sukar berakomodasi karena lensa sukar
memfokuskan sinar pada saat melihat dekat.

ETIOLOGI
Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat

terjadi akibat:
Kelemahan otot akomodasi
Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang
elastisitasnya akibat sklerosis lensa

PATOFISIOLOGI
Pada mekanisme akomodasi yang normal

terjadi peningkatan daya refraksi mata karena


adanya perubahan keseimbangan antara
elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga
lensa menjadi cembung. Dengan
meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih
keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya
untuk menjadi cembung, dengan demikian
kemampuan melihat dekat makin berkurang

Gejala:
Setelah membaca akan mengeluh mata lelah,

berair, dan sering terasa pedas.


Karena daya akomodasi berkurang maka titik
dekat mata makin menjauh dan pada awalnya
akan kesulitan pada waktu membaca dekat huruf
dengan cetakan kecil.
Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca.
Gangguan pekerjaan terutama di malam hari.
Sering memerlukan sinar yang lebih terang untuk
membaca.

PENATALAKSANAAN

Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman

umur yaitu umur 40 tahun (umur rata rata) diberikan


tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun diatasnya
ditambahkan lagi sferis + 0.50
Lensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam
berbagai cara:
kacamata baca untuk melihat dekat saja
kacamata bifokal untuk sekaligus mengoreksi kelainan yang
lain
kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen
atas, penglihatan sedang di segmen tengah, dan
penglihatan dekat di segmen bawah
kacamata progressive mengoreksi penglihatan dekat,
sedang, dan jauh, tetapi dengan perubahan daya lensa
yang progresif dan bukan bertingkat

Addisi rata rata yang ditemukan pada


berbagai tingkatan usia :
40 tahun - +1,00 D.
45 tahun - +1,50 D.
50 tahun - +2,00 D.
55 tahun - +2,50 D.
60 tahun - +3,00 D.

You might also like