You are on page 1of 48

GENETIKA BAKTERI

Dr. Nimatuzahroh
2010

GENETIKA BAKTERI
Kromosom dan DNA
RNA dan sintesis protein
Mutasi bakteri
Pemindahan materi genetik
Rekayasa genetik
Aplikasi rekayasa genetik

Pengetahuan tentang genetika baru berkembang setelah


Mendel mengajukan teorinya pada tahun 1900
Pewarisan keturunan semakin jelas ketika Lederberg dan
Tatum 1964 mengemukakan tentang mating dan
rekombinasi pada bakteri
Pengetahuan tentang genetika merupakan kunci untuk
memahami sejumlah konsep di dalam mikrobiologi
Contoh :

Bagaimana antibiotika dapat membunuh atau


menghambat pertumbuhan mikroorganisme
Mekanisme resistensi antibiotika pada bakteri
Bagaimana gen resistensi muncul dan dapat
dipindahkan diantara mikroorganisme
Munculnya penyakit baru sebagai hasil perubahan
genetik dari organisme yang sudah ada

KROMOSOM DAN DNA


KROMOSOM adalah struktur sel yang secara
fisik
membawa
informasi
(hereditary
information) . Kromosom merupakan untaian
DNA yang tidak terputus yang disebut
sebagai
SINGLE
CONTINOUS
DNA
MOLECULE
Didalam kromosom mengandung GEN
GEN adalah segmen DNA yang menyandi
produk-produk fungsional dan merupakan
suatu genetic determinant yang tugasnya
mengawasi atau menentukan sifat-sifat dari
suatu makhluk hidup

Kromosom bakteri terdiri dari


DNA (deoxyribonucleic acid)
menempati sebagian besar dari volume sel
Fungsi utama DNA
sebagai sumber informasi genetik suatu makhluk
hidup dan proses replikasinya dikerjakan
sedemikian
sempurna sehingga sel anak akan
memperoleh
informasi genetik yang lengkap sama seperti sel induk
sehingga akan terjadi kestabilan genetik di dalam suatu
populasi
Apabila DNA diekstrak dari sel bakteri dan direntangkan
panjangnya kurang lebih 1 mm.
Bakteri memiliki kromosom tunggal sirkuler dan melekat pada
satu atau beberapa titik pada membran plasma

DNA
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan sinar X yang
dilakukan oleh WATSON dan CRICK, diketahui
bahwa unit dasar DNA adalah nukleotida, gugus gula
deoksiribosa dan fosfat
Nukleotida terdiri dari basa nitrogen purin (adenin dan
cytosine) dan basa pirimidin (thymine dan guanine)
DNA merupakan pita nukleotida panjang saling melingkar
berpasangan (terpilin) membentuk pita untai ganda
(double helix). Setiap pita terdiri atas urutan gula
dan gugus fosfat yang tersusun sebagai sugarphosphat backbound, dengan basa nitrogen yang
melekat pada setiap gula

DNA bakteri (E coli)


memiliki 4 juta pasangan
basa, dan panjangnya lebih
kurang 1 mm (1000 X lebih
panjang dari ukuran selnya)

REPLIKASI DNA
Menjelang terjadinya pembelahan sel, kromosom mengadakan
duplikasi atau replikasi sehingga sel keturunannya akan
mempunyai kromosom yang sama dengan kromosom sel
induknya
(sel anak juga mendapatkan satu set gen yang sama dengan sel
induknya)
Saat replikasi, rantai DNA akan memisah dan selanjutnya masingmasing akan membentuk pasangannya sendiri-sendiri.
Satu molekul DNA untai ganda induk (parental), diubah menjadi
dua molekul anak (daughter) yang identik
Karena basa sepanjang dua pita DNA untai ganda adalah
komplementer, maka satu pita dapat bertindak sebagai cetakan
untuk memproduksi pita yang lain.

REPLIKASI DNA
Pada waktu replikasi terjadi, dua pita induk DNA akan saling
melepaskan diri dimulai dari satu titik replikasi yang disebut
replication fork.
Nukleotida bebas yang ada di dalam sitoplasma sel akan
memasangkan diri kepada basa yang terekspos pada satu untai
DNA induk.
Misal : jika thymine yang ada pada untai asal maka hanya
adenine yang cocok untuk menempati pada untai baru, dengan
bantuan enzim DNA polymerase
Karena setiap molekul DNA untai ganda baru hasil replikasi
mengandung pita asal (conserved strand) dan satu pita baru
(new
strand)
maka
proses
replikasi
ini
disebut
semiconservative replication

RNA DAN SINTESIS PROTEIN)


Suatu gen menyandi molekul messenger RNA (mRNA),
yang akhirnya menghasilkan pembentukan protein.
Sebagai alternatif, produk dari gen dapat berupa ribosomal
RNA(rRNA) atau transfer RNA (tRNA). Semua tipe RNA
terlibat dalam proses sintesis protein
rRNA adalah bagian integral dari ribosom dan merupakan
mesin seluler untuk sintesis protein
Sintesis protein diawali dengan proses transkripsi dimana
urutan DNA dijadikan mRNA, kemudian informasi
yang terdapat di dalam mRNA tersebut ditranslasikan
menjadi urutan asam amino spesifik yang membentuk
protein

TRANSKRIPSI
Proses transkripsi adalah sintesis untai mRNA dari
segmen DNA
Informasi yang tersimpan dalam urutan basa nitrogen
dari DNA ditulis kembali sehingga informasi yang sama
tampak di dalam urutan basa dari mRNA.
Contoh : A (adenine) pada DNA akan berpasangan
dengan U (uracyl) pada mRNA
Proses transkripsi membutuhkan enzim RNA-polymerase
dan suplai nukleotida untuk mRNA
Transkripsi dimulai bila RNA polymerase berikatan dengan
DNA pada satu tempat yang disebut PROMOTER
Sintesis rantai mRNA berlangsung terus sampai RNApolymerase mencapai pada suatu tempat pada DNA yang
disebut TERMINATOR

TRANSLASI
Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik
pada mRNA menjadi rangkaian asam amino atau
polipeptida.
Kode genetik pada mRNA tertulis dalam bentuk
kodon-kodon (codons) yang masing-masing
merupakan satu grup terdiri atas tiga nukleotida
misalnya AUG, GGC, AAA dsb
Urutan kodon pada mRNA menentukan urutan asam
amino dalam protein yang akan disintesis
Ada 64 kodon, tetapi hanya 20 jenis asam amino, ada
asam amino yang disandi oleh lebih dari satu kodon,
hal ini disebut dengan degeneracy of the code.
Contoh : leusin memiliki 6 kodon, alanin dg 4 kodon

TRANSLASI
Dari 64 kodon :
61 merupakan sense codons (menyandi asam
amino)
3 adalah nonsense codons/ stop codons
( yaitu : UAA, UAG, UGA) berfungsi untuk
mengakhiri sintesa protein
Setiap kodon menyandi asam amino tertentu
misal UUU dan UUC menyandi asam amino
fenilalanin

TRANSLASI
Kodon yang mengawali sintesis protein disebut start
codon yaitu AUG (kodon untuk metionin)
Proses translasi terjadi di dalam ribosom dan transfer
RNA (t RNA) dengan membawa asam amino yang sesuai
akan mengenali kodon spesifik pada mRNA
Setiap t RNA memiliki antikodon, suatu urutan 3 basa
komplementer dengan kodon sehingga dapat saling
berpasangan
Fungsi dari ribosom adalah mengatur pengikatan t RNA
pada kodon dan merakit asam amino menjadi rantai yang
akhirnya membentuk protein

MODEL OPERON
Francis Jacob dan Jacques Monod (1961)
membuat formula tentang model yang
berhubungan dengan regulasi sintesis protein
Model yang digunakan berdasarkan studi
induksi enzim untuk katabolisme laktosa yang
disebut lac operon
(melibatkan 3 enzim : -galaktosidase,
permease dan transasetilase)
Gen tersebut saling berdekatan satu
sama lain di dalam kromosom
OPERON merupakan satu set gen yaitu
Gen promotor (bagian DNA dimana RNA
polymerase akan mengawali transkripsi )

MUTASI BAKTERI
Mutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada
urutan basa DNA yang dapat menyebabkan
perubahan dari produk yang disandi oleh gen
tersebut.
Tujuan bakteri mengadakan mutasi adalah
untuk ,melindungi dirinya terhadap seleksi alam.
Perubahan yang dihasilkan baik secara morfologis
maupun biokimiawi serta sifat lainnya akan
diturunkan kepada generasi selanjutnya.
Proses mutasi bisa berlangsung secara spontan
atau karena pengaruh tertentu
Dampak mutasi bisa bersifat ringan sampai berat
tergantung dari derajat mutasi sel tersebut

MUTASI BAKTERI
Tiap gen mempunyai kemungkinan
untuk mengalami mutasi
Dari mutasi akan menimbulkan
variasi dari bakteri
Galur bakteri normal (standart) yang
baru diisolasi dari penderita disebut
prototrof dan diberi tanda (+)

Galur yang baru diisolasi dan


mengalami mutasi disebut
auksotrof dan diberi tanda (-)

KECEPATAN MUTASI
Kecepatan mutasi (mutation rate) untuk
suatu bakteri relatif tetap untuk suatu gen
tertentu.
Kecepatan mutasi tersebut dihitung dalam
satu waktu pembelahan (generation time)
Kecepatan mutasi dapat dihitung dengan
rumus :
a=

M
N1 N0
a= kecepatan mutasi
M = jumlah mutasi
N0 = jumlah sel mula-mula
N1 = jumlah sel setelah mengganda
(doubling)

IDENTIFIKASI MUTAN
Terjadinya mutasi dapat diketahui
secara morfologi (al. perubahan bentuk, warna,koloni)
secara biokimia (al.pertumbuhan pada media tertentu)
Mutasi morfologis
dilakukan dengan menanam bakteri pada lempeng agar
yang sudah diberi bahan mutagen. kemudian diamati
dengan cara
membandingkan antara koloni bakteri
yang terbentuk pada pemberian mutagen dengan koloni
bakteri normal.
Mutasi biokimiawi
dilakukan dengan menumbuhkan bakteri pada media
lengkap (complete media), kemudian dipindahkan ke media
sederhana (simple minimum media)

JENIS-JENIS MUTASI
Mutasi bisa terjadi karena perubahan pada nukleotida yang
menyusun DNA, perubahan tersebut bisa berupa :
substitusi pasangan basa (base-pair substitution)
penambahan basa nukleotida (addition)
pengurangan (deletion)
kekeliruan pasangan (inversion) dari basa nukleotida
di dalam rantai DNA
Jenis mutasi yang umum melibatkan satu pasangan basa
adalah substitusi basa (point mutation)

JENIS -JENIS MUTASI


Missense mutation : apabila substitusi basa menghasilkan
penggantian asam amino pada sintesis protein
Nonsense mutation : mutasi jenis substitusi
membentuk nonsense codon

basa yang

Frameshift mutation : terjadi pengurangan atau


penambahan satu atau lebih dari pasangan
nukleotida di
dalam DNA.
Hampir selalu menghasilkan produk protein inaktif.
Kebanyakan menyebabkan terbentuknya nonsense codon
(berakhirnya proses translasi)

MUTAGEN
Mutagen : bahan atau agen, baik kimia maupun fisik
(radiasi) yang dapat menyebabkan terjadinya
mutasi.
Mutagen dapat meningkatkan kecepatan mutasi 10
sampai 1000 kali
Yang tergolong mutagen adalah :
Asam nitrat
Senyawa analog basa seperti :
2 aminopurin, 5

bromourasil, benzapiren pada asap

Aflatoksin dari jamur Aspergillus flavus


(merupakan frameshift
mutagen yang efektif)
Radiasi sinar (X, gamma, dan ultraviolet)

Cntoh akibat mutasi pada bakteri


Terbentuknya galur mutan yang resisten
terhadap antimikroba

PEMINDAHAN MATERI GENETIK


Pada persitiwa pemindahan materi genetik, ada
sel yang bertindak sebagai sel donor dan sel
lain sebagai resipien
Mekanisme proses pemindahan materi genetik
meliputi :
1) TRANSFORMASI
2) TRANSDUKSI
3) KONJUGASI

TRANSFORMASI
Sel resipien akan mengambil DNA terlarut yang
dilepaskan oleh sel donor.
Umumnya, pelepasan DNA sel donor oleh
karena sel donor mengalami lisis
Transformasi hanya terjadi pada bakteri yang
mampu mengambil DNA
Pertama kali ditemukan oleh Frederick Griffith
(1928) pada galur Streptococcus pneumoniae
Transformasi secara alamiah terjadi pada
beberapa bakteri, misalnya :
Haemophillus sp., Bacillus sp., Acinetobacter sp.,
beberapa Streptococcus dan Staphylococcus

TRANSFORMASI
Transformasi berlangsung baik apabila sel
donor dan sel resipien sangat dekat
hubungannya
Sel kompeten : sel resipien yang dalam
keadaan fisiologis mampu mengambil DNA
donor
Pengambilan DNA donor terjadi bila dinding sel
resipien menjadi permiabel terhadap molekul
DNA yang besar.
Selanjutnya dimanfaatkan dalam rekayasa genetika.
Misalnya dengan penambahan ion kalsium Ca ++
akan mengubah E. coli menjadi kompeten untuk
transformasi

TRANSDUKSI
Transduksi : DNA bakteri dipindahkan dari sel donor
ke sel resipien melalui perantara virus yang
menginfeksi bakteri (bakteriofaga atau faga)
Banyak dijumpai pada bakteri baik gram positif maupun
negatif . Pertama kali ditemukan pada :Salmonella,
kemudian pada E.coli, Proteus, Shigella, Vibrio serta
Pseudomonas. Pada Gram positif, bisa terjadi pada
Staphylococcus, dan Bacillus.
Transduksi bisa terjadi secara :
Terbatas (restricted transduction)
Tak terbatas (generalized transduction)

KONJUGASI
Konjugasi : pemindahan materi genetik yang terjadi
karena adanya faktor fertilitas (fertility factor) yang dimiliki
oleh salah satu galur
Galur mutan yang memiliki faktor fertilitas disebut dengan
F+ (sebagai donor) , sedangkan yang tidak memiliki
disebut F-(sebagai resipien)
Apabila faktor F melekat pada kromosom maka dapat
terjadi peristiwa High Frequency of Recombinantion
(HFR)
Bila terjadi konjugasi antara sel HFR dengan sel F-, maka sel Fmendapatkan gen baru, namun dalam hal ini tetap menjadi sel Fkarena tidak menerima faktor F lengkap selama konjugasi

KONJUGASI YANG DIPERANTARAI PLASMID


Banyak plasmid yang membawa gen yang menyandi proses
konjugasi, disebut Conjugative plasmid.
Plasmid adalah : elemen genetik (DNA) berbentuk sirkuler, dapat
mengadakan replikasi secara otonom dan berada di luar
kromosom (ekstra-kromosomal)
Pada umumnya terdapat pada bakteri, tetapi bisa ditemukan pada
mikroorganisme eukariotik seperti Saccharomyces cereviceae.
Ukurannya bervariasi antara 1 sampai lebih dari 1000 kilo
pasangan basa
Banyak plasmid yang dapat dipindahkan dari sel bakteri ke sel
bakteri yang lain (transmissible) melalui konjugasi, tetapi ada
yang non-transmissible (hanya dapat dipindahkan dengan proses
transduksi)

MACAM PLASMID
Plasmid dapat membawa berbagai macam gen penyandi :
produksi toksin
resistensi terhadap antibiotika
Resistensi logam berat atau bahan inhibitor lain
Katabolisme substrat yang lain (pestisida,
toluen, kamfer, hidrokarbon dari petroleum).
Berbagai macam plasmid
1) Faktor F atau faktor fertilitas adalah plasmid
yang mudah dipindahkan dan membawa gen
untuk
pili seks yang berfungsi untuk
memindahkan
plasmid ke sel bakteri yang lain.

MACAM PLASMID
2) Faktor R atau faktor resistensi pada plasmid yang
membawa gen yang dapat menyebabkan bakteri atau
sel hospesnya resisten teradap satu atau beberapa
antibiotika, logam berat maupun toksin.
Kebanyakan faktor R mengandung 2 grup gen :
RTF (resistance transfer factor) yang
bertanggungjawab pada replikasi
plasmid dan konjugasi
R-determinant yang menyandi produksi enzim yang
dapat menginaktifkan obat-obat tertentu
atau substansi toksik. R determinant tidak
dapat dipindahkan bila tidak bergabung
dengan RTF

MACAM PLASMID
3) Plasmid penisillinase : plasmid ini membawa gen menyebabkan
bakteri menghasilkan penisilinase dan menyebabkan bakteri
resisten terhadap penisillin, misal pada Staphylococcus. Dapat
dipindahkan melalui bakteriophaga.
4) Plasmid yang menyandi produksi toksin misalnya :

produksi toksin oleh E. coli yang menyebabkan


diare
pada bayi

Toksin eksfoliatif oleh S. aureus

Neurotoksin dari C. tetanii

Bakteriosin, yaitu protein toksik yang dapat membunuh


bakteri yang lain,seperti Colicin yang
dapat mematikan
basil koliform

TRANSPOSOM
Transposom adalah : potongan kecil dari DNA yang dapat
berpindah (transposisi) dari satu tempat ke yang lain
dalam satu kromosom yang sama atau ke kromosom
yang lain, atau dari kromosom ke plasmid.
Nama popular untuk transposom adalah jumping genes.
Transposom terdiri dari potongan DNA dengan panjang
sekitar 700 -40.000 pasangan basa (bais pairs =bp)
Frekuensi transposisi terjadi antara 10
generasi

-5

sampai 10-7 per

TRANSPOSOM
Transposom yang paling sederhana disebut insertion
sequences (IS) terdiri atas :
- gen yang menyandi enzim transposase (untuk
memotong dan melekatkan DNA) dan
- recognition sites (terdiri dari DNA rantai
pendek sebagai bagian untuk rekombinasi antara
transposom dan kromosom)
Transposom yang kompleks (complex transposom)
mengandung gen lain yang tidak ada hubungannya
dengan proses transposisi.
Contoh: transposom yang mengandung gen untuk
toksin dan gen untuk resistensi
antibiotika.
Faktor R seringkali dibentuk dari kumpulan transposom.

REKAYASA GENETIKA
Antara tahun 1970 dan 1980, aplikasi praktis
mikroorganisme berkembang dengan pesat dengan
tumbuhnya teknik rekayasa untuk membuat DNA
rekombinan
Dengan teknik rekayasa, transfer gen bisa terjadi antara
spesies yang sama sekali berbeda
Teknik rekayasa dikenal dengan istilah recombinant DNA
sekarang secara luas mempunyai arti sebagai setiap
manipulasi gen baik di dalam spesies tertentu maupun
diantara spesies yang berbeda
Istilah rekayasa genetik (genetic engineering atau
recombinant DNA technology) dapat diartikan sebagai
manipulasi gen di laboratorium

Contoh rekayasa genetika


Suatu gen dari hewan vertebrata termasuk
manusia dapat disisipkan ke dalam DNA
bakteri
Gen dari virus ke dalam sel ragi
Pada umumnya resipien dapat
mengekspresikan gen tersebut untuk
menyandi produk komersial
Misal : Bakteri yang membawa gen menyandi
insulin untuk terapi diabetes

Prosedur Rekombinasi DNA

Pemotongan rantai DNA menggunakan enzim restriksi


Gen yang dimaksudkan disisipkan ke dalam vektor DNA secara in
vitro.
Molekul DNA yang dipih sebagai vektor harus self-replicating type
seperti plasmid atau genom virus. Vektor rekombinasi DNA
dimasukkan ke dalam sel bakteri, selanjutnya akan bermultiplikasi
Sel yang mengandung vektor rekombinan kemudian ditumbuhkan
pada medium tertentu sehingga dapat diidentifikasi adanya bakteri
yang mengandung DNA rekombinan. DNA selanjutnya diisolasi dan
diperbanyak sehingga koloni yang terbentuk merupakan klon dari
sel-sel yang secara genetik identik, masing-masing membawa copy
dari vektor.
(vektor DNA seringkali disebut sebagai gene-cloning vectors atau
secara sederhana cloning vectors)
Tahap terakhir bergantung tujuannya :
Apakah gen saja yang diinginkan
Ataukah produk dari gen yang diharapkan

Aplikasi rekayasa genetika


Melalui rekayasa genetika,
Dapat dipanen sejumlah besar gen yang diinginkan
Dari klon sel yang diperoleh kemudian digunakan
untuk berbagai tujuan:
Gen tersebut dapat disisipkan ke dalam vektor lain untuk
dimasukkan ke dalam sel tertentu, misal sel tumbuhan atau
sel hewan sehingga dapat diperoleh spesies tanaman yang
tahan terhadap hama atau
diperoleh galur bakteri yang dimanfaatkan untuk
membersihkan polusi minyak di permukaan air

Gen yang diinginkan diekspresikan sebagai produk


gen yang berupa protein, yang kemudian dapat
dipanen dan digunakan untuk berbagai keperluan,
misal hormon pertumbuhan

ENZIM RESTRIKSI
Enzim restriksi endonuklease (restriction endonuclease)
adalah kelas khusus dari enzim pemotong DNA yang
dapat diperoleh dari berbagai jenis bakteri
Enzim restriksi dapat mengenal danmemotong urutan
tertentu dari basa nukleotida dalam untai DNA.
Enzim restriksi setiap kali memotong urutan basa
nukleotida melalui cara yang sama.
Enzim restriksi yang digunakan bisa mengenal empat-,
enam-, atau delapan urutan basa
Banyak enzim restriksi membuat potongan zig-zag atau
potongan dengan ujung tumpul pada dua untai molekul
DNA.
Lebih dari 2000 enzim restriksi telah berhasil diisolasi dan
sekitar 200 enzim telah beredar di pasaran

Enzim restriksi biasa diberi nama sesuai


dengan organisme prokariotik yang
menghasilkan dengan nomenklatur
sebagai berikut :
Huruf pertama adalah huruf inisial nama
genus dari mana enzim tersebut diisolasi
Huruf kedua dan ketiga adalah huruf inisial
dari nama spesies
Huruf keempat, jika ada, menunjukkan galur
tertentu dari organisme tersebut.
Angka romawi menunjukkan urutan enzim
yang berhasil diisolasi dari organisme tersebut

Contoh
EcoRI

E
Co
R
I

: genus Escherichia
: spesies coli
: galur RY13
: endonuklease yang pertama diisolasi

BamHI

B
Am
H
I

: genus Bacillus
: spesies amyloliquifaciens
: galur H
: endonuklease yang pertama kali diisolasi

HindIII

H
In
D
III

: genus Haemophillus
: spesies influenzae
: galur d
: endonuklease ketiga yang diisolasi

VEKTOR
Syarat sebagai vektor adalah Self replication
Vektor bertindak sebagai kendaraan untuk
replikasi urutan DNA yang diinginkan
Ukuran vektor juga penting. Vektor yang lebih
kecil lebih muda dimanipulasi dari pada vektor
yang lebih besar
Preservasi vektor penting.
Bentuk sirkuler dari molekul DNA penting untuk
memproteksi vektor DNa dari perusakan oleh resipien
Dapat menyisip dengan dengan cepat ke dalam
kromosom hospes adalah preservasi penting dari
DNA virus

Untuk mengetahui apakah suatu sel telah


mengandung vektor, biasanya digunakan gen
petanda (marker gene) dalam vektor
Gen petanda yang sering digunakan adalah : gen
petanda untuk resistensi antibiotika atau enzim
yang memberikan reaksi yang mudah
diidentifikasi.
Misal : vektor plasmid yang mengandung gen
(ampR) yang -menyandi resistensi terhadap
ampisilin dan gen yang menyandi enzim galaktosidase (lacZ)

Contoh vektor
Plasmid
pBR322

Bacteriofaga
Bakteriofaga lambda
Bakteriofaga M13

Cosmid (plasmid yang digabung dengan


faktor kohesif)
YACs

Metode Memasukkan DNA asing ke dalam sel


Di alam plasmid biasanya ditransfer diantara mikroba
melalui kontak antar sel dengan cara konjugasi
Dalam rekayasa genetik, plasmid harus dimasukkan ke
dalam sel melalui transformasi, suatu prosedur dimana
sel dapat mengambil DNA dari lingkungan sekelilingnya.
Prosedur untuk membuat sel bakteri menjadi sel
kompeten (competent cell) adalah
Merendam dengan larutan kalsium klorida untuk beberapa saat
Electroporation, menggunakan aliran listrik untuk membentuk
pori-pori (microscopic pores) pada membran sel, sehingga DNA
dapat masuk
Fusi dari protoplasma
Micro injection (pada sel hewan), menusukkan mikropipet dalam
membran sel, kemudian DNA diinjeksikan kedalam sel

Sumber fragmen DNA


Pustaka DNA yang mengandung DNA
alami
Pustaka DNA yang mengandung DNA
complementer (cDNA), yaitu uatu gen
yang dibuat dari mRNA
DNA buatan

APLIKASI REKAYASA GENETIK


Untuk keperluan pengobatan
Gen sintetis diikatkan pada gen -galaktosidase
(lacZ) dalam vektor plasmid, kemudian diinsersikan
ke dalam E. coli agar memproduksi dan
mensekresikan polipeptida yang digunakan untuk
membuat insulin manusia
Sel dapat direkayasa untuk memproduksi protein
permukaan suatu patogen, sehingga dapat digunakan
sebagai vaksin
Virus hewan dapat direkayasa agar membawa gen
protein permukaan suatu patogen. Jika virus
digunakan sebagai vaksin, hospes akan membentuk
kekebalan terhadap patogen

Aplikasi rekayasa genetik


Untuk penelitian dasar dan aplikasi medis
Teknik DNA rekombinan dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang DNA untuk genetic fingerprinting pada
kasus-kasus kriminal dan sebagai terapi pada penyakit genetik
dengan cara mengganti gen yang rusak atau hilang
Untuk menentukan urutan basa nukleotida dalam suatu gen
Untuk menentukan lokasi gen dalam sel, serta mencari gen
mutan yang bertanggung jawab pada penyakit keturunan pada
manusia dengan menggunakan metode Southern blotting
PCR dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah DNA sampel
sampai kadar yang dapat dideteksi, sehingga dapat dilakukan
sequencing dariu gen, diagnosis penyakit genetik atau deteksi
virus
Pelacak DNA dapat digunakan untuk identifikasi secara cepat
terhadap patogen yang ada di dalam jaringan atau makanan

You might also like