Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
Asti Wahyuni
3301403039
Pendidikan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Disahkan oleh:
Mengetahui
Drs. Sukirman, M. Si
NIP. 131967646
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
Asti Wahyuni
NIM. 3301403039
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Hari : Senin
Penguji Skripsi
Mengetahui
Dekan
Motto:
kesabaran.
Persembahan
و
PRAKATA
sehingga skripsi dengan judul "Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran
terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi SMK Pelita
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih
gelar Sarjana Pendidikan. Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, penulis
5. Maylia Pramono Sari, SE, M. Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
6. Drs. Partono Thomas, M.S. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik
dan saran.
7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNNES yang telah
9. Budi Setyowati, S.Pd dan Tina Andarwati, S.Pd, selaku guru SMK Pelita
10. Siswa-siswi kelas I jurusan Akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang yang
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
jauh dari sempurna. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Peneliti
SARI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
PERNYATAAN................................................................................................. v
PRAKATA......................................................................................................... vii
SARI................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xv
ك
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 11
2.6 Hipotesis........................................................................................ 51
ل
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 52
م
4.2.1 Analisis Deskriptif ............................................................... 69
LAMPIRAN....................................................................................................... 99
ن
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Tabel Halaman
Lampiran Halaman
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang (UUPN No. 2 1989, pasal 1). Sehingga dalam mengemban
tugasnya guru dituntut dapat mendidik, mengajar dan melatih agar penguasaan
adalah siswa, guru, alat dan metode, materi dan lingkungan pendidikan. Semua unsur
seiring dengan tantangan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
dan mampu bersaing di era global. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh
bangsa kita adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang. Banyak
hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain
pengadaan buku dan alat pelajaran serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.
Namun demikian mutu pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan.
Perbaikan yang telah dilakukan pemerintah tidak akan ada artinya jika tanpa
1
2
dukungan dari guru, orang tua, siswa, dan masyarakat. Berbicara tentang mutu
pendidikan tidak akan lepas dengan proses belajar mengajar. Di mana dalam proses
pada siswa kelas I yang memperoleh mata pelajaran akuntansi yaitu jurusan akuntansi
observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil ulangan per
kompetensi untuk mata diklat produktif akuntansi 2 yang masih belum mencapai hasil
yang maksimal. Rata-rata nilai ulangan masih di bawah 7,00. Adapun data nilai
Tabel 1.1
Prestasi Belajar Siswa Mata Diklat Produktif Akuntansi 2
Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi Semester 1 SMK Pelita Nusantara 1 Semarang
Nilai rata- Nilai di Nilai di atas
Kelas Jumlah siswa
rata kelas bawah 7,00 7,00
I AK 1 6,74 25 16 41
I AK 2 6,84 22 18 40
I AK 3 6,71 20 17 37
Jumlah 67 51 118
Sumber : SMK Pelita Nusantara 1 Semarang
3
Nilai yang memenuhi standar ketuntasan yang ditetapkan oleh SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang adalah sebesar 7,00. Jadi hanya terdapat 43% siswa yang telah
memenuhi standar ketuntasan sedangkan sisanya 57% siswa belum tuntas. Hal ini
bisa juga dikarenakan terjadi perubahan jenjang dari siswa SMP menuju SMK
Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar
melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik
karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik siswa, guru, sekolah,
maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa satu dengan siswa yang
lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar. Ada yang mampu mencapai
prestasi yang tinggi, namun ada juga siswa yang rendah prestasi belajarnya. Bagi
siswa sendiri prestasi belajar akuntansi sangat penting mengingat jurusan mereka
adalah akuntansi agar siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya terutama
faktor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam individu seperti
faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari luar seperti lingkungan.
Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan sekolah meliputi metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
masyarakat meliputi keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul
yang perlu diperhatikan antara lain adalah motivasi belajar dan metode pembelajaran.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor internal yang cukup penting dalam
pelajaran yang diajarkan oleh guru. Sedangkan metode pembelajaran juga salah satu
faktor yang menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar, dengan metode
Sehingga kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut mempunyai andil
motivasi ini tidak selalu timbul, sehingga terlihat ada siswa yang bersemangat, ada
juga yang malas. Hal ini tercermin dari proses pembelajaran di SMK Pelita Nusantara
motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar namun hasilnya belum maksimal.
Guru banyak memberikan waktu ekstra untuk mengembangkan tugas yang diberikan
5
dan memperluas materi belajar. Selain itu guru juga menilai setiap tugas dan
memberikan komentar secara tertulis. Metode yang digunakan guru dalam mengajar
juga menentukan sikap siswa, sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengikuti
kegiatan belajar.
belajar secara optimal. Walaupun siswa mempunyai bakat dan minat yang tinggi
tetapi bila tidak disertai dengan motivasi belajar maka prestasi belajar tidak optimal
begitu juga sebaliknya. Bisa juga siswa yang mempunyai intelegensi tinggi boleh jadi
dalam kegiatan belajar karena motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan seseorang.
Selain siswa unsur yang penting dalam kegiatan pembelajaran adalah guru.
belajar. Menurut pengalaman peneliti pada saat PPL (Praktik Pengalaman Lapangan)
siswa cenderung kurang bersemangat pada saat belajar akuntansi. Semua itu terlihat
dengan adanya sikap beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengerjakan soal-
soal akuntansi. Siswa kurang bersemangat untuk mengerjakan karena proses belajar
sehingga timbul kebosanan pada siswa. Suasana kelas terlihat kurang hidup karena
siswa menjadi pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan guru.
Sehingga dibutuhkan strategi metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi siswa.
6
kompetensi sangat diperlukan. Karena metode adalah cara yang digunakan oleh guru
untuk mengadakan hubungan dengan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Untuk itu guru sebagai pengarah dan pembimbing tidak hanya pandai
mana akuntansi merupakan sebuah mata diklat yang membutuhkan kecermatan dan
ketelitian sehingga metode yang digunakan harus sesuai agar mendapatkan hasil yang
maksimal. Pengembangan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan
menjadi kendala untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Masalah yang timbul
bagi siswa adalah bagaimana cara belajar yang efektif yaitu sesuai dengan teknik
belajar yang standar dengan berlatih melatih otaknya untuk belajar terus dengan
antara tinggi rendahnya motivasi belajar dan metode pembelajaran yang digunakan
untuk meneliti masalah ini ke dalam skripsi dengan judul “PENGARUH MOTIVASI
NUSANTARA 1 SEMARANG”.
7
terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK
Semarang?
dijelaskan agar tidak terjadi salah penafsiran atau salah pengertian, oleh karena itu
penulis akan membatasi istilah-istilah tersebut sehingga pembaca dapat mengerti apa
1. Motivasi Belajar
belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2006: 75).
8
Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi siswa dalam belajar
akuntansi, baik dalam penyerapan materi yang telah diberikan oleh guru sampai
2. Metode Pembelajaran
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur (Ahmadi, 1997: 52).
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai
siswa dalam mata diklat produktif akuntansi 2 yang dapat diketahui dari nilai
ulangan per kompetensi dan sejauh mana keberhasilan terhadap materi yang
diterima.
prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang.
9
1. Manfaat Teoritis
akuntansi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
khususnya.
b. Bagi Guru
c. Bagi Sekolah
d. Bagi Peneliti
penelitian.
Untuk mengetahui gambaran isi dari penelitian ini maka peneliti membuat
sistematika skripsi.
BAB II Landasan teori yang berisikan teori yang dijadikan landasan teoritis dalam
BAB III Metode penelitian yang berisikan mengenai populasi penelitian, sampel
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan berisikan mengenai hasil penelitian dan
BAB V Penutup yang berisikan simpulan dan saran yang dapat membantu dalam
Pada bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Perubahan perilaku terjadi
karena didahului oleh proses pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman
yang lain akan menyebabkan proses perubahan. Perubahan ini tidak hanya berkaitan
lain dan cita-cita" (Hamalik, 2002:45). Dengan demikian seseorang dikatakan belajar
apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat adanya latihan dan
dalam bentuk latihan yang kontinyu. Latihan merupakan cara belajar yang tepat
karena memiliki andil yang cukup besar dalam mempelajari akuntansi sehingga
11
12
lakunya. Orang bebas memilih sesuai dengan kebutuhannya. Tidak terikat pada
lingkungan. Hal ini sesuai dengan Wasty Sumanto yang dikutip dari Darsono
mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam
merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu
entah tes, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses
berkembang.
Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar
menurut Paul Suparno seperti dikutip oleh Sardiman (2006: 38) yang dijelaskan
sebagai berikut:
13
1. Belajar mencari makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat,
dengar, rasakan, dan alami.
2. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan
pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil
perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.
4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik
dengan lingkungannya.
5. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek
belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang
telah dipelajari.
kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi suatu kegiatan yang
pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu guru
seorang guru atau calon guru perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-
prinsip belajar yang harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan
oleh setiap siswa secara individual. Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui
antara lain:
b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada
a. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
diharapkan.
a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian
a. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan
tenang.
pandangan sendiri mengenai belajar. Berikut ini adalah beberapa teori tentang belajar:
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Masing-
masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih
daya itu dapat digunakan berbagai cara atau bahan. Misalkan untuk melatih daya
ingat dalam belajar dengan menghafalkan kata-kata atau angka, istilah-istilah asing.
itu penting dilakukan secara menyeluruh. Sehingga berdasarkan teori ini mudah atau
teori ini, seseorang belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau
seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu.
Dari aliran ilmu jiwa Gestalt memberikan beberapa prinsip yang penting,
antara lain:
f. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi
dorongan yang menggerakkan seluruh organisme.
g. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
h. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana
yang diisi.
Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari
penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua teori yang
terkenal yakni:
a. Teori Konektionisme
dan respon, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus dan respon ini akan terjadi suatu
hubungan yang erat kalau sering dilatih. Berkat latihan yang terus menerus, hubungan
b. Teori Conditioning
karena adanya suatu tanda. Kondisi yang diciptakan merupakan syarat memunculkan
refleks bersyarat.
4. Teori Konstruktivisme
bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Secara
konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta
17
yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang
tidak bertujuan mengerti hakikat realitas tetapi lebih hendak melihat bagaimana
proses kita menjadi tahu tentang sesuatu. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar
pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka
pelajari.
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat
dibagi menjadi lima kategori yang disebut dengan the domainds of learning yaitu
Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan badan misalnya
2) Informasi verbal
menggambar, dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk mengatakan sesuatu
perlu intelegensi.
3) Kemampuan intelektual
intelektual”.
4) Strategi kognitif
(internal organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir.
dunia luar dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta
5) Sikap
tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti halnya domain yang
lain. Sikap ini penting dalam proses belajar, tanpa kemampuan ini belajar tak
dengan motivasi adalah teori belajar menurut R. Gagne yang menyebutkan bahwa
belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi. Sedangkan teori yang sesuai
19
dengan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi yang sedang dikaji oleh peneliti
yaitu metode pembelajaran adalah teori konstruktivisme. Teori ini meyebutkan bahwa
belajar dalam membentuk pengetahuan dan membuat makna, mencari kejelasan dan
membentuk justifikasi. Karena itu guru mempunyai peran yang penting sebagai
mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa dengan cara
(Darsono, 2000:64). Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar harus berjalan secara
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,
dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 895). Prestasi belajar adalah bukti
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
20
Prestasi belajar akuntansi merupakan hasil belajar yang telah dicapai pada
mata pelajaran akuntansi yang ditunjukkan nilai tes atau angka yang diberikan oleh
belajar akuntansi merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam
kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi
1. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar seperti:
a) Faktor kesehatan
terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.
a) Intelegensi
pendidikan khusus.
b) Perhatian
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju
kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin
hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
c) Minat
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan
d) Bakat
e) Motivasi
atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yang
f) Kematangan
kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak sudah siap (matang).
g) Kesiapan
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika
siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih
baik.
c. Faktor Kelelahan
2. Faktor Eksternal
a. Keadaan keluarga
ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi
belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah,
b. Keadaan sekolah
sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
23
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode belajar dan
c. Keadaan masyarakat
siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar
siswa.
prestasi belajar siswa maka peneliti mengkaji motivasi belajar dan metode
pembelajaran.
kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu yang
mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hal
tersebut adalah adanya motivasi. Menurut Syamsu (1994: 36) motivasi berasal dari
kata motif yang berarti keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi kondisi-
kondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan pada
24
menurut Winkel motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat
melakukan percobaan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang jauh sebelum
orang itu melakukan suatu perbuatan. Menurut Nasution (2000: 73) motivasi adalah
dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan
kegiatan. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 83),
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat
Sedangkan menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman (2006: 73)
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Jadi
dalam penelitian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan yang ada dan timbul
dalam diri siswa untuk belajar atau meningkatkan pengetahuan serta pemahaman
akuntansinya.
Sesuai dengan pengertian motivasi yang dijelaskan di atas, bahwa tidak perlu
dipertanyakan lagi pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar. Di dalam kenyataan
25
motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa. Ada sebagian siswa yang
mempunyai motivasi tinggi namun ada juga yang rendah motivasinya. Oleh karena
itu seorang guru harus bisa membangkitkan motivasi yang terdapat dalam diri siswa
agar dapat mencapai tujuan belajar. Bagi siswa yang sudah mempunyai motivasi,
guru bertugas untuk meningkatkan motivasinya, jika guru dapat membangun motivasi
siswa terhadap pelajaran yang diajarkan, diharapkan seterusnya siswa akan meminati
pelajaran tersebut.
Dalam proses belajar motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau berubah
Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.
Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Cita-cita atau aspirasi adalah
tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi
seseorang, Winkel (1989:96) dalam Darsono. Aspirasi ini bisa bersifat positif dan
negatif, ada yang menunjukkan keinginan untuk mendapatkan keberhasilan tapi ada
juga yang sebaliknya. Taraf keberhasilan biasanya ditentukan sendiri oleh siswa dan
2. Kemampuan Belajar
ukuran. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya lebih
3. Kondisi Siswa
kondisi fisik dan kondisi psikologis. Biasanya kondisi fisik lebih cepat terlihat karena
4. Kondisi Lingkungan
dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan
materi sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa. Upaya tersebut berorientasi
Menurut Sardiman (2006 :83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).
4. Mempunyai orientasi ke masa depan.
5. Lebih senang bekerja mandiri.
6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-
ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
7. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
8. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar mengajar
akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan
berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan
yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila
mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu
yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar akan
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa
angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa
2. Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah
untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang
4. Ego-involvement
diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan
berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga
harga dirinya.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi
6. Mengetahui hasil
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar
semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan
7. Pujian
Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan
8. Hukuman
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar.
Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar
10. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada
kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi
yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
30
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa, merupakan alat
motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai,
karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus
belajar.
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan ingin
2. Motivasi Ekstrinsik
adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar.
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akan
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salah satu
alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan "pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah
yang lebih baik" (Darsono, 2000:24). Menurut Ahmadi (1997: 52) dikutip oleh Yatik
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain mengatakan
bahwa metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru
untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik
32
secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami
pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari
metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh
siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan
metode mengajar.
Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru
yang digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa.
Namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai
1. Anak didik
Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak dengan latar
Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur tubuh. Pendek kata dari aspek fisik
selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik. Sedangkan dari segi
intelektual pun sama ada perbedaan yang ditunjukkan dari cepat dan lambatnya
33
tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar
mengajar. Aspek psikologis juga ada perbedaan yaitu adanya anak didik yang
pendiam, terbuka, dan lain-lain. Perbedaan dari aspek yang disebutkan di atas
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil
untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Hal
ini dapat mempengaruhi penyeleksian metode yang harus digunakan. Metode yang
dipilih guru harus sesuai dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri
setiap anak didik. Jadi metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Situasi belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama. Maka
guru harus memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan. Di
waktu lain, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan
maka guru menciptakan lingkungan belajar secara berkelompok. Jadi situasi yang
mengajar.
34
5. Guru.
yang memadai. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya namun dalam pelaksanaannya
a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunjukkan siswa
b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa
fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai untuk
c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran
dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan
metode pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas dengan 50-100 orang siswa.
bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat
f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat
g. Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk
menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang banyak
akan disajikan dalam waktu yang singkat memerlukan metode yang berbeda
dengan bahan penyajian yang relatif sedikit tetapi waktu penyajian yang relatif
cukup banyak.
1. Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar
siswa.
2. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa.
3. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
4. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5. Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan
cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan
menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
7. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dan sikap-
sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu
kegiatan yang harus dilakukan adalah melakukan penentuan dan pemilihan metode.
Suatu metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar harus benar-benar dikuasai.
Untuk menghindari kejemuan dan berhentinya minat siswa terhadap pelajaran yang
metode yang digunakan dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar secara
akan kurang memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar lebih lanjut bila
bila ia memiliki khazanah cara penyampaian yang kaya dan memiliki kriteria yang
mengajar. Dalam proses belajar mengajar juga dibutuhkan alat bantu yang digunakan
untuk menghilangkan verbalitas. Sehingga siswa lebih cepat menyerap materi yang
telah disampaikan.
hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir kritis dan kreatif dengan
metode yang kurang tepat dengan sifat bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan
kelas kurang bergairah dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan penerapan
metode yang tepat dengan berbagai macam indikator tersebut dapat meningkatkan
minat siswa pada bahan pelajaran yang disampaikan dan minat yang besar pada
1. Metode ceramah
2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerima.
komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi
38
dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya
guru menjawab.
mengemukakan pendapat.
1) Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani
3. Metode diskusi
yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang
dibahas.
39
3) Memperluas wawasan.
4. Metode demonstrasi
1) Menghindari verbalisme.
2) Kurangnya fasilitas.
5. Metode Eksperimen
(Djamarah, 2002:95).
percobaan.
umat manusia.
Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk
pelaksanaan.
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas
maupun kelompok.
1) Sulit dikontrol.
4) Menimbulkan kebosanan.
8. Metode Karyawisata
luar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati
telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah kegiatan siswa diminta membuat
laporan.
nyata.
masyarakat.
1) Kurangnya fasilitas.
9. Metode Sosiodrama
1) Melatih siswa untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang
akan didramakan.
3) Memupuk bakat.
akuntansi adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode
3. Meniadakan verbalitas
informasi yang diperlukan untuk melakukan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi
bila ditinjau dari proses kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses
suatu organisasi. (Haryono Jusuf: 2001: 5). Sedangkan definisi akuntansi menurut
buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang dikutip Syafri (2003:
45
Akuntansi sebagai suatu sistem informasi diperlukan oleh berbagai pihak baik
dari kalangan intern maupun dari luar organisasi yang menyelenggarakan akuntansi
1. Manajer
2. Investor
untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapannya. Oleh karena itu mereka
3. Kreditur
Kredit diberikan kepada calon penerima kredit bila mereka dipandang mampu
untuk mengembalikan bunga dan kredit tepat waktu. Untuk itu kreditur selalu
4. Instansi Pemerintah
perusahaan.
5. Organisasi Nirlaba
Meskipun organisasi ini tidak bertujuan untuk mencari laba tetapi mereka tetap
membayar tenaga kerja, membayar listrik dan sewa serta urusan keuangan
lainnya.
6. Pemakai Lainnya
tentang laba perusahaan dan kadang-kadang juga informasi lain dalam rangka
mereka bekerja.
berbagai bidang. Pada umumnya dibedakan menjadi dua bidang yaitu akuntansi
publik dan akuntansi intern. Akuntan Publik adalah akuntansi yang memberikan
jasanya untuk melayani kepada masyarakat. Untuk itu akuntansi publik menerima
imbalan jasa dari pemakai jasa. Sedangkan Akuntan Intern adalah akuntan yang
dikatakan berhasil bila siswa dalam melakukan kegiatan berlangsung secara intensif
dan optimal sehingga menimbulkan pengaruh tingkah laku yang bersifat tetap.
Perubahan tingkah laku sebagai akibat belajar dipengaruhi banyak faktor. Dari faktor-
faktor yang mempengaruhinya secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu faktor
intern (dari dalam) diri subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri subjek belajar.
belajar tidak hanya ditekankan pada faktor intern saja melainkan juga faktor ekstern.
Faktor intern menyangkut faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. Faktor intern
faktor psikologis dijadikan tinjauan khususnya dalam faktor intern. Sedangkan faktor
yang berpengaruh terhadap belajar mempunyai andil yang sama besar dalam
memberikan dasar dan kemudahan dalam pencapaian tujuan belajar yang optimal.
minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan dan lainnya yang mempunyai peran
penting dalam pemahaman bahan pelajaran, dan pada akhirnya penguasaan terhadap
bahan pelajaran tersebut lebih cepat dan efektif. Di antara berbagai faktor psikologis
tersebut motivasi merupakan hal yang penting dan menunjang keberhasilan siswa
dalam belajar.
48
kegiatan. Dalam melakukan sesuatu motivasi dapat dijadikan sebagai pendorong atau
sekolah. Bila belajar berhasil maka akan timbul motivasi dengan sendirinya dan
menimbulkan keinginan untuk lebih banyak belajar. Sukses dalam belajar akan
Dengan adanya motivasi maka prestasi belajar akan optimal. Semakin tepat motivasi
yang diberikan guru maka kegiatan belajar mengajar akan semakin berhasil. Motivasi
akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar peserta didik. Motivasi berkaitan
motor yang melepaskan energi, menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang
yang harus dikerjakan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat (Sardiman, 2006: 85). Selain itu motivasi
juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Belajar akuntansi sering dianggap sulit tetapi bila siswa sudah memiliki
motivasi yang tinggi dalam belajar akuntansi maka tidak akan mudah putus asa pada
saat menghadapi kesulitan dalam belajar akuntansi. Siswa yang mempunyai motivasi
49
tinggi akan berusaha mencari cara untuk mengatasi kesulitan belajarnya melalui
kelompok atau bertanya pada orang yang sudah ahli atau menguasai. Berbeda dengan
siswa yang motivasinya rendah maka akan cepat menyerah dalam menghadapi
kesulitan dalam belajar akuntansi. Hal ini dapat mempengaruhi prestasi belajar
akuntansi.
mempunyai peran yang besar karena siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi
akan giat dalam belajar sehingga tujuan yang diharapkan yang ditunjukkan dengan
mendapatkan hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh komponen belajar
mengajar. Guru sebagai salah satu sumber belajar hendaknya mampu menyediakan
kondisi kelas yang kondusif dalam kegiatan belajar akuntansi di kelas. Sebagai
perwujudannya, salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah
metode dalam mengajar pun harus disesuaikan agar siswa tidak mendapatkan
banyak menggunakan metode latihan soal karena tujuan dari kompetensi ini adalah
menjadikan siswa dapat membuat persamaan dasar akuntansi di mana jumlah harta
harus sama dengan jumlah utang ditambah modal dan membutuhkan perhitungan.
Dalam kegiatan belajar akuntansi guru tidak harus berpatokan pada satu
metode. Ada kalanya dapat menggunakan metode ceramah kemudian latihan soal.
Apabila dalam kompetensi tertentu siswa sudah menguasai maka guru dapat
menggunakan metode lain seperti diskusi atau kerja kelompok sehingga suasana yang
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah metode pembelajaran.
Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek
yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan
pelajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dan siswa (Djamarah, 2002:180).
Penggunaan metode yang bervariasi akan mendorong siswa berfikir kreatif dan kritis
sehingga siswa tidak akan bosan dalam belajar akuntansi. Secara otomatis motivasi
untuk belajar akuntansi akan lebih tinggi pada akhirnya prestasi belajarnya akan baik.
Prestasi Belajar
Akuntansi (Y)
2.6 HIPOTESIS
kebenarannya masih harus diuji secara empiris dengan alat uji yang ada. Hipotesis
prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1
Semarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1 Populasi
Sedangkan menurut Sudjana (2002: 6) populasi adalah totalitas semua nilai yang
karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
adalah siswa SMK Pelita Nusantara 1 Semarang kelas I jurusan akuntansi tahun
ajaran 2006/2007 sebanyak 118 siswa yang tersebar dalam 3 kelas. Data jumlah siswa
Tabel 3.1
Data Jumlah Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi
SMK Pelita Nusantara 1 Semarang
Nomer Kelas Jumlah Populasi
1. I AK 1 41
2. I AK 2 40
3. I AK 3 37
Jumlah 118
Sumber : SMK Pelita Nusantara 1 Semarang
52
53
3.1.2 Sampel
sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah sampel sebagai obyek
N
n = (Umar, 1998: 78)
1 + Ne 2
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
populasi 10%
118
n =
1 + 118(0,1)
2
118
n =
1 + (118(0,01))
118
n =
2,18
54
n = 54,13
n = 54 (dibulatkan)
menentukan perwakilan dari tiap kelas, di mana populasi yang dijadikan objek
penelitian tersebut dalam 3 (tiga) kelas. Data perhitungan proporsi sampel perwakilan
Tabel 3.2
Perhitungan Proporsi Sampel dalam Perwakilan Tiap Kelas
Jumlah Jumlah
No. Kelas Proporsi Sampel
Populasi Sampel
1. I AK 1 41 41 19
x 100% = 34,75%
118
34,75% x 54 = 18,77
dibulatkan 19
2. I AK 2 40 40 18
x 100% = 33,90%
118
33,90% x 54 = 18,31
dibulatkan 18
37
3. I AK 3 37 x 100% = 31,36% 17
118
31,36% x 54 = 16,93
dibulatkan 17
Jumlah 118 54
55
Variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada dua macam variabel yaitu variabel bebas
disebut juga variabel penyebab atau independen variabel (X) dan variabel terikat atau
a. Motivasi belajar (X1) adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang
3) Meniadakan verbalitas
terikat dari penelitian ini adalah prestasi belajar akuntansi siswa SMK Pelita
ditunjukkan dengan nilai rata-rata per kompetensi materi pelajaran akuntansi semester
dua.
Menurut Arikunto ( 2002: 107) sumber data dalam penelitian ini adalah dari
mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini ada dua sumber data yaitu:
Yaitu sumber data yang terdapat pada buku-buku yang ada hubungannya
dengan penelitian ini. Sumber data yang digunakan pada penelitian adalah
dokumen atau catatan yang diperoleh dari sekolah untuk mengungkapkan nilai
3.4.1 Angket
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-
hal yang diketahui (Arikunto, 1998: 140). Angket dalam penelitian ini terdiri dari
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup atau
disebut juga close from questioner yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan
pilihan jawaban yang lengkap, sehingga pengisi atau responden hanya memberikan
jawaban silang pada jawaban yang telah disediakan. Alternatif jawaban berupa
3.4.2 Dokumentasi
nama-nama siswa kelas I yang ada dalam populasi, nilai per kompetensi mata
3.5.1 Validitas
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002: 144). Uji validitas instrumen
digunakan teknik uji validitas internal dengan korelasi product moment dari Pearson:
N ∑ XY − (∑ X ) (∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
}
Keterangan:
N = Jumlah responden
responden diperoleh nilai rxy > rtabel (0,444) yang berarti instrumen yang dibuat valid.
Sedangkan validitas berdasarkan output SPSS release 12.0, baik sampel ujicoba 20
dari masing-masing skor butir pertanyaan terhadap total skor butir-butir pertanyaan <
0,50 berarti semua data valid. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.
3.5.2 Reliabilitas
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat
59
keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Untuk
⎡ k ⎤⎡ ∑σ b ⎤
2
r11 = ⎢ ⎥ ⎢1 − σ 2 ⎥
⎣ k − 1⎦ ⎢⎣ 1 ⎥⎦
Keterangan:
∑σ
2
b
= Jumlah varians butir
σ 12 = Varians total
Hasil ujicoba instrumen dari 20 responden diperoleh nilai r11 untuk angket
motivasi belajar sebesar 0,870 dan untuk angket metode pembelajaran sebesar 0,868.
Nilai koefisien tersebut lebih besar daripada rtabel = 0,444, yang berarti kedua
instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan hasil SPSS release 12.0 untuk sampel
motivasi belajar sebesar 0,870 dan untuk angket metode pembelajaran sebesar 0,868.
Sedangkan uji statistik data hasil penelitian dengan jumlah sampel 54 responden
diperoleh nilai Cronbach’s Alpha untuk angket motivasi belajar sebesar 0,865 dan
untuk angket metode pembelajaran sebesar 0,870. Sehingga semua data hasil
penelitian reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nunnally, 1969). Untuk
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Pilot Tes Total Sampel
(20 responden) (54 responden)
Variabel Pertanyaan
Validitas Reliabilitas Validitas Reliabilitas
Sig. Arti Alpha Arti Sig. Arti Alpha Arti
Q1 0,002 Ok - - 0,000 Ok - -
Q2 0,020 Ok - - 0,000 Ok - -
Q3 0,000 Ok - - 0,000 Ok - -
Q4 0,019 Ok - - 0,000 Ok - -
Q5 0,020 Ok - - 0,000 Ok - -
Q6 0,013 Ok - - 0,000 Ok - -
Q7 0,005 Ok - - 0,000 Ok - -
Q8 0,023 Ok - - 0,000 Ok - -
Q9 0,008 Ok - - 0,000 Ok - -
Motivasi
Q10 0,016 Ok - - 0,001 Ok - -
Belajar
Q11 0,011 Ok - - 0,008 Ok - -
Q12 0,025 Ok - - 0,005 Ok - -
Q13 0,001 Ok - - 0,000 Ok - -
Q14 0,012 Ok - - 0,000 Ok - -
Q15 0,002 Ok - - 0,000 Ok - -
Q16 0,004 Ok - - 0,000 Ok - -
Q17 0,013 Ok - - 0,000 Ok - -
Total - - 0,870 Ok - - 0,865 Ok
Q18 0,000 Ok - - 0,000 Ok - -
Q19 0,000 Ok - - 0,000 Ok - -
Q20 0,015 Ok - - 0,000 Ok - -
Q21 0,001 Ok - - 0,000 Ok - -
Q22 0,018 Ok - - 0,000 Ok - -
Q23 0,004 Ok - - 0,000 Ok - -
Q24 0,020 Ok - - 0,000 Ok - -
Metode Q25 0,008 Ok - - 0,000 Ok - -
Pembela Q26 0,001 Ok - - 0,000 Ok - -
jaran Q27 0,043 Ok - - 0,000 Ok - -
Q28 0,002 Ok - - 0,000 Ok - -
Q29 0,000 Ok - - 0,000 Ok - -
Q30 0,007 Ok - - 0,000 Ok - -
Q31 0,045 Ok - - 0,000 Ok - -
Q32 0,002 Ok - - 0,000 Ok - -
Total - - 0,868 Ok - - 0,870 Ok
61
Pada prinsipnya metode analisis data digunakan untuk mengolah data dengan
Pengukuran pada variabel yang diungkap dilakukan dengan memberikan skor dari
jawaban angket yang diisi oleh responden. Dengan ketentuan sebagai berikut:
A diberi skor 4
B diberi skor 3
C diberi skor 2
D diberi skor 1
berikut:
Keterangan:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dua model regresi variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Untuk menguji normalitas data salah satu cara yang digunakan adalah dengan
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan
plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
Test (dengan program SPSS). Diantaranya adalah sampel yang akan dipakai untuk
analisis haruslah berasal dari populasi yang berdistribusi normal dengan tingkat
signifikansi α = 5% (0,05), jika signifikansi < 0,05 maka distribusi data dapat
dikatakan tidak normal. Sebaliknya jika signifikansi > 0,05 maka distribusi data dapat
dikatakan normal.
2. Uji Multikolineritas
Model regresi berganda yang baik adalah model regresi yang variabel-
variabel bebasnya tidak memiliki korelasi yang tinggi atau bebas dari
64
Infalaction Factor), bila nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1 berarti
data bebas multikolinearitas. Dapat pula dideteksi dengan melihat korelasi antara
variabel bebas bila masih di bawah 0,8 maka disimpulkan tidak mengandung
multikolineritas.
3. Heteroskedastisitas
penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke
observasi lain. Untuk mengetahuinya dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot
melalui SPSS. Model yang bebas dari heteroskedastisitas memiliki grafik scatter plot
dengan pola titik yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y. Uji
nilai absolute residual terhadap variabel bebas. Jika variabel bebas signifikan secara
Dimana:
JK reg / k
F=
JK res / (n − k − 1)
Keterangan:
n = jumlah responden
1) Jika nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak sehingga motivasi belajar dan
belajar akuntansi.
2) Jika nilai Fhitung < Ftabel maka Ho diterima sehingga motivasi belajar dan
JK reg
R2 =
∑y
2
1
akuntansi.
akuntansi.
67
a1
t1 = (Sudjana, 2002: 388).
Sa1
1) Jika nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak sehingga motivasi belajar dan
2) Jika nilai thitung < ttabel maka Ho diterima sehingga motivasi belajar dan
r y1 − r y 2 r12
r y12 =
(1 − r )(1 − r )
y2
2
12
2
r y 2 − r y 1 r12
r y 21 = (Sudjana, 2002: 386)
(1 − r )(1 − r )
y1
2
12
2
68
BAB IV
swasta yang ada di jalan Slamet Riyadi No. 40 Semarang. Sekolah ini didirikan oleh
Yayasan Pelita Nusantara. Selain SMK Pelita Nusantara 1 Semarang yayasan ini juga
mendirikan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang berupa sekolah teknik industri. SMK
SMK Pelita Nusantara 1 Semarang sebagai salah satu SMK yang mempunyai
ini yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas I jurusan akuntansi tahun ajaran
2006/2007. Kelas I jurusan akuntansi terdiri dari tiga kelas yaitu kelas akuntansi 1,
belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi. Data diambil
68
69
siswa, metode pembelajaran dan prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan
terhadap item pertanyaan dalam instrumen. Kriteria penilaian untuk variabel motivasi
belajar adalah untuk jawaban A dengan kriteria sangat tinggi, untuk jawaban B
dengan kriteria tinggi, untuk jawaban C dengan kriteria rendah, untuk jawaban D
adalah untuk jawaban A dengan kriteria sangat baik, untuk jawaban B dengan kriteria
baik, untuk jawaban C dengan kriteria kurang baik, untuk jawaban D dengan kriteria
tidak baik.
penelitian yang meliputi motivasi belajar, metode pembelajaran dan prestasi belajar.
Statistik deskriptif dari ketiga variabel tersebut disajikan dalam Tabel 4.1.
secara aktual berkisar antara 25-61, sedangkan kisaran teoritisnya adalah 17-68.
hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang memiliki motivasi
belajar ekstrem (17 dan 68). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat
tekun menghadapi tugas, keinginan untuk sukses, suka bekerja keras dan
71
10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang memiliki prestasi
belajar ekstrem (0 dan 10). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar siswa di SMK Pelita Nusantara 1 Semarang masih belum stabil. Karena
Secara umum motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dalam
kategori tinggi, seperti terlihat pada analisis deskriptif pada Tabel 4.2.
No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat tinggi 3 5,6
2 Tinggi 25 46,3
3 Rendah 22 40,7
4 Sangat rendah 4 7,4
Jumlah 54 100
Terlihat pada Tabel 4.2 sebanyak 46,3% siswa mempunyai motivasi belajar
tinggi dan 5,6% siswa mempunyai motivasi belajar yang sangat tinggi, meskipun
masih ada 40,7% siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah bahkan 7,4% sangat
rendah. Dari data ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tekun menghadapi
tugas, keinginan untuk sukses, suka bekerja keras dan berorientasi jauh ke depan.
72
Tekun menghadapi tugas dalam belajar akuntansi dapat dilihat pada Tabel 4.3.
No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat tinggi 7 13
2 Tinggi 20 37
3 Rendah 20 37
4 Sangat rendah 7 13
Jumlah 54 100
Terlihat pada Tabel 4.3 ternyata sebanyak 13% siswa memiliki ketekunan
yang sangat tinggi terhadap mata pelajaran akuntansi, 37% tinggi, 37% siswa dalam
kategori rendah dan 13% masih sangat rendah. Berdasarkan data di atas terdapat
persentase yang seimbang antara siswa yang mempunyai sifat tekun menghadapi
Pekerjaan rumah atau tugas-tugas merupakan salah satu cara yang digunakan
guru supaya siswa mau belajar, untuk menambah kemampuan siswa. Namun masih
ada siswa yang menyepelekan tugas-tugas yang diberikan guru dengan tidak
mengerjakannya. Lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil penelitian sebagian besar
siswa yaitu sebanyak 59,3% selalu menyelesaikan tugas secara lengkap saat guru
memberi tugas akuntansi dan harus dikumpulkan, karena berfikirnya untuk jangka
panjang, sebanyak 13% siswa sering menyelesaikan tugas secara lengkap saat guru
menyelesaikan tugas secara lengkap saat guru memberi tugas akuntansi karena
73
merasa tidak terlalu penting untuk menyelesaikan tugas akuntansi (hasil jawaban
angket no.1).
sebanyak 25,9% siswa selalu berusaha mengumpulkan tugas tepat waktu, namun
banyak siswa yang mengumpulkan kadang tepat waktu kadang tidak tepat sebanyak
57,4%, di samping itu ada juga siswa yang mengumpulkan tidak tepat waktu
Bertanya merupakan salah satu cara untuk mengetahui sesuatu yang belum
dimengerti ataupun belum dipahami, namun tidak semua siswa berani bertanya
terutama terhadap guru. Terlihat dari hasil penelitian, sebanyak 44,4% siswa kadang-
kadang bertanya untuk materi yang belum/tidak dipahami dan 9,3% yang selalu
bertanya untuk hal yang belum dipahami (hasil jawaban angket no. 3). Menambah
mendapatkan nilai yang jelek. Namun masih banyak siswa yang kadang-kadang
menambah jam belajar akuntansi ketika mendapat nilai akuntansi jelek sebanyak
38,9%, dan 29,6% siswa tidak pernah menambah jam belajar akuntansi. Hanya 25,9%
siswa yang selalu menambah jam belajar akuntansi (hasil jawaban angket no.4).
ada siswa yang tidak pernah mengerjakan soal-soal sebanyak 9,3% (hasil jawaban
angket no. 5). Pekerjaan rumah merupakan tugas yang harus dikerjakan di rumah
74
mengerjakan di sekolah, 18,5% siswa selalu mengerjakan di sekolah dan yang tidak
pernah mengerjakan di sekolah sebanyak 7,4% (hasil jawaban angket no. 6).
Keinginan untuk sukses dalam belajar akuntansi dapat dilihat dari distribusi
No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat tinggi 4 7,4
2 Tinggi 6 11,1
3 Rendah 27 50
4 Sangat rendah 17 31,5
Jumlah 54 100
Terlihat pada Tabel 4.4 sebanyak 11,1% siswa mempunyai keinginan untuk
sukses yang tinggi dan 7,4% sangat tinggi dalam belajar akuntansi, selebihnya 50%
siswa mempunyai keinginan untuk sukses yang rendah dan 31,5% sangat rendah.
Sebanyak 18,5% siswa selalu mempelajari kembali materi yang diberikan guru,
yang diberikan guru (hasil jawaban angket no. 7). Sebelum pelaksanaan ulangan
hampir semua siswa mempersiapkan diri dengan belajar, namun penguasaan tiap
individu berbeda-beda, hal ini bisa disebabkan karena banyak faktor antara lain
tingkat kecerdasan dan kesungguhan dalam belajar. Sebanyak 22,2% siswa selalu
75
11,1% siswa mempunyai lebih dari dua buku, 31,5% mempunyai dua buku dan 37%
siswa mempunyai satu buku. Namun masih ada siswa yang tidak mempunyai buku
sebanyak 20,4% (hasil jawaban angket no. 9). Perpustakaan merupakan tempat yang
mendukung kegiatan belajar mengajar karena mempunyai banyak buku yang dapat
meminjam dan 40,7% tidak pernah meminjam (hasil jawaban angket no. 10).
Suka bekerja keras dalam belajar akuntansi dapat dilihat dalam distribusi
No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat tinggi 4 7,4
2 Tinggi 24 44,4
3 Rendah 21 38,9
4 Sangat rendah 5 9,3
Jumlah 54 100
Terlihat pada Tabel 4.5, sebanyak 38,9% siswa mempunyai sifat suka bekerja
keras rendah dalam mempelajari akuntansi, 9,3% siswa bahkan mempunyai sifat suka
76
bekerja keras sangat rendah, namun masih ada 44,4% yang suka bekerja keras dalam
sebanyak 3,7% siswa mempunyai sifat suka bekerja keras dengan menambah waktu
belajar lebih dari 2 jam, 16,7% siswa sering menambah waktu lebih dari 2 jam,
selebihnya 66,7% siswa kadang-kadang dan 13% siswa tidak pernah (jawaban angket
no. 11). Setelah mendapatkan pelajaran akuntansi 16,7% siswa selalu berlatih
mengerjakan soal-soal lebih dari 10 soal dalam satu minggu, 53,7% siswa kadang-
kadang, dengan mengerjakan 1-5 soal dalam satu minggu dan 20,4% tidak pernah
konsentrasi, terlihat dari hasil penelitian 42,6% siswa selalu menolak ajakan teman
untuk bermain, 13% sering menolak, 29,6% kadang-kadang dan selebihnya sebanyak
Keinginan untuk belajar hendaknya berasal dari kesadaran diri sendiri. Namun
peran orang tua siswa juga dibutuhkan dalam mendorong untuk belajar. Berdasarkan
hasil penelitian sebanyak 14,8% siswa belajar sendiri, 13% kadang-kadang, dan
61,1% siswa sering. Tetapi sebanyak 11,1% tidak pernah belajar dengan sendirinya
Data tentang berorientasi jauh ke depan dapat dilihat dalam tabel distribusi
No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat tinggi 24 44,4
2 Tinggi 9 16,7
3 Rendah 16 29,6
4 Sangat rendah 5 9,3
Jumlah 54 100
depan terhadap mata pelajaran akuntansi, 16,7% tinggi, 29,6% masih rendah dan
tertinggi. Sebanyak 9,3% siswa sering mempunyai target dan 31,5% siswa kadang-
kadang. Sedangkan selebihnya 5,6% siswa tidak pernah mempunyai target untuk
penting (jawaban angket no. 16). Keinginan siswa untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi termasuk sangat tinggi yaitu sebanyak 51,9% siswa, namun masih ada siswa
No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat baik 6 11,1
2 Baik 28 51,9
3 Kurang baik 18 33,3
4 Tidak baik 2 3,7
Jumlah 54 100
pembelajaran yang digunakan guru kurang baik dan 51,9% mengatakan baik. Dari
data tersebut hanya 11,1% siswa yang mengatakan metode pembelajaran yang
digunakan guru sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
Data tentang mendidik belajar sendiri dapat dilihat dalam tabel distribusi
No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat baik 19 35,2
2 Baik 26 48,1
3 Kurang baik 6 11,1
4 Tidak baik 3 5,6
Jumlah 54 100
79
Terlihat pada Tabel 4.8 ternyata 48,1% atau 26 siswa merasa bahwa metode
yang digunakan guru mendidik siswa untuk belajar sendiri dalam kategori baik,
bahkan 35,2% siswa menyatakan dalam kategori sangat baik. Sedangkan 11,1% siswa
menyatakan termasuk dalam kategori kurang baik serta 5,6% tidak baik. Hal ini
menunjukkan bahwa metode mengajar sudah baik karena metode yang digunakan
dapat mendidik siswa untuk belajar dengan teknik sendiri dalam mendapatkan
pengetahuan.
sering memberikan latihan soal setelah menjelaskan materi, 44,4% siswa menyatakan
selalu diberikan latihan soal karena guru menginginkan setiap siswa dapat
siswa menyatakan kadang-kadang (jawaban angket no. 18). Meringkas materi yang
telah diberikan pada saat di sekolah memberikan kemudahan untuk mengingat materi.
namun masih ada 1,9% siswa yang tidak pernah meringkas karena mengganggap
meringkas tidak penting (jawaban angket no. 19). Sebanyak 63% siswa menyatakan
pernah dijelaskan, 25,9% sering langsung mengerjakan soal, 7,4% siswa selalu
mengerjakan dan 3,7% siswa tidak pernah langsung mengerjakan soal karena malas
harus mempelajari materi terlebih dahulu kemudian baru mengerjakan soal (jawaban
Data tentang menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut dapat dilihat dalam
No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat baik 8 14,8
2 Baik 31 57,4
3 Kurang baik 14 25,9
4 Tidak baik 1 1,9
Jumlah 54 100
menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut dalam kategori baik, bahkan 14,8%
termasuk dalam kategori sangat baik, 25,9% kategori kurang baik. Selebihnya siswa
menyatakan kategori tidak baik sebanyak 1,9% siswa. Berdasarkan data di atas berarti
guru menunjukkan bahwa 27,8% siswa merasa kurang paham karena cara
penyampaian materi terlalu cepat, sedangkan sebanyak 61,1% siswa merasa paham
(jawaban angket no. 21). Sebanyak 42,6% siswa menyatakan guru sering
menyampaikan materi akuntansi dengan jelas dan detail dan bahkan 33,3% siswa
menyatakan selalu (jawaban angket no. 22). Metode ceramah yang digunakan guru
dalam mengajar akuntansi menurut 24,1% siswa jelas dan 40,7% siswa kurang jelas
81
karena dalam memberi penjelasan terlalu cepat sehingga tidak langsung dapat
latihan soal agar siswa terus berlatih untuk memecahkan persoalan-persoalan yang
beragam tetapi ada 1,9% siswa yang menyatakan tidak pernah (jawaban angket no.
24). Menurut 53,7% siswa menyatakan tugas-tugas akuntansi yang diberikan guru
kurang membantu dalam belajar akuntansi karena tugas yang diberikan kurang
bervariasi sehingga siswa hanya dapat mengerjakan soal yang tingkatnya biasa-biasa
3. Meniadakan Verbalitas
Tabel 4.10.
No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat baik 18 33,3
2 Baik 19 35,2
3 Kurang baik 11 20,4
4 Tidak baik 6 11,1
Jumlah 54 100
Terlihat pada Tabel 4.10 sebanyak 33,3% siswa merasa bahwa metode yang
digunakan untuk meniadakan verbalitas dalam kategori sangat baik, 35,2% dalam
kategori baik dan 20,4% masuk dalam kategori kurang baik, selebihnya 11,1% dalam
kategori tidak baik. Berdasarkan data di atas sebanyak 40,7% siswa menyatakan guru
82
selalu menggunakan alat peraga dalam menyajikan materi terbukti pada saat materi
kadang dan selebihnya 7,4% siswa menyatakan tidak pernah (jawaban angket no. 26).
Pada saat penyampaian materi menurut persepsi 13% siswa guru kadang-
selalu mendemonstrasikan tetapi ada 5,6% siswa yang menyatakan tidak pernah
(jawaban angket no. 27). Menurut 27,8% siswa guru kadang-kadang mengaitkan
materi dengan kehidupan sehari-hari terbukti pada kurangnya kreatifitas guru dalam
No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat baik 3 5,6
2 Baik 5 9,3
3 Kurang baik 24 44,4
4 Tidak baik 22 40,7
Jumlah 54 100
kesempatan mewujudkan hasil karya dalam kategori baik, 5,6% siswa dalam kategori
sangat baik dan 44,4% siswa dalam kategori kurang baik, selebihnya 40,7% siswa
83
menyatakan dalam kategori tidak baik. Berdasarkan pada tabel 4.11 berarti tindakan
guru untuk memberikan kesempatan mewujudkan hasil karya siswa dalam kategori
kurang baik.
57,4% siswa menyatakan kadang-kadang mencoba menjawab dan 29,6% siswa tidak
pernah menjawab (jawaban angket no. 29). Berkaitan dengan soal-soal akuntansi,
karena mereka masih mempunyai rasa takut terhadap guru bila salah mengerjakan
Sebanyak 40,7% siswa menyatakan bahwa tugas yang diberikan guru kadang-
siswa terlatih dengan soal-soal akuntansi (jawaban angket no. 31). Metode-metode
satunya. Metode ini digunakan untuk menarik perhatian siswa untuk berbicara.
diskusi tetapi masih ada 35,2% siswa yang tidak pernah berpendapat (jawaban angket
no. 32).
Normalitas data dilihat dari grafik normal P-P plot dengan bantuan program
SPSS release 12.0. Apabila titik-titik mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan
0.8
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Terlihat bahwa titik yang terbentuk mendekati garis diagonal, yang berarti
data berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dihitung dengan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Jika asymp sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal.
Dari data hasil penelitian di atas diperoleh asymp signifikansi (2-tailed) untuk
motivasi belajar 0,815 dan metode pembelajaran sebesar 0,989 > 0,05 yang berarti
data berdistribusi normal. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.12.
2. Uji Multikolinearitas
sempurna antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang bebas dari multikolinearitas dapat
dilihat jika memiliki nilai VIF di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1.
Terlihat pada hasil output SPSS release 12.0, nilai VIF untuk variabel bebas
sebesar 2,028 sangat jauh dari 10 dan nilai tolerance 0,493. Dengan demikian dapat
85
disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam regresi. Hasil lengkapnya dapat dilihat
3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat dari scatter plot, apabila titik-titik yang
Sebaliknya apabila titik-titik yang terbentuk tidak teratur dan berada di atas maupun
di bawah angka nol pada sumbu vertikal, dapat disimpulkan bahwa regresi tidak
mengandung heteroskedastisitas.
Scatterplot
5
Regression Studentized Residual
-1
-2
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
Terlihat pada grafik di atas ternyata titik-titik tersebar tidak teratur dan tidak
membentuk pola yang teratur, serta berada di atas maupun di bawah angka nol sumbu
heteroskedastisitas dapat dilihat pula dari uji Glejser untuk meregres nilai absolute
Dari uji statistik SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada satupun
variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai
Absolute Ut (AbsUt). Dengan melihat nilai signifikan 0,320 untuk variabel motivasi
belajar dan 0,161 untuk variabel metode pembelajaran berada di atas tingkat
Dari uji asumsi klasik di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
diperoleh efektif digunakan untuk menyatakan pengaruh motivasi belajar dan metode
dengan variabel bebasnya motivasi belajar (X1) dan metode pembelajaran (X2) dan
sebagai variabel terikatnya adalah prestasi belajar (Y). Dalam analisis tersebut
ganda yang diuji keberartiannya dengan menggunakan uji F dan koefisien korelasi
Tabel 4.13 Analisis Regresi Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran Terhadap
Prestasi Belajar
2. Uji Bersama-sama
dan metode pembelajaran secara bersama-sama terhadap prestasi belajar dapat dilihat
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 16.458 2 8.229 168.554 .000a
Residual 2.490 51 .049
Total 18.948 53
a. Predictors: (Constant), Metode Pembelajaran, Motivasi Belajar
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Terlihat dari Tabel 4.14, nilai F hitung sebesar 168,554. Pada taraf
3. Uji Parsial
Hasil regresi ganda menggunakan bantuan program SPSS release 12.0 dapat
dilihat pada Tabel 4.15. Terlihat nilai koefisien regresi untuk variabel motivasi belajar
0,034 dan untuk variabel metode pembelajaran sebesar 0,037 serta konstanta sebesar
belajar satu poin akan diikuti kenaikan prestasi belajar sebesar 0,034 dan setiap
89
terjadi kenaikan metode pembelajaran satu poin akan diikuti kenaikan prestasi belajar
sebesar 0,037.
Coefficientsa
Model
1
Motivasi Metode
(Constant) Belajar Pembelajaran
Unstandardized B 4.442 .034 .037
Coefficients Std. Error .165 .005 .006
Standardized Coefficients Beta .530 .477
t 26.997 7.335 6.598
Sig. .000 .000 .000
Correlations Zero-order .870 .854
Partial .716 .679
Part .372 .335
Collinearity Statistics Tolerance .493 .493
VIF 2.028 2.028
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
parsial diperoleh thitung untuk variabel motivasi belajar sebesar 7,335. Pada taraf
nilai thitung > ttabel yang berarti hipotesis 2 yang menyatakan terdapat pengaruh
motivasi belajar terhadap prestasi belajar diterima. Hasil uji parsial untuk variabel
metode pembelajaran sebesar 6,598 yang jauh lebih besar dari pada ttabel yang berarti
Prestasi Belajar.
dapat dilihat dari koefisien determinasi parsial maupun bersama-sama, seperti pada
Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Kontribusi Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran terhadap Prestasi
Belajar.
Kontribusi R R2
Motivasi belajar terhadap prestasi belajar 0,716 51,3%
Metode pembelajaran terhadap prestasi belajar 0,679 46,1%
Motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi 0,932 86,9%
belajar.
Terlihat pada Tabel 4.16, besarnya kontribusi motivasi belajar secara parsial
kontribusi terhadap prestasi belajar sebesar 86,9%. Berdasarkan data ini menunjukkan
4.3 Pembahasan
siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi dan tinggi. Sebanyak 5,6% siswa dalam
kategori sangat tinggi dan 46,3% siswa dalam kategori tinggi, namun 40,7% siswa
yang masih dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan
91
bahwa motivasi belajar akuntansi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar yang
dicapai. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang telah dicapai dan dipengaruhi oleh
prestasi belajar akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya prestasi
belajar lebih dipengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi belajar siswa. Dengan kata
lain prestasi belajar siswa yang belum optimal ini cenderung dipengaruhi oleh kurang
Siswa yang tekun menghadapi tugas termasuk sangat tinggi yaitu sebanyak
13% siswa selebihnya 37% siswa tinggi dan 37% siswa rendah. Tingginya ketekunan
siswa ini dapat mempengaruhi prestasi yang diperoleh siswa. Ditinjau dari keinginan
untuk sukses ternyata 11,1% siswa dalam kategori tinggi, namun masih ada 50%
siswa dalam kategori rendah. Dari data ini menunjukkan bahwa perlu ada perubahan
pada diri siswa untuk meningkatkan sifat tekun menghadapi tugas dalam belajar
akuntansi. Kondisi dapat ditingkatkan melalui usaha guru dengan penugasan serta
Cara ini merupakan salah satu bentuk motivasi agar siswa lebih tekun
menghadapi tugas. Satu hal yang sudah baik yaitu suka bekerja keras. Sebanyak
44,4% siswa mempunyai suka bekerja keras dalam belajar akuntansi. Berorientasi
jauh ke depan juga mendukung dalam proses belajar mengajar, terbukti dari data
sebanyak 44,4% siswa dalam kategori sangat tinggi untuk berorientasi jauh ke depan
dalam mempelajari akuntansi, 16,7% siswa dalam kategori tinggi hanya 29,6% siswa
92
dalam kategori kurang tinggi. Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman
(2006: 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
tertentu, sehingga orang itu mau dan ingin melakukan sesuatu. Motivasi dalam proses
belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
untuk menimbulkan proses belajar yang menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar
yang memberi arah kepada proses belajar itu dalam mencapai tujuan .
yaitu mendorong manusia untuk berbuat”. Dalam hal ini motivasi merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah perbuatan
yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai dengan demikian motivasi dapat
memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya. Dengan adanya motivasi belajar akuntansi yang baik, berarti adanya
dorongan untuk mempelajari akuntansi dengan baik serta mempunyai arah yang jelas
untuk mencapi tujuan yang dicapai. Secara umum motivasi sangat penting dalam
proses belajar mengajar, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan
dilakukan guru SMK Pelita Nusantara 1 Semarang dalam kategori baik sehingga
mendukung proses belajar mengajar mata pelajaran akuntansi. Sebanyak 11,1% siswa
menyatakan bahwa metode pembelajaran akuntansi sangat baik, serta 51,9% siswa
93
menyatakan dalam kategori baik. Meskipun sebagian besar siswa telah merasa baik
namun ada 33,3% siswa yang menyatakan kurang baik dan bahkan 3,7% siswa
menyatakan tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya tindakan
meniadakan verbalitas, dan kesempatan mewujudkan hasil karya. Dari hasil analisis
data penelitian ternyata prestasi belajar yang dicapai siswa belum optimal karena
sebagian masih belum memenuhi standar ketuntasan (kurang dari 7,00) dan sebagian
lainnya dalam kategori tuntas dengan nilai di atas 7,00. Berdasarkan analisis regresi
ternyata tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh
tidak begitu dominan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Jadi prestasi belajar yang
kurang optimal tidak sepenuhnya karena metode pembelajaran yang kurang optimal.
belajar mengajar sangat diperlukan sehingga prestasi yang dicapai siswa dapat
meningkat dengan adanya metode yang tepat dan mempermudah siswa memahami
pelajaran.
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan memanfaatkan metode yang akurat,
guru akan mencapai tujuan pengajaran. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik
dengan tujuan. Jadi guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang
kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan alat yang efektif untuk mencapai
94
pembelajaran yang digunakan guru untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar,
semakin baik metode yang diterapkan dalam pembelajaran maka prestasi akan tinggi
menyatakan tindakan guru untuk mendidik siswa belajar sendiri sangat baik, 48,1%
siswa menyatakan baik sedangkan 11,1% siswa menyatakan kurang baik dan
selebihnya 5,6% siswa menyatakan dalam kategori tidak baik. Tindakan guru seperti
ini tergolong baik karena siswa dituntun untuk mempelajari sendiri materi yang
belum diajarkan. Sehingga siswa akan berusaha untuk memecahkan sendiri persoalan
Jika dilihat dari kegiatan untuk menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut,
57% siswa sudah menyatakan baik namun masih ada 25,9% siswa yang menyatakan
kurang baik. Ini menunjukkan bahwa dalam menumbuhkan keinginan belajar lebih
lanjut metode yang digunakan sudah optimal sehingga siswa mengerti tentang
pelajaran yang disampaikan dan ingin memperdalam materi tersebut dengan lebih
verbalitas dalam pembelajaran akuntansi dalam kategori baik, bahkan 33,3% siswa
menyatakan sangat baik. Hal ini dikarenakan guru banyak menggunakan alat peraga,
95
kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kepala
media belajar.
mewujudkan hasil karya siswa masih dalam kategori kurang baik. Terlihat dari
pasifnya kegiatan belajar mengajar di kelas dan siswa masih merasa takut kepada
guru bila menyampaikan pendapatnya. Hal ini menjadi pertimbangan bagi guru untuk
metode pembelajaran sebesar 46,1%. Hal ini dapat dijadikan bukti bahwa bila metode
pembelajaran kurang baik maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang
kurang baik pula. Untuk itu diperlukan peningkatan efektifitas metode dalam
yaitu 13,1% dipengaruhi oleh faktor yang lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
penelitian yaitu motivasi belajar dan metode pembelajaran tidak dapat mempengaruhi
secara langsung, akan tetapi melalui variabel perantara yaitu proses belajar.
96
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
bahwa terdapatnya pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan
kenaikan.
signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi
2. Motivasi belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar
Semarang, ditunjukkan dari uji t diperoleh thitung (7,335) > ttabel (1,675).
belajar akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1
Semarang tahun, ditunjukkan dari uji t diperoleh thitung (6,598) > ttabel (1,675).
96
97
5.2 Saran
1. Motivasi belajar yang dimiliki siswa sudah termasuk tinggi namun masih
dibutuhkan kemandirian dalam belajar, terbukti masih ada orang tua siswa yang
harus menyuruh anaknya untuk belajar. Dari kondisi ini disarankan guru
2. Metode pembelajaran yang baik terhadap mata pelajaran akuntansi dapat terlihat,
namun kreatifitas siswa dalam hal keberanian untuk bertanya masih kurang
dalam menyampaikan materi dengan metode yang lebih efektif untuk menunjang
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Chatarina Tri, dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang
Press.
Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Syafri, Sofyan Harahap. 2003. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.
Umar, Husein. 2005. Asset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.