You are on page 1of 69

ASPEK PEMETAAN DALAM RTRW DAN RDTR

Bidang Pemetaan Tata Ruang Pusat Tata Ruang dan Atlas


BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG)

DASAR HUKUM

UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang


PP No.26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional
PP No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Keppres No. 4 Tahun 2009 tentang BKPRN
UU No. 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial :
Pasal 19 : Penyusunan Informasi Geospasial Tematik (IGT) wajib mengacu pada
Informasi Geospasial Dasar (IGD). Dalam hal ini, peta rencana tata
ruang termasuk kedalam IGT.
Pasal 57 : (1) Badan melakukan pembinaan mengenai pemaknaan, pengarahan,
perencanaan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan IGT.
PP No. 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang :
Pasal 7 : (1) Penyusunan Peta Rencana Tata Ruang wajib dikonsultasikan kepada
Badan (BIG).
Pasal 32 : (1) Badan melakukan pembinaan teknis perpetaan dalam penyusunan
rencana tata ruang yang dilakukan oleh instansi Pemerintah dan pemerintah
daerah.

UU No. 26 Tahun 2007


Tentang Penataan Ruang

Pasal 14 ayat 7:
Ketentuan lebih lanjut mengenai
tingkat ketelitian peta rencana tata
ruang diatur dengan peraturan
pemerintah.

UU No. 4 Tahun 2011


tentang Informasi
Geospasial

Pasal 57
Badan melakukan pembinaan terhadap
penyelenggaraan IGT.
Pembinaan meliputi:
- pengaturan dalam bentuk pedoman, standar, dan
spesifikasi teknis serta sosialisasinya
- pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi
pelaksanaan penataan ruang

PP No. 8 Tahun 2013 tentang


Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang

TUJUAN

Mewujudkan kesatuan sistem


peta rencana tata ruang yang
akurat.

Kesatuan sistem : mengacu pada single reference/georeferensi tunggal


yang ditetapkan oleh BIG
Akurat : peta-peta rencana tata ruang disusun berdasarkan IG Dasar
dan IG Tematik yang dapat dipertanggungjawabkan

CAKUPAN KETELITIAN PETA


RTR
o sistem referensi geometri yang dipakai;

KETELITIAN
PETA
RENCANA
TATA RUANG
MENCAKUP

o skala, akurasi, atau kerincian basis data;

o format penyimpanan secara digital termasuk kode


unsur;
o penyajian kartografis mencakup simbol, warna,
arsiran dan notasi; dan
o kelengkapan muatan peta.

Keterkaitan UUIG dgn Penataan Ruang


Pasal 12: Peta dasar terdiri atas garis pantai; hipsografi;
perairan; nama rupabumi; batas wilayah; transportasi dan
utilitas; bangunan dan fasilitas umum; dan penutup lahan.
Pasal 34: pemrosesan DG harus dilakukan dengan standar yang
meliputi :
A. sistem proyeksi dan sistem koordinat yang pasti dapat
ditransformasikan dalam sistem koordinat standar
nasional
B. format , basisdata dan metadata dapat mudah
diintegrasikan dengan IG lain.
Pasal 51: Instansi Pemerintah dan Pemerintah daerah harus
menggunakan IG yang akurat dalam pengambilan keputusan
dan/atau penentuan kebijakan yang berhubungan dengan
ruang kebumian.

LATAR BELAKANG
RTRW diperlukan segera untuk pembangunan sebagai perangkat penataan
ruang wilayah.
Amanat UU Penataan Ruang bahwa RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota
harus segera selesai.
Peta RTRW merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen
rencana/perda nya, dalam hal ini peta RTRW berfungsi sebagai model yang
menjelaskan rencana tata ruang secara spasial.
Perlunya data spasial dan peta RTRW nasional/prov/kab/kota berada dalam
satu system dan terintegrasi secara nasional sesuai asas keterpaduan dalam
UU Penataan Ruang dan UU Informasi Geospasial.
Data spasial/peta RTRW bukan hanya diperlukan pada proses perencanaan
tata ruang saja tapi juga pada proses pemanfaatan ruang dan pengendalian
ruang.
Dengan demikian maka fungsi data spasial dan peta menjadi penting karena
terkait dengan akurasi dan presisi data diperlukan suatu standar yang
sama agar menghasilkan kualitas tertentu

MODEL SPASIAL PENATAAN RUANG


Peta RTRW merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen rencana/perda nya,
dalam hal ini peta RTRW berfungsi sebagai model yang menjelaskan rencana tata
ruang secara spasial.
KONSEPSI
RENCANA

Data Peta
Tata
Ruang
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Kawasan Tertentu

DOKUMEN
RTRW DAN
PERDA

Kawasan Andalan

Pemanfaatan Ruang

Sistem Permukiman
Transportasi
Kelistrikan & Energi
Sarana & Prasarana
Air Baku
Sistem
Jaringan Utilitas

Peta-peta RTRW

Model Spasial

Data Spasial Terintegrasi Secara Nasional


Data spasial dan peta memiliki system yang sama dan terintegrasi secara nasional
berarti bahwa data spasial /peta tersebut tersaji secara utuh (seamless) dalam satu
frame dari Sabang sampai Merauke

1. Sistem referensi menurut ketentuan Datum


Geodesi Nasional 1995;
2. Sistem proyeksi dan grid peta : Universal
Transverse Mercator (TM);
3. Apabila dalam hal suatu wilayah dalam
sistem UTM terletak pada dua zona UTM yang
berdampingan, seluruh koordinat terlebih
dahulu ditransformasikan kedalam sistem
koordinat geografis dan zona UTM yang
dominan digunakan sebagai sistem proyeksi.
4. Apabila dalam hal suatu wilayah dalam
sistem UTM terletak pada lebih dari dua zona
UTM, seluruh koordinat ditransformasikan
kedalam sistem koordinat geografis.
5. Jika dalam hal peta masukan belum
memenuhi ketentuan, wajib dilakukan
transformasi.

SYARAT MENYUSUN PETA RTR


DI ATUR OLEH PP TINGKAT KETELITIAN PETA RTR
(Ayat (7) Pasal 14 UU 26 Th. 2007 di atur dlm bentuk PP).

PETA RTRW PROVINSI MINIMAL SKALA 1 :


250.000
PETA RTRW KABUPATEN MINIMAL SKALA 1 :
50.000
PETA RTRW KOTA MINIMAL SKALA 1 : 25.000

Data Geospasial dan Informasi Geospasial


dalam UU no 4 tahun 2011
Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data
tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran,dan/atau
karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di
bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.
Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang
sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau
pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.
Informasi Geospasial Dasar, selanjutnya disingkat IGD adalah IG
yang berisi tentang objek yang dapat dilihat secara langsung atau
diukur dari kenampakan fisik di muka bumi dan yang tidak berubah
dalam waktu yang relatif lama.

IG Dasar : Peta Rupabumi atau Peta Dasar


Peta Rupabumi Indonesia adalah peta dasar yang memberikan informasi secara
khusus untuk wilayah darat.
Informasi Geospasial Dasar :
PETA DASAR RUPABUMI (RBI)
dan JENIS UNSUR RUPABUMI

1. Bangunan

2. Jaringan
Transportasi

3. Hipsografi

4. Batas
Administrasi
5. Penutup
Lahan
6. Hidrografi

7. Toponym

PETA DASAR RUPABUMI

JENIS UNSUR DASAR RUPABUMI

Penyelenggaraan IG Dasar

Pasal 22 :
(1) IG yang berjenis IGD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf a hanya diselenggarakan oleh Pemerintah.
(2) Penyelenggaraan IGD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh Badan yang disebut Badan
Informasi Geospasial sebagai pengganti Badan Koordinasi
Survei dan Pemetaan Nasional sesuai dengan amanat
Undang-Undang ini.

SISTEM PENOMORAN DAN


INDEKS

1:250.000

1:50000

1:25.000
Indeks dan penomoran peta
Cakupan lembar peta berdasarkan skala

Teknologi Produksi Peta Dasar Rupabumi


Teknologi Pemetaan Sebelum 1990-an :
Keterbatasan Hardware, Software & Kemampuan

SDM;
Software sederhana lebih disukai;
Ketidaksinkronan antara CAD Data, GIS Data, Peta
Cetak
Survei GCP

GIS Data
(ArcGIS)

Hipsografi

Plotting Fotogrametri
CAD Format
(Autocad)

Foto
Udara/
Citra
Satelit

Toponimi

Planimetri
s
(Autocad)

Peta Cetak
(Freehand)

Teknologi Produksi Peta Dasar Rupabumi


Teknologi Pemetaan 1990 - Saat ini
Pesatnya perkembangan Hardware & Software
Seamless Geodatabase sebagai Centre of
Excellence
Keselarasan Peta Cetak terhadap GIS Data
Ifsar

DEM

GIS Format

Plotting Fotogrametri /
IFSAR

Geodatabase
(Oracle 9.i)

Foto Udara/
Citra Satelit
Survei
GCP

Toponim
i

Planimetris
(AutodeskMap, ArcGIS)

Peta Cetak

Pengukuran GCP
(Ground Control Point)
dan Pemotretan Udara

Vertical Stereo Aerial Photographs


Data Capturing & Image Procesing
Aerial Photographs in
Digital or Printed Forms

Ground Control Points (GCP) Determination +


Measurement & Premarking (Signalisation)

TEKNOLOGI PEMETAAN BERBASIS PENGINDERAAN JAUH DALAM


SISTEM PRODUKSI & PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL

SISTEM KOMPILASI
DATA GEOSPASIAL DASAR

Spaceborne Data :
Citra Satelit & SAR

!
?

!
?
!
?
!
?!
?

#
0

#
0

KALIMANTAN BARAT

BANGKA-BELITUNG

KALIMANTAN TENGAH

#
0
#
0

SELATAN

#
0

#
0

#
0

#
0
Airborne
Data :
Foto Udara & IFSAR
#
0

#
0

#
0
#
0
#
0

LAMPUNG

#
0
#
0

#
0

!
?#
0

#
0

#
0

#
0

#
0

#
0 #
0

0
!
?
#
0#

#
0#
0

#
0
#
0#
0 #
0
#
0

BANTEN

#
0
#
0

#
0
#
0
#
0
#
0
#
0JAWA BARAT
!
?
#
0
#
0

Ground Survey Data :


Horizontal & Vertical
#
0

#
0

#
0

#
0
0
#
0#
#
0 #
!
?
#
0
#
0
#
00
#
0 DKI#
0JAKARTA
0 #
0#
#
0#
0
#
0#
0
#
0

#
0

#
0
#
0

#
0
!
?
#
0
#
0

#
0

#
0

#
0

#
0

#
0

#
0

#
0

0
#
0 #
0 #
#
0
!
?
0
0 #
#
0 #

#
0
#
0
#
0#
!
?
0

JAWA TENGAH

#
0

#
0

#
0

#
0

#
0

#
0

#
0

#
0

#
0

#
0

#
0

!
#
0
?

#
0

#
0
#
0

#
0
#
0
0
#
0#
0 #

#
0

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

#
0

#
0
#
0

JAWA TIMUR

#
0

#
0

#
0

Geo-Spatial Database Editing - Updating


Edge Matching


Map 1

Map 2

Direct Authorised
Map Access & Update

GEO-SPATIAL
LAYER(s) &
OBJECT(s)
UPDATING
OPERATIONS :

Not Edgematched

+
Union / Merge

EDGE MATCHING;
UNION / MERGE, REPLACE;

+
Replace

Pembebasan
Lahan Untuk
Taman Kota

Edgematched

Rencana
Daerah
Penghijauan

Updating :
Union / Merge

Informasi Geospasial Dasar : PETA


DASAR RUPABUMI (RBI) dan JENIS
UNSUR RUPABUMI

1. Bangunan

2. Jaringan
Transportasi

3. Hipsografi

4. Batas
Administrasi

5. Penutup
Lahan

6. Hidrografi
7. Toponym

PETA DASAR RUPABUMI

JENIS UNSUR DASAR RUPABUMI

SUMBER DATA DAN SKALA PETA


Skala peta
Standar
Bakosurtanal

Skala
foto/Citra
minimal

Resolusi tanah
minimal

Jenis Citra Satelit

10.000

30.000

2m

IKONOS,
QUICKBIRD

25.000

75.000

5m

SPOT PAN

50.000

150.000

10 m

SPOT XS

100.000

300.000

20 m

LANDSAT ETM

250.000

750.000

50 m

MOS (60 m), MSS


(80 m)

Tabel Jenis citra satelit dan skala peta yang akan dihasilkan.

PETA ACUAN KOREKSI GEOMETRIK

Resolusi Citra

Skala minimal peta


untuk georeferensi

Lebih kasar dari 25 m

1 : 250.000

10 25 m

1 : 100.000

5 10 m

1 : 50.000

2.5 5 m

1 : 25.000

1 2.5 m

1 : 10.000

Tabel Ketentuan skala peta digunakan untuk koreksi


geometri citra

CONTOH CITRA SATELIT

Citra Landsat, Res 30 m


Daerah Surabaya-Jatim.

Citra Aster, Res 15 m


Daerah Surabaya-Jatim

CONTOH CITRA SATELIT

Citra IKONOS, Res 1 m


Daerah Sidoarjo-Jatim.

Citra SPOT, Res 5 m


Daerah Surabaya-Jatim.

IG Tematik
Informasi Geospasial Tematik yang selanjutnya disingkat IGT adalah IG yang
menggambarkan satu atau lebih tema tertentu yang dibuat mengacu pada IGD.
Pasal 19 :
IGT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b wajib mengacu pada IGD.
Data Tematik
untuk keperluan
Tata Ruang
Peta Tutupan Lahan
Peta Kemiringan Lereng
Peta Geologi

Peta Jenis Tanah

Kesesuaian Lahan
Transportasi
Kelistrikan & Energi
Sarana & Prasarana
Air Baku
Sistem
Jaringan Utilitas

Ketentuan mengenai IG Tematik


Pasal 20 :
Dalam membuat IGT dilarang:
a. mengubah posisi dan tingkat ketelitian geometris bagian IGD; dan/atau
b. membuat skala IGT lebih besar daripada skala IGD yang diacunya.
Pasal 21 :
(1) IGT yang menggambarkan suatu batas yang mempunyai kekuatan
hukum dibuat berdasarkan dokumen penetapan batas secara pasti oleh
Instansi Pemerintah yang berwenang.
(2) Penetapan batas yang dibuat oleh Instansi Pemerintah dan/atau
Pemerintah daerah yang berwenang dilampiri dengan dokumen IGT yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Dalam hal terdapat batas yang belum ditetapkan secara pasti oleh
Instansi Pemerintah yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), digunakan batas
sementara yang penggambarannya dibedakan dengan menggunakan
simbol dan/atau warna khusus.

BASIS DATA GEOSPASIAL DASAR

112

113

Obj_ID

210

20102

Jalan Tol Dua Jalur

211

20110

Jalan Arteri

Re
212Obj_ID
20112
c

UNSUR
Jalan
Arteri

UNSUR

20114 Permukiman
Jalan Kolektor
11021350102

110

111

Geo-Spatial
Entities
Relationship

GRAPHICAL DATABASE (SPATIAL),


Topological Data Structure

Re
c

111

50202

Hutan Rimba

112

50304

Perkebunan

113

50408

Air Sungai

Re
c

Obj_ID

50

50304

Kelapa
Sawit

51

50304

Karet

5000

52

50304

Kopi

2500

JENIS

53
50304
Kayu Jati
ATTRIBUTE
DATABASE
Relational Data Structure

LUAS
20000

7500

Klasifikasi dan Relasi Unsur dalam Basis


Data Sistem Informasi Geografis (GIS)
untuk Aplikasi Tata Ruang

Data Peta Tematik


1:250.000

Kawasan Lindung
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Kawasan Tertentu

Kawasan Andalan

Geo-Spatial
Entities
Relationship

Re
c

Obj_ID

110

50216000
0

Kawasan Suaka Alam

111

50218000
0

Kawasan Pelestarian Alam

112

50220000
0

Kawasan Cagar Budaya

50222000 Kawasan Rawan Bencana


0
Alam
Kawasan
Budidaya
113
Re
c

Obj_ID

210

50302000
0

Kawasan Hutan Produksi

211

50312000
0

Kawasan Hutan Rakyat

Sistem Permukiman
Transportasi
Kelistrikan & Energi
BASIS DATA GRAFIS PETA (SPASIAL),
Struktur Data Topologikal

UNSUR

UNSUR

50306000
212
Kawasan Pertanian
0
BASIS DATA NON-GRAFIS (ATRIBUT)
51802000
Struktur
213 Data Relasional
Kawasan Pertambangan
0

Skema Proses Pemeriksaan Peta RTRW Provinsi/Kab/Kota


DATA SPASIAL DASAR/PETA DASAR
Geometris wilayah administrasi, garis
pantai, sungai, jalan, kontur

Memenuhi
syarat?

tidak

Perbaikan Geometris

ya
DATA SPASIAL TEMATIK/PETA TEMATIK
Kelengkapan tema sesuai yg ditentukan
dalam NSPK oleh sektor2 terkait

Memenuhi
syarat?

tidak

Perbaikan Tema dan


Kelengkapannya

tidak

Perbaikan peta
Rencana

ya
DATA SPASIAL RENCANA/PETA RENCANA

Kesesuaian data dasar, tematik dan


rencana

Memenuhi
syarat?

ya
LAYOUT/ALBUM PETA
Sesuai dengan kaidah kartografis

ya

Rekomendasi
teknis
perpetaan untuk
proses
selanjutnya

Format Data
Data digital shapefile (shp)
Format Manajemen Data :
1. Data Dasar (Wilayah Administrasi, Perairan, Jalan, Kontur)
2. Data Tematik (Sesuai karakterisitik wilayah)
3. Data/Peta Rencana (Pola Pemanfaatan Ruang dan Struktur Ruang)
4. Album Peta RTRW
Album Peta jpeg
Berisi semua peta yang menjadi rujukan perencanaan.

Peta Tematik berdasarkan Permen PU no 20/2007


1. Peta Lereng
2. Peta Morfologi (Bentuk permukaan bumi)
3. Peta Daerah Aliran Sungai /DAS
4. Peta Penggunaan Lahan / Land Use (Eksisting)
5. Peta Geologi (Struktur, Litologi)
6. Peta Kawasan Pertambangan
7. Peta Rawan Bencana Rawan Longsor, Gunung Api, Gempa, Banjir, Tsunami,
Angin Ribut.
8. Peta Hidrologi (Sistem jaringan hidrologi, cekungan air tanah, dll)
9. Peta Curah Hujan
10.Peta Jenis Tanah
11.Peta Kawasan Kehutanan
12.Peta Kesesuaian Lahan Hasil Analisis dari data-data
13.Peta Pertanian/Peternakan dan Perkebunan (Instansi Terkait)
14.Peta Kepadatan Penduduk

Peta Rencana berdasarkan PP no 26 tahun 2008


Peta Rencana :
Pola
Kawasan Lindung
Kawasan Budidaya
Kawasan Khusus (Andalan/Strategis)
Struktur
Sistem Perkotaan
Sistem Jaringan Transportasi
Sistem Jaringan Energi
Sistem Jaringan Telekomunikasi

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Album Peta Sesuai Ketentuan PP 10/2000 dan RPP Ketelitian Peta


berisi keterangan tentang :
1. Instansi yang bertanggung jawab
2. Judul Peta
3. Tahun berlakunya RTRW
4. Arah Utara
5. Skala numeris dan grafis
6. Legenda unsur eksisting dan rencana
7. Keterangan yang berisi datum dan sistem proyeksi.
8. Sumber data riwayat peta
9. Orientasi wilayah
10. Grid dan gratikul dlm muka peta
11.Indeks peta jika peta lebih dari satu sheet/lembar peta

Sajian Rencana Tata Ruang di Peta : Klasifikasi, Simbol, dan Kode Unsur

PERMASALAHAN YG DIHADAPI

Batas Administrasi
Garis pantai
Data Verifikasi Pulau
Kelengkapan dan Kesesuaian Antar Peta/Daerah
Ketidakpaduserasian Pola serta Struktur

Legenda Peta Pola serta Struktur


Informasi sumber data dan Informasi

Contoh permasalahan yang ditemukan


dalam data spasial peta RTRW :
Data tidak berada dalam georeferensi yang ditentukan

Kawasan Lindung memiliki


georeferensi yang berbeda sehingga
tidak berada pada posisi seharusnya

Kawasan Budidaya berada di posisi


yang seharusnya

Contoh permasalahan yang ditemukan


dalam data spasial peta RTRW :
Akurasi data kurang memenuhi syarat ketelitian geometris

Contoh permasalahan yang ditemukan


dalam data spasial peta RTRW :
Akurasi data kurang memenuhi syarat ketelitian geometris

Akibat dari data spasial/peta yang kurang memenuhi akurasi geometris :


Kesalahan pada plotting lokasi perencanaan

Contoh permasalahan yang ditemukan


dalam data spasial peta RTRW :
Akurasi sungai tidakmemenuhi syarat ketelitian geometris

Contoh permasalahan yang ditemukan


dalam data spasial peta RTRW :
Akurasi sungai tidakmemenuhi syarat ketelitian geometris

Data spasial/peta yang kurang memenuhi presisi geometris :


Penggambaran detil rupabumi yang kurang tepat

Garis Pantai
lebih detail
dengan citra

Garis pantai
generalisasi

Data spasial/peta yang kurang memenuhi presisi geometris :


Penggambaran detil rupabumi yang kurang tepat

Data spasial/peta yang kurang memenuhi presisi geometris :


Selisih Batas Wilayah Administrasi

Data spasial/peta yang kurang memenuhi presisi geometris :


Selisih Batas Wilayah Administrasi

Data spasial/peta yang kurang memenuhi presisi geometris :


Selisih Batas Wilayah Administrasi

OVERLAP BATAS WILAYAH ANTARA DUA KABUPATEN

700 m
1 Km

Daerah Overlap
antara Kab. Tasik
dan Kab. Ciamis

OVERLAP DAN GAP BATAS WILAYAH ANTARA DUA KABUPATEN

Daerah Overlap dan Gap


antara Kab. Tasik
dan Kota Tasik

KONDISI BATAS YANG BELUM SINERGIS ANTARA KABUPATEN - KOTA

BATAS WILAYAH TIDAK MENGIKUTI UNSUR ALAM

Garis Batas
Wilayah di Kab.
Tanggamus

GARIS BATAS WILAYAH TIDAK MENGIKUTI UNSUR ALAM


DI KAB. MINAHASA UTARA

GARIS BATAS WILAYAH LAUT

GARIS BATAS WILAYAH LAUT

Data Atribut yang Kurang Lengkap

Data Atribut Nama Rupabumi (Sungai)

Data Atribut Nama Rupabumi (Gunung, Kab, Kota,


Kecamatan, Desa, Kampung) di sekitar G. Merapi

Data Atribut Nama Rupabumi (Kampung) pada area


buffer 20 km dari puncak G. Merapi

Sajian Kartografis

Sajian Kartografis

Sajian Kartografis

Penyajian
toponimi atau teks
nama-2 terlalu
padat (crowded),
seharusnya
dilakukan seleksi
teks yang perlu
ditampilkan.

Sajian Kartografis

Pemilihan warna
kurang tepat, orange
biasanya digunakan
sebagai pewarnaan
daerah permukiman
atau daerah
terbangun
(perkotaan).

Sajian Kartografis

Sajian legenda ada


yang kurang pas
(diluar konteks
kebencanaan),
misalnya
Selat Malaka;
Danau Toba;
Kompleks campuran
(??);
Daerah waspada
dan daerah Bahaya
(terhadap apa?),
jenis bencana?

Manfaat data spasial yang terintegrasi secara nasional (1):


Padu serasi antara dua peta RTRW provinsi; pola lindung vs budidaya

Manfaat data spasial yang terintegrasi secara nasional (2):


Padu serasi antara dua peta RTRW provinsi; struktur ruang

Manfaat data spasial yang terintegrasi secara nasional (3):


Sinkronisasi rencana antara dua level RTRW

Rencana Tata Ruang Wilayah Dituangkan Dalam Bentuk Seamless GeoSpatial Database

PKSN

RTRW Prov Kaltim


RTRW Prov Sulteng

PKN
RTRW Prov Sulsel

TERIMA KASIH

You might also like