You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN NATRIUM SILIKAT BERBAHAN BAKU SEKAM PADI


Pembimbing: Rintis Manfaati. ST,. MT.

Oleh
Kelompok 1
Abdul Kholik

: 141411001

Aldi Muhamad R.

: 141411002

Arif Imanuddin

: 141411003

Ayu Nurpitriani

: 141411005

Kelas 1A

Tanggal Praktikum

: 11 Mei 2015

Tanggal Penyerahan Laporan : 18 Mei 2015

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

A. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum diharapkan:
1. Mampu memahami persamaan reaksi, fasa reaksi, jenis reaksi, dan kondisi operasi
pembentukan natrium silikat dengan bahan baku yang tersedia di laboratorium
2. Mampu merangkai reaktor sederhana untuk pembuatan natrium silikat
3. Mampu menghitung konsentrasi, massa, mol, dan efisiensi proses pembentukan
natrium silikat

B. DASAR TEORI
Sekam padi merupakan limbah hasil pertanian. Selama ini, sekam padi banyak
dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar fosil seperti pada pembuatan bioetanol dan
biobriket (Midkasna, t.t.). Selebihnya, pemanfaatan limbah sekam padi hanya digunakan
sebagai pakan ternak dan dibakar manjadi abu gosok bagi keperluan rumah tangga.
Padahal abu hasil dari pembakaran sekam padi mempunyai kandungan silika yang tinggi
yang mencapai 94,4% (% massa) dan berpotensi menjadi beberapa produk komersial
berbasis silika seperti natrium silika (Foletto, 2006).
Tabel 1. Komposisi abu sekam padi (% massa)
Senyawa
Persentase
SiO2
94,4
Al2O3
0,61
Fe2O3
0,03
CaO
0,83
MgO
1,21
K2O
1,06
Na2O
0,77
Sumber: (Suswanto, 2011)
Natrium silikat sendiri merupakan mineral silikat yang penggunaanya cukup luas,
diantaranya adalah sebagai berikut (Breuer dalam Suswanto, 2011).
1.
2.
3.
4.

Bahan builder deterjen dan sabun


Bahan baku pembuatan silika gel
Aditif semen khusus
Koagulan pengolahan limbah air limbah

5. Gasket dan aditif air pendingin kendaraan,katalis, tinta, dan substrat pertumbuhan alga
Natrium silikat ada dalam bentuk larutan dan padatan. Jika dalam bentuk padatan
natrium silikat murni tidak memiliki warna atau berwana putih (Sodium Silicate, 2015).
Selama ini, produksi natrium silikat dilakukan dengan mereaksikan natrium karbonat
dengan pasir silika pada suhu tinggi, sekitar 1400-1500oC, sehingga memerlukan energi
yang cukup besar (Foletto, 2006). Cara ini juga menimbulkan masalah lingkungan akibat
eksploitasi pasir silika yang terus menerus dan tidak dapat diperbaharui. Sedangkan
pembuatan natrium silikat pada percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan abu sekam
padi (ukuran 100 mesh) dengan NaOH 5N dalam reaktor berupa erlenmeyer.
Di industri, natrium silikat mempunyai grade yang bervariasi. Hal ini dipengaruhi
oleh rasio berat antara SiO2:Na2O yang digunakan (rasio berat dapat dikonversikan
menjadi rasio mol dengan cara mengalikannya dengan 1,032) (Sodium Silicate, 2015).

C. MEKANISME PROSES
a. Pembentukan Natrium Silikat
D.
nSiO2(s) + 2NaOH(l) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)
E.
Kondisi proses reaksi adalah sebagai berikut.
F.
Tekanan (atm): 1, Ukuran abu (mesh); 100, Suhu ( oC); 102, Pengadukan
(rpm): 600, Waktu reaksi (menit): 60, Rasio mol reaktan NaOH/SiO2: 3
b. Netralisasi Larutan Natrium Silikat yang mengandung NaOH Berlebih
G.
Na2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2O
H.
Penambahan H2SO4 50% dilakukan sampai pH larutan menjadi 7
I.
J. ALAT DAN BAHAN
K. Tabel 1. Daftar alat dan bahan yang digunakan
L. Alat
1. Hot plate
2. Pengaduk magnet / magnetic strirrer
3. Thermometer
4. Spatula
5. Gelas arloji
6. Kertas saring
7. Corong gelas
8. Gelas kimia 100 ml
9. Gelas kimia 1 L
10. Erlenmeyer 500 ml
11. Gelas ukur 100 ml
12. Batang pengaduk
13. Corong Buchner
14. Pompa vakum
15. Neraca Analitik
16. Kertas pH
17. Botol semprot

1.
2.
3.
4.

M. Bahan
10,0 gram abu sekam padi
100 ml larutan NaOH 5N
19 ml H2SO4 50%
Aquades

N.
O. FLOWSHEET
P.
Q.
R.
S.
T.
U.100 ml NaOH 5N
V.
W.
X.
Y.
Z.19 ml H2SO4 50%
100 ml aquades
AA.
AB. 50-60oC
AC.
AD.

10,0 gram abu sekam padi


Penghalusan
Pereaksian dalam reaktor
Filtrasi
Filtrat

Residu

Netralisasi
Larutan yang sudah
dinetralisasi
Filtrasi
Residu
Pengeringan pada suhu
60oC selama 24 jam

Filtrat

AE.
AF.
AG.
AH.
AI.
AJ.
AK.

Perhitungan yield
Penentuan titik leleh

AL.

TABEL DATA LITERATUR DAN PERHITUNGAN


AM.
Tabel 2. Data literatur
AN.

Sifat fisi dan

kimia
AO. reaktan dan
AS.

produk
Berat molekul

(gr/mol)
AW. Titik leleh (oC)
BA. Kelarutan
dalam air

AP.NaOH

AQ.

H2SO4

AT.39,997

AU.

98,079

AX. 318
BB. 1100 g/L
(20oC)
BC. 3370 g/L

AY.
BD.

AR.

SiO2

AV.60,08

10

AZ.

1.600

Larut

BE.

Larut

(100oC)
BF.Titik didih (oC)
BG. 1.388
BH. 337
BI. 2.230
3
BJ.Densitas (g/cm )
BK. 2.13
BL. 1,84
BM. 2,648
BN.
Sumber: (Sodium Hydroxide, 2015) (Sulfuric Acid, 2015)
BO.
(Silicon dioxide, 2015)
BP.
BQ.
Perhitungan volume NaOH 5N yang digunakan pada percobaan
BR.
Massa SiO2 dalam abu sekam padi = 94,4% x 10,0 gram
BS.
= 9,44 gram
gram
BT.
Mol SiO2 dalam abu sekam padi
=
Mr
9,44 gram
60,08 gram/ mol

BU.

BV.
BW.
BX.
BY.
BZ.
CA.
CB.

= 0,1571 mol

CC.
CD.
CE.

Rasio mol reaktan NaOH/SiO2 yang digunakan


adalah 3/1. Sehingga mol NaOH yang digunakan
Volume NaOH 5N yang
sebagai reaktan adalah
mol SiO2 x 3 = 0,1571 mol x 3
digunakan adalah
= 0,471 mol
0,5 mol
ekv
N = V

mol x valensi
H. PENGOLAHAN DATA
N =
1. Titik Leleh Senyawa Silikat yang Terbentuk Pada Percobaan
V
CF.
Titik leleh dari natrium silikat menurut literatur adalah 1.088 oC (Sodium
0,5 x 1titik lelehnya di
Silicate, 2015), sehingga tidak memungkinkan untuk mengukur
5 =
V

laboratorium dikarenakan suhu makasimal yang dapat diukur pada alat melting point di
laboratorium adalah 400oC.
CG.
2. Perolehan Yield
a. Massa senyawa silikat hasil percobaan adalah
CH.
Massa kertas saring + senyawa silikat

6,92

gram
CI. Massa kertas saring
= 1,41 gram
CJ. Massa senyawa silikat
= 5,51 gram
b. Massa senyawa silikat berdasarkan stoikiometri
CK.
Mol NaOH = N x V
CL.
= 5N x 0,1 L
CM. = 0,5 mol
CN.
Massa SiO2 = 94,4% x massa abu sekam padi
CO.

= 94,4% x 10 gram

CP.

= 9,44 gram
gram
=
Mr

CQ. Mol SiO2

9,44 gram
60,08 gram/ mol

CR.

CS.
CT.

= 0,1571 mol
CU.
CV.
CW. Reaksi yang terjadi di reaktor
CX. nSiO2(s) + 2NaOH(l) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)
CY. M
: 0,1571
0,5
CZ. B
: 0,1571
0,3142
0,1571
0,1571
DA. S
:
0,1858
0,1571
0,1571
DB. Keterangan:
DC. Semua dalam satuan mol
DD.
DE.
Massa Na2SiO3
= mol x Mr
DF.
= 0,1571 mol x [ ( 23 x 2 ) + 28 + ( 16
x 3) ]
DG.
= 0,1571 mol x 122 gram/mol
DH.
= 19,16 gram
DI.
DJ. Reaksi yang terjadi saat netralisasi
10 x x densitas
Molarias H2SO4
=
Mol H2SO4
=VxM
DK.
Mr
= 0,019 L x 7,6 M
= 0,1444 mol

DL.

10 x 50 x 1,49
98

DM.
= 7,6 M
DN.
DO. Keterangan:
Densitas H2SO4 50% adalah 1,49 (LabChem, 2012)
Volume 0,019 L adalah volume H2SO4 50% yang direaksikan dengan filtrat pada
penyaringan pertama untuk mencapai pH 7
DP.
DQ. Na2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2O
DR. M
:
0,1571
0,1444
DS. B
:
0,1444
0,1444
0,1444 0,1444
0,1444
DT. S
:
0,0127
0,1444 0,1444
0,1444
DU. Keterangan:
DV. Semua dalam satuan mol
DW.
Massa Na2SO4
= mol x Mr
DX.
= 0,1444 mol x [ ( 23 x 2 ) + 32 + ( 16
x 4) ]
DY.
= 0,1444 mol x 142 gram/mol
DZ.
= 20,5 gram
EA.
c. Persentase Yield/Rendemen Produk Silikat yang Terbentuk
EB. Persentase rendemen (yield) =

massa natriumsilikat berdasarkan praktikum


massanatrium silikat secarateoretis
EC.

100%
=

ED.
EE.
EF.
I. PEMBAHASAN
1. Pembahasan Oleh Abdul Kholik (141411001)
EG.

5,51 gram
1 9 , 16 gram

x 100%

= 0,2876 x 100%
= 28,76%

Sekam padi merupakan limbah hasil pertanian yang masih menjadi

permasalahan besar. Kandungan abu dalam sekam padi sekam adalah 20% dan
mengandung SiO2 (silika) cukup tinggi. Senyawa silika merupakan bahan kimia yang
pemanfaatan dan aplikasinya sangat luas mulai bidang elektronik, mekanik, medis,
seni dan bidang lainnya (Utami, 2014).

EH.

Pembuatan natrium silikat yang pernah dilakukan pada penelitian

sebelumnya oleh farius (2009) ialah melalui reaksi antara pasir silika dan natrium
hidrosida dengan variasi rasio massa NaOH dan ukuran partikel pasir silika dalam
furnance dengan temperature 500C sehingga dihasilkan natrium silikat dalam bentuk
gelas kaca dengan rasio massa terbaik yaitu 2,4 g/g NaOH/SiO 2 dan ukuran pasir silika
50/60 mesh. (Adesta, 2015). Namun, yang pertama dilakukan pada praktikum kali ini
adalah menimbang abu sekam padi sebanyak 10,0 gram dan di haluskan. Tujuan dari
penghalusan abu sekam padi ini adalah agar reaksi berjalan lebih cepat. Ketika
menghaluskan, dilakukan juga pemanasan NaOH 5 N 100 ml sampai mencapai suhu
operasi, yaitu 100C. Setelah suhu NaOH 100C, kemudian abu sekam padi yang
sudah di haluskan dilarutkan kedalam NaOH. Reaksi berlangsung selama 60 menit dan
terjadi reaksi sebagai berikut.
EI.
2NaOH(l) + nSiO2(s) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)
EJ.
Setelah 60 menit berlalu, larutan tersebut disaring untuk memisahkan
residu padatan dari larutan produk reaksi yang berupa larutan natrium silikat.
Kemudian filtrat hasil dari penyaringan sebelumnya dinetralisasi dengan larutan H2SO4
50% sebanyak 19 ml, yang bertujuan untuk menetralkan kelebihan NaOH dan
menghasilkan endapan silika berwarna putih. Penetralan ini juga membentuk garam
natrium sulfat (Na2SO4). Reaksi netralisasi digambarkan pada persamaan reaksi berikut
ini.
EK.
EL.

Na2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2O

Setelah itu, larutan hasil netralisasi ditambahkan dengan 100 ml

aquades 50-60oC. Penambahan aquades ini bertujuan untuk menghilangkan Na2SO4.


Kemudian, dilakukan penyaringan kedua dan residu yang didapatkan di oven dengan
suhu 60oC selama 24 jam. Natrium silikat yang sudah terbentuk kemudian ditimbanng

dan diperoleh berat natrium silikat sebesar 5,51 gram dengan presentase yield sebesar
28,76%.
EM.

Dalam praktikum ini tidak dilakukan pengukuran titik leleh, karena

titik leleh natrium silikat yang menurut literatur lebih dari 1000C sehingga tidak
mungkin dilakukan pengukuran titik leleh di laboratorium.
EN.
2. Pembahasan Oleh Aldi Muhamad Ramdani (141411002)
EO.

Pada praktikum kali ini, dilakukan pembuatan natrium silikat dengan

bahan baku abu sekam padi. Sekam padi merupakan limbah hasil pertanian, kandungan
silika pada abu sekam padi mencapai 94,4%.
EP.
Hal yang pertama dilakukan adalah menyiapkan NaOH 5 N sebanyak
100 ml dalam Erlenmeyer 500 ml. Erlenmeyer pada praktikum kali ini sebagai reaktor.
Larutan tersebut dipanaskan sampai mencapai suhu 100oC dan diaduk dengan
magnetic stirrer di ruang asam. Sambil menunggu larutan mencapai kondisi operasi
seperti itu, Abu sekam sebanyak 10 gram dihaluskan menggunakan mortal dan alu. Hal
tersebut dilakukan supaya reaksi berlangsung denukurangan cepat, karena semakin
kecil ukuran abu sekam akan mempercepat dan memperbesar difusi massa NaOH ke
dalam pori abu sekam. Setelah kondisi operasi tercapai pada suhu 100 oC, abu sekam
dimasukkan ke dalam reaktor. Reaksi yang berlangsung:
EQ.
2NaOH(l) + nSiO2(s) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)
ER. Reaksi yang berlangsung selama kurang dari 60 menit ini, larutan hasil
reaksi yang terbentuk disaring menggunakan penyaring Buchner untuk memisahkan
residu padatan. Kondisi fisik filtrat tidak berwarna didapatkan setelah penyaringan.
Filtrat dinetralisisasi dengan larutan H2SO4 50% sebanyak 19 ml. Tujuan dari
netralisasi ini adalah untuk menetralkan NaOH berlebih yang ada dalam larutan
natrium silikat. Larutan tersebut menjadi berwarna putih. Reaksi netralisasi yang
berangsung:
ES.

Na2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2O

ET.

Larutan hasil netralisasi ditambahkan dengan aquades 100 ml dengan

suhu 50-60oC, tujuannya supaya Na2SO4 larut dalam air. Selanjutnya larutan tersebut
disaring lagi menggunakan penyaring Bucher. Na2SO4 akan terbawa menjadi filtrat,
karena larut dalam air. Residu yang didapatkan disimpan di oven dengan suhu 60 oC
selama 24 jam. Setelah kering, kemudian senyawa ini ditimbang dan didapatkan massa
senyawa ini adalah 5,51 gram. Dengan persentase yield sebesar 28,76%. Praktikan
tidak mengukur titik leleh karena titik leleh natrium silikat lebih dari 1000 oC
sedangkan alat titik leleh di laboratorium adalah 400 oC. Yield ini bernilai kecil, bisa
disebabkan karena proses pemanasan antara NaOH dengan abu sekam yang dilakukan
praktikan kurang dari 60 menit. Reaksi seharusnya berlangsung selama 60 menit,
sehingga konversi silika saat praktikum tidak dapat maksimal.
EU.
3. Pembahasan Oleh Arif Imanuddin (141411003)
EV.

Pada praktikum kali ini, dilakukan pembuatan natrium silikat dengan

bahan baku abu sekam padi. Abu sekam padi digunakan sebagai bahan baku karena
mempunyai kandungan silika yang tinggi yang mencapai 94,4% dan mengandung
sedikit pengotor (Foletto, 2006). Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan
reaktor, reaktor yang digunakan adalah Erlenmeyer 500 ml.
EW. Kemudian 100 ml larutan NaOH 5N dimasukkan ke dalam reaktor.
Volume dari larutan NaOH 5N yang digunakan ini sudah dihitung sebelumnya.
Sehingga mol dari larutan ini 3 kali lipat nilainya dari mol senyawa silika yang
digunakan. Ketika semua larutan NaOH 5N sudah ada dalam reaktor dimasukkan
pengaduk magnet. Kemudian hot plate dinyalakan dan ditunggu sampai larutan
tersebut mencapai suhu operasi, yaitu 100oC. Pemutaran dengan pengaduk magnet juga
dinyalakan.
EX.

Pada saat yang sama abu sekam padi dihaluskan, hal ini bertujuan agar

reaksi antara NaOH dan abu sekam padi menjadi lebih cepat. Karena semakin kecil
ukuran abu akan mempercepat dan memperbesar difusi massa NaOH ke dalam pori

abu, sehingga mempercepat reaksi kimia (Suswanto, 2011). Saat suhu operasi sudah
tercapai, 10,0 gram abu sekam padi yang sudah dihaluskan dimasukkan kedalam
reaktor. Kemudian, reaktor ditutup dan dioperasikan pada suhu dan tekanan konstan.
Reaksi berlangsung selama 60 menit dan terjadi reaksi berikut ini.
EY.
2NaOH(l) + nSiO2(s) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)
EZ. Reaksi yang berlangsung selama 60 menit ini dilakukan agar konversi
silika saat praktikum dapat maksimal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh V.R. Shelke dkk (2010). Berikut ini adalah tabel hasil penilitiannya.
FA.
Tabel 3. Hasil penelitian mengenai pengaruh waktu terhadap konversi silika
FB.

P
aramete

FC.

FD.

Run No.

Run No. 6

rs

FE.

FF.Ru

Run No.

10

No.
11

FG.

HA (g)
FL.
N
aOH
(g)
FQ.

FH.
10
FM.

FI. 10
FN.

12
W

ater

FR.

FJ. 10
FO.

12

12

FS.50

FT.50

50
FW.

FX.

(oC)
GA.

99
GB.

99
GC.

40

60

ime
(min)
GF.
D
ry SiO2

GG.
6.45

10
FP.12

FU.
50

(ml)
FV.Temp.
T

FK.

FY.99

GH.
8.76

GD.
90
GI.6.14

FZ.
99
GE.
120
GJ.
5.70

(g)
GL.

GK.
Sumber: (Shelke, 2010)
Setelah berlangsung selama 60 menit, bagian penutup reaktor dibuka

dan larutan hasil reaksi yang terbentuk disaring. Produk reaksi disaring dalam
penyaring Buchner untuk memisahkan residu padatan dari larutan produk reaksi.
Larutan kental, transparan, dan tidak berwarna didapatkan setelah penyaringan. Dan

didapatkan pula residu (ada di kertas saring) yang mengandung karbon yang tidak
terbakar dan abu dari arang (Shelke, 2010). Filtrat dari proses penyaringan, yaitu
larutan natrium silikat kemudian dinetralisasi dengan larutan H2SO4 50% sedikit demi
sedikit sampai larutan mencapai pH 7, untuk mencapai pH tersebut dibutuhkan
sebanyak H2SO4 50% 19 ml. Tujuan dari netralisasi ini adalah untuk menetralkan
NaOH berlebih yang ada dalam larutan natrium silikat. Pada pH 7 ini dihasilkan
endapan silika berwarna putih yang akan dikeringkan dalam oven dan juga garam
natrium sulfat (Na2SO4). Reaksi netralisasi mengikuti persamaan reaksi berikut ini.
GN.

GM. Na2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2O


Untuk menghilangkan Na2SO4 yang ada dalam larutan natrium silikat,

maka larutan ditambahkan dengan aquades 100 ml 50-60oC. Penambahan aquades ini
akan membuat Na2SO4 larut dalam air. Sehingga ketika dilakukan penyaringan kedua,
Na2SO4 akan menjadi filtrat. Sementara residu yang didapatkan di oven dengan suhu
60oC selama 24 jam. Setelah kering, kemudian senyawa ini ditimbang dan didapatkan
massa senyawa ini adalah 5,51 gram. Dengan persentase yield sebesar 28,76%%.
GO. Untuk pengukuran titik leleh tidak dilakukan, dikarenakan suhu
makasimal yang dapat diukur pada alat melting point di laboratorium adalah 400oC.
Sedangkan titik leleh dari natrium silikat menurut literatur adalah 1.088 oC (Sodium
Silicate, 2015).
GP.
4. Pembahasan Oleh Ayu Nurpitriani (141411005)
GQ. Kadar SiO2 yang terkandung dalam abu sekam padi sebesar 94,4 %.
Kadar yang tinggi ini ini sangat berpotensi untuk membuat natrium silika. Natrium
silika mempunyai banyak manfaat di kegiatan industri.
GR. Untuk membuat natrium silika yang pertama dilakukan adalah
menghaluskan 10 gram abu sekam padi sampai berukuran 100 mesh. Penghalusan ini
bertujuan untuk mempercepat reaksi karena semakin kecil ukuran abu akan
mempercepat dan memperbesar difusi massa NaOH ke dalam pori abu sehingga akan

mempercepat terjadinya reaksi. Sebanyak 100 mL NaOH 5 N dimasukan ke dalam


reactor dan larutan tersebut dipanaskan pada suhu 102 C dengan pengadukan 600
rpm. Kondisi operasi harus dicapai terlebih dahulu sehingga natrium silikat yang
dihasilkan akan lebih banyak. Setelah kondisi operasi tercapai abu sekam padi baru
dimasukkan ke dalam reaktor.
GS. Reaksi yang terjadi adalah
GT. 2NaOH(l) + nSiO2(s) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)
GU. Setelah pemanasan larutan disaring untuk diambill filtratnya.
Penyaringan dilakukan menggunakan penyaring Buchner dengan kertas saring yang
memiliki kerapatan lebih dibandingkan kertas saring biasa. Kertas saring biasa tidak
bisa memisahkan residu dengan filtratnya karena ukuran residu yang terlalu kecil
sehingga dapat melewati kertas saring.
GV. Filtrate yang didapat masih mengandung NaOH karena tidak mungkin
semua reaktan bereaksi. Untuk menghilangkan sisa NaOH yang ada, ditambahkan
H2SO4 50 % sedikit demi sedikit sampai pH 7 (netral). Untuk mencapai pH tersebut
ditambahkan 19 mL H2SO4 50 %. pH netral terlihat dari berubahnya kertas lakmus
menjadi berwarna hijau dan terbentuk endapan putih yang merupakan endapan
natrium silika. Reaksi yang terjadi adalah
GW. Na2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2O
GX. Dari reaksi netralisasi hasil samping yang didapat adalah natrium sulfat
air. Untuk menghilangkan natrium sulfat yang terbentuk maka ditambahkan air panas
untuk melarutkan Na2SO4. Setelah itu dilakukan penyaringan, residu yang
merupakan endapan natrium silika dikeringkan dalam oven yang bersuhu 60 C
selama 24 jam. Natrium silikat ysebesar 28,76%. Penentuan kemurinian natrium silika
dapat diketahui dengan menentukan titik lelehnya. Namun penentuan titik leleh tidak
dilakukan karena alat untuk mengukur titi leleh yang ada di laboratorium mempunyai
suhu maksimal sampai 400 C sedangkan dari literature yang didaapat titik leleh
natrium sulfat sebesar 1088 C sehingga penentuan titik leleh tidak dilakukan.
GY.

GZ.
HA.
HB.
HC.
HD.
HE.
J. KESIMPULAN
1. Reaksi serta kondisi operasi yang terjadi selama praktikum pembuatan natrium silikat
a. Pembentukan Natrium Silikat
HF. nSiO2(s) + 2NaOH(l) Na2O.nSiO2(s) + H2O(l)
HG. Kondisi proses reaksi adalah sebagai berikut.
HH. Tekanan (atm): 1, Ukuran abu (mesh); 100, Suhu ( oC); 102, Pengadukan
(rpm): 600, Waktu reaksi (menit): 60, Rasio mol reaktan NaOH/SiO2: 3
b. Netralisasi Larutan Natrium Silikat yang mengandung NaOH Berlebih
HI. Na2O.nSiO2 + H2SO4 nSiO2 + Na2SO4 + H2O
HJ. Penambahan H2SO4 50% dilakukan sampai pH larutan menjadi 7
2. Massa senyawa silikat yang dihasilkan melalui praktikum adalah 5,51 gram dengan
persentase yield sebesar 28,76%
HK.

HL.
HN.

DAFTAR PUSATAKA
HM.

Foletto, Edson Luis dkk.. 2006. Conversion of Rice Hull Ash into Soluble Sodium
Silicate. Vol. 9, No. 3, 333-338. Brazil.

HO.
HP.

Suswanto, Bambang dan Ninik Lintang. 2011. Pemanfaatan Limbah Abu Sekam Padi
Menjadi Natrium Silikat. Jurnal Fluida, Vol. VII, No. 1. http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCAQFjAA&url=ftp%3A%2F
%2Fki.polban.ac.id%2FJurnal%2520Fluida%2520Edisi%2520Mei
%25202011%2FPEMANFAATAN%2520LIMBAH%2520ABU%2520SEKAM
%2520PADI%2520MENJADI%2520NATRIUM
%2520SILIKAT.pdf&ei=jM5IVcyuM9OhugS7hYH4DQ&usg=AFQjCNHkhsd1OF0
ezmE-ooaUJkLDeF892g&sig2=
VEh8JcwGEJX4UNPf4cXJzQ&bvm=bv.92291466,d.c2E.

Bandung:

Politeknik

Negeri Bandung.
HQ.
HR.

Shelke, V.R. dkk.. 2010. Mesoporous Silica from Rice Husk Ash. Bulletin of Chemical
Reaction Engineering & Catalysis, 5 (2), 63-67.

HS.
HT.

Midkasna,

Adesta.

T.t..

Natrium

Silikat.

https://www.academia.edu/5847418/Natrium_ silikat [5 Mei 2015].


HU.
HV.

Utami, Sri dan Rike Rahayu. 2014. Pembuatan Natrium Silikat Dari Sekam Padi
http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100009034595/6369 [17 Mei 2015].

HW.
HX.

Wikipedia. 2015. Silicon Dioxide http://en.wikipedia.org/wiki/Silicon_dioxide [17


Mei 2015].

HY.
HZ.

________.

2015.

Sodium

Hydroxide

http://en.wikipedia.org/wiki/Sodium_hydroxide [17 Mei 2015].


IA.
IB.

________. 2015. Sodium Silicate. http://en.wikipedia.org/wiki/Sodium_silicate [4


Mei 2015].

IC.
ID.

________. 2015. Sulfuric Acid http://en.wikipedia.org/wiki/Sulfuric_acid [17 Mei


2015].

IE.

You might also like