Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
1. Galista Rasyid (12334001)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang CARA MENINGKATKAN
MOTIVASI KERJA. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas dari mata kuliah
manajemen farmasi. Melalui makalah ini kami berusaha menyampaikan sedikit uraian
tentang apa itu motivasi, motivasi kerja, dan bagaimana cara meningkatkan motivasi dalam
bekerja.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Dra. Lili Musnelina, M.Si. selaku dosen
pengajar manajemen farmasi yang telah membagi ilmunya kepada kami serta memberikan
kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini. Dan kami ucapkan terimakasih kepada
sumber yang telah kami jadikan sebagai rujukan dalam pengembangan pembuatan makalah
ini. Adapaun sumber dari proses penulisan ini telah kami sertakan dalam daftar pustaka.
Akhirnya kami berharap makalah ini menjadi kontribusi positif, melahirkan inovasi
dan memberikan inspirasi kepada pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang.................................................................................................. 1
B.
Tujuan............................................................................................................ 1
BAB II.................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN...................................................................................................... 2
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pola Motivasi................................................................................................. 13
G.
Proses Motivasi............................................................................................. 13
I.
H.
BAB III............................................................................................................... 17
PENUTUP........................................................................................................... 17
Kesimpulan.......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motif atau dalam bahasa Inggris motive, berasal dari kata motion yang berarti
gerakan atau sesuatu yang bergerak. Motif adalah alasan alasan atau dorongan
dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu. Semua
tingkah laku manusia pada hakikatnya memiliki motif.
Selain motif, dikenal juga istilah motivasi. Motivasi berarti membangkitkan motif,
membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat
sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan. Seseorang melaksanakan
kecakapan karena adanya suatu motif. Jika motif ini tidak timbul, belum tentu seseorang
itu dapat berbuat demikian.
Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya.
Dalam menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat
menjalankan segala sesuatu yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam
dunia pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun
teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini pula yang
dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja dengan baik apabila
ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula.
Motivasi kerja tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan
memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, mapun lingkungan kerja itu sendiri.
Namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja
karyawan. Terdorong akan rasa keingintahuan serta kenyataan seperti yang tersebut itulah
yang membuat penulis memilih topik mengenai cara meningkatkan motivasi kerja.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi dan motivasi kerja
2. Untuk mengetahui pentingnya motivasi kerja bagi para pegawai
3. Untuk mengetahui Teori-teori Motivasi, Pola Motivasi, dan Model Harapan dalam
Motivasi Pegawai
BAB II
PEMBAHASAN
1. Wexley & Yukl (dalam Asad, 1987) mengemukakan bahwa motivasi adalah
pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi
motif.
2. Mitchell (dalam Winardi, 2002) mengemukakan bahwa motivasi mewakili prosesproses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya
persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
3. Gray (dalam Winardi, 2002) mengemukakan bahwa motivasi merupakan sejumlah
proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang
menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan
kegiatan- kegiatan tertentu.
4. Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan
tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut
adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang
di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah
laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).
5. McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan
tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi
mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena
kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya.
Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis
maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula
(Suprihanto dkk, 2003).
6. Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan
tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan.
Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa
perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah
terjadi di dalam diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah
proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya
persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik
yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya
sikap antusiasme dan persistensi.
individu yang berpengaruh atas tingkat, arah dan gigihnya upaya seseorang dalam
pekerjaannya.
3. George R. Terry, motivasi kerja adalah suatu keinginan dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk bertindak sesuatu.
4. Dr. Sondan P. Siagia, MPA, motivasi kerja merupakan keseluruhan proses pemberian
motif bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan
ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
5. Wahjosumadjo, motivasi kerja merupakan suatu proses psikologis
yang
mencerminkan interaksi antara sikap kebutuhan persepsi dan kepuasan yang terjadi
pada diri seseorang.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi
kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam
dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan
semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
hal yang sama dengan kita. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan sosial dan
bagian eksternal dari kebutuhan esteem (penghargaan dari Maslow.
3) Kebutuhan pertumbuhan (growth needs), merupakan kebutuhan-kebutuhan yang
dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh.
Selain kebutuhan aktualisasi diri, juga mencakup bagian intrinsik dari
kebutuhan harga diri dari Maslow.
c. Teori Motivasi Dua Faktor
Teori dua faktor disebut juga teori hygiene-motivasi dikembangkan oleh
Herzberg. Frederick Herzberg (1966) menganalisis motivasi manusia dalam organisasi
dan memperkenalkan teori motivasi dua faktor. Teori ini membicarakan dua golongan
utama kebutuhan menutup kekurangan dan kebutuhan pengembang.
Dengan menggunakan teknik insiden kritis, Herzberg mengumpulkan data
tentang kepuasan dan ketidakpuasan orang dalam pekerjaan mereka. Analisisnya
menimbulkan dua kumpulan faktor yang memuaskan kebutuhan manusia, yaitu :
1.
Kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan kerja
2.
Kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja.
Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja disebut motivator, yang
meliputi prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan, atau promosi pekerjaan itu
sendiri, dan potensi bagi pertumbuhan pribadi. Faktor faktor ini jika ditanggapi
secara positif, maka pegawai akan cenderung akan merasa puas dan termotivasi.
Namun sebaliknya, bila faktor faktor tersebut tidak ada di tempat kerja, maka
pegawai akan kekurangan motivasi, namun tidak berarti mereka tidak puas dengan
pekerjaan mereka.
Faktor faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan disebut faktor pemeliharaan
(maintance) atau kesehatan (hygiene), yang meliputi gaji, pengawasan, keamanan
kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antarpribadi
dengan rekan kerja, atasan, bawahan di tempat kerja. Bila faktor faktor ini
ditanggapi dengan positif, pegawai yang akan mengalami kepuasaan atau tampak
termotivasi, namun sebaliknya jika faktor faktor tidak ada maka pegawai akan
merasa tidak puas.
d. Teori Desakan Kebutuhan Murray
Menurut Murray, kebutuhan kebutuhan manusia berdiri sendiri sendiri,
terpisah satu sama lain. Jika kita mengetahui kekuatan atau tingkatan kepuasan satu
kebutuhan, tidak berarti kita akan tahu pula mengetahui pula mengenai kebutuhan
6
kebutuhan lain. Jadi untuk mengetahui apa yang memotivasi, kita harus mengukur
kekuatan semua kebutuhan yang penting, dan bukan hanya sekedar menentukan
tingkat yang telah dicapainya dalam suatu hierarki atau jenjang kebutuhan.
Teori motivasi kebutuhan Henry A. Murray (1983) dinamakan teori kebutuhan
manifestasi atau teori desakan kebutuhan. Setiap orang dianggap memiliki jenis
kebutuhan yang berbeda yang mempengaruhi perilaku. Secara keseluruhan, Murray
berpendapat bahwa setiap orang mempunyai kira kira dua lusin kebutuhan. Ia yakin
bahwa kebutuhan lebih banyak diperoleh dari luar, bukan sesuatu yang diwarisi, dan
diaktifkan oleh isyarat di lingkungan luar.
e. Teori kebutuhan McClelland
McClelland adalah seorang psikolog sosial yang terkenal dengan pemikirannya
mengenai kebutuhan untuk berprestasi. Konsep ini disingkat dengan symbol n-Ach.
Menurut David McClelland untuk membuat suatu pekerjaan berhasil, yang paling
penting adalah sikap terhadap pekerjaan tersebut. Orang dengan n-Ach tinggi, yang
memiliki kebutuhan untuk berprestasi, akan mengalami kepuasan bukan karena
imbalan dari hasil karyanya melainkan karena hasil kerjanya dianggap sangat baik.
Kebutuhan untuk berprestasi, menurut McClelland adalah suatu daya dalam
mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, cepat, efektif, dan
efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Ini disebabkan virus mental.
Virus Mental adalah daya pendorong yang apabila terjangkit di dalam jiwa manusia,
daya tersebut akan berkembang biak dengan cepat dan akan meluas serta menimbulkan
dampak dalam kehidupan.
Selanjutnya McClelland mengatakan bahwa dalam sebuah masyarakat terdapat
orang yang memiliki n-Ach yang tinggi maka masyarakat tersebut akan menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
2.
Tingkah Laku
Tingkah laku adalah sebagai cara atau alat yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan. Sebenarnya semua perilaku merupakan serentetan kegiatan. Para psikolog tertarik
pada hal yang membuat orang melakukan suatu perbuatan dan yang membuat mereka
seperti apa adanya. Namun, kita tidak mungkin mengkaji dan mengobservasi semua itu
secara langsung.
Sebetulnya amat sukar untuk mengenal jiwa manusia karena sifatnya yang abstrak.
Satu satunya cara yang bisa dilakukan adalah mengobservasi tingkah lakunya meskipun
tingkah laku tidak merupakan pencerminan jiwa keseluruhan. Jiwa selalu diekspresikan
melalui jiwa dan raga. Walaupun begitu, karena keunikan manusia pula, kita tidak boleh
7
memberikan penilaian tertentu terhadap jiwa seseorang atas dasar pengamatan tingkah
laku, sebab ada orang yang menangis bukan karena sedih melainkan karena senang.
Misalnya kita mengajukan pertanyaan tentang bermacam macam manusia :
Apakah kebenaran yang mendasar dan tanpa kecuali mengenai tingkah laku manusia
kepada para mahasiswa, anggota serikat pekerjaan, manajer, arsitek, guru, dan dokter.
Jawaban jawaban akan mengandung kesimpulan umum sebagai berikut (Leavitt, 1978) :
- Manusia adalah produk dari lingkungan
- Manusia menginginkan keamanan
- Yang dikehendaki manusia adalah roti dan keju atau nasi dan ikan.
- Manusia pada dasarnya malas
- Manusia pada dasarnya suka mementingkan diri sendiri
- Manusia hanya mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan
- Manusia adalah makhluk yang dibentuk oleh kebiasaan
- Manusia adalah produk dari sifat sifat yang diturunkan nenek moyang.
Dalam rangkaian pernyataan tersebut, menurut Leavitt (1978), terkandung tiga
asumsi penting, yaitu :
Pertama, pandangan tentang sebab akibat (causality), yaitu pendapat bahwa
setiap tingkah laku manusia itu ada sebabnya. Sebab musabab merupakan hal mutlak bagi
paham bahwa lingkunan dan keturunan mempengaruhi tingkah laku dan bahwa apa yang
ada di luar mempengaruhi apa yang ada di dalam.
Kedua, pandangan tentang arah atau tujuan (directedness), yaitu tingkah laku
manusia disebabkan tidak hanya disebabkan oleh sesuatu, tetapi juga menuju kearah
sesuatu.
Ketiga, konsep tentang motivasi (motivation), yang melatarbelakangi tingkah laku
yang dikenal juga sebagai suatu desakan, keinginan, kebutuhan, atau dorongan.
Psikologi memandang tingkah laku manusia (human behavior) sebagai reaksi yang
dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia khususnya, memang
terdapat bentuk tingkah laku instingsif yang didasari oleh kodrat untuk mempertahankan
kehidupan.
Menurut Saifuddin Azwar, salah satu karakteristik reaksi perilaku manusia yang
menarik adalah sifat diferensialnya (Azwar, 1995). Maksudnya satu stimulus dapat
menimbulkan lebih dari satu respons yang berbeda, dan beberapa stimulus yang berbeda
dapat saja menimbulkan satu respons yang sama.
C.T. Morgan menyebut instrumental behavior untuk tingkah laku yang
dipergunakan sebagai alat atau cara agar tujuan tercapai. Tingkah laku ini, apakah sesuai
atau tidak sesuai, baik atau tidak baik, melanggar atau tidak melanggar norma, semuanya
disebut tingkah laku. Selanjutnya Morgan mengemukakan beberapa bentuk tingkah laku
instrumental sebagai berikut :
1) Aktivitas, ialah gerakan gerakan yang timbul menyertai adanya kebutuhan
8
2) Gerakan gerakan naluriah, ialah suatu gerakan yang dapat dilakukan tanpa
dipelajari terlebih dahulu.
3) Refleks, ialah suatu gerakan yang diperlihatkan orang untuk mempertahankan atau
melindungi tubuh dari kemungkinan kemungkinan cacat, cedera, luka, dan lain
lain.
4) Belajar secara instrumental, ialah mempelajari sesuatu yang terjadi tanpa sengaja.
3.
Tujuan
Unsur ketiga dari lingkaran motivasi adalah tujuan yang berfungsi untuk
memotivasi tingkah laku dan juga menentukan seberapa aktif individu akan bertingkah
laku. Pada dasarnya tingkah laku manusia itu bersifat majemuk. Selain tujuan pokok
(primary goal), ada pula tujuan lain atau tujuan sekunder (secondary goal).
Sebagaimana halnya dalam proses belajar instrumental, tujuan sekunder juga
diperoleh melalui suatu proses belajar. Akan tetapi berbeda dengan proses belajar
instrumental, seseorang seakan akan secara sengaja mempelajari suatu cara untuk
memperoleh sesuatu, dalam terjadinya tujuan sekunder, tidak ada persoalan sengaja atau
tidak sengaja.
Tujuan ini juga bisa berupa objek yang konkret atau berupa objek yang abstrak.
Dan bila tujuan tujuan ini bisa diperoleh, kebutuhan kebutuhan terpenuhi.
Terpenuhinya kebutuhan kebutuhan ini juga barangkali hanya untuk sementara, sebab
pada saat lain, kebutuhan kebutuhan itu mungkin bisa timbul lagi.
organism individu dapat digolongkan dalam motif sekunder. Sebagai contoh rasa
takut.
2. Motif Intrinsik dan motif ekstrinsik
Motif intrinsic adalah motif yang berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar.
Dalam individu sendiri, memang telah ada dorongan itu. Seseorang melakukan
sesuatu karena ingin melakukannya. Sebagai contoh orang yang gemar membaca
buku tanpa adanya dorongan maka dia akan mencari sendiri buku buku untuk
dibacanya.
Motif ekstrinsik adalah motif yang berfungsi karena adanya perangsang dari
luar. Misalnya, seseorang melakukan sesuatu karena untuk memenangkan hadiah
yang ditawarkan untuk perilaku tersebut.
3. Motif tunggal dan motif bergabung
Motif tunggal adalah motif yang berdiri sendiri yang tidak dipengaruhi oleh
motif lain. Misalnya membaca surat kabar.
Motif bergabung adalah motif tunggal yang bergabung dengan motif tunggal
lain untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya membaca surat kabar untuk mencari
4.
5.
6.
Motif teogenetis adalah motif yang berasal dari interaksi antara manusia dan
Tuhan. Manusia memerlukan interaksi dengan Tuhannya untuk bisa menyadari
tugasnya sebagai manusia yang berketuhanan dalam masyarakat yang beragama ini.
orang memandang pekerjaan dn menjalani kehidupan mereka. Empat pola motivasi yang
sangat penting adalah prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan.
a. Prestasi : Doronga ntuk mengatasi tantangan, untuk maju dan berkembang.
b. Afiliasi : Doongan untuk berhubungan dengan orang-orang secara efektif
c. Kompetensi: Dorongan untuk mencapai hasil kerja dengan kualitas tinggi
d. Kekuasaan: Dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan situasi
G. Proses Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi adalah sebagai
berikut :
1. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi.
Baru kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.
2. Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan
karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepntingan pimpinan atau
perusahaan saja.
3. Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan
bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa
saja yang harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
4. Integrasi tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan
kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk
memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu
karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan
tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian
motivasi.
5. Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan
individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
6. Team Work
12
Manajer harus membentuk Team work yang terkoordinasi baik yang bisa
mencapai tujuan perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan
biasanya terdapat banyak bagian.
I. Prinsip-Prinsip Motivasi Kerja
Anwar P. Mangkunegara (2007:100), mengatakan bahwa terdapat beberapa prinsip
dalam memotivasi kerja karyawan adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut
berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
2. Prinsip Komunikasi.
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah
dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip Pengakui Andil Bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil dalam
usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah
dimotivasi kerjanya.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai
bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang
dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk
mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.
5. Prinsip Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai
bawahan, akan memotivasi pegawai bekrja apa yang diharapkan oleh pemimpin.
3.
4.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau
pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu
pekerjaan.Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa
motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari
dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi
menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Teori-teori Motivasi
Kerja dipengaruhi oleh kebutuhan, tingkah laku, dan tujuan. Berikut adalah teori-teori
kebutuhan:
1.
2.
3.
4.
5.
kekuasaan. Vroom menjelaskan bahwa motivasi adalah hasil dari tiga factor: seberapa besar
orang menginginkan imbalan (valensi), perkiraan orang itu tentang kemungkinan bahwa
upaya yang dilakukan akan menimbulkan prestasi yang berhasil (harapan), dan perkiraan
bahw prestasi itu akan menghasilkan perolehan imbalan (instrumentalitas) hubungan ini
dinyatakan dalam rumus berikut: Valensi x Harapan x Instrumentalisasi = Motivasi
16
DAFTAR PUSTAKA
http://seibat92.blogspot.com/
http://msyaifull.blogspot.com/2013/05/makalah-motivasi-kerja.html
http://awaluddinihsan.blogspot.com/2014/04/makalah-motivasi-kerja.html
17