You are on page 1of 12

MAKALAH PRAKTIKUM ANTENA PEMANCAR

DAN PENERIMA

Disusun untuk memnuhi Tugas


Mata Kuliag Praktikum Antena dn Propagasi
Semester 4
PEMBIMBING

Mochammad Taufik, ST., MT

Anggota Kelompok :
Anselmus Xavereyno B.J
Devi Amalia Arini
Kiki Lailatul Rahmadhani
Oky Surya Pratama

(1341160069)
(1341160051)
(1341160013)
(1341160015)

POLITEKNIK NEGERI MALANG


2015

BAB I
LAPORAN ANTENA PEMANCAR DAN PENERIMA
1.1.

Tujuan
a. Mengoperasikan pemancar UHF dan mengetahui daya yang diradiasikan.
b. Mengerti kondisi match dan miss - match antara beban pada ujung saluran
koaksial dan antenna pemancar.
c. Mengerti dasar- dasar antenna pemancar yang digunakan sebagai beban.
d. Mengenal hubungan asymmetric antenna batang gelombang (rod
antenna) dan antenna dipole asymmetric gelombang, menggunakan
rangkaian simetri dengan saluran koaksial.
e. Mengenal kualitas dan efektifitas rangkaian simetri ini,saat antenna
matching.
f. Mengukur distribusi arus dan tegangan sepanjang gelombang dipole dan
sepanjang rod antenna.
g. Menentukan dengan pengukuran,polarisasi gelombang yang diradiasikan.
h. Mengerti perubahan pada ciri ciri antenna, menghasilkan perubahan
perbandingan yang baik.

1.2.

Alat dan Komponen yang Digunakan


No
1
2
3
4
5
6

1.3.

Nama Alat/Komponen
Pemancar UHF
Antena 2- elemen
Antena Folded Dipole 1/2 Gelombang
Kabel Koaksial (50), Panjang 50 cm
Hand Probe indikasi arus
Hand Probe indikasi tegangan

Diagram Alat yang digunakan

Jumlah
1
1
1
1
1
1

1.4.

Pengaturan dan Set up


a. Pengaturan Pemancar

1. Hubungkan kabel Power pemancar dengan tegangan jala jala listrik.


2. Hidupkan pemancar dengan memindah switch power ke atas. Pemancar
akan membangkitkan frekuensi 434 Mhz, dengan daya yang dihasilkan
pemancar antara 0 sampai 2 watt.
b. Pengaturan Daya Pada Pemancar
1. Untuk mengatur daya pada pemancar, set switch S1 ke atas.
2. Lalu putar control Pout. Gunakan skala Watt( 0 Watt 2 Watt) pada
Skala Meter untuk melihat berapa daya yang dikeluarkan oleh
pemancar.
c. Pengukuran Matching (UF dan UR)
Hubungkan Antena dengan kabel koaksial ke output pemancar.
1.
Set Switch S1 ke SWR
2.
Untuk mengukur besarnya tegangan maju(UF), Atur Switch S2 ke UF.
3.
Untuk mengukur besarnya tegangan balik(UR), Atur Switch S2 ke UR.
Baca berapa persentase tegangan- nya pada Skala Meter menggunakan
4.
skala persentase.
1.5.
Prosedur Percobaan
a. Pengukuran Matching Antena
1. Pasang antenna Folded Dipole dengan polarisasi horizontal seperti
gambar berikut:

2. Hubungkan Antena dengan kabel koaksial ke output pemancar.


3. Atur daya Output pemancar 2W.
4. Set Switch pada SWR, lalu Atur Switch S2 ke U F. Set tegangan UF
pada 100% dengan memutar sensitivity pada pemancar
5. Setelah itu, pindah Switch S2 ke U F. Baca berapa persentase
teganganUF pada Skala Meter menggunakan skala persentase.
6. Tentukan Faktor Refleksi pada Antena dengan rumus:
7. Tentukan Reflected Power pada Antena dengan rumus:
8. Tentukan daya yang diradiasikan pada Antena dengan rumus:
9. Tentukan SWR pada Antena dengan rumus:
10. Ulangi prosedur di atas untuk antenna 2 elemen.
b. Pengukuran Distribusi Tegangan
1. Pasang antenna Folded Dipole dengan polarisasi horizontal seperti
gambar berikut:

2. Hubungkan Antena dengan kabel koaksial ke output pemancar.


3. Atur daya Output pemancar 0.5 W.
4. Gunakan hand probe untuk indikasi tegangan pada jarak kurang lebih 1
cm.
5. Ulangi pengukuran dengan menggunakan antenna 2 elemen.
5.3 Pengukuran Distribusi Arus
1. Pasang antenna Folded Dipole dengan polarisasi horizontal seperti
gambar berikut:

2.
3.
4.
5.
1.6.

Hubungkan Antena dengan kabel koaksial ke output pemancar.


Atur daya Output pemancar 0.5 W.
Gunakan hand probe untuk indikasi arus pada jarak kurang lebih 1 cm.
Ulangi pengukuran dengan menggunakan antenna 2 elemen.
Hasil Percobaan

Menghitung

Pengukuran

Matching

Antena

Folded dipole
a. Menentukan Refleksi Antena
Menghitung Reflected Power

b. Menghitung

Daya

UF

= 100%

Pout = 1 Watt
UR terbaca = 30 %

yang

Diradiasikan Antena
-

c. Menghitung SWR

Pengukuran Matching Antena Twin


Pair

a. Menentukan RefleksI Antena

a. Menghitung Reflected Power


UF
= > 100%
Pout
= 1 Watt
UR terbaca
= 29 %

b. Menghitung

Daya

yang

Diradiasikan Antena
-

d. Menghitung Reflected Power


c. Menghitung SWR

e. Menghitung Daya yang Diradiasikan Antena


-

f. Menghitung SWR

Distribusi Arus dan Tegangan


1. Antena 2 Elemen
No
1
2
3
4
5

Panjang (cm)
0-3
3-6
6-9
9-12
12-15

Arus
6
5.8
5
3.6
1.8

Tegangan
0
0
0
0
0

2. Antena Folded Dipole


No
1
2
3
4
5

Panjang (cm)
0-3
3-6
6-9
9-12
12-15

Arus
0
0
0
0
0

Tegangan
0
0
0
0
0

1.7.

Analisa Data

Dalam hasil percobaan tersebut, Antena Pemancar terbagi menjadi 2 Jenis, folded
Dipole dan Antena two pair. Dimana, yang menghasilkan nilai SWR (Standing
Wave Ratio) pada kedua Antena tersebut dengan nilai yang mendekati sama. Hal
ini dikarenakan nilai factor refleksi pada kedua jenis Antena nilainya mendekati
kesamaan. Hal itu menyebabkan nilai matching impedansinya hampir
sama.Semakin jauh jarak probe arus, maka semakin rendah nilai arus yang
dipancarkan dari Antena
1.8.

Kesimpulan
a. SWR memilki hubungan dengan factor refleksi. Maka dari itu, factor
refleksi mempengaruhi SWR, semakin tinggi nilai factor refleksi maka
SWR semakin tinggi . Dengan demikian kualitas pemancaran daya
menjadi tidak optimal. Dan Daya yang kembali akan semakin tinggi.
b. Semakin jauh jarak arus, maka semakin rendah nilai arus yang
dipancarkan ke Antena

BAB II
DASAR TEORI
2.1.

Jurnal
Dari Jurnal oleh Andri Mulia Mahasiswa Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro
dan ilmu computer, Unikom. Dengan judul Desain dan Realisasi Antena Televisi UHF
Omnidireksional Berbasis Mikrostrip untuk Diaplikasikan di Daerah Tasikmalaya.
Frekuensi Kerja
daya yang dipancarkan
VSWR
Titik Frekuensi Ukur
420
450
479
500
530
556
580
590

= 556 Mhz
=

Bandwidth
Impedansi
Gain
Pola Radiasi

= 138 Mhz
= 75
= 7,10 dBi

Polarisasi

VSWR
1,476
1,678
1,530
1,450
1,253
1,077
1,481
1,832

B. Parameter Antena
Dalam melakukan penelitian pada sebuah antena digunakan parameter-parameter penilai, dimana
dengan parameter ini bisa ditentukan apakah suatu antena cocok dan bisa dalam
pengaplikasiannya.Parameter-parameter tersebut yaitu pola radiasi, direktivitas, Gain, polarisasi,
impedansi masukan, Bandwidth dan Voltage Standing Wave Ratio (VSWR).
a. Pola Radiasi
Pola radiasi yaitu besaran yang menentukan ke arah sudut mana antena memancarkan/
mendistribusikan energinya. Besaran ini diukur/dihitung pada medan jauh (far-field) dengan
jarak ke antena, dan divariasikan terhadap sudut. Pola radiasi terbagi menjadi 3 macam yaitu:
a. Pola Radiasi Isotropis yaitu yang memancarkan dan menerima energinya sama besar ke
seluruh bidang dan hanya ada secara fiktif.
b. Pola Radiasi Omnidireksional yaitu yang memancarkan dan menerima gelombang
elektromagnetik sama besar dalam satu bidang.
c. Pola Radiasi Direksional yang bisa mengkonsentrasikan energinya ke arah sudut tertentu.
b. Direktifitas
Direktifitas yaitu besaran yang menyatakan perbandingan kerapatan daya maksimal dengan
kerapatan rata-rata.Erat kaitannya dengan Gain.Atau sebagai perbandingan (rasio) intensitas
radiasi sebuah antena pada arah tertentu dengan intensitas radiasi rata-rata pada semua arah.
Jika arah tidak ditentukan, arah intensitas radiasi maksimum merupakan arah yang dimaksud.
Pada antena mikrostrip rectangular (persegi panjang), direktifitas dapat dicari menggunakan
persamaan :

c. Gain
Gain menentukan seberapa besar sebuah antena memfokuskan energi pancarnya. . Gain antena
merupakan parameter yang penting dalam suatu perancangan antena. Besarnya penguatan
tergantung pada harga direktifitas dan efisiensi, dibawah ini adalah persamaan untuk mencari

d. Polarisasi

Orientasi penjalaran gelombang elektromagnetik.menyatakan arah dan orientasi dari medan


listrik dalam perambatannya dari antena pemancar, atau menginformasikan ke arah mana medan
listrik memiliki orientasi dalam perambatannya.
e. Impedansi Masukan
Impedansi masukan penting untuk mencapai matching pada saat antena dihubungkan dengan
sumber tegangan, sehingga semua sinyal yang dikirim ke antena akan terpancarkan. Jika antena
tidak sepadan dengan saluran transmisi yang mencatunya, sebuah gelombang berdiri akan
terbentuk sepanjang saluran transmisi tersebut.

f. Bandwidth
Bandwidth antena didefinisikan sebagai interval frekuensi, di dalamnya antena bekerja sesuai
dengan yang ditetapkan oleh spesifikasi yang diberikan.Atau daerah/range frekuensi.
Sedangkan Bandwidth dalam persen menggunakan persamaan ini.

g. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)


VSWR adalah perbandingan tegangan maksimum dan minimum pada suatu gelombang
berdiri akibat adanya pantulan gelombang yang disebabkan tidak matchingnya impedansi
input antena dengan saluran transmisi.

BAB III
PERBANDINGAN DASAR TEORI DAN HASIL PERCOBAAN
Dari Percobaan yang telah dilakukan bahwa dengan kami menghitung koefisien pantul , kami
mendapatkan nilai SWR sebagai Parameter dari Antena. Hal tersebut sesuai dengan Jurnal yang
kami dapat bahwa rumus yang sama.
SWR yang kami dapatkan adalah 1.81 . Hal ini menurut Jurnal masih dapat dikatakan memenuhi
standar minimum, dikarenakan menurut Jurnal Nilai toleransi SWR pada Antena Pemancar
adalam maksimal 2. Nilai SWR yang masih memenuhi toleransi, dapat dikatakan bahwa berada
pada kondisi match. Oleh karena itu, Daya yang dipancarkan dari Antena Pemancar tidak
mengalami pemantulan, sehingga daya yang dikirim akan sama dengan daya yang diterima.

DAFTAR PUSTAKA
1.
Jurnal oleh Andri Mulia Mahasiswa Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro dan ilmu
computer, Unikom. Dengan judul Desain dan Realisasi Antena Televisi UHF Omnidireksional
Berbasis Mikrostrip untuk Diaplikasikan di Daerah Tasikmalaya.

You might also like